"Tetap antisipasi potensi berlanjutnya pelemahan jika tidak adanya sentimen-sentimen positif. Rp 12.215-12.194 (kurs tengah BI)," ujar Analis Woori Korindo, Reza Priyambada dalam riset hariannya, Jakarta, Senin (17/11).
Menurut dia, maraknya pemberitaan belum adanya kejelasan mengenai kenaikan harga BBM dan polemik yang kembali terjadi di parlemen terkait dengan rencana Pemerintah untuk mengambil kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi membuat laju Rupiah kembali tertekan.
Padahal dari lalu lintas pergerakan mata uang, belum dan tidak terjadi peningkatan permintaan akan USD seperti yang umumnya terjadi jelang akhir tahun.
Pergerakan USD dapat menguat karena terimbas pelemahan Yen seiring dengan rencana PM Jepang, Shinzo Abe, untuk mempercepat pemilu agar dapat mengkonsolidasikan mandat yang diberikan terkait penambahan stimulus. Pelemahan Pounds dan Yuan juga memberikan kesempatan pada USD untuk terapresiasi.
Sebelumnya akhir pekan kemarin, Jumat (14/11), nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, menguat tipis enam poin menjadi Rp12.194 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 12.200 per USD.
[noe]
No comments:
Post a Comment