This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Thursday, June 30, 2022

Amerika Terancam Resesi, Harga Emas Naik

Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo) PT Equityworld Futures Medan- Harga emas merangkak naik menyusul memburuknya data perekonomian Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan Kamis (30/6/2022) pukul 06:18 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.817,84 per troy ons. Menguat tipis 0,04%.
Menguatnya harga emas pagi ini menjadi kabar baik setelah sang logam mulia ambruk selama tiga hari beruntun. Pada perdagangan kemarin, harga emas turun 0,14% ke posisi US$ 1.817,11 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas sudah melemah 0,3% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga menyusut 2,1% sementara dalam setahun masih menguat 2,7%.





David Meger, Analis High Ridge Futures, mengatakan penguatan emas dibantu kabar buruk pertumbuhan ekonomi AS. AS, Rabu (29/6/2022), mengumumkan revisi pertumbuhan ekonomi. Ekonomi Negeri Paman Sam terkontraksi 1,6% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized) pada kuartal I-2022, lebih buruk dibandingkan ekspektasi pasar yakni 1,5%.  Kontraksi tersebut juga berbanding terbalik dengan pertumbuhan 6,9% pada kuartal IV-2021.

"Pelemahan ekonomi semakin memicu kekhawatiran mengenai ancaman resesi ke depan. Kekhawatiran tersebut mendorong pergerakan harga emas," tutur Meger, seperti dikutip Reuters.

Namun, dia mengingatkan bahwa harga emas juga masih akan dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dalam memerangi inflasi. The Fed sudah berkomitmen untuk membawa inflasi ke level 2% dan tidak akan ragu untuk menerapkan kebijakan yang agresif.

"Emas masih dalam situasi Tarik ulur karena besarnya komitmen Fed untuk memerangi inflasi," ujar Meger.

Emas merupakan aset lindung nilai saat inflasi tinggi. Namun, kenaikan suku bunga acuan the Fed untuk memerangi inflasi membuat harga emas terus tertekan dalam dua bulan terakhir.


Sejak The Fed mengambil kebijakan agresif pada Mei lalu, harga emas amblas dari level US$ 1.880 per troy ons pada awal Mei ke level US$ 1.810-1.820 per troy ons pada akhir Juni. Larangan impor emas dari Rusia yang akan dilakukan kelompok G7 semula diharapkan bisa mendongrak harga emas. Namun, emas nyaris tidak bergerak setelah kebijakan larangan impor tersebut diumumkan.

"Masih menarik dicermati apakah larangan impor akan berdampak kepada logam mulia seperti emas," tutur analis UBS Joni Teves




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, June 29, 2022

Emasku Sayang, Emasku Malang...

A Thai shopkeeper talks to customer who sold gold necklace to the gold shop in Bangkok, Thailand, Thursday, April 16, 2020. With gold prices rising to a seven-year high, many Thais have been flocking to gold shops to trade in their necklaces, bracelets, rings and gold bars for cash, eager to earn profits during an economic downturn.(AP Photo/Sakchai Lalit) PT Equityworld Futures Medan-Harga emas masih berada di jalur penurunan. Pada perdagangan Rabu (29/6/2022) pukul 06:08 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.819,02 per troy ons. Melemah 0,03%.
Harga tersebut adalah yang terendah sejak 13 Mei lalu atau dalam 30 hari perdagangan terakhir serta semakin mendekatkan emas ke bawah level US$ 1.800 per troy ons. Pelemahan hari ini memperpanjang tren negatif emas yang sudah berlangsung dalam tiga hari terakhir.

Dalam sepekan, harga emas sudah melemah 0,9% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga menyusut 2 % sementara dalam setahun masih menguat 3,3%.



"Emas terjebak di kisaran harga yang sekarang dan sepertinya akan sulit untuk bergerak melewati kisaran tersebut dalam jangka pendek. Pasar baru akan menemukan arah baru dalam pergerakan emas jika data ekonomi semakin lengkap dan kebijakan The Fed makin jelas," tutur Bob Haberkorn, analis dari RJO Futures, kepada Reuters.

Emas dinilai sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Emas juga akan menjadi pilihan saat perekonomian memburuk. Namun, kenaikan suku bunga acuan The Fed membuat gerak emas menjadi sangat terbatas bahkan cenderung melemah.

TD Securities mengatakan emas seperti ada dalam zona 'tidur'. Emas ditekan oleh dua arah yang berlawanan yaitu rezim hawkish The Fed dan kekhawatiran resesi yang membuat harganya sulit bergerak.

Matt Simpson dari City Index mengatakan harga emas sangat rentan terhadap berita sekecil apapun. Emas sempat menguat karena dollar Amerika Serikat (AS) melemah.

Namun, emas kembali melemah karena Presiden bank sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde, Selasa (28/6/2022), menepis kemungkinan terjadinya resesi. Dia juga memastikan ECB akan fokus mengendalikan inflasi.

"Emas sangat rentan terhadap false break dan cepat berubah arahnya karena berita-berita kecil," tutur Simpson




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, June 28, 2022

Harga Emas Antam 28 Juni: Diskon Nih! Bisa Lebih Murah?

Emas Antam PT Equityworld Futures Medan-Melansir data dari situs resmi milik PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, harga emas batangan Logam Mulia turun Rp 6.000 per gram menjadi Rp 988.000 pada perdagangan Selasa (28/6/2022). Harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) juga turun Rp 7.000 per gram menjadi Rp 866.000/gram.
"Harga jual kembali adalah sama untuk semua pecahan dan tahun produksi. Untuk transaksi buyback silakan menghubungi Butik Emas LM terdekat dengan jam layanan pada hari kerja Senin-Jumat. Pembayaran dilakukan secara transfer pada H+2 s/d H+3 (hari kerja). Jika kemasan rusak atau hilang dikenakan potongan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku," jelas keterangan di situs Antam.

Harga emas Antam sejalan dengan harga emas dunia yang turun pada perdagangan kemarin. Pada Senin (27/6/2022) harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.822.73/troy ons, turun 0,19% dibandingkan harga penutupan sebelumnya.

"Emas melemah karena aksi jual pasar obligasi berlanjut setelah melemahnya permintaan dari lelang obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS)," Edward Moya, Analis senior OANDA, seperti dikutip dari Reuters.

"Dalam jangka pendek, prospek emas beragam karena ada ketidakpastian besar musim panas ini, dengan kemungkinan Federal Reserve yang lebih agresif di satu sisi dan risiko resesi di sisi lain."

Kenaikan imbal hasil (yield) obligasi membuat emas dunia menjadi kurang menarik. Sebab biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil (non yielding asset) meningkat. Yield obligasi AS tenor 10 tahun tercatat 3,2%.

Sementara itu, para analis mengatakan rencana Inggris, Amerika Serikat, Jepang dan Kanada untuk melarang impor emas Rusia guna memperketat sanksi terhadap Moskow mungkin hanya memiliki dampak fundamental yang terbatas.

"Tidak banyak emas yang diekspor ke negara-negara G-7, terutama karena kurangnya penerbangan dari Rusia sejak perang dimulai. Dampak pada harga emas sejauh ini dapat diabaikan," ujar Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management.

Analis pasar Reuters Wang Tao melihat peluang harga emas dunia untuk turun terbuka lebar. "Emas spot dapat menembus support di US$ 1.821/troy ons, dan jatuh ke kisaran US$ 1.801 - US$1.812/troy ons," kata Wang




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, June 24, 2022

Kabar Baik, Harga Emas Akhirnya Naik

Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo) PT Equityworld Futures Medan- Harga emas mulai membaik setelah menjalani tren koreksi. Pada perdagangan Jumat (24/6/2022) pukul 06:32 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.823,59 per troy ons. Menguat 0,06%.
Penguatan emas menjadi kabar baik setelah sang logam mulai tampil buruk dalam sepekan terakhir. Pada perdagangan kemarin, emas juga melemah 0,81% ke posisi US$ 1.822,43 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas sudah melemah 0,9% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga menyusut 2,3% sementara dalam setahun masih menguat 2,7%.


Edward Moya, analis dari OANDA, mengatakan penguatan emas dibantu oleh melandainya yield surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) ke 3,09%. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 9 Juni lalu atau dua pekan lebih. Emas tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan yield akan membuat emas tidak menarik.

"Dalam situasi dan kondisi saat ini, ada banyak pesimisme dan keragu-raguan untuk membeli aset beresiko. Karena itulah, yield akan melandai dan ini menjadi kabar baik bagi emas," tutur Moya, seperti dikutip Reuters.

Analis dari Bank of China International, Xiao Fu, mengatakan kekhawatiran resesi membuat emas masih menarik untuk sebagian investor. Seperti diketahui, Chairman bank sentral AS The Federal Reserve Jerome Powell, pada Rabu (22/6/2022), mengatakan ada kemungkinan AS masuk ke jurang resesi




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, June 23, 2022

Sempat Bersinar, Emas Kembali Memudar

Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) PT Equityworld Futures Medan- Harga emas kembali melemah setelah sempat menguat. Pada perdagangan Kamis (23/6/2022) pukul 06:45 WIB, harga emas di pasar internasional ada di posisi US$ 1.836,21 per troy ons. Melemah tipis 0,06%.
Padahal, emas sempat menguat pada sehari sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (22/6/2022), emas ditutup menguat 0,26% ke posisi US$ 1.837, 39 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas sudah amblas 1,1% secara point to point. Dalam sebulan sang logam mulia sudah merosot 0,9% sementara dalam setahun masih menguat 3,2%.

Emas sempat menguat pada perdagangan Rabu setelah Chairman The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan adanya kemungkinan Amerika Serikat (AS) masuk ke jurang resesi. Powell menegaskan bank sentral AS akan tetap memerangi inflasi meskipun kemungkinan berdampak ke pertumbuhan.

Kekhawatiran tersebut membuat emas menguat karena emas merupakan aset aman yang dicari saat ekonomi memburuk. Kekhawatiran lain adalah inflasi Inggris. Inflasi Inggris pada Mei 2022 tercatat sebesar 9,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) sekaligus menjadi yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

"Ada ketakutan mengenai resesi dan lonjakan inflasi. Kondisi ini membantu pergerakan emas karena permintaan aset aman akan meningkat. Namun, bukan berarti orang-orang terburu-buru memburu emas tetapi lebih pada melihat secara seksama pergerakan emas," tutur Carsten Menke, dari Julius Baer, kepada Reuters.


Analis dari High Ridge Futures David Meger mengatakan emas bergerak volatil karena faktor inflasi dan kenaikan suku bunga sama-sama kuat.

"Faktor fundamental emas bergerak seperti pendulum, ke depan dan ke belakang di antara tekanan inflasi dan komitmen The Fed memerangi inflasi," tutur Meger seperti dikutip dari Reuters




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, June 22, 2022

Harga Emas Masih Saja Turun...

 [Tak Hanya Logam Mulia, Perhiasan Saat Ini Banyak Diburu Warga Untuk Investasi.(CNBC Indonesia)PT Equityworld Futures Medan-Emas masih betah bergerak dalam tren pelemahan. Pada perdagangan Rabu (22/6/2022) pukul 06:35 WIB, harga emas di pasar internasional ada di posisi US$ 1.830,18 per troy ons. Harga emas melemah 0,13%.
Pelemahan emas ini memperpanjang catatan negatif pada perdagangan empat hari terakhir. Pada perdagangan kemarin, emas juga ditutup melemah 0,31% ke posisi US$ 1.832, 56 per troy ons. Dalam sebulan sang logam mulia sudah merosot 1,2%.


Standard Chartered mengatakan harga emas terjebak di antara ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed serta lonjakan inflasi. Kenaikan suku bunga akan menjatuhkan harga emas. Sebaliknya, jika inflasi bertahan tinggi maka resesi dikhawatirkan akan semakin mendekat.

"Pergerakan emas terjebak di antara ekspektasi kenaikan suku bunga acuan yang tajam dan lonjakan inflasi. Jika kebijakan moneter gagal mendinginkan aktivitas ekonomi dan menurunkan inflasi maka inflasi akan tetap tinggi," tutur Standard Chartered, kepada Reuters.

Phillip Streible, Analis dari Blue Line Futures, mengatakan disebabkan oleh meningkatnya yield surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS). Penguatan yield surat utang pemerintah AS membuat emas tidak menarik karena logam mulia tidak menawarkan imbal hasil. Pada pagi hari ini, yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun menguat ke posisi 3,28%, menguat 0,06%.

"Yield bergerak naik dan ada rebound di pasar saham, kondisi ini memberi tekanan kepada emas. Namun, dolar AS melemah sehingga sedikit mendukung pergerakan emas," tutur Streible, seperti dikutip Reuters




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, June 21, 2022

Bitcoin Ambrol 70% Lebih, Emas Bakal Berkilau Cemerlang!

 Emas batanganPT Equityworld Futures Medan-Pasar kripto kembali mengalami crash di bulan ini, harga bitcoin bahkan sempat jeblok ke bawah US$ 20.000/koin. Jebloknya mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar tersebut, disusul dengan aset kripto lainnya membuat emas diprediksi akan kembali cemerlang.
Bitcoin kerap digadang-gadang sebagai emas digital, sehingga keduanya sering dibanding-bandingkan.

Harga emas dunia sendiri di tahun ini ini cukup berfluktuasi, sempat menyentuh US$ 2.069/troy ons, atau nyaris memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa di kisaran US$ 2.072/troy ons yang dicapai pada Agustus 2020 lalu.



Namun setelahnya, emas kembali terkoreksi dan bergerak di kisaran US$ 1.800 - US$ 1.875/troy ons.

Sebaliknya, bitcoin terpuruk. Sejak mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di level US$ 68.000/koin, harganya terus merosot hingga ke bawah US$ 18.000/koin, sebelum kembali ke kisaran US$ 20.000/koin.

Dari rekor tertinggi sepanjang masa tersebut, bitcoin sudah ambrol lebih dari 70%.

Para analis melihat meroketnya nilai bitcoin pada tahun lalu menggerogoti pasar emas. Sementara sebaliknya di tahun ini, jebloknya bitcoin dikatakan bisa menjadi berkah bagi emas.

"Saya melihat crash di aset kripto akan memperkuat kembali nilai emas. Hanya ada satu aset (emas) yang secara historis memiliki kualitas sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan risiko geopolitik, dan itu bukan aset kripto," kata Kristina Hooper, kepala strategi investasi di Invesco, sebagaimana dilansir Kitco News, Senin (20/6/2022).

Hopper juga melihat, pergerakan emas saat ini cukup bagus, meski bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed agresif menaikkan suku bunga, tetapi nilainya tidak merosot.

Seperti di ketahui, The Fed pada pekan lalu menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 1,5% - 1,75%, dan di bulan depan akan menaikkan lagi sekitar 50 - 75 basis poin.


Tidak hanya itu, di akhir tahun suku bunga diperkirakan berada di 3,25% - 3,5%.

Kenaikan suku bunga biasanya akan berdampak negatif bagi emas, tetapi kali ini emas masih kuat. Hooper melihat, jebloknya bursa saham AS (Wall Street) serta risiko resesi membuat permintaan emas masih tinggi.

"Kinerja emas masih akan terus bagus saat The Fed dilihat akan membawa perekonomian AS kembali resesi. Itu membuat korelasi emas dengan suku bunga menjadi berbeda kali ini," kata Hooper




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, June 20, 2022

Ingin Beli Logam Mulia? Harga Emas Pegadaian Hari Ini Turun

Emas batangan PT Equityworld Futures Medan-Harga emas batangan yang dijual di Pegadaian turun tipis pada Minggu (19/6/2022). Pegadaian menjual 3 jenis emas produksi PT Aneka Tambang Tbk. yang dikenal dengan emas Antam, emas Retro, emas Batik, dan emas UBS. Emas Retro dan UBS tercatat turun tipis.
Melansir data dari situs resmi Pegadaian, emas Antam jenis standar dengan berat 1 gram hari ini dibanderol Rp 1.034.000/batang. Harga ini sama jika dibandingkan dengan harga Sabtu kemarin. Emas Antam jenis standar dijual mulai ukuran 0,5 gram - 1.000 gram.

Kemudian emas Antam jenis retro dengan berat 1 gram turun 0,41% ke Rp 978.000/batang. Emas Antam retro adalah emas kemasan lama yang keping emas dan sertifikatnya terpisah. Emas Antam retro kali terakhir diproduksi pada 2018, dan tersedia mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram.


Ada lagi Antam jenis batik, emas yang paling mahal di Pegadaian. Satuan 1 gram dibanderol Rp 1.189.000/batang, harga ini juga sama dengan hari sebelumnya. Meski paling mahal, Pegadaian hanya menjual emas ini dalam 3 ukuran saja, yakni 0,5 gram, 1 dan 8 gram.

Terakhir ada emas UBS, satuan 1 gram mengalami penurunan 0,31% ke Rp 977.000/batang. Emas UBS tersedia mulai satuan 0,5 gram hingga 500 gram.



Harga emas pegadaian yang melemah dipengaruhi oleh penurunan harga emas dunia. Melansir Refinitiv, harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 1.839,35/troy ons pada perdagangan Jumat (17/6/2022). Turun 0,93% dibandingkan posisi penutupan sehari sebelumnya.

Dengan begitu, harga emas dunia ambles 1,69% sepanjang pekan ini. Namun, harga emas masih menguat tipis 0,12% dalam sebulan dan naik 0,6% dalam setahun.



Dollar Index (yang mengukur greenback dengan enam mata uang utama lainnya) tercatat telah naik tajam 0,98% ke posisi 104,65 di perdagangan Jumat (17/6). Di sepanjang pekan ini dolar AS berhasil menguat 0,4%.

Baca: Gas Makin Mahal, Harga Batu Bara Perlahan Mendidih
Sejatinya apresiasi dolar AS merupakan kapitalis negatif bagi harga emas karena emas merupakan aset yang dibanderol dalam dolar AS. Saat dolar AS menguat, maka emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas turun, harga pun terkoreksi.

Ilya Spivak, analis dari Daily FX, memperkirakan emas akan terus melemah setelah menjalani periode yang sangat volatile selama delapan hari terakhir.

Pada Jumat (10/6/2022), ketika data inflasi Amerika Serikat (AS) diumumkan, harga emas terbang ke titik tertingginya dalam sebulan lebih di harga US$ 1.870,96 per troy ons. Bukan tanpa alasan, Inflasi menjadi salah satu faktor utama yang membuat harga-harga barang makin naik, hal ini juga berdampak pada harga emas. Makin tinggi tingkat inflasi, makin mahal pula harga emas.

Namun, harga emas tercatat anjlok 0,93% merespons kebijakan The Fed yang memutuskan menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin (bps) menjadi 1,75%. Tidak sampai di situ, keagresifan The Fed juga diprediksikan akan terus berlanjut di setiap pertemuan di Juli hingga September.

Kenaikan suku bunga The Fed kemudian melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS. Keduanya berdampak buruk kepada pergerakan emas. Namun, kenaikan suku bunga acuan yang tinggi juga bisa membawa AS ke dalam jurang resesi.

Emas secara tradisional merupakan aset lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi tinggi, maka emas akan diburu. Apalagi, dengan inflasi yang makin menanjak, risiko terjadinya resesi semakin meningkat. Hal ini membuat emas yang menyandang status safe haven makin bersinar




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, June 17, 2022

Waduh! Wall Street Anjlok Lagi, Bursa Asia Dibuka Kebakaran

 A man walks past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, Dec. 11, 2019. (AP Photo/Eugene Hoshiko)PT Equityworld Futures Medan- Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung melemah pada perdagangan Jumat (17/6/2022), mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) yang kembali melemah pada perdagangan Kamis waktu setempat.
Indeks Nikkei Jepang dibuka ambles 1,68%, Hang Seng Hong Kong melemah 0,63%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,62%, Straits Times Singapura terpangkas 0,22%, ASX 200 Australia terdepresiasi 0,59%, dan KOSPI Korea Selatan ambruk 1,79%.

Dari Jepang, bank sentral (Bank of Japan/BoJ) akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan terbarunya pada hari ini pukul 11:00 waktu setempat atau pukul 10:00 WIB.




Pelaku pasar dalam polling Trading Economics memperkirakan bahwa bank sentral Negeri Sakura tersebut belum akan mengikuti langkah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang telah menaikkan suku bunga acuannya. BoJ diprediksi masih akan mempertahankan suku bunga acuannya di level -0,1%.

BoJ juga memproyeksikan inflasi di tahun fiskal 2022 yang dimulai April akan sebesar 1,1%, naik dari proyeksi sebelumnya 0,9%.

Artinya, proyeksi inflasi masih di bawah target BoJ 2%, sehingga suku bunga kemungkinan tidak akan dinaikkan setidaknya hingga satu tahun ke depan.



Namun, beberapa analis mengatakan bahwa jika BoJ masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level rendah, maka mata uang yen dan imbal hasil (yield) obligasi pemerintahnya berpotensi terkoreksi makin parah.

"Jika BoJ tetap mempertahankan kebijakan moneter longgarnya, maka yen Jepang dan imbal hasil pada obligasi pemerintah Jepang kemungkinan akan terkoreksi lebih dalam," kata Joseph Capurso, kepala ekonomi internasional di Commonwealth Bank of Australia dalam laporan risetnya, dikutip dari CNBC International.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung melemah terjadi di tengah koreksinya kembali bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Kamis kemarin waktu AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 2,42% ke posisi 29.927,07, S&P 500 ambruk 3,25% ke 3.666,77, dan Nasdaq Composite anjlok 4,08% ke 10.646,1.

Padahal pada perdagangan Rabu lalu, ketiganya sempat rebound dan melesat lebih dari 1% bahkan lebih dari 2%. Kondisi makroekonomi global yang belum menentu menjadi penyebab masih volatilnya bursa saham Negeri Paman Sam.

Selain itu, investor khawatir bahwa langkah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang secara agresif menaikkan suku bunganya dapat diikuti oleh bank sentral lain di seluruh dunia, terutama di Uni Eropa.

Investor juga cenderung khawatir terhadap tindakan The Fed yang agresif untuk meredam inflasi dan akan membawa ekonomi AS ke jurang resesi.

"Saatnya keluar dari dunia artifisial yakni injeksi likuiditas massif yang terprediksi di mana semua orang terbiasa dengan suku bunga acuan nol, di mana kita bisa bertingkah dengan berinvestasi sebagian di pasar yang tak seharusnya menjadi tujuan investasi," tutur Kepala Penasihat Investasi Allianz Mohamed El-Erian kepada CNBC International.

Investor pun mempertanyakan apakah The Fed dapat melakukan 'soft landing' tanpa mendorong ekonomi AS ke jurang resesi.

Pada hari ini, investor akan mengamati pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell yang akan memberikan pernyataannya pada malam hari ini waktu Indonesia.

Di lain sisi, sejumlah data ekonomi di AS yang telah dirilis pada pekan ini menunjukkan tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam.

Sebagai contoh, data perumahan AS yang menunjukkan perlambatan secara bulanan di 14,4% per Mei lalu, kontraksi pada produksi manufaktur di wilayah Philadelphia, dan klaim pengangguran secara mingguan naik dan melampaui ekspektasi pasar.

Tidak hanya itu, angka kepercayaan konsumen di AS menyentuh titik terendah sepanjang sejarah, belanja ritel turun di tengah harga produk dan barang melonjak, dan juga inflasi yang menyentuh rekor tertinggi selama 41 tahun.

Akibatnya, sentimen pasar menjadi suram dan berubah menjadi negatif hingga mengerek turun bursa saham Wall Street kemarin.

"Apa yang dikhawatirkan pasar, bahkan sebelum mengalami resesi adalah kesalahan pada kebijakan karena The Fed (dianggap) melanggar sesuatu.. Pasar juga mempertanyakan komentarnya bahwa apakah ekonomi kuat," tutur Kepala Perencana Ekuitas LPL Financial Quincy Krosby dikutip dari CNBC International




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, June 16, 2022

Waspada! Bunga The Fed Naik, Bisa Bikin Bitcoin Chaos Lagi

Logo mata uang kripto Bitcoin dan Ethereum terlihat di Coin Marketcap pada monitor komputer di kantor. (Photo by Silas Stein/picture alliance via Getty Images) PT Equityworld Futures Medan- Kebijakan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin berpotensi menyedot likuiditas dari pasar kripto dan membuat harga Bitcoin dan koin-koin lainnya terkoreksi.
Ekonom Digital INDEF Nailul Huda mengatakan kenaikan suku bunga The Fed bisa menggoyang harga bitcoin dan akan mempengaruhi harga koin lainnya. Apalagi harga Bitcoin sempat jatuh ke level terendah dalam sekitar 18 bulan terakhir dan membuat market cap kripto turun hingga 50%.

"Likuiditas di semua market dipengaruhi kebijakan dari The Fed yang menaikkan suku bunga. Kalau naik terus mungkin orang akan lebih memilih uangnya di perbankan, bukan di saham dan juga kripto," jelas Nailul kepada CNBC Indonesia, Kamis (16/6/2022).

Seperti diketahui, tadi malam The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 1,5-1,75%. Menjadi kenaikan terbesar sejak 1994, akibat inflasi yang semakin tinggi.

Namun menurut Nailul, hal itu dilakukan bukan karena karena diversifikasi, tapi karena return akan lebih besar karena kenaikan suku bunga The Fed.

"Nampaknya di aset kripto juga menunggu apa yang dilakukan The Fed makanya bergerak negatif dan aset kripto merah, bukan cuma bitocin tapi Ethereum," jelas Nailul.

Pasar kripto kembali mengalami crash pada perdagangan Senin hingga Selasa,, di mana crash kripto sudah terjadi dua kali dalam periode semester I 2022.

Bitcoin pun sempat menyentuh level terendahnya selama 18 bulan terakhir, di mana Bitcoin sempat menyentuh kisaran US$ 21.000, bahkan nyaris menyentuh kisaran US$ 20.000.

Tak hanya Bitcoin saja, Ethereum pun bernasib sama, di mana koin digital (token) terbesar kedua tersebut sempat menyentuh kisaran US$ 1.100.

Crash kripto pertama terjadi pada awal Mei lalu, di mana Bitcoin, Ethereum, dan kripto lainnya mengalami koreksi harga yang cukup parah hingga menyentuh level terendahnya sejak Juli 2021. Saat itu, Bitcoin menyentuh kisaran US$ 26.000 dan Ethereum menyentuh kisaran US$ 1.800.

Tak hanya Bitcoin, Ethereum, dan kripto biasa yang ambruk, koin digital stablecoin pun sempat bernasib sama, tetapi lebih baik dari kripto biasa. Stablecoin Tether (USDT) pun sempat menyentuh kisaran US$ 0,95 per kepingnya




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, June 15, 2022

Nggak Jelas! Harga Emas Naik-Turun Jelang Rapat The Fed

 Emas batanganPT Equityworld Futures Medan-Harga emas masih bergerak volatil. Pada perdagangan Rabu (15/6/2022) pukul 06:47 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.809,69 per troy ons. Harga emas menguat 0,09%.
Harga emas sangat fluktuatif menjelang pengumuman kebijakan The Fed pada Rabu waktu AS (Kamis dini hari waktu Indonesia). Emas biasanya menguat pada perdagangan pagi hingga sore tetapi kemudian ditutup melemah.

Pada perdagangan Selasa (14/6/2022), emas ditutup melemah 0,6% di harga US$ 1.808,1 per troy ons. Padahal, laju emas sangat kencang pada perdagangan Selasa pagi hingga sore hari.



Dalam sepekan, harga emas masih melemah 2,4% secara point to point sementara dalam sebulan, harganya merosot 0,08%. Dalam setahun, harga emas juga amblas 3,1%.

Analis dari OANDA Edward Moya mengatakan pergerakan emas sulit diduga karena dihadapkan pada menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) dan yield surat utang pemerintah AS.

"Dalam jangka pendek, emas akan dihadapkan pada situasi yang sulit. Namun, peran emas sebagai aset aman akan berlanjut. Emas hanya perlu bersaing dengan dolar AS. Keraguan pelaku pasar mengenai apakah perang melawan inflasi akan berhasil atau gagal akan menentukan pergerakan emas," tutur Moya, kepada Reuters.

Sebagai catatan, The Fed menggelar pertemuan pada 14-15 Juni waktu AS. Pasar kini berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps. Ekspektasi tersebut lebih tinggi dibandingkan sebelumnya yakni 50 bps.

"Jika suku bunga naik 75 bps, emas bisa bergerak melemah mungkin mengarah ke level US$ 1.800. Jika The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 bps maka pergerakan emas lebih baik dan bergerak di kisaran US$ 1.800-1.830," tutur Fawad Razaqzada dari City Index




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, June 9, 2022

Hati-Hati Investasi Stablecoin! Ini Peringatan Fitch Ratings

Ilustrasi/ Cryptocurrency / Aristya Rahadian PT Equityworld Futures Medan-Lembaga pemeringkat internasional yakni Fitch Ratings memperingatkan bahwa pasar kripto berjenis stablecoin masih memiliki risiko yang cukup tinggi dan perlu dicermati oleh pelaku pasar secara lebih lanjut.
Apalagi saat ini, investor kripto mulai selektif dan berhati-hati berinvestasi di stablecoin, setelah adanya kasus kejatuhan koin digital (token) besutan Terra yakni Terra Luna (LUNA) dan TerraUSD (UST) yang membuat pasar kripto mengalami crash pada awal Mei lalu.

Beberapa pengamat termasuk Fitch Ratings pun menduga bahwa token LUNA dan UST sulit untuk diselamatkan, meski sang developer sudah membuat token LUNA baru, di mana token ini tidak lagi menggunakan stablecoin algoritmik.

Hal ini karena investor, trader, maupun pengamat sudah skeptis atau cenderung tidak percaya lagi bahwa ke depannya sang developer bisa menjamin bahwa token UST bisa lebih stabil di harga US$ 1, layaknya stablecoin pada umumnya.

Sebelumnya pada pertengahan Mei lalu, Fitch mengatakan stablecoin saat ini masih berjuang untuk mendapatkan pengakuan dan pengesahan dari para regulator. Pasalnya saat ini, aset digital itu terancam menghadapi risiko dalam mempertahankan nilai yang stabil.

"Dalam kasus UST, cadangan kripto entitas pendukung tidak cukup besar untuk dijadikan sebagai sumber stabilitas ketika mekanisme pasak algoritma UST berada di bawah tekanan spekulatif," ujar lembaga itu sambil memberikan penjelasan terkait hal yang dialami TerraUSD, Kamis (12/5/2022) lalu.
Pihak Fitch sendiri memprediksi bahwa kejatuhan dua token Terra tersebut mendorong peningkatan seruan untuk regulasi stablecoin.

Sementara Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen, telah mengatakan itu menunjukkan pentingnya memiliki kerangka peraturan yang tepat untuk stablecoin.

"Regulasi Pasar dalam Aset Kripto Uni Eropa, mendekati finalisasi, tidak akan mengizinkan penerbitan stablecoin algoritmik dan memerlukan regulasi dan cadangan seperti bank untuk penerbit stablecoin sistemik."

Sedangkan di Inggris, regulator sedang berkonsultasi pada proposal yang akan melihat penerbit stablecoin sistemik yang gagal ditempatkan ke dalam administrasi khusus di bawah bank sentral Inggris (Bank of England/BoE).

Fitch pun memperkirakan bahwa pelaku pasar kripto memantau pergerakan Tether dan USDC, di mana keduanya menyumbang sekitar 63% dari total aset pasar kripto pada akhir Mei, meski keduanya sudah jauh lebih stabil dibandingkan pada saat crash kripto, di mana harga Tether sempat menyentuh US$ 0,95 per keping.

"Pasar tetap terkonsentrasi dengan Tether dan USDC, di mana keduanya menyumbang sekitar 63% dari total aset kripto pada akhir Mei lalu," kata Fitch Ratings dalam laporan risetnya yang dirilis, Rabu (8/6/2022).

Sementara itu, volatilitas harga Tether dan USDC cenderung meningkat, meski sejatinya kedua token stablecoin tersebut masih jauh lebih stabil dari stablecoin lainnya seperti Binance USD (BUSD) dan DAI




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, June 8, 2022

Naik-Turun, Harga Emas Masih Labil

A customer puts gold bar on basket for sell to the gold shop in Bangkok, Thailand, Thursday, April 16, 2020. With gold prices rising to a seven-year high, many Thais have been flocking to gold shops to trade in their necklaces, bracelets, rings and gold bars for cash, eager to earn profits during an economic downturn.(AP Photo/Sakchai Lalit)A customer puts gold bar on basket for sell to the gold shop in Bangkok, Thailand, Thursday, April 16, 2020. With gold prices rising to a seven-year high, many Thais have been flocking to gold shops to trade in their necklaces, bracelets, rings and gold bars for cash, eager to earn profits during an economic downturn.(AP Photo/Sakchai Lalit) PT Equityworld Futures Medan-Harga emas masih sangat volatil. Pada perdagangan Rabu (8/6/2022) pukul 06:32 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.851,59 per troy ons. Harga emas melemah 0,02%.
Harga emas sempat menguat 0,6% pada perdagangan kemarin dan ditutup di level US$ 1.851,97 per troy ons. Kendati melemah hari ini, dalam sepekan, harga emas masih menguat 0,33% secara point to point.

Dalam sebulan, harga emas melemah 0,13% sementara dalam setahun merosot 2,18%.

Jim Wyckoff, analis dari Kitco Metals, mengatakan pelemahan emas didorong ekspektasi pasar atas kenaikan suku bunga acuan The Fed. Bank sentral Amerika Serikat (AS) akan menggelar pertemuan pada pekan depan. Pasar kini semakin melihat adanya risiko dari kenaikan suku bunga acuan tersebut yakni melemahnya konsumsi dan ekonomi AS. Karena itulah, harga emas ikut bergerak volatile.

Di satu sisi, kenaikan suku bunga acuan akan berdampak negatif ke emas tetapi di sisi lain risiko dari kenaikan suku bunga akan mendorong pergerakan emas.
Emas dinilai sebagai aset lindung sehingga sang logam mulia akan diburu di tengah ketidakpastian ekonomi atau saat ekonomi memburuk.

"Ada kekhawatiran akan risiko dari lonjakan inflasi. Inflasi yang terus merangkak naik mengancam konsumsi. Kekhawatiran ini bisa menjadi faktor positif bagi pergerakan logam mulia. Trader emas cenderung membaca kenaikan suku bunga seperti pisau bermata dua," tutur Wyckoff, seperti dikutip Reuters.

Kenaikan suku bunga acuan The Fed semakin diyakini akan terjadi setelah apa yang terjadi di Australia dan Eropa. Bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA), kemarin, menaikkan suku bunga besar 50 basis poin menjadi 0,85%. Suku bunga tersebut merupakan yang tertinggi sejak September 2019.

Sementara itu, European Central Bank (ECB) memutuskan untuk meninggalkan era suku bunga negatif dan mengakhiri pembelian aset senilai triliunan euro. Pasar berekspektasi bahwa ECB akan mulai menaikkan suku bunga acuan bulan depan.

"Pada akhirnya kita akan berada dalam situasi di mana terjadi kenaikan suku bunga global. Kondisi ini berdampak buruk ke pergerakan emas," tutur Stephen Innes, analis dari SPI Asset Management, seperti dikutip dari Reuters.




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, June 7, 2022

Investor Wait and See, Harga Emas Makin Tak Pasti

Emas batangan PT Equityworld Futures Medan-Harga emas makin terjerembab. Pada perdagangan Selasa (7/6/2022) pukul 06:40 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.838,79 per troy ons. Melemah 0,12%.
Kendati demikian, dalam sepekan harga emas masih menguat 0,1% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas melemah 2,3% sementara dalam setahun merosot 3,2%.


Edward Moya, analis dari OANDA, mengatakan saat ini investor masih menunggu data inflasi. Data tersebut akan menjadi pegangan seberapa besar kenaikan suku bunga acuan The Fed. Data inflasi Amerika Serikat akan keluar Jumat ini sementara The Fed akan menggelar rapat pada pekan depan.

"Sebelum data inflasi keluar, investor akan memilih wait and see karena mereka akan menghitung seberapa besar kenaikan suku bunga The Fed begitu data inflasi keluar. Jika inflasi kembali melonjak maka emas akan melemah," tutur Edward, seperti dikutip Reuters.

Kenaikan suku bunga acuan The Fed akan mengerek dollar Amerika Serikat (AS) dan yield surat utang pemerintah AS.  Keduanya berdampak negatif ke emas karena dollar AS yang menguat membuat emas makin mahal. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan yield surat utang AS membuat emas tidak menarik.

"Sepertinya pasar masih menunggu penggerak besar. Data inflasi yang dikeluarkan Jumat ini akan menjadi sangat penting. Jika inflasi lebih rendah dari perkiraan maka itu akan meredam sentimen di pasar," tutur Craig Erlam, analis dari OANDA, seperti dikutip Reuters




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, June 6, 2022

Bursa Asia Dibuka Mixed, Nikkei Merosot, Hang Seng Melesat

 People walk by an electronic stock board of a securities firm in Tokyo, Monday, Dec. 2, 2019. Asian stock markets have risen after Chinese factory activity improved ahead of a possible U.S. tariff hike on Chinese imports. Benchmarks in Shanghai, Tokyo and Hong Kong advanced. (AP Photo/Koji Sasahara)PT Equityworld Futures Medan- Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung beragam pada perdagangan Senin (6/6/2022), jelang rilis data aktivitas jasa China pada periode Mei 2022.
Indeks Nikkei Jepang dibuka merosot 0,81%, ASX 200 Australia turun 0,12%, dan Straits Times Singapura terkoreksi 0,25%.

Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melonjak 2,6% dan Shanghai Composite China naik tipis 0,03%.


Sementara untuk indeks KOSPI Korea Selatan pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional memperingati Memorial Day atau Hari Pahlawan.

Dari China, data aktivitas jasa yang tergambarkan pada Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) periode Mei 2022 versi Caixin akan dirilis pada hari ini pukul 09:45 waktu setempat.

Rilis ini muncul setelah angka resmi PMI non-manufaktur sebesar 47,8 pada bulan Mei, meningkat dari periode April lalu di angka 41,9 tetapi masih berada di bawah ekspektasi pasar di angka 50.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawah 50 artinya kontraksi, sementara di atasnya ekspansi.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung beragam terjadi di tengah koreksinya kembali bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan Jumat pekan lalu, karena investor cenderung merespons negatif dari rilis data ketenagakerjaan terbaru.


Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,05% ke level 32.899,699, S&P 500 ambruk 1,63% ke 4.108,54, dan Nasdaq Composite anjlok 2,47% ke posisi 12.012,73.

Departemen Ketenagakerjaan AS mengumumkan perekonomian Negeri Paman Sam menciptakan 390.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll/NFP) pada Mei 2022. Ini adalah pencapaian terendah sejak April 2021.

Meski demikian, realisasi tersebut jauh di atas ekspektasi pasar. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan non-farm payroll berada di 325.000.

Jadi meski angka perciptaan lapangan kerja relatif rendah, tetapi tetap jauh di atas perkiraan. Artinya, pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam masih berada di jalur yang tepat.

Oleh karena itu, pasar menilai bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) tetap akan sangat agresif dalam menaikkan suku bunga acuan.

Pada akhir 2022, berdasarkan CME FedWatch, pelaku pasar memperkirakan The Fed akan mengerek Federal Funds Rate ke 2,75-3% dengan probabilitas 54,6%. Saat ini suku bunga acuan masih di 0,75-1%.

"Ekonomi memang masih cukup kuat, itu adalah berita baik. Namun ketika melihat konteks yang berbeda, kabar ini akan membuat The Fed makin yakin dalam meneruskan pengetatan kebijakan moneter," kata Shawn Snyder, Head of Investment Strategy di Citi Personal Wealth Management, seperti dikutip dari Reuters.

Suku bunga tinggi adalah 'musuh' buat pasar saham. Sebab, suku bunga tinggi akan membuat biaya ekspansi dan pembayaran bunga utang emiten ikut terkerek. Laba bakal tergerus, investor pun bakal sulit mendapatkan keuntungan dan dividen tinggi




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, June 3, 2022

Hang Seng-Shanghai Libur, Bursa Asia Kembali Cerah

 A man paues in front of an electric screen showing Japan's Nikkei share average outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 5, 2019.   REUTERS/Issei KatoPT Equityworld Futures Medan-Bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Jumat (3/6/2022), menyusul penguatan kembali bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis kemarin waktu AS.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melonjak 1,23%, Straits Times Singapura menguat 0,32%, ASX 200 Australia melaju 0,67%, dan KOSPI Korea Selatan melesat 0,79%.

Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China tidak dibuka pada hari ini karena sedang libur nasional.


Dari Korea Selatan, inflasi pada periode Mei 2022 kembali naik dan melampaui level 5% untuk pertama kalinya dalam lebih dari 13 tahun dan mendorong bank sentral untuk memberi sinyal kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Inflasi dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) Negeri Ginseng pada Mei lalu naik menjadi 5,4% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sedangkan secara bulanan (month-on-month/mom), inflasi Korea Selatan tetap di level 0,7%.

Hal ini dapat membuat alasan bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BoK) untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya untuk menjinakkan inflasi, meski inflasi di Korea Selatan masih jauh lebih rendah dari inflasi di AS maupun di Eropa.

Gubernur BoK, Rhee Chang-yong sudah memperingatkan pada pekan lalu bahwa dia memperkirakan inflasi akan mencapai 5% dan bertahan untuk beberapa waktu.

Dia mengatakan fokus kebijakan harus tetap pada inflasi untuk saat ini daripada pertumbuhan ekonomi setelah bank sentral menaikkan suku bunga untuk kelima kalinya sejak musim panas lalu.

Di lain sisi, cenderung cerahnya bursa Asia-Pasifik pada hari ini terjadi di tengah menguatnya kembali bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Kamis kemarin waktu AS, menyusul positifnya data tenaga kerja.

Indeks Dow Jones ditutup melonjak 1,33% ke level 33.248,28, S&P 500 melejit 1,84% ke 4.176,82, dan Nasdaq Composite meroket 2,69% ke posisi 12.316,9.

Sepanjang pekan berjalan, Dow Jones terhitung naik 0,1% sementara S&P 500 tumbuh 0,5% dan Nasdaq lompat 1,5%. Dengan demikian, Dow terhitung menguat 8,5% dari posisi terendahnya, sementara S&P 500 lompat 9,6% dan Nasdaq terbang 11,6%.

"Sentimen bearish masih belum hilang, dan banyak peringatan laba bersih yang akan datang. Saham seharusnya mulai menguat pada musim panas ini karena aktivitas ekonomi bergerak moderat," tutur Edward Moya, analis senior OANDA seperti dikutip CNBC International.

Data tenaga kerja menunjukkan kenaikan lapangan kerja baru dalam laju yang terlambat sejak era pandemi. Lapangan kerja di sektor swasta bertambah hanya 128.000 pada Mei, jika mengacu pada data ADP.


Angka itu d bawah estimasi ekonom dalam polling Dow Jones yang semula memperkirakan angka 299.000. Di sisi lain Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim tunjangan pengangguran baru pekan lalu turun di bawah perkiraan pasar.

Wakil Kepala bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Lael Brainard kepada CNBC International mengatakan bahwa kecil kemungkinan bank sentral akan mengambil jeda di tengah kebijakan kenaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat.

"Saat ini, sangat sulit melihat pemicu perlu adanya jeda tersebut," tutur Brainard kepada CNBC International.

"Kami masih memiliki banyak pekerjaan untuk menurunkan inflasi menuju target kami sebesar 2%," tambah Brainard




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, June 2, 2022

Amsyong! Sempat Bergairah, Bitcoin cs Loyo Lagi Nih

 Ilustrasi Cryptocurrency (Photo by Pierre Borthiry on Unsplash)PT Equityworld Futures Medan-Harga kripto utama berbalik terkoreksi pada perdagangan Kamis (2/6/2022), di mana Bitcoin kembali terkoreksi hingga ke bawah level psikologisnya di US$ 30.000.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:30 WIB, Bitcoin ambles 6,36% ke level harga US$ 29.827,7/koin atau setara dengan Rp 434.887.866/koin (asumsi kurs Rp 14.580/US$), sedangkan Ethereum ambrol 5,87% ke level US$ 1.829,09/koin atau Rp 26.681.132/koin.

Berikutnya dari beberapa koin digital (token) alternatif (altcoin) seperti XRP anjlok 8,1% ke US$ 0,5681/koin (Rp 8.283/koin), Solana longsor 12,51% ke US$ 39,95/koin (Rp 582.471/koin), dan Dogecoin drop 6,19% ke US$ 0,08091/koin (Rp 1.180/koin).


Kripto
Bitcoin yang sebelumnya sempat menguat ke kisaran level US$ 32.000 pada perdagangan Rabu siang waktu Indonesia, kini kembali break ke kisaran level US$ 29.000. Hal ini membuat Bitcoin seakan sedang 'ditahan' di kisaran sempit yakni di level US$ 29.000-US$ 30.000.

Sejatinya, Bitcoin sudah berulang kali mencoba menembus ke atas level US$ 30.000. Namun dalam sebulan terakhir saja, Bitcoin gagal menembusnya dan cenderung bertahan di level psikologis US$ 30.000, bahkan tak jarang break kembali ke kisaran level US$ 29.000.

Meski begitu, Bitcoin masih mempunyai keberuntungan yang cukup besar. Pasalnya, Bitcoin sudah menghadapi 4 kali fase bearish bahkan crash dalam 5 tahun terakhir. Namun Bitcoin selalu selamat dan bahkan berhasil mencetak rekor tertinggi barunya pada fase-fase sebelumnya.

Fase bearish pertama terjadi di akhir tahun 2017 dan awal tahun 2018. Kala itu harga Bitcoin sempat mencapai puncaknya di US$ 19.497,4/BTC. Namun setelah itu Bitcoin kehilangan 64,33% nilai pasarnya ke level US$ 6.955,27/BTC. Bahkan pada akhir tahun 2018, Bitcoin sempat menyentuh level terendahnya kala itu, yakni di level US$ 3.252,84/BTC

Fase bearish kedua terjadi saat pandemi Covid-19 melanda. Harga Bitcoin awalnya berada di US$ 10.326,05/BTC. Namun dalam hampir sebulan saja, harga Bitcoin drop 51,86% ke US$ 4.970,79/BTC.

Kemudian fase bearish ketiga terjadi di pertengahan tahun 2021, tepatnya periode April-Juli 2021. Harga Bitcoin sempat mencapai US$ 63.503,46/BTC pada pertengahan April 2021 yang menjadi level all time high (ATH) pertama di tahun 2021. Namun pada pertengahan Juli 2021, harganya ambrol 53,06% ke level US$ 29.807,35/BTC.

Selanjutnya fase bearish keempat terjadi pada Agustus 2021, di mana harganya sempat menyentuh level tertinggi (ATH) baru di level US$ 67.566,83/BTC. Periode ini merupakan ATH kedua Bitcoin dan Bitcoin mencetak rekor baru, yakni berhasil mencetak ATH dua kali dalam setahun saja.

Tetapi lagi-lagi setelah mencetak ATH kedua kalinya hanya dalam setahun saja, Bitcoin kembali ambruk pada awal Januari 2022, di mana harganya ambruk 48,15% ke level US$ 35.030,25/BTC.

Terakhir, fase bearish kelima sedang dialami oleh Bitcoin saat ini. Belum sempat kembali mencapai level ATH-nya, Bitcoin drop lagi dari harga US$ 46.864/BTC ke bawah US$ 30.000/BTC. Kapitalisasi Pasar (Market cap) Bitcoin pun tergerus 36,05% selama 8 pekan beruntun.

Selalu selamatnya Bitcoin membuat beberapa investor dan trader menganggapnya sebagai aset lindung nilai (hedging), meski hal ini masih dibantah oleh sebagian besar pengamat.

Kondisi makroekonomi yang masih belum membaik membuat Bitcoin masih belum diuntungkan saat ini. Inflasi yang tinggi membuat bank sentral seperti The Fed (otoritas moneter AS) mengambil langkah agresif dalam menaikkan suku bunga acuan.

Dampaknya adalah dolar AS menguat. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, harga Bitcoin dan dolar AS cenderung bergerak berlawanan arah atau memiliki korelasi yang negatif.

Selain itu, harga Bitcoin yang anjlok tajam pada Mei 2022 juga bertepatan dengan kepercayaan investor yang hilang terhadap stablecoin milik Terraforms Lab (TFL) yakni TerraUSD (UST) dan kripto non­-stablecoin Terra, yakni Terra Luna (LUNA).

Sebagai stablecoin, harga UST akan selalu dijaga di rentang US$ 1. Namun pada 8 Mei 2022, harga UST terus turun dan membuat sister coin-nya yaitu LUNA ambles sampai tak bernilai sama sekali.

Token kripto LUNA kini sama sekali tak bernilai karena sudah sangat mendekati US$ 0. Kerugian besar yang diterima investor dan kemungkinan dampak sistemik pada ekosistem kripto membuat sang developer Terra-LUNA Do Kwon mendapat tekanan.

Akhir pekan lalu, developer Terra, Do Kwon pun membuat upaya pembangkitan Terra-LUNA dengan menerbitkan koin baru yaitu LUNA Airdrops tanpa penggunaan stablecoin.

LUNA yang lama yang harganya hampir US$ 0 diganti nama menjadi LUNA Classic (LUNC). Upaya penyelamatan ekosistem Terra-LUNA ini masih menjadi salah satu fokus pelaku pasar sekarang dan terus membayangi pasar kripto global.

Baca: Sentuh Level Psikologis, Tapi Akumulasi Penurunan Bitcoin 32%
Namun mirisnya, token baru LUNA pun tidak berjalan baik. Pada Kamis hari ini saja, harganya kembali ambles 24,22% ke level US$ 6,67 per koin (Rp 97.249 per koin).

Padahal saat awal diperdagangkan pada Jumat pekan lalu, harga LUNA baru sempat mencetak rekor tertingginya di US$ 19,53 per koin (Rp 284.747 per koin).

Beberapa analis skeptis tentang peluang keberhasilan blockchain Terra yang dihidupkan kembali. Hal ini karena kepercayaan investor terhadap Terra cenderung sudah hilang dan sulit untuk kembali seperti semula.

Vijay Ayyar, Kepala Internasional di perusahaan pertukaran kripto Luno, mengatakan ada kehilangan kepercayaan yang besar dalam proyek tersebut




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan