Equityworld Futures Medan : Dolar terpantau menyerah terhadap euro pada penutupan di
Selasa pagi (9/6) dan setelah adanya laporan pada hari Senin yang
mengatakan bahwa Presiden AS Barack Obama mengeluhkan dolar yang kuat.
Komentar yang dikutip dari seorang pejabat Perancis, mengeluarkan
penolakan yang terburu-buru dari juru bicara dGedung Putih dan Obama
kemudian membantah hal itu dalam konferensi pers setelah pertemuan
puncak G-7 di Jerman. Meskipun adanya penolakan, pasar tetap mendorong
dolar lebih rendah terhadap hampir semua rival industri dan emerging
market.
Para trader memperkirakan adanya kelemahan dalam dolar, menurut Naeem
Aslam, kepala analis pasar di Avatrade, dikarenakan para investor
jangka pendek mengharapkan untuk membukukan keuntungan dari sesi Jumat.
ICE US Dollar Index turun 1,1% menjadi 95,2870. Euro menguat 1,5%
setelah terpantau naik 1,1% pada sesi Jumat dan diperdagangkan pada $
1,1278, dibandingkan dengan $ 1,1113 pada sesi sebelumnya. Pound naik
menjadi $ 1,5342 dari $ 1,5277 pada sesi sebelumnya. USDJPY melemah ke
124,52 yen dari 125,61 yen pada sesi sebelumnya.
Aslam mengatakan bahwa para trader sekarang manunggu untuk laporan
penjualan ritel pada hari Kamis. Jika mereka mendapatkan data yang lebih
baik pada hari Kamis tersebut, semua itu akan menjadi semacam
konfirmasi dari laporan nonfarm payrolls dan kenaikan suku bunga pada
bulan September, jelas Aslam.
Analis secara luas memperkirakan bahwa Federal Reserve akan menaikkan
suku bunga pada pertemuan bulan September. Ketua Federal Reserve, Janet
Yellen, mengatakan dua pekan lalu bahwa bank sentral akan menaikkan
suku tahun ini, selama data ekonomi AS tercatat membaik. Harapan bahwa
The Fed akan segera menaikkan suku bunga telah menjadi pendorong utama
kekuatan dolar sejak awal musim panas lalu.Edo Bramantio
No comments:
Post a Comment