Padahal, harga minyak dunia saat ini di bawah USD 100 per barel jauh dari asumsi pemerintah yang menetapkan USD 105 per barel. Tetapi, pemerintah tidak melihat hanya harga minyak dunia, alasan lainnya adalah nilai tukar rupiah yang melemah.
Bahkan, jika merujuk pada harga rata-rata bulanan dan tahunan, kenaikan BBM subsidi harusnya Rp 3.500 per liter, demi mendekati harga keekonomian.
"Jadi presiden sudah memutuskan Rp 2000 adalah angka yang terbaik baik premium maupun solar. Kalau solar masih lebih besar lagi subsidinya," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Istana Negara, Senin (17/11). Berikut alasan pemerintah harus menaikkan harga BBM subsidi, saat harga minyak dunia turun.
[arr]
No comments:
Post a Comment