Equityworld Futures Medan : Penurunan harga minyak membuat pencarian sumber gas metana batu bara (Coal Bed Methane/CBM) di Indonesia lesu. Hal tersebut terbukti dari mangkraknya proyek-proyek CBM di Tanah Air.
Direktur
Pembinaan Hulu Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian
Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Naryanto Wagimin menyatakan, dari 50
kontrak CBM yang ada, hanya 10 persen atau sekitar lima kontrak yang
sedang digarap. Hal tersebut semakin diperberat oleh penurunan harga
minyak dunia.
" Ada sekitar 10 persen sekitar 5 sampai 6 yang mengerjakan. Tapi karena harga minyak rendah dia down (turun)," kata Naryanto di Jakarta, Kamis (19/3/2015).
Naryanto melanjutkan, saat ini pemerintah sedang mencari cara agar 50 kontrak CBM tersebut kembali berjalan, dan cepat berporduksi.
"CBM ada 50 kontrak tidur supaya bangun bagaimana cara, itu yang masih kami cari," tutur Naryanto.
Pelaksana
Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Nyoman
Wiratmaja agar kegiatan eksplorasi CBM meningkat membutuhkan banyak
investor.
"Memang untuk CBM ini peningkatannya memang belum besar, kita butuh investor lebih banyak lagi," ungkapnya.
Untuk
menarik investor, saat ini pemerintah sedang menyiapkan aturan khusus
untuk kegiatan eksporasi dan ekploitasi CBM. Karena, dari
karakteristiknya CBM berbeda dengan gas konvensional atu gas bumi.
"Kami
sedang menyiapkan regulasi khusus untuk CBM. Karena yang ada sekarang
ini regulasinya adalah turunan gas konvensional," pungkasnya. (Pew/Ndw)
No comments:
Post a Comment