Equityworld Futures : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Jakarta memprediksi harga jual hunian di Jakarta dan sekitarnya bakal naik sampai 30 persen. Kenaikan itu bisa terjadi jika rencana kenaikan harga BBM benar-benar diimplementasikan di pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Besarnya kenaikan dinilai masih dalam tahap wajar. "Kenaikan tidak akan setinggi 2012-2013 lalu, yang mencapai 40 persen," kata Ketua DPD REI Jakarta, Amran Nukman di kantornya, Senin (13/10).
Dari penjelasannya, tingginya kenaikan harga rumah dan properti di periode 2012-2013 lantaran tingginya permintaan masyarakat. Namun, seiring dengan koreksi pertumbuhan ekonomi, harga diprediksi turun.
"Jika BBM naik November, maka harga hunian baru dirasakan naik Maret."
Kenaikan harga hunian baik rumah ataupun apartemen tidak hanya didorong rencana kenaikan harga BBM. Faktor lain adalah makin mahalnya ongkos transportasi, biaya konstruksi dan suku bunga bank yang juga meningkat.
"Kenaikan harga bukan hanya dari faktor BBM saja." kata Arvin F. Iskandar Sekretaris REI Jakarta.
Arvin memprediksi, pertumbuhan penjualan properti hanya mencapai 10 persen pada tahun depan. Pengembang mengakui ada perlambatan dalam pertumbuhan properti di dalam negeri.
"Secara umum, bakal ada koreksi. Penjualannya tidak setinggi tahun lalu. Perusahaan punya biaya tetap, jadi memaksakan tetap tumbuh."
Pelaku bisnis properti masih berharap penjualan terus meningkat, pemerintah diharapkan tancap gas pada November mendatang, atau usai pelantikan Jokowi-JK. Selain itu, proses politik yang panas diharapkan mereda.
"Ini mempengaruhi ekspansi," katanya.
[noe]
0 comments:
Post a Comment