Equityworld Futures Medan : Harga minyak yang murah bagus buat pemilik kendaraan, namun berita buruk
untuk industrinya. Perusahaan penyedia jasa pengeboran migas,
Schlumberger, memangkas 11.000 karyawan gara-gara anjloknya harga si
emas hitam.
Langkah ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan
tahun ini. Pada Januari 2015 lalu, Schlumberger memangkas 9.000
karyawan. Saat ini, jumlah pekerja Schlumberger 15% lebih sedikit
dibandingkan pada pertengahan 2014 lalu, saat harga minyak juga tengah
di puncaknya yaitu di atas US$ 100/barel.
Sejak Juni 2014 hingga
kini, harga minyak dunia turun sekitar 50%. Harga minyak pada
pertengahan 2014 tercatat di kisaran US$ 107/barel, dan sekarang di
bawah US$ 60/barel.
"Penurunan aktivitas yang sangat tajam,
khususnya di Amerika Utara, membuat kami harus melakukan aksi tersebut
(pengurangan karyawan) dalam kuartal ini," demikian keterangan
Schlumberger yang dilansir dari CNN, Jumat (17/4/2015).
Schlumberger
saat ini beroperasi di lebih dari 85 negara dunia. Penurunan harga
minyak bukan hanya berdampak pada perusahaan migas. Perusahaan penyedia
jasa pengeboran juga ikut terimbas.
Selain Schlumberger, pada
Januari 2015 lalu perusahaan penyedia jasa pengeboran migas, Baker
Hughes, juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 7.000
karyawan, atau 11% dari total karyawannya. Civeo, perusahaan pemasok
karyawan migas juga memangkas 1.000 karyawannya pada akhir 2014 lalu.
Sekarang
harga minyak mulai merangkak naik, namun puncaknya di tahun ini hanya
US$ 56/barel. Masyarakat sebagai konsumen memang menikmati murahnya
harga minyak saat ini karena harga BBM ikut turun.
(dnl/hds)
No comments:
Post a Comment