
Pada Kamis (1/7/2021) pukul 08:58 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 74,72/barel. Turun 0,55% dari hari sebelumnya.
Si minyak hitam menjadi salah satu komoditas dengan kenaikan harga paling impresif sepanjang semester I-2021. Pada paruh pertama tahun ini, harga brent melonjak 44,42% sementara light sweet meroket 51,81%.
Baca: Pangeran Arab Tak Mau Saudi Bergantung dari Duit Minyak Bumi
Lonjakan harga emas didukung oleh prospek kenaikan permintaan. OPEC+ memperkirakan permintaan minyak dunia tahun ini naik 6 juta barel/hari.
Saat permintaan meningkat, pasokan masih ketat. Sampai saat ini, OPEC+ masih dalam kesepakatan untuk mengurangi produksi hingga 9,7 juta barel/hari hingga April 2022. Saat ini, kekurangan pasokan diperkirakan sebanyak 5,8 juta barel/hari.
Bahkan ada kemungkinan pemangkasan produksi akan diperpanjang. Sebab, masa depan masih sangat tidak pasti akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).
Baca: Harga Emas Jeblok 7%, Emas Hitam Meroket 51%!
Ke depan, permintaan masih mungkin turun karena pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat di sejumlah negara. Oleh karena itu, pengurangan produksi dipandang perlu untuk menstabilkan harga.
Jika OPEC+ benar-benar menyepakati pemotongan produksi lebih lanjut, maka harga minyak bisa lebih tinggi lagi. Bahkan BofA Global Research memperkirakan harga minyak bukan tidak mungkin menyentuh US$ 100/barel.
"Kami meyakini bahwa permintaan yang tinggi akan melampaui kemampuan produksi dalam 18 bulan ke depan. Stok akan menipis sehingga harga minyak akan naik," sebut riset BofA
Sumber : cnbcindonesia.com
PT Equityworld Medan
Equity world Medan
Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan
No comments:
Post a Comment