Equityworld Futures Medan : Harga minyak mentah dunia naik pada Jumat (10/4/2015) ini, seiring
penguatan data ekonomi Jerman dan ketidakpastian tentang negosiasi
mengenai program nuklir Iran. Bahkan penguatan dolar ikut menahan
lambungan harga minyak sehari sebelumnya anjlok 6 persen.
Melansir laman Reuters, harga minyak Brent untuk pengiriman Mei naik US$ 1,02 menjadi US$ 56,57 per barel, setelah mencapai posisi US$ 58,02 per barel.
Adapun harga minyak mentah AS naik 37 sen menjadi US$ 50,79, setelah mencapai US$ 52,07 per barel. Minyak mentah AS mendekati posisi US$ 54 dan menjadi yang terkuat sejak 30 Desember.
Melansir laman Reuters, harga minyak Brent untuk pengiriman Mei naik US$ 1,02 menjadi US$ 56,57 per barel, setelah mencapai posisi US$ 58,02 per barel.
Adapun harga minyak mentah AS naik 37 sen menjadi US$ 50,79, setelah mencapai US$ 52,07 per barel. Minyak mentah AS mendekati posisi US$ 54 dan menjadi yang terkuat sejak 30 Desember.
Minyak
mentah Brent menguat 4 persen intraday sebagai penguatan ekuitas Eropa
pada output industri Jerman dan data perdagangan dan pembayaran Yunani
pinjaman kepada Dana Moneter Internasional.
Kenaikan juga didukung kabar Iran yang mengatakan hanya akan menandatangani perjanjian nuklir jika semua sanksi atas program nuklirnya yang disengketakan diangkat pada hari yang sama.
"Data Jerman memberikan beberapa kenaikan awal bahkan sebelum dorongan ekonomi yang diharapkan dari bank sentral tentang pelonggaran kuantitatif dan tanda-tanda bahwa kesepakatan dengan Iran tidak akan dapat terjadi," ujar Phil Flynn, Analis Price Futures Group di Chicago.
Harga minyak dalam denominasi dolar mengupas keuntungan seiring penguatan mata uang tersebut, yang didorong sentimen bahwa suku bunga AS pasti akan naik.
Kenaikan juga didukung kabar Iran yang mengatakan hanya akan menandatangani perjanjian nuklir jika semua sanksi atas program nuklirnya yang disengketakan diangkat pada hari yang sama.
"Data Jerman memberikan beberapa kenaikan awal bahkan sebelum dorongan ekonomi yang diharapkan dari bank sentral tentang pelonggaran kuantitatif dan tanda-tanda bahwa kesepakatan dengan Iran tidak akan dapat terjadi," ujar Phil Flynn, Analis Price Futures Group di Chicago.
Harga minyak dalam denominasi dolar mengupas keuntungan seiring penguatan mata uang tersebut, yang didorong sentimen bahwa suku bunga AS pasti akan naik.
Data pemerintah pada hari Rabu menunjukkan persediaan minyak mentah AS melonjak 10.950.000 barel ke rekor 482.400.000 pekan lalu, kenaikan mingguan terbesar dalam 14 tahun. (Nrm)
0 comments:
Post a Comment