Equityworld Futures : Neraca perdagangan Indonesia berayun ke
defisit pada bulan Juni karena kenaikan impor makanan dan pakaian
menjelang bulan suci Ramadhan dan libur Idul Fitri, data resmi
menunjukkan Senin.
Defisit perdagangan pada ekonomi teratas
di Asia Tenggara mencapai $ 305 milyar, dibandingkan dengan surplus
tipis $ 70 milyar di bulan sebelumnya, menurut data dari badan statistik
nasional.
Masyarakat di Negara dengan mayoritas
Muslim yang paling padat penduduknya di dunia ini biasanya mencari
makanan-makanan yang mahal untuk buka puasa selama Ramadhan, dan pakaian
mewah untuk dipakai merayakan Idul Fitri.
Impor naik menjadi $ 15.72 milyar, naik 0,54 persen dari tahun sebelumnya.
Neraca perdagangan mendapatkan pukulan
berat pada awal tahun oleh larangan kontroversial terkiat ekspor
beberapa bijih mineral yang belum diproses yang mulai diterapkan pada
bulan Januari sehingga membuat defisit perdagangan hampir $ 2 milyar di
April lalu.
Namun ekspor mulai meningkat pada bulan
Juni, naik 4,5 persen per tahun yang ditopang peningkatan pengiriman
produk mineral olahan, membantu mengimbangi peningkatan impor.
'Telah ada pergeseran ekspor dari
mineral mentah menjadi ekspor mineral halus yang menyebabkan peningkatan
ekspor,' kata kepala badan statistic nasional, Suryamin.
Memastikan neraca perdagangan yang sehat
merupakan tantangan ekonomi utama untuk presiden terpilih di Indonesia
Joko Widodo, yang bulan lalu dinyatakan sebagai pemenang dalam
perlombaan memimpin Negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.
Ini adalah bagian penting dari transaksi
berjalan, yang beberapa kali mengalami defisit yang besar, memberi
tekanan pada rupiah dan menyebabkan perhatian utama bagi investor.
Sementara itu, inflasi turun menjadi
4.53 persen per tahun pada bulan Juli, dibandingkan dengan 6,70 persen
pada bulan Juni, melanjutkan tren menurun menyusul kenaikan tajam tahun
lalu yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM.
Sumber: AFP
No comments:
Post a Comment