Friday, July 11, 2014

Penguatan Rupiah akibat efek Jokowi tidak akan lama

Equityworld Futures : Lonjakan nilai tukar Rupiah yang dispekulasikan berkat kemenangan Joko Widodo versi hitung cepat disebut tidak akan berlangsung lama. Pasalnya fundamental ekonomi Indonesia tidak berubah dan masih lemah.

Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, mengatakan dalam jangka pendek Rupiah menguat karena memang Jokowi menjadi presiden kehendak rakyat. Namun, selanjutnya pasar akan melihat bagaimana fundamental perusahaan di Indonesia.

"Ini sama saja seperti respon pasar ketika pengumuman pencapresan Jokowi dan Rupiah langsung dan saham menguat tapi sementara. Bagaimanapun fundamental ekonomi menjadi paling penting. Kalau di perusahaan itu kinerja korporasi dan di negara kinerja perekonomian," ucap Enny ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Jumat (11/7).

Menurut Enny, selama neraca perdagangan Indonesia masih mengalami defisit maka nilai tukar Rupiah tidak akan menguat permanen. Bahkan Enny menyebut, meski menguat, nilai tukar Rupiah tak akan mampu menyentuh angka Rp 10.000 per USD.

"Selama neraca perdagangan defisit sulit Rupiah di bawah Rp 10.000 sekaligus ada sentimen pasar luar biasa. Tapi sekarang engga mungkin juga melemah hingga Rp 15.000. Jangka pendek Jokowi diumumkan menguat tak akan permanen tanpa fundamental yang kuat," tutupnya.
[bim]

0 comments:

Post a Comment