Equityworld Futures Medan : Saham
Asia dan euro kembali tertekan pada hari Kamis setelah Bank Sentral
Eropa mengambil sikap keras pada utang Yunani dan mengurangi optimisme
terhadap penyelesaian bailout.
Risk appetite, yang telah
menghangat awal pekan ini di tengah harapan bahwa Yunani akan
mendapatkan bantuan dari kreditur, tertekan setelah ECB menarik kembali
bantuan lunak utang Yunani dan membatalkan penerimaan obligasi negara
sebagai imbalan atas pendanaan.
Indeks MSCI dari saham Asia
Pasifik di luar Jepang turun 0,1% setelah naik 1% hari sebelumnya.
Indeks Nikkei N225, yang melonjak 2% pada hari Rabu, turun 0,5%. Saham
Korea Selatan dan Australia juga melemah.
Investor juga menjadi
lebih menghindari risiko setelah reli minyak mentah terhenti. Wall
Street semalam tertekan setelah melonjak dua hari, tertekan jatuhnya
saham energi.
Minyak mentah semalam turun menjadi penurunan
harian terbesar setelah persediaan minyak AS mencapai rekor tertinggi,
mengakhiri reli empat hari. Setelah minyak mentah AS sempat naik 0,7%
pada $ 48,79 per barel.
Sebuah langkah pelonggaran moneter oleh
China pada akhir Rabu dalam upaya untuk memberi rangsangan ekonomi gagal
mengangkat mood muram di pasar modal di kawasan itu.
"Meskipun
langkah oleh PBOC memang meringankan kredit dan mungkin bermanfaat untuk
merangsang permintaan, juga merupakan tanda yang jelas bahwa
pertumbuhan di China menurun pada tingkat yang lebih cepat daripada yang
diperkirakan sebelumnya dan dengan demikian bisa meredam efek pada
permintaan di seluruh wilayah Asia," Boris Schlossberg, direktur di BK
Asset Management, menulis dalam sebuah catatan kepada klien.
Euro
diperdagangkan di 1,1341 terhadap dolar, setelah turun ke 1,1315.
Setelah reli short-covering yang mengangkatnya ke 1,1534 pada hari
Selasa.
Dolar sedikit berubah pada 117,29 terhadap yen, pasar menunggu data yang terkait dengan ketenagakerjaan AS pada hari Jumat.
No comments:
Post a Comment