Equityworld Futures : Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengaku tidak terkejut dengan
melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat
ini. Saat ini Rupiah masih nyaman di level Rp12.000-an per USD dan
bahkan pernah mencapai Rp12.200 per USD.
"Saya enggak terkejut
sebelumnya, tekanan nilai tukar Rupiah terus terjadi, sempat Rp12.200
per USD, sekarang di Rp12.100an per USD," ucap Chatib di Hutan Kota
Srengseng, Jakarta Barat, Rabu (1/10/2014).
Chatib menambahkan,
untuk itu asumsi Rupiah dalam APBN 2015 di patok Rp11.900 per USD
dengan melihat kondisi yang ada. Bahkan menurutnya, Kementerian Keuangan
dan Bank Indonesia (BI) sudah mengantisipasi besaran Rupiah sejak Maret
2014.
"Ini penting, karena turbulensi nilai tukar, ada
kekhawatiran di pasar, walaupun Rupiah mengarah ke Rp12.000-an per USD.
Namun saya lihat tidak ada kekhawatiran di market," kata Chatib.
Menurut
Chatib, gejala pelemahan Rupiah ini terjadi karena ekspektasi kebijakan
moneter di AS yakni bank sentral the Fed bakal menaikkan suku bunga
lebih cepat dan tinggi di luar perkiraan pada tahun 2015.
"Dengan
kebijakan normalisasi, the Fed naikan suku bunga lebih awal, di
semester I-2015. Tingkatnya lebih tinggi dari perkiraan orang, sehingga
likuiditas ketat, makanya BI dan OJK mulai batasi persaingan bunga
antarbank. Efeknya likuiditas domestik ketat. Kita enggak ingin jadi warning out," paparnya. (rzy)
No comments:
Post a Comment