Equityworld Futures : Dolar
Australia jatuh di bawah 200-day moving average untuk pertama kalinya
dalam lima bulan terakhir pasca sebuah rilis laporan swasta yang
menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen memburuk.
Indeks
volatilitas mencapai level terkuatnya sejak Februari, mengurangi daya
tarik mata uang berimbal hasil lebih tinggi yang keuntungannya bisa
terhapus oleh pasar bergerak. Greenback mencapai level tertingginya
dalam enam tahun terakhir terhadap yen terkait spekulasi data pekerja AS
besok yang akan memberi dorongan terhadap Federal Reserve untuk
menaikkan tingkat suku bunga tahun depan. Pound Inggris mendekati level
terendahnya sejak November lalu pasca sebuah survey pemilih jajak
pendapat di Skotlandia yang memilih untuk memisahkan diri dari Inggris
Dolar
Australia turun sebesar 0,4 persen ke level 91,64 sen AS pukul 14:00
siang di Tokyo dari kemarin. 200-day moving average berada di level
91,82. dolar Aussie mungkin akan turun menjadi 90 sen AS jika ditutup
dibawah 92 sen untuk pertama kalinya sejak Maret silam, kata IG Weston.
Dolar
naik sebesar 0,2 persen menjadi 106,45 yen, setelah menyentuh level
106,52 yen, tertinggi sejak Oktober 2008 lalu. Greenback ditransaksikan
pada level $1,2926 per euro dari level $1,2937 di New York, pasca
mencapai level $1,2860 kemarin, level terkuat sejak Juli 2013. Mata Euro
menguat sebesar 0,2 persen ke level 137,62 yen.
Indeks
Spot Dollar Bloomberg, yang melacak greenback terhadap sekeranjang 10
mata uang utama, naik sebesar 0,2 persen ke level 1,047.35 kemarin,
ketika menyentuh level 1,048.84, tertinggi sejak Juli 2013 silam.
Index Volatilitas Mata Uang Deutsche Bank AG melonjak 7,69 persen kemarin, tertinggi sejak 14 Februari lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg
0 comments:
Post a Comment