This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, October 29, 2021

Waspada Tipuan Kaleng-kaleng Robot Trading!

 Awas! Aplikasi robot trading sering dipakai untuk alat penipuan! 

PT Equityworld Futures Medan- Akhir-akhir ini marak di tengah masyarakat Indonesia fenomena robot yang digunakan untuk trading. Robot-robot itu dijajakan dengan iming-iming keuntungan yang tinggi dan konsisten.

Namun bukannya untung, malah buntung. Sejumlah netizen pun mengunggah mengalami kerugian besar. Bahkan ada pula yang melaporkan kerugian ini ke aparat kepolisian.

Salah satunya adalah pelaku trading valas dengan skema money game dan ponzi yang ditawarkan oleh Sunton Capital, platform robot trading yang diketahui asal Inggris.

Menurut pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, masyarakat harus lebih selektif dalam melihat penawaran-penawaran robot trading. Bila ada janji keuntungan besar yang konsisten, bisa dipastikan itu merupakan skema penipuan.

"Investasi punya prinsip high return high risk, jadi kalau tak ada risiko itu bodong, termasuk investasi yang menawarkan robot trading," ujarnya dalam program Investime CNBC Indonesia, Selasa, (26/10/2021).

Ia menyebut bahwa hampir mustahil robot trading bisa mendatangkan keuntungan besar secara terus menerus. Pasalnya robot trading sebenarnya dijalankan dengan strategi yang telah ditentukan oleh manusia dan dirancang dalam sebuah algoritma. Strategi ini bisa saja menemui kesalahan sehingga menimbulkan kerugian

"Tapi bukan berarti robot selalu profit karena robot kan pakai strategi kita sendiri," tambahnya.

Aristin juga menyebut bahwa para calon pengguna robot harus lebih selektif dan kritis dalam melihat penawaran produk itu. Ia meminta agar calon pengguna melakukan assessment mengenai performa robot itu secara historis.

"Kita harus kritis ya sebagai calon pengguna. Kita harus mengetahui performa robot tersebut 3 tahun ke belakang gimana. Apa profit konsisten atau tidak. Lalu juga drawdown dengan melihat berapa besar equity yang perlu kita investasikan untuk menggunakan robot ini. Jadi harus kita lebih kritis."


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

http://equityworld-medan.com/ramai-tipu-tipu-robot-trading-ternyata-belum-ada-aturannya/

 

SWI Ingatkan Warga: Transaksi Robot Forex Tak Punya Keuntungan Mutlak 

PT Equityworld Futures Medan-Saat ini sedang marak fenomena penggunaan robot untuk aktivitas trading. Robot trading ini dinilai mampu untuk mengeksekusi beberapa strategi investasi yang berujung pada keuntungan.
Namun, akhir-akhir ini mulai muncul robot trading yang nyatanya bodong alias tak berizin dari otoritas terkait di Indonesia.

Dengan iming-iming keuntungan hingga 50% setiap bulannya, banyak trader yang justru terjebak dalam kerugian yang besar setelah menggunakan sistem otomatis itu.

Melihat fenomena ini, pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa masyarakat harus lebih selektif dalam melihat penawaran-penawaran robot trading. Bila ada janji keuntungan besar yang konsisten, bisa dipastikan itu merupakan skema penipuan.

“Investasi punya prinsip high return high risk, jadi kalau tak ada risiko itu bodong, termasuk investasi yang menawarkan robot trading,” ujarnya dalam program Investime CNBC Indonesia, Selasa, (26/10/2021).

Ia pun menambahkan bahwa robot trading sebenarnya dijalankan dengan strategi yang telah ditentukan oleh manusia dan dirancang dalam sebuah algoritma.

Strategi tersebut bisa saja benar namun juga memiliki peluang kesalahan sehingga perlu ada update berkala yang harus dilakukan oleh trader yang membuat programnya.

“Ya kita musti update dinamika pasar dan evaluasi sehingga konsistensi kita semakin kuat. Ini bisa dilakukan setiap minggu atau bulan.”

Lebih lanjut, Ariston juga menyebut hal ini sangat diperlukan mengingat belum ada regulasi yang mengatur penggunaan robot trading sehingga belum ada yang pembeda mana yang legal dan mana yang ilegal.

“Saya belum lihat peraturannya mengenai robot trading ini. Sementara belum ada regulasi yang khusus untuk robot ini jadi banyak penyedia robot yang tetap memasarkan robotnya.”

Terakhir, ia juga meminta agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan segera menindak para penjual jasa robot trading dengan janji keuntungan besar. Pasalnya banyak masyarakat yang telah menjadi korban kerugian dan penggunaan robot ini.

“Ya harusnya regulator bertindak untuk melarang segala bentuk pemasaran atau iklan dari investasi robot trading (yang menjanjikan keuntungan besar) ini atau yang menjurus ke arah bodong.”

Satgas Waspada Investasi (SWI) juga sudah mengimbau bagi para pengguna robot trading yang melakukan transaksi agar memahami terlebih dahulu mekanisme perdagangan, termasuk memahami risiko yang bisa ditimbulkan oleh transaksi ini.

Ketua SWI Tongam L. Tobing mengatakan dalam melakukan perdagangan tetap ada risiko untuk untung dan rugi, sehingga tidak ada kepastian bahwa pelaku perdagangan selalu mendapatkan keuntungan dari aktivitas yang dilakukan.

“Robot trading hanya merupakan alat untuk melakukan perdagangan, sehingga bisa untung dan juga bisa rugi. Tidak akan ada keuntungan yang fix dalam trading. Masyarakat yang ingin menggunakan robot trading hendaknya adalah orang yang sudah memahami mekanisme trading, sehingga mengetahui risikonya,” kata Tongam kepada CNBC Indonesia, Jumat (22/10/2021).

Sebelumnya, masyarakat juga dikejutkan dengan penipuan investasi valuta asing atau foreign exchange (forex/valas) Sunton Capital, robot trading asal Inggris, yang dilaporkan merugikan banyak nasabah dan layanannya tidak terdaftar di otoritas sebagaimana disampaikan SWI

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, October 28, 2021

Sampai Kapan Harga Batu Bara Cs 'Terbang'?

 Harga Batubara Turun - TopBusiness

PT Equityworld Futures Medan-Harga komoditas melambung di tahun 2021. Tak tanggung-tanggung, naiknya harga komoditas tercatat puluhan hingga ratusan persen dalam setahun seperti batu bara yang meroket 200%, timah menguat 80%, dan nikel naik 50%.
Fenomena ini kemudian dikaitkan dengan commodity supercycle dan tahun 2021 digadang-gadang jadi awal mula supercycle kelima sepanjang dicatat dalam sejarah.

Kenaikan harga komoditas dunia tahun ini berbanding terbalik jika melihat keadaan komoditas tahun 2020. Tahun lalu semua komoditas terpukul, harga minyak sampai menyentuh level minus. Itu merupakan level harga yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.



Pandemi COVID-19 (Coronavirus Disease-2019) sah saja ditunjuk jadi biang kerok tambang hancur lebur. Berkat dirinya tambang-tambang kemudian ditutup dengan dalih pembatasan mobilitas dalam upaya menekan kasus virus mematikan tersebut.Pada akhirnya produksi dan permintaan turun membuat keseimbangan harga komoditas berada di level yang rendah.

Memasuki 2021, cerita berubah. Narasi pemulihan ekonomi jadi tema utama dengan dorongan vaksinasi di seluruh dunia. Satu per satu negara mulai membuka ekonominya setelah hampir setahun lamanya terpukul.

Harapan ekonomi bisa berkembang dimulai dari China dan Vietnam yang berhasil terhindar dari resesi yang kemudian menjalar ke berbagai negara. Amerika pun mencatatkan pertumbuhan ekonomi 12,2% ­year-on-year (yoy) pada kuartal kedua 2021.

Optimisme pemulihan ekonomi ini menciptakan lonjakan kilat permintaan terhadap komoditas seperti logam, batu bara, minyak, sawit, dan gas. Selain sebagai sumber energi, komoditas tersebut juga digunakan untuk industry manufaktur. Hasilnya, harga-harga komoditas mulai merangkak naik.

Sayangnya, peningkatan produksi tidak bisa secepat permintaan. Tambang komoditas terlanjur lumpuh dan tidak bisa pulih dengan cepat. Harga komoditas pun berjalan dengan kurva permintaan yang terus tinggi dan cepat sedangkan pasokan bergerak lambat mengakumulasi ketidakseimbangan di pasar komoditas menciptakan bom waktu.

Akhirnya bom itu meledak di bulan September 2021 ketika harga-harga komoditas dengan cepat melesat ke level tertingginya. Rekor baru harga tertinggi tercipta di berbagai komoditas seperti batu bara, minyak, gas, nikel, timah, aluminium. Lebih buruk, ketimpangan permintaan dan pasokan menciptakan krisis energi.

Pandemi tidak berdiri sendiri menciptakan boom komoditas pada tahun 2021 yaitu rendahnya suku bunga dan stimulus jumbo yang disuntikkan untuk pemulihan ekonomi.
Mundur lebih jauh ke belakang ketika commodity supercycle tahun 2000-an mulai berakhir. Saat itu volume permintaan komoditas seperti minyak mulai turun karena ekonomi mulai mengalami stagnasi setelah 2008.

Pada tahun 2013, aktivitas manufaktur mulai melambat dan permintaan untuk komoditas pun jauh berkurang. Puncaknya tahun 2014-2015 ketika harga minyak terjun 70%. Sedangkan logam tembaga turun 35,37% sejak Agustus 2014 hingga level terendah di akhir tahun 2015.

Lebih apes lagi batu bara terus bearish selama empat tahun sejak 2011 sampai 2015 dan mencatatkan penurunan harga 62,94%.

Ini membuat komoditas menjadi tidak menarik lagi di mata investor. Aliran dana pun mulai beralih dari komoditas. Di saat bersamaan, perubahan iklim menjadi perhatian utama membuat investor mengalihkan perhatian lebih besar pada masalah ESG (Enviromental Social Government) membuat aliran dana ke sektor komoditas makin seret.

Dana yang seret membatasi gerak pertumbuhan kapasitas komoditas. Pandemi adalah bumbu tambahan yang makin memukul sektor tambang dan membuat pemulihan produksi saat ini tidak secepat pertumbuhan permintaan.

Di sisi lain, pusat perhatian investor ke ESG mengalihkan energi fosil ke energi terbarukan. Dekarbonisasi jadi langkah nyata berbagai negara. Berbagai aturan pun dibentuk untuk memuluskan langkah dekarbonisasi dan memberikan peluang bagi listrik sebagai sumber energi masa dpean terutama untuk kendaraan.

Penjualan kendaraan listrik diproyeksikan akan terjual 46,8 juta unit pada tahun 2030, menurut data International Energy Agency (IEA). Diperkirakan 15% mobil penumpang di jalanan dikuasai kendaraan listrik dan meningkat jadi 30% pada tahun 2050.  

Peralihan energi fosil ke energi terbarukan mendorong permintaan logam-logam yang jadi bahan utama kendaraan listrik yaitu nikel, tembaga, kobalt di masa depan. Saat ini logam tersebut masih diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pemulihan ekonomi.

Perlu diketahui, saat ini laju pertumbuhan kendaraan listrik pun sangat cepat. Pada semester pertama tahun ini, penjualan kendaraan listrik dunia mencapai pertumbuhan 168% yoy dengan 2,65 juta unit terjual.

Akan tetapi masih ada jeda dengan produksi logam untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listrik dan sumber energi lainnya seperti panel surya yang membutuhkan tembaga sebagai bahan baku.

Jeda atau lag itulah yang akan jadi kunci boom komoditas ini berlangsung lebih lama dan menjadi commodity supercycle kelima sepanjang sejarah tercatat. Walaupun di balik itu, stimulus-stimulus dalam pembangunan energi terbarukan juga turut mendukung.

Perbedaan mencolok antara supercycle dan kenaikan harga sementara adalah adanya perubahan sosial yang mendalam dan dalam skala besar yang membuat permintaan akan komoditas terus meningkat.

Gerakan skala besar peralihan ke energi terbarukan memicu permintaan besar untuk logam dan komoditas lain seperti minyak sawit sebagai bahan biomassa dan gas alam dalam upaya perbaikan iklim.

Investasi besar-besaran diperlukan untuk membangun infrastruktur energi terbarukan dan menutup defisit logam untuk keperluan peralihan energi yang mungkin saja memerlukan waktu hingga 5-7 tahun lagi dan membuat pasokan kembali terpenuhi dan harga menjadi lebih stabil. Dalam jangka pendek, harga komoditas diperkirakan lebih stabil karena penurunan permintaan dari China karena melemahnya ekonomi China.

Jika melihat sejarahnya, commodity supercycle bisa berlangsung 20 tahun - 30 tahun. Bukan tidak mungkin dengan ambisi peralihan energi bisa membuat ­supercycle kelima berlangsung hingga 20-30 tahun ke depan


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

China 'Babak Belur' Lagi karena Covid-19, Ini Biang Keroknya!

 Gegara 6 Kasus Corona, China Lockdown Kota Berpenduduk 4 Juta JiwaPT Equityworld Futures Medan-Pandemi Covid-19 kembali membuat China 'kalang kabut'. Terbaru,
Awal mula kasus ditemukan pada pasangan manula yang ikut dalam kelompok wisata di negeri itu. Kasus pertama dideteksi pada 17 Oktober 2021.



Mereka memulai perjalanan dari Shanghai lalu ke kota Xi'an di Provinsi Gansu dan ke Mongolia Dalam. Puluhan kasus pun ditemukan terkait perjalanan itu dan melibatkan 12 grup wisata.

Mulanya, pemerintah menyebut ada lima wilayah di lima provinsi yang terinfeksi. Tapi dalam pernyataan terbaru Minggu (24/20/2021), ada 11 provinsi yang kemasukan Covid-19.

Mengutip Reuters, pejabat kesehatan pemerintahan Xi Jinping, mengatakan wabah Covid-19 terbaru karena Covid-19 varian Delta. Ini kemungkinan akan semakin menyebar lebih jauh.

"Ada peningkatan risiko bahwa wabah mungkin menyebar lebih jauh karena faktor musiman.," kata Juru Bicara Komisi Kesehatan Nasional China, Mi Feng, berbicara ke wartawan.

"Urutannya menunjukkan ini (varian Delta) berbeda dari sumber sebelumnya dan kasus baru berasal dari sumber baru di luar negeri," tambah wakil direktur komisi itu, Wu Liangyou.

Sejak akhir pekan kemarin, pemerintah daerah di mana kasus terdeteksi sudah melakukan pembatalan penerbangan. Pemerintah setempat juga dikabarkan menutup lokasi wisata, sekolah dan tempat hiburan di daerah yang terkena dampak.

Dalam update terbarunya beberapa wilayah di Mongolia Dalam juga di lockdown. Dua kabupaten ditutup yakni kabupaten Alxa Lef Banner, memiliki 180 ribu warga, dan kabupaten Ejin, 35.700 penduduk.

Mongolia Dalam adalah provinsi yang kaya batu bara. Penutupan di wilayah itu diyakini akan mempengaruhi pasokan komoditas itu, di tengah krisis energi yang melanda China.

Selasa (26/10/2021), China juga mengunci kota di mana empat juta orang tinggal, Lanzhou, Provinsi Gansu. Semua warga diminta tetap di rumah kecuali darurat.

"Penduduk kota sekarang akan diminta untuk tinggal di rumah," kata pihak berwenang, mengutip AFP.

"Masuk dan keluarnya penduduk dikontrol secara ketat dan terbatas pada persediaan penting atau perawatan medis."

Kota itu juga disebut menghentikan layanan bus dan taksi. Sebanyak 70 perjalanan kereta, termasuk rute utama ke ibu kota Beijing, ditangguhkan. Penerbangan juga dibatalkan karena alasan keselamatan publik. Tanggal pembukaan belum diketahui.

Sementara di Beijing, pembatasan sosial sudah dilakukan di sejumlah distrik dengan lockdown terbatas. Akses ke daerah wisata dibatasi dan penduduk diminta tidak meninggalkan ibu kota kecuali diperlukan.

Baca: Makin Panas! China Serukan PBB Tak Usah Terima Taiwan
Sekitar 23.000 penduduk di sebuah komplek perumahan Changping juga dikunci. Pasalnya ada sembilan kasus ditemukan.

Mengutip Worldometers Kamis (28/10/2021), dari awal pandemi menyebar pertama kali di Wuhan, Provinsi Hubei, hingga sekarang, China mencatat ada 96.899 kasus Covid-19. Sebanyak 4.636 orang meninggal.
Flu Babi
Sementara Flu Burung menyerang, China dilaporkan kembali mecatat kasus flu babi. Hal ini terungkap dari sebuah data terbaru yang disajikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Mengutip Reuters, badan PBB itu mengatakan bahwa Negeri Tirai Bambu melaporkan 21 infeksi manusia dengan subtipe H5N6 flu burung pada tahun 2021. Jumlah ini naik dibandingkan tahun lalu.



Terbaru, terjadi pada 13 Oktober. Seorang wanita berusia 60 tahun di provinsi Hunan dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis dengan influenza H5N6.

Hal ini menyebabkan kekhawatiran baru bagi para ahli kesehatan. Pasalnya virus ini merupakan salah satu virus dengan kekuatan yang sangat mematikan.

"Peningkatan kasus manusia di China tahun ini mengkhawatirkan. Ini adalah virus yang menyebabkan kematian tinggi," kata Thijs Kuiken, profesor patologi komparatif di Erasmus University Medical Center di Rotterdam.

Meski begitu, WHO mengatakan bahwa penularan virus itu masih bersifat unggas ke manusia dan bukan manusia ke manusia. Hal ini terlihat dari jumlah kasus yang kebanyakan terkait dengan rumah potong hewan. Saat ini lembaga yang berpusat di Jenewa itu masih meneliti mengenai transmisi virus ini.
Flu Babi
Sementara Flu Burung menyerang, China dilaporkan kembali mecatat kasus flu babi. Hal ini terungkap dari sebuah data terbaru yang disajikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Mengutip Reuters, badan PBB itu mengatakan bahwa Negeri Tirai Bambu melaporkan 21 infeksi manusia dengan subtipe H5N6 flu burung pada tahun 2021. Jumlah ini naik dibandingkan tahun lalu.



Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, October 27, 2021

Bakal Ditantang Mitratel, Ini Lho Saham-saham Menara Tercuan!

 Tower Telekomunikasi – Samkang 

PT Equityworld Futures Medan-Subsektor menara telekomunikasi akan kedatangan 'pemain baru' dari Grup Telkom, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), yang diprediksi bakal semakin meramaikan persaingan di lini bisnis ini ke depan.
Mitratel dijadwalkan akan melantai di bursa pada 22 November mendatang dan menargetkan perolehan dana dari masa penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) ini hingga Rp 24,90 triliun.

Jika terealisasi dengan harga maksimal Rp 975 dari range Rp 775-Rp 975/saham, maka ini akan menjadi yang terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), mengalahkan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) Rp 22 triliun di 6 Agustus silam.



Di tengah rencana 'manggung' Mitratel, salah satu raksasa menara pun sedang melakukan konsolidasi.

Baca: Wow! Laba BRI Q3 Melesat 36% Jadi Rp 19,26 T, Aset Rp 1.620 T
Emiten tersebut adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) milik Grup Djarum yang pada awal bulan ini resmi mengakuisisi 94,03% saham emiten menara lainnya, PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) atau STP, dengan nilai transaksi Rp 16,73 triliun.

Lantas, bagaimana dengan kinerja saham-saham emiten menara sepanjang tahun ini?

Kinerja 5 Besar Saham Emiten Menara Telekomunikasi


Emiten

Kode Ticker

Harga Terakhir (Rp)

% 1 Bulan

% Ytd

Solusi Tunas Pratama

SUPR

14800

14.73

260.98

Centratama Telekomunikasi Indonesia

CENT

320

4.58

125.35

Tower Bersama Infrastructure

TBIG

2860

-4.35

75.46

Sarana Menara Nusantara

TOWR

1180

-10.61

22.92

Bali Towerindo Sentra

BALI

745

2.05

-6.88

Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI) | Harga Terakhir per 26 Oktober 2021

Di bawah ini Tim Riset CNBC Indonesia akan membahas secara ringkas kinerja saham emiten penyedia menara telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam sebulan dan sejak awal tahun (year to date/ytd).

SUPR

Menurut data di atas, saham SUPR memiliki rapor paling moncer di antara yang lainnya. Dalam sebulan belakangan saham ini melesat 14,73%, sedangkan secara ytd meroket 260,98%.

Sebenarnya, saham SUPR tergolong saham yang cenderung 'tidur'. Contoh saja, dalam 4 hari terakhir saham ini tak bergerak dengan nilai transaksi antara 20-100 jutaan rupiah. Namun, lompatan harga yang luar biasa dimulai pada awal September 2021 di tengah kabar soal TOWR yang akan mencaplok SUPR.

Semenjak itu, saham SUPR cenderung bergerak naik hingga ke harga Rp 14.800/saham, tertinggi di antara saham emiten menara lainnya.

CENT

Di bawah SUPR, ada saham milik Grup Northstar CENT yang terkerek 4,58% dalam sebulan dan 'terbang' 125,35% sejak awal tahun ini.

Saham CENT memang cenderung menguat sejak awal tahun hingga akhirnya menyentuh level Rp 410/saham atau tertinggi sepanjang masa pada 9 Agustus 2021. Setelah itu, saham CENT sempat turun hingga level Rp 272/saham pada 5 Oktober 2021 dan mencoba kembali naik hingga ke harga terakhir pada Selasa (26/10) di Rp 320/saham.

Kenaikan harga saham CENT pada tahun ini salah satunya ditopang kabar akuisisi CENT oleh perusahaan asal Singapura EP ID Holdings Pte. Ltd alias Edge Point.

Pada awal Juli lalu resmi menjadi pengendali baru CENT setelah menambah kepemilikan saham menjadi lebih dari 76% dengan nilai transaksi akuisisi saham adalah senilai Rp 2,04 triliun.

Setelah akuisisi tersebut, Edge Point memutuskan untuk melakukan tender offer untuk membeli 2,57 miliar saham CENT. Jumlah tersebut setara dengan 8,25% dari total saham Centratama. Jika seluruh pemegang saham publik ikut serta, maka nilai transaksi tender offer ini bisa mencapai Rp 692,15 miliar.

Penawaran yang dilaksanakan Edge Point ini sedang berlangsung dan sudah berakhir pada Rabu pekan lalu, 20 Oktober 2021.

TBIG

Kemudian, saham Grup Saratoga TBIG yang kendati ambles 4,53% dalam sebulan, melambung 75,46% secara ytd.

Sejak awal tahun ini, saham TBIG cenderung mendaki dari level Rp 1.700-an/saham hingga sempat menyentuh level Rp 3.400/saham pada awal Juli lalu. Namun, setelah itu saham TBIG cenderung melorot hingga ke Rp 2.860/saham penutupan pasar Selasa kemarin.

Kabar terbaru, TBIG berencana menerbitkan surat utang dalam denominasi dolar atau Notes dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya US$ 900 juta atau sekitar Rp 12,82 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.250 per US$.
Terkait aksi korporasi ini, manajemen TBIG telah mendapatkan restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 30 September 2021 di The Convergence Indonesia, Kawasan Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan.

Dana hasil penerbitan notes akan digunakan oleh perseroan untuk disalurkan kepada kelompok entitas anak, melalui pinjaman antarperusahaan dan/atau penyertaan modal.

Tujuannya, untuk melakukan pelunasan kewajiban utang yang jatuh tempo dan pembayaran dipercepat atas pinjaman, di mana perjanjian-perjanjian pinjaman tersebut tidak melarang adanya pembayaran dipercepat atau membiayai rencana ekspansi usaha di masa yang akan datang dan menunjang kebutuhan pendanaan perseroan dan entitas anak.

TOWR

Selanjutnya, saham TOWR yang anjlok 10,61% dalam sebulan terakhir, tetapi melesat 22,92% sejak awal tahun ini.

Memulai tahun di level Rp 970/saham, saham TOWR sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada 26 Juli 2021 di harga Rp 1.590/saham. Setelah menyentuh level tertinggi tersebut, saham TOWR cenderung 'menuruni bukit' hingga ke harga Rp 1.180/saham.

Sebelumnya, seperti yang telah disinggung di atas, TOWR telah resmi mengakuisisi 94,03% saham SUPR dengan nilai transaksi Rp 16,73 triliun.

Transaksi tersebut dilakukan pada 1 Oktober 2021 yang dilakukan melalui anak usaha TOWR, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dengan harga pelaksanaan Rp 15.640 per saham, harga premium di atas harga tertinggi September lalu Rp 14.000/saham.

Dalam penjelasannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen TOWR menyampaikan, latar belakang dilakukannya transaksi pengambilalihan di antaranya adalah untuk pengembangan usaha Protelindo serta perluasan jaringan usaha agar dapat memperkuat posisi Protelindo sebagai pemilik dan operator tower independen dalam rangka melayani operator telekomunikasi Indonesia.

Transaksi pengambilalihan ini akan memperkuat posisi Protelindo sebagai perusahaan tower independen terbesar di Indonesia dengan lebih dari 28.300 tower dan hampir 53.000 tenant dan rasio tenancy mendekati 1,9 kali.

Saat ini, TOWR sedang dalam proses untuk melakukan penawaran tender wajib di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setelah Protelindo mengakuisisi 94,03% saham SUPR


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Masa Depan Cerah! Harga Emas Bakal Nanjak, Gan...

 Harga Emas Antam Anjlok Rp 14.000 per Gram di 17 September 2021, Simak  Rinciannya - Bisnis Liputan6.com 

PT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia bergerak naik pada perdagangan pagi ini. Ke depan, bagaimana nasib harga sang logam mulia?
Pada Rabu (27/11/2021) pukul 07:29 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.793,55/troy ons. Naik tipis 0,05% dari hari sebelumnya.

Kemarin, harga emas ditutup di US$ 1.792,63/troy ons, melemah 0,82%. Koreksi ini terjadi setelah harga emas selama lima hari perdagangan beruntun. Dalam lima hari tersebut, harga naik 1,59%.



Ke depan, ada harapan harga emas bakal naik lagi. Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga emas akan menguji titik resistance US$ 1.814/troy ons. Jika tertembus, maka harga akan naik lagi menuju ke US$ 1.826/troy ons.

"Harga emas sedang mengarungi gelombang E. Gelombang ini bisa membawa harga emas ke arah US$ 1.826/troy ons," sebut Wang dalam risetnya.

emasSumber: Reuters

Setelah menyentuh US% 1.813,64/troy ons pada 22 Oktober 2021, lanjut Wang, harga emas memang cenderung turun. Namun sekarang tren itu sudah berbalik.

"Sebelumnya, harga emas gagal menembus titik resistance US$ 1.828/troy ons, mungkin dalam waktu dekat akan berhasil. Penembusan di titik itu bisa membawa harga bergerak ke arah US$ 1.916/troy ons," tambah Wang


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, October 26, 2021

Semangat! Bursa Asia Mayoritas Hijau, IHSG Bisa ke 6.700?

Bursa Saham di Asia Bergerak Variatif, Kinerja Ekspor Jepang Turun Tajam -  Saham Liputan6.com PT Equityworld Futures Medan- Mayoritas bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Selasa (26/10/2021), di tengah penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (25/10/2021) waktu setempat hingga kembali mencetak rekor terbarunya kemarin.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melesat 1,1%, Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,02%, Shanghai Composite menguat tipis 0,07%, dan KOSPI Korea Selatan bertambah 0,64%.

Sementara untuk indeks Straits Times Singapura dibuka melemah 0,21% pada perdagangan pagi hari ini.



Pada hari ini, Korea Selatan merilis data pertumbuhan ekonominya pada kuartal ketiga tahun 2021, di mana data pertumbuhan ekonomi yang tergambarkan pada Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan pada kuartal III-2021 cenderung melambat.

Bank of Korea (BoK) melaporkan PDB Negeri Ginseng pada kuartal III-2021 melambat menjadi 0,3% secara kuartalan (quarter-to-quarter/QoQ), dari sebelumnya pada kuartal II-2021 sebesar 0,8%. Sementara secara tahunan (year-on-year/YoY), PDB Negeri Ginseng juga melambat menjadi 4% pada kuartal III-2021, dari sebelumnya pada kuartal III-2020 sebesar 6%.


Angka ini juga lebih rendah dari perkiraan ekonom dalam polling Reuters yang memperkirakan PDB Korea Selatan tumbuh menjadi 0,6% (QoQ) dan 4,2% (YoY)

Melambatnya PDB Korea Selatan pada kuartal III-2021 terjadi karena konsumsi swasta yang lemah serta investasi konstruksi dan fasilitas yang menurun.

Konsumsi swasta yang menghasilkan hampir setengah dari PDB Korea Selatan mengalami kontraksi 0,3% pada kuartal III-2021, setelah naik 3,6% pada kuartal II-2021, sementara investasi konstruksi dan fasilitas juga turun masing-masing 3,0% dan 2,3%.

Sementara ekspor Korea Selatan tumbuh 1,5% pada kuartal III-2021, pulih dari kontraksi 2,0% pada kuartal II-2021, karena penjualan semikonduktor dan produk minyak bumi yang kuat.

Beralih ke AS, bursa saham Wall Street ditutup kembali cerah pada perdagangan Senin waktu AS, dengan aksi cetak rekor menyusul bombardir kabar positif terkait dengan kinerja keuangan emiten kelas kakap di Wall Street.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,18% menjadi 35.741,15, sedangkan S&P 500 menguat 0,47% ke level 4.566,48. Keduanya berhasil mencetak rekor tertinggi barunya kemarin. Sementara Nasdaq Composite melesat 0,9% ke posisi 15.226,71.

Saham Tesla melesat 12,7% setelah perusahaan persewaan mobil Hertz memesan 100.000 unit mobil Yesla, sementara Morgan Stanley mendongkrak target harga saham perseroan menjadi US$ 1.200, dari semula US$ 900.

Sepanjang bulan berjalan, saham Tesla melesat lebih dari 28% menjadi penopang penguatan indeks Nasdaq. Kini, indeks saham teknologi tersebut terpaut hanya 1% dari rekor tertingginya yang dicetak pada 7 September lalu.

Menurut Refinitiv, 84% dari 117 konstituen indeks S&p 500 yang sudah merilis kinerja keuangannya mencetak laba bersih di atas estimasi pasar per kuartal III-2021. Rata-rata pertumbuhan laba bersih mereka sebesar 35%.

Indeks saham sektor energi menguat setelah harga kontrak berjangka (futures) minyak jenis West Texas Intermediate menyentuh level psikologis US$ 85/barel. Mayoritas indeks mencetak pertumbuhan kinerja solid pada Oktober.

Sektor energi sepanjang Oktober menjadi pemimpin reli dengan kenaikan sebesar 11% bulan ini. Indeks sektor manufaktur, real estate, material dan keuangan kompak menguat setidaknya sebesar 7% sepanjang periode tersebut.

Di lain sisi, Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa anggaran belanjanya kian dekat mencapai kesepakatan jelang pertemuan perubahan iklim di Skotlandia. Hal ini memicu optimisme bahwa perekonomian AS bakal kian terdongkrak oleh belanja pemerintah


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Kalau Disawang-sawang, Harga Emas Masih Bisa Naik Lagi Nih!

 Harga Emas Hari Ini, Kamis 9 September 2021, Tertekan Sentimen The Fed -  Market Bisnis.com 

PT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia turun tipis pada perdagangan pagi hari ini. Maklum,
Pada Selasa (26/10/2021) pukul 07:29 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.806,08/troy ons. Turun tipis 0,08% dari posisi hari sebelumnya.




Tidak banyak cing-cong, harga emas sedang menjalani tren bullish. Dalam sepekan terakhir, harga emas naik 2,35%. Selama sebulan ke belakang, harga naik 3,21%. Oleh karena itu, harga emas akan selalu dibayangi oleh aksi ambil untung (profit taking).

Ke depan, bagaimana prospek harga emas? Apakah ruang untuk naik masih terbuka?


Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga emas bisa bangkit dan menuju titik resistance US$ 1.814/troy ons. Penembusan di titik ini akan membawa harga naik lagi ke US$ 1.826/troy ons.

emasSumber: Reuters
"Harga emas sedang menjalani gelombang ke-5. Dalam kekuatan maksimal, gelombang ini bisa membawa harga menuju US$ 1.826/troy ons," ungkap Wang dalam risetnya.

Sementara titik support harga emas, lanjut Wang, sepertinya ada di US$ 1.783/troy ons. Apabila tertembus, maka target bearish selanjutnya ada di US$ 1.764/troy ons.

"Namun kalau melihat grafik perdagangan harian, harga emas sudah menembus US$ 1.800/troy ons. Kemungkinan harga bisa naik ke arah US$ 1.828/troy ons," tulis Wang.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, October 25, 2021

Stok di Gudang China Kosong, Harga Tembaga Melesat

Daftar Perusahaan Pertambangan Tembaga 

 PT Equityworld Futures Medan-Harga tembaga dunia melonjak hampir 2% pada perdagangan siang ini terdorong persediaan di gudang China yang turun ke level terendah sejak 2009, bersamaan dengan persediaan di gudang London yang mencapai level terendah sejak 40 tahun lalu.
Kekurangan persediaan tembaga memicu kekhawatiran atas kekurangan pasokan dunia. Pada Senin (25/10/2021) pukul 12.46 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.891,50/ton, naik 1,93% dibanding harga penutupan kemarin.

tembagaFoto: Investing.com
Persediaan tembaga di gudang ShFE (Shanghai Futures Exchange) turun menjadi 39.839 ton, terendah sejak Juni 2009. China merupakan konsumen terbesar di dunia dengan tingkat konsumsi 54% dari total konsumsi tembaga dunia pada tahun 2020, berdasarkan data Statista,



Pasokan ketat China mendukung sentimen persediaan tembaga di gudang LME (London Metal Exchange) yang jatuh ke level terendah sejak 40 tahun lalu dan mendorong harga tembaga dunia kembali menuju level US$ 10.000/ton.

Persediaan tembaga di gudang LME (London Metal Stock) yang belum dialokasikan untuk penarikan telah jatuh 89% menjadi 15.225 ton pada bulan ini setelah lonjakan pesanan logam dari gudang Eropa. Kondisi ini membuat persediaan di gudang mencapai level terendah sejak 1974.

Ketika pasokan menipis dan di saat bersamaan terjadi lonjakan permintaan maka harga akan meningkat karena barang menjadi lebih langka sehingga komoditas tersebut dihargai lebih mahal


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Sunton Capital Diduga Tipu-tipu, Untung Bisa 50% per Bulan?

Facebook Sunton Capital (SuntonFX)Sunton Capital Diduga Tipu-tipu, Untung Bisa 50% per Bulan? 

 PT Equityworld Futures Medan-Pekan lalu masyarakat dihebohkan dengan adanya kasus Sunton Capital yang membuat banyak pelaku perdagangan (trading) terutama forex (valuta asing, valas) mengalami kerugian atas dugaan penipuan investasi broker valas yang dilakukan melalui platform robot trading ini.
Melalui berbagai channel komunikasi, seperti akun Telegram, Instagram, dan website resmi, di mana dua channel terakhir saat ini sudah tidak aktif, Sunton Capital menarik minat publik dengan menawarkan imbal hasil yang menggiurkan.

Tawaran keuntungan yang diberikan kepada calon nasabahnya beragam, mulai dari 40%, 50%, hingga 60% dari modal yang diinvestasikan.



Hal ini terungkap berawal dari unggahan seorang pengguna Twitter sekaligus musisi Ananda Sukarlan (@anandasukarlan) yang membongkar dugaan penipuan ini.

Twitter @anandasukarlan, diakses 18 Oktober 2021Foto: Twitter @anandasukarlan, diakses 18 Oktober 2021
Twitter @anandasukarlan, diakses 18 Oktober 2021
Dalam unggahannya ini dia mengungkapkan keprihatinan atas para korban Sunton Capital. Dia menyebut mekanisme yang dilakukan di Sunton Capital ini adalah money game dan ponzi.

"Turut prihatin untuk para korban... Next time harus tahu lah bedanya money game, investment bodong sama software atau robot beneran. Kalau beneran itu profitnya ga bisa segede itu dan ga selalu untung," cuit Ananda pekan lalu.

"Duh makanya udah deh jangan invest di money games apa ponzi gini. Akhirnya semua duit jadi 0. Cari cuan malah nangis," tambahnya lagi.

Twitter @anandasukarlan, diakses 18 Oktober 2021Foto: Twitter @anandasukarlan, diakses 18 Oktober 2021
Twitter @anandasukarlan, diakses 18 Oktober 2021
Dia menyebut, awalnya Sunton Capital memberikan iming-iming profit yang cukup besar, di kisaran 5% sampai dengan 20%.

Lalu pada 14 Oktober 2021 lalu pukul 21.27 saat trading terjadi, SuntonFX melakukan margin call di mana grafik dimanipulasi total. Margin call adalah sistem peringatan yang menunjukkan bahwa dana akun trading sudah tidak mencukupi untuk membuka posisi trading.

Setelah margin call terjadi, seluruh layanan Sunton Capital tak lagi bisa diakses. Selain itu akun Instagramnya hilang, dan websitenya https://suntonfx.id tak bisa diakses.

"Nah makanya, kalau mau invest, pastikan perusahaannya jelas: foundernya dan directorsnya siapa-siapa aja, gedung-gedung & kantornya di mana," terang dia.

Tak lama berselang, akun Instagram SuntonFX juga menghilang. Dalam pengumumannya di laman Facebook, Sunton Capital Indonesia bahkan menyatakan sejak 1 Juni 2021 sampai dengan 14 Oktober, Sunton Capital Ltd adalah scam dan sudah berakhir.

Berdasarkan informasi yang beredar, Sunton Capital adalah broker forex asing yang berasal dari Inggris.

Cara kerja SuntonFX mirip dengan broker pada umumnya. Sebelum melakukan trading, nasabah diminta melakukan deposit minimal US$ 50.

Selanjutnya, manajer investasi akan mengarahkan nasabah untuk melakukan transaksi jual atau beli berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

Namun kini, broker tersebut sedang dalam masalah dan banyak nasabah di Indonesia yang dirugikan.

Situs resminya https://suntonfx.id tak bisa diakses lagi, hanya tertulis 'Halaman ini merupakan halaman bawaan. Silakan upload konten website Anda.'

Sementara itu CNBC Indonesia mengirimkan direct message ke Instagram suntonfx.id pun belum berbalas.

Sedangkan, dalam akun Telegramnya, saat ini memiliki member hingga 11.215. Dalam akun ini selain diberikan iming-iming keuntungan yang tinggi, dijelaskan juga contoh bentuk 'keuntungan' yang ditawarkan.

"Misalkan kk join plan basic 2juta. Pencairan mopit setiap hari sampai 1 minggu:

Hari ke 1=800.000

Hari ke 2=800.000

Hari ke 3=800.000

Hari ke 4=800.000

Hari ke 5=800.000

Hari ke 6=800.000

Hari ke 7=800.000+modal kk 2.000.000."

"Jadi total keseluruhan dalam 1 minggu beserta modal kk.. 7.600.000 kk 1 minggu Pencairan : Per hari 40% mulai hari ke 1-7 dapat 800rb hasil profit setiap hari @Sunton_Capital_ID," tulis akun Telegram tersebut.

Menanggapi hal ini, Satgas Waspada Investasi (SWI) mengungkapkan bahwa operasional Sunton Capital di Indonesia tidak berizin.

"Kegiatan Sunton Capital tidak ada izin di Indonesia sehingga ilegal" kata Tongam L. Tobing, Ketua SWI kepada CNBC Indonesia, Senin (18/10/2021).


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, October 19, 2021

Ramalan Harga Emas Terbaru: Naik Tipis, Terus Di-Smack Down!

 FILE PHOTO: Gold bullion is displayed at Hatton Garden Metals precious metal dealers in London, Britain July 21, 2015. REUTERS/Neil Hall/File PhotoPT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia naik tipis pada perdagangan pagi ini. Ke depan, bagaimana prospek harga sang logam mulia?
Pada Selasa (19/10/2021) pukul 07:55 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.766,16/troy ons. Naik tipis 0,09% dari posisi hari sebelumnya.



Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Sepertinya pepatah itu cocok diaplikasikan untuk harga emas.

Memang betul harga emas hanya bisa naik tipis-tipis. Namun dari situ harga emas bisa membukukan kenaikan 0,41% dalam sepekan terakhir.
Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan momentum kenaikan harga emas masih bisa berlanjut. Dia menilai harga emas akan menguji titik resistance di US$ 1.776/troy ons yang jika tertembus akan membuat harga naik ke US$ 1.783/troy ons.emasemasSumber: Reuters

Apabila harga emas bisa stabil di atas US$ 1.764/troy ons, lanjut Wang, maka tren kenaikan bisa terjaga. Namun jika titik support itu tertembus, maka harga akan turun ke rentang US$ 1.752-1.757/troy ons.

Oleh karena itu, Wang memperkirakan momentum kenaikan harga emas tidak akan bertahan lama. Melihat grafik perdagangan harian, harga emas gagal menembus titik resistance US$ 1.800/troy ons dan malah menembus titik support US$ 1.773/troy ons.

"Pergerakan harga yang drastis pada 15 Oktober 2021 memberi sinyal tren penurunan masih akan terjadi. Harga emas mungkin akan jatuh hingga ke US$ 1.739/troy ons dan kemudian mengalami konsolidasi dekat dengan US$ 1.773/troy ons," tulis Wang dalam risetnya.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Bursa Asia Dibuka Menghijau, Shanghai Melemah Sendirian

 An investor looks at an electronic board showing stock information at a brokerage house in Shanghai, China July 6, 2018. REUTERS/Aly SongPT Equityworld Futures Medan- Mayoritas bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Selasa (19/10/2021), menyusuli penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (18/10/2021) waktu setempat.
Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,29%, Hang Seng Hong Kong bertambah 0,5%, Straits Times Singapura melesat 0,67%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,66%.

Sementara untuk indeks Shanghai Composite China dibuka melemah 0,15% pada perdagangan pagi hari ini, karena investor masih merespons negatif dari melambatnya kembali perekonomian China pada kuartal ketiga tahun 2021.

Kemarin, Biro Statistik Nasional (National Bureau Statistic/NBS) China melaporkan pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) tumbuh 4,9%, melambat signifikan dari kuartal II-2021 sebesar 7,9%, dan di bawah prediksi analis yang disurvei Reuters sebesar 5,2%.

Hal ini diakibatkan oleh sektor properti yang berjuang dengan langkah-langkah kebijakan yang lebih ketat dan krisis energi yang membayangi.

"Setelah pemulihan virus corona yang cepat, pemulihan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu kehilangan tenaga, dengan pertumbuhan produk domestik bruto mencapai 4,9% per tahun," tulis NBS.

Melambatnya kembali PDB China pada kuartal III-2021 tentunya memicu kecemasan akan pelambatan ekonomi global yang semakin dalam.

Analis menyebut bahwa krisis properti yang dialami oleh raksasa Evergrande masih menjadi biang keladi dari perlambatan ini. Selain itu, krisis energi yang mulai membayangi juga memperlambat output industri di China.

Di lain sisi, investor Asia akan memantau pergerakan saham pemasok Apple di Asia, setelah raksasa teknologi yang berbasis di Cupertino tersebut mengumumkan produk barunya pada Senin kemarin.

Pergerakan bursa Asia pada hari ini cenderung sejalan dengan pergerakan bursa AS, Wall Street yang secara mayoritas ditutup menguat pada perdagangan Senin kemarin, karena investor masih bertaruh dan berharap pada kinerja laporan keuangan yang positif dari perusahaan besar.

Indeks S&P 500 ditutup menguat 0,34% ke level 4.486,46 dan Nasdaq Composite melesat 0,84% ke posisi 15.021,81. Sedangkan untuk indeks Dow Jones kembali ditutup terkoreksi cenderung tipis yakni 0,1% ke level 35.258,61.

Musim rilis laporan keuangan kuartal III-2021 perusahaan-perusahaan AS masih berlanjut pada pekan ini, yakni Netflix, Johnson & Johnson, United Airlines dan Procter & Gamble.

Selain itu Tesla, Verizon dan IBM juga dikabarkan akan segera merilis kinerja perusahaan dalam waktu dekat juga.

Hasil yang kuat dari minggu pertama pengumuman kinerja keuangan kuartal ketiga, khususnya dari bank-bank terbesar, telah mendorong indeks utama dan mampu memangkas jarak dari rekor tertinggi sepanjang masa.

Dow hanya terpaut 1% dari rekor tertingginya, sedangkan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing 1,3% dan sekitar 2,5% di bawah rekornya.

Selain itu, investor di AS juga sedikit merespons negatif dari rilis data produksi industri AS yang mengalami penurunan pada bulan September, karena kendala pasokan terus menghambat manufaktur.

Output turun hampir 1,28% ke level terendah sejak Februari, ketika turun 3,02%, menurut data yang dirilis Senin oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Di lain sisi, imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun naik setinggi 1,627%, Kenaikan tersebut memicu tekanan terhadap saham teknologi dan memicu aksi jual atas saham berbasis pertumbuhan menuju saham berbasis nilai.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, October 18, 2021

Kabar Buruk! Harga Emas Anjlok Pagi Ini, ke Depan Makin Jatuh

A gold bar is pictured in the safe deposit boxes room of the Pro Aurum gold house in Munich, Germany,  August 14, 2019. REUTERS/Michael Dalder PT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia anjlok pada perdagangan pagi hari ini. Ke depan, bagaimana prospek harga sang logam mulia?
Pada Senin (18/10/2021) pukul 06:54 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.771,25/troy ons. Ambles 1,35% dari posisi akhir pekan lalu.

Ada kabar kurang sedap. Rasanya koreksi harga emas masih mungkin terjadi.


Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga emas akan menguji titik support US$ 1.783/troy ons. Jika titik ini tertembus, maka harga bisa turun lebih dalam ke rentang US$ 1.770-1.776/troy ons.
emas

emasSumber: Reuters
"Setelah harga melesat pada Rabu pekan lalu, emas kehilangan momentum. Harga bergerak zigzag, mengindikasikan tren pembalikan," sebut Wang dalam risetnya.

Apabila harga emas berhasil bangkit dan menembus ke atas US$ 1.803/troy ons, lanjut Wang, maka ada kemungkinan harga naik ke kisaran US$ 1.807-1.814/troy ons. Namun ruang kenaikan menabrak 'dinding' tebal, karena harus melalui titik resistance US$ 1.800/troy ons.

Oleh karena itu, Wang menilai harga emas lebih berisiko jatuh. Rentang harga emas kemungkinan berada di US$ 1.739-1.773/troy ons.emas

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tanda-tanda Kurang Baik, Bursa Asia Merah Bisa Nular ke IHSG

Bursa Asia PT Equityworld Futures Medan-Mayoritas bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan awal pekan Senin (18/10/2021), di tengah sikap investor yang menanti rilis data pertumbuhan ekonomi China pada kuartal ketiga tahun ini.
Hanya indeks Hang Seng Hong Kong yang dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini. Indeks Hang Seng dibuka menguat 0,16%.

Sementara sisanya dibuka di zona merah pada pagi hari ini. Indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,18%, Shanghai Composite China turun tipis 0,07%, Straits Times Singapura terdepresiasi 0,19%, dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,45%.

Data pertumbuhan ekonomi China yang tergambarkan pada Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III-2021 akan dirilis pada hari ini pukul 10:00 waktu setempat atau pukul 09:00 WIB.

Investor di Asia akan mengamati dengan cermat PDB China kuartal III-2021, di mana krisis keuangan perusahaan properti China, Evergrande juga akan menjadi perhatian pasar, mengingat hal ini dapat mempengaruhi perekonomian China.

Pergerakan bursa Asia pada pagi hari ini cenderung berbanding terbalik dengan pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada penutupan perdagangan Jumat (15/10/2021) pekan lalu, di mana ketiga indeks utama di Wall Street ditutup di zona hijau.

Indeks Dow Jones melonjak 1,09% ke level 35.294,76, S&P 500 melesat 0,75% ke posisi 4.471,48, dan Nasdaq Composite menguat 0,5% ke 14.897,34.

Positifnya kembali Wall Street pada perdagangan akhir pekan lalu didukung oleh rilis kinerja keuangan perusahaan yang lebih baik dari perkiraan dan data ekonomi yang turut membantu meredakan kekhawatiran investor tentang tekanan inflasi dan perlambatan pertumbuhan.

Dorongan terbesar Dow Jones datang dari saham Goldman Sachs Group melonjak 3,8% setelah bank investasi tersebut bergabung dengan bank-bank terbesar AS melaporkan laba yang melampaui ekspektasi, didorong oleh pasar yang lapar akan saham dan aksi korporasi.

Di samping keuntungan yang solid, para pemimpin industri juga memberikan prediksi cerah untuk pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dari masa pandemi, bahkan dalam menghadapi ketidakpastian lanjutan tentang penyebaran virus corona, meningkatnya inflasi, dan kondisi rantai pasokan yang masih belum terselesaikan.

Selain itu S&P 500 ikut didorong oleh Johnson & Johnson yang naik 0,7% setelah Biro Pengawasan Obat dan Makanan (FDA) AS mendukung dosis booster vaksin COVID-19 sekali pakai milik perusahaan.

FDA mengatakan pada Jumat lalu waktu setempat bahwa vaksin booster harus ditawarkan setidaknya dua bulan setelah imunisasi tetapi tidak menetapkan waktu yang pasti.

Mulai pekan ini musim pengumuman kinerja pendapatan dan laba mulai dilaporkan dari setiap sektor, setelah pekan lalu diawali oleh sektor perbankan.

Analis memperkirakan perusahaan S&P 500 akan membukukan pertumbuhan laba sebesar 32% pada kuartal ini di mana perusahaan melampaui perkiraan dengan rata-rata 16% lebih besar.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, October 15, 2021

Bitcoin Mulai Lesu, Ethereum Masih On Fire

 Infografis/usai Cetak rekor, Sekarang Harga Bitcoin Cs Terjun bebas, Ini penyebabnya/ Aristya RahadianPT Equityworld Futures Medan-Harga mayoritas mata uang kripto (cryptocurrency) berkapitalisasi pasar terbesar berbalik melemah pada perdagangan Jumat (15/10/2021) pagi waktu Indonesia, di tengah sikap investor yang khawatir dengan inflasi yang meninggi dan potensi pengetatan kebijakan moneter.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 09:00 WIB, dari kedelapan kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) non-stablecoin, hanya ethereum yang mampu bertahan di zona hijau pada pagi hari ini.

Ethereum melesat 2,95% ke level harga US$ 3.751,93/koin atau setara dengan Rp 52.789.655/koin (asumsi kurs hari ini Rp 14.070/US$).


Sementara sisanya berbalik ke zona merah pada pagi hari ini. Bitcoin merosot 1,73% ke level harga US$ 57.239,54/koin atau Rp 805.360.328/koin, binance coin melemah 0,3% ke level US$ 463,09/koin (Rp 6.515.676/koin), cardano terkoreksi 1,51% ke US$ 2,15/koin (Rp 30.251/koin).


Baca: Pecinta Kripto, Ada Pesan Bank Sentral Inggris ke Bitcoin Cs

Berikutnya ripple terpangkas 1,72% ke US$ 1,11/koin (Rp 15.618/koin), solana tergelincir 1,12% ke US$ 148,06/koin (Rp 2.083.204/koin), polkadot ambles 2,62% ke US$ 40,01/koin (Rp 562.941/koin), dan dogecoin ambruk 3,45% ke US$ 0,2292/koin (Rp 3.225/koin).

Kripto
Pasar kripto berbalik ke zona merah pada pagi hari ini, di mana bitcoin menunjukkan tanda-tanda kelelahan setelah risalah dari pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (13/10/2021) malam waktu AS.

Risalah itu menandakan bahwa investor kembali khawatir dengan inflasi yang meninggi dan menjadi alasan The Fed untuk melakukan program pengurangan pembelian aset (quantitative asset/QE) atau tapering lebih cepat dari yang diperkirakan.



Pergeseran dari narasi lama bahwa inflasi yang tinggi akan bersifat sementara menunjukkan bahwa The Fed dapat memilih pengetatan kebijakan yang lebih cepat dari yang sudah diperkirakan sebelumnya.

Pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat akan berdampak negatif bagi bitcoin dan pasar aset berisiko lainnya.

Namun, pelaku pasar telah mengantisipasi penurunan pembelian obligasi oleh The Fed sebesar US$ 15 miliar mulai November atau Desember. Bank sentral telah membeli sebesar US$ 80 miliar Treasury dan US$ 40 miliar sekuritas berbasis hipotek setiap bulan sejak awal pandemi virus corona pada Maret 2020.

Di lain sisi, Deputi Gubernur bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) untuk stabilitas keuangan, Jon Cunliffe memberikan sebuah pesan baru bagi mata uang kripto. Ia menyebut mata uang digital itu harus diregulasikan agar dapat menghindari ancaman keuangan.

Mengutip CNBC International dalam pidatonya Rabu lalu, Cunliffe menyebutkan bahwa pertumbuhan kripto sangatlah luar biasa. Lima tahun lalu pasar aset kripto bernilai US$ 16 miliar, namun hari ini kripto berada di level US$ 2,3 triliun.

"Ketika sesuatu dalam sistem keuangan tumbuh sangat cepat, dan tumbuh di ruang yang sebagian besar tidak diatur, otoritas stabilitas keuangan harus duduk dan memperhatikan," katanya.

Ia menambahkan bahwa aset kripto saat ini masih menimbulkan kekhawatiran akan masalah stabilitas keuangan karena aset itu dinilai tidak memiliki nilai intrinsik dan rentan terhadap koreksi harga yang cukup dalam.

Lebih lanjut, Cunliffe menekankan bahwa regulator keuangan di seluruh dunia harus mengambil sikap dalam mengatur mata uang digital itu secepatnya.

Pasalnya ia menyebut kripto telah menjadi minat banyak orang namun kestabilan harga mata uang digital tersebut belum terbentuk sepenuhnya.

"Meskipun keuangan kripto beroperasi dengan cara baru, standar dan peraturan yang dirancang dengan baik dapat dan harus memungkinkan risiko untuk dikelola di dunia kripto seperti yang dikelola di dunia keuangan tradisional," tambah Cunliffe


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Bursa Asia Mayoritas Hijau, Cuma Shanghai di Zona Merah

 Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)PT Equityworld Futures Medan-Mayoritas bursa Asia dibuka cerah pada perdagangan Jumat (15/10/2021), mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) yang juga ditutup cerah bergairah pada perdagangan Kamis (14/10/2021) waktu setempat.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melesat 0,81%, Hang Seng Hong Kong melonjak 0,87%, Straits Times Singapura menguat 0,29%, dan KOSPI Korea Selatan melompat 0,93%.

Namun untuk indeks Shanghai Composite China dibuka melemah 0,18% pada perdagangan pagi hari ini.


Bursa Asia cenderung mengikuti pergerakan bursa AS, Wall Street yang berhasil rebound dan ditutup melesat lebih dari 1,5% pada perdagangan Kamis (14/10/2021) waktu setempat atau dini hari tadi waktu Indonesia.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melesat 1,56% ke level 34.912,56, S&P 500 melonjak 1,71% ke posisi 4.438,24, dan Nasdaq Composite melompat 1,73% menjadi 14.823,43.

Melesatnya Wall Street didorong oleh rilis kinerja keuangan perusahaan yang lebih baik dari perkiraan dan data ekonomi yang turut membantu meredakan kekhawatiran investor tentang tekanan inflasi dan perlambatan pertumbuhan.

Indeks saham sektor teknologi memberikan dorongan terbesar bagi indeks S&P 500, dengan saham Microsoft Corp dan Apple Inc menguat masing-masing naik setidaknya 2%.

Sementara, saham bank raksasa Citigroup, Bank of America Corp dan Morgan Stanley masing-masing naik 4,5%, 2,5% dan 0,8%, setelah ketiganya berhasil melampaui estimasi pendapatan kuartalan para analis.

Berbeda, saham Wells Fargo malah turun 1,8%, kendati berhasil mengalahkan estimasi analis soal kinerja keuangan perusahaan.

Saham raksasa asuransi kesehatan UnitedHealth Group Inc juga naik setelah perusahaan melaporkan hasil kinerja keuangan dan menaikkan perkiraan laba setahun penuh.

Mengenai perspektif ekonomi makro, data terbaru menunjukkan jumlah orang AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran pekan lalu turun mendekati level terendah 19 bulan.

Klaim pengangguran mingguan pada pekan yang berakhir tanggal 10 Oktober tersebut sebesar 293.000, atau pertama kali di bawah level 300.000 selama pandemi.

Di sisi lain, indeks harga produsen (PPI) AS per September terhitung lebih ringan dari perkiraan, sehingga membantu memperbaiki sentimen.

Melansir data dari Tradingeconomics,PPI AS pada periode September 2021 tercatat naik menjadi 8,6% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Namun untuk PPI Inti periode September mengalami penurunan menjadi 0,2% secara bulanan (month-on-month/MoM). Sedangkan secara tahunan (YoY), PPI Inti AS naik sedikit menjadi 6,8%.

Secara bersamaan angka kasus virus corona (Covid-19) di AS terus menurun, dengan rerata 7-hari terakhir berada di level 86.181, lebih rendah dari rerata sebanyak 161.000 pada September ketika masih di posisi puncak.

Di lain sisi, Saham perusahaan farmasi, Moderna Inc pun naik tajam setelah panel penasihat ahli untuk Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS memilih untuk merekomendasikan suntikan penguat (booster) vaksin Covid-19 buatan Moderna untuk orang Amerika berusia 65 ke atas dan mereka yang berisiko tinggi sakit parah.

Perusahaan di Negeri Paman Sam diperkirakan akan melaporkan pertumbuhan laba kuartalan yang kuat untuk kuartal ketiga tahun ini.

Namun, di tengah prakiraan positif tersebut, investor juga ingin mengetahui soal kenaikan biaya, kekurangan tenaga kerja, dan masalah pasokan yang dialami perusahaan di tengah pandemi Covid-19.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, October 14, 2021

The Fed Sebut Tapering Mulai Tengah November, IHSG Kuat?

 Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)PT Equityworld Futures Medan-Pasar keuangan Indonesia ditutup variatif pada perdagangan Rabu (13/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melonjak dan menembus level psikologis 6.500, sementara nilai tukar rupiah stagnan di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).
Adapun harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat.



IHSG ditutup melesat 0,78% ke 6.536,90, setelah konsisten berada di zona hijau sepanjang perdagangan. Nilai transaksi mencapai Rp 17,79 triliun dan asing net buy di pasar reguler Rp 1,24 triliun.



Asing borong saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Astra International Tbk (ASII) masing-masing Rp 506,3 miliar dan Rp 431,2 miliar.

Sementara itu saham yang banyak dilego asing adalah saham PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan net sell masing-masing mencapai Rp 299,4 miliar dan Rp 124,9 miliar.

Kemarin Dana Moneter Internasional (IMF) merilis laporan World Economic Outlook. Dalam laporan tersebut, IMF memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,1 poin persentase dibanding proyeksi bulan Juli lalu menjadi 5,9%.

IMF menilai masalah disrupsi rantai pasok di negara maju serta perkembangan pandemi yang memprihatinkan di negara berkembang menjadi pemicu utama terjadinya penurunan proyeksi pertumbuhan PDB global.

Lebih lanjut, IMF memangkas proyeksi ekonomi sebesar 1,4 poin untuk kelompok "ASEAN-5" Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Sementara, rupiah berakhir mendatar terhadap greenback AS. Melansir data dari Refinitiv, rupiah mengakhiri perdagangan di Rp 14.215/US$. Rupiah stagnan dibandingkan penutupan perdagangan Selasa lalu.

Pelaku pasar saat ini menanti rilis data inflasi AS yang dirilis Rabu malam. Inflasi merupakan salah satu acuan bank sentral AS (The Fed) dalam memutuskan kapan waktu tapering serta menaikkan suku bunga.

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memperingatkan bank sentral di dunia seperti The Fed agar bersiap untuk menaikkan suku bunga seandaianya inflasi lepas kendali.

Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) terbaru edisi Oktober 2021, lembaga yang berkantor pusat di Washington DC itu menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia, tidak terkecuali Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi dunia 2021 kini diperkirakan 5,9%. Turun 0,1 poin persentase dibandingkan WEO edisi Julli 2021.

"Momentum pemulihan ekonomi dunia masih berlanjut, tetapi melambat. Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) masih menjadi risiko utama," sebut WEO Oktober 2021.

Sementara itu untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, IMF kini memperkirakan pertumbuhan 3,2% tahun ini. Turun 0,7 poin persentase dibandingkan WEO Juli 2021. Untuk 2022, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak berubah di 5,9%.

"Di luar China dan India, perkiraan pertumbuhan ekonomi diturunkan karena pandemi yang mengganas," sebut WEO Oktober 2021.

Kemudian, mayoritas investor kembali ramai memburu SBN pada Rabu kemarin, ditandai dengan kembali melemahnya imbal hasil (yield) di hampir seluruh SBN acuan. Hanya SBN bertenor 1 tahun yang masih dilepas oleh investor dan mengalami kenaikan yield.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 1 tahun menguat 2 basis poin (bp) ke level 3,197%. Sedangkan untuk yield SBN dengan tenor 25 tahun kembali stagnan di level 7,189% pada perdagangan hari ini.

Sementara, yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi pemerintah berbalik melemah 3 bp ke level 6,342% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Bursa saham AS alias Wall Street cenderung ditutup menguat alias rebound dari koreksi selama 3 hari terakhir, dipimpin oleh kenaikan saham raksasa seperti Amazon.com dan Microsoft.
Indeks Dow Jones ditutup datar di 34.377,81, sementara indeks S&P 500 naik 0,3% ke 4.363,85 dan Nasdaq Composite naik 0,7% ke posisi 14.571,63.

Indeks S&P 500 sempat secara singkat menambah kenaikan setelah rilis risalah dari pertemuan kebijakan The Fed September yang dirilis pada Kamis dini hari pukul 01.00 WIB.


Berdasarkan risalah tersebut, para gubernur bank sentral AS mengisyaratkan bahwa mereka dapat mulai mengurangi dukungan era krisis untuk ekonomi alias melakukan tapering secara bertahap pada pertengahan November, meskipun mereka tetap silang pendapat atas seberapa besar ancaman inflasi yang tinggi dan seberapa cepat mereka mungkin perlu menaikkan suku bunga.

Risalah pertemuan tersebut menunjukkan, para anggota merasa The Fed telah hampir mencapai tujuan ekonominya dan segera dapat mulai menormalkan kebijakan dengan mengurangi laju pembelian aset bulanannya.

Sebelumnya, laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan harga konsumen meningkat solid pada September, semakin memperkuat kasus kenaikan suku bunga Fed.

Inflasi September di AS tercatat tumbuh 0,4% secara bulanan dan 5,4% secara tahunan, atau lebih tinggi dari perkiraan ekonom dalam survei Dow Jones yang memperkirakan angka pertumbuhan sebesar 0,3% secara bulanan dan 5,3% secara tahunan.

Inflasi inti tercatat naik 0,2% secara bulanan dan 4% secara tahunan, atau relatif sama seperti perkiraan yang masing-masing berujung pada angka sebesar 0,3% dan 4%.

Saham JPMorgan Chase & Co turun 2,6% meskipun pendapatan kuartal ketiga JPMorgan mengalahkan ekspektasi analis, dibantu oleh boom pembuatan kesepakatan global dan pelepasan lebih banyak cadangan kerugian pinjaman.

Saham JPMorgan turun bersama dengan saham bank lainnya dan merupakan salah satu pemberat terbesar pada S&P 500 dan Dow Jones, yang ditutup mendatar.

Musim laporan pendapatan kuartal ketiga tahun ini untuk perusahaan S&P 500 sudah dimulai pada Rabu.

"Harapan saya adalah saat kita menyimak musim pendapatan, penanda ke depan akan cukup baik sehingga kami akan menutup tahun lebih tinggi. Tapi saat ini pasar sedang dalam fase 'show-me'," kata Jim Awad, direktur pelaksana senior di Clearstead Advisors LLC di New York kepada Reuters, dikutip CNBC Indonesia (14/10).

Sementara, saham mega-caps termasuk Amazon.com Inc, induk Google Alphabet dan Microsoft Corp semuanya naik.

Analis memperkirakan perusahaan Amerika akan melaporkan pertumbuhan laba yang kuat pada kuartal ketiga, tetapi kekhawatiran investor telah meningkat tentang bagaimana masalah rantai pasokan, kekurangan tenaga kerja, dan harga energi yang lebih tinggi dapat memengaruhi bisnis yang sedang berusaha pulih dari pandemi.

Bank of America, Citigroup, Wells Fargo dan Morgan Stanley akan melaporkan hasil pada hari Kamis, sementara Goldman Sachs akan melaporkan pada hari Jumat waktu AS.
Sentimen dari luar negeri yang masih akan terus dipantau oleh investor adalah terkait kasus likuiditas perusahaan properti China, Evergrande, dan krisis energi yang melanda sejumlah negara.
Melansir Reuters, Rabu (13/10), Krisis China Evergrande memicu putaran baru penurunan peringkat kredit. Kemarin, Evergrande kembali melewatkan pembayaran obligasi internasionalnya senilai US$ 150 miliar untuk ketiga kalinya dalam kurun waktu kurang dari sebulan.

Selain itu banyak pengembang properti lain yang juga menghadapi tenggat waktu pembayaran sebelum akhir tahun, senasib dengan Evergrande yang tampak semakin suram. Ini memicu kekhawatiran bahwa tekanan memicu dampak serius yang jauh lebih luas.


Sejurus dengan itu, lembaga pemeringkat S&P Global memberikan penurunan peringkat baru untuk dua perusahaan besar di sektor ini, Greenland Holdings--yang telah membangun beberapa menara perumahan tertinggi di dunia--dan E-house. S&P Global memperingatkan, hal itu dapat memangkas peringkat mereka lebih lanjut.

Evergrande yang memiliki utang mencapai US$ 300 miliar (Rp 4.290 triliun) dengan hampir sebesar US$$ 20 miliar (Rp 286 triliun) merupakan utang luar negeri, telah melewatkan pembayaran pertama bunga obligasi US$ 47,5 juta (Rp 679 miliar) pada 23 September untuk obligasi dolar 9,5% Maret 2024.

Selanjutnya perusahaan kembali melewatkan pembayaran kupon US$ 83,5 juta (Rp 1,19 triliun) pada obligasi lain seminggu kemudian, tanggal 30 September lalu.

Secara total hingga saat ini raksasa properti China tersebut telah melewatkan pembayaran hingga US$ 281 juta (Rp 4,02 triliun) terhadap surat utang luar negerinya, dan masih memiliki kewajiban lain sejumlah US$ 573 juta (Rp 8,19 triliun) yang akan jatuh tempo sebelum akhir tahun ini.

Perusahaan memiliki masa tenggang (grace period) 30 hari untuk melunasi pembayaran kupon yang belum dilunasi, menurut prospektus penawaran obligasi, yang berarti default secara formal tampaknya akan terjadi pekan depan.

Kemudian, krisis listrik yang melandai Eropa hingga China masih belum teratasi hingga saat ini, di tengah melonjaknya harga gas dunia dalam beberapa waktu terakhir.

Mengutip Reuters, di Eropa, harga gas alam kembali melonjak membuat lebih banyak utilitas untuk beralih ke batu bara dengan kandungan karbon tinggi untuk menghasilkan listrik, tepat ketika Eropa sedang giat-giatnya untuk mencoba menghentikan penggunaan bahan bakar yang berpolusi.

Harga gas yang tinggi juga telah mendorong peralihan ke minyak di Inggris, di mana batu bara menyumbang hanya 2% dari campuran listrik, dengan negara itu menghadapi pasokan listrik yang ketat pada musim dingin tahun ini.

Sementara itu di India, pemerintah setempat telah meminta kepada produsen listrik untuk mengimpor hingga 10% dari kebutuhan batu bara mereka.

Adapun di Jepang, harga listrik telah naik ke level tertingginya dalam sembilan bulan terakhir pada pekan ini karena terpengaruh dari naiknya harga global minyak, gas alam cair, dan batu bara.

Sementara itu di China, krisis energi di Negeri Panda diprediksi bakal makin parah. Pasalnya bencana banjir menghantam pusat produksi batu bara utama di China, Provinsi Shanxi.

Krisis energi, terutama listrik di sejumlah negara memang membuat pelaku pasar kembali khawatir, karena naiknya harga gas alam yang menjadi pemicu utamanya dapat menggerakkan harga energi lainnya seperti batu bara dan minyak.

Hal ini juga menjadi kekhawatiran yang berlanjut, di mana jika permintaan terus melonjak dan membuat harga juga terus melonjak, maka inflasi akan semakin tinggi dan tentunya akan berlangsung lama.

Jika inflasi global meninggi, maka sikap pelaku pasar global yang sebelumnya sempat optimis kini kembali pesimis.

Risalah The Fed, Inflasi China hingga Data Stok Minyak AS

Selain kedua sentimen di atas, investor juga akan menyimak sejumlah sentimen berikut ini.

Pertama, sentimen soal The Fed yang merilis risalah dari pertemuan kebijakan terakhirnya (FOMC) pada hari Kamis dini hari (01.00 WIB).

Berdasarkan risalah tersebut, para gubernur bank sentral AS mengisyaratkan bahwa mereka dapat mulai mengurangi dukungan era krisis untuk ekonomi alias melakukan tapering secara bertahap pada pertengahan November, meskipun mereka tetap bersilang pendapat atas seberapa besar ancaman inflasi yang tinggi dan seberapa cepat mereka mungkin perlu menaikkan suku bunga.

Risalah pertemuan tersebut menunjukkan, para anggota merasa The Fed telah hampir mencapai tujuan ekonominya dan segera dapat mulai menormalkan kebijakan dengan mengurangi laju pembelian aset bulanannya.

The Fed sendiri selanjutnya akan melakukan pertemuan pada 2-3 November 2021.

Dalam proses yang dikenal sebagai tapering ini, The Fed akan mengurangi pembelian obligasi senilai US$ 120 miliar per bulan secara bertahap. Risalah menunjukkan, bank sentral mungkin akan mulai dengan memangkas US$ 10 miliar pembelian obligasi (Treasury) dan US$ 5 miliar pembelian mortgage-backed securities (MBS) atau efek beragun aset KPR. The Fed saat ini membeli setidaknya US$ 80 miliar di Treasury dan US$ 40 miliar di MBS.

Artinya, jika The Fed konsisten setiap bulannya melakukan tapering US$ 10 miliar untuk Treasury dan US$ 5 miliar untuk MBS, maka nilai quantitative easing baru akan nol dalam tempo 8 bulan atau pertengahan 2022.

"Peserta rapat mencatat bahwa jika keputusan untuk memulai pengurangan pembelian aset (tapering) terjadi pada pertemuan berikutnya, proses pengurangan dapat dimulai dengan kalender pembelian bulanan yang dimulai pada pertengahan November atau pertengahan Desember," kata ringkasan tersebut dilansir CNBC Internasional, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (14/10/2021).

Inflasi September di AS tercatat tumbuh 0,4% secara bulanan dan 5,4% secara tahunan, atau lebih tinggi dari perkiraan ekonom dalam survei Dow Jones yang memperkirakan angka pertumbuhan sebesar 0,3% secara bulanan dan 5,3% secara tahunan.

Inflasi inti tercatat naik 0,2% secara bulanan dan 4% secara tahunan, atau relatif sama seperti perkiraan yang masing-masing berujung pada angka sebesar 0,3% dan 4%.

Kedua, China bakal merilis data inflasi per September yang diprediksi naik 0,8% secara bulanan dan 0,1% secara tahunan. Keduanya sama seperti angka inflasi pada Agustus. Kemungkinan tidak akan ada kejutan karena Negeri Tirai Bambu dikenal kuat menjaga inflasi.

 



 

Kemudian, ketiga, AS akan merilis klaim tunjangan pengangguran mingguan, menjadi sentimen mayor lainnya yang perlu diperhatikan. Angka klaim tunjangan pengangguran baru ini diramal akan membaik ke angka 315.000 jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya sebanyak 326.000 klaim.

 



 

Lalu, keempat, data stok minyak mentah dan minyak olahan AS versi Energy Information Agency (EIA) juga perlu dipantau, untuk mengetahui apakah stok di AS berkurang drastis yang mengindikasikan meningkatnya permintaan jelang musim dingin. Sentimen ini akan memberi gambaran apakah reli harga minyak dan batu bara bakal terus berlangsung dalam jangka menengah.

Berikut beberapa data ekonomi yang akan dirilis hari ini:
Risalah pertemuan rapat The Fed (01.00 WIB)

Indeks keyakinan konsumen Australia per Oktober (06.30 WIB)


Tingkat pengangguran Australia per September (07.30 WIB)

Laju inflasi China per September (08.30 WIB)

Klaim tunjangan pengangguran AS per 9 Oktober (19.30 WIB)

Data stok minyak mentah dan minyak olahan EIA AS (22.00 WIB)

Berikut beberapa agenda korporasi yang akan berlangsung hari ini:

Cum date dividen tunai PT Victoria Care Indonesia Tbk/VICI

Cum date dividen tunai PT Astra Graphia Tbk/ASGR

RUPST & RUPSLB PT Eterindo Wahanatama/ETWA (09.30 WIB)

RUPSLB PT Trinitan Metals and Minerals/PURE (10.00 WIB)



Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Bursa Asia Dibuka Beragam, Nikkei-KOSPI Berani Tedepan

People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, July 10, 2019. Asian shares were mostly higher Wednesday in cautious trading ahead of closely watched congressional testimony by the U.S. Federal Reserve chairman. (AP Photo/Eugene Hoshiko) PT Equityworld Futures Medan- Bursa Asia dibuka cenderung beragam pada perdagangan Kamis (14/10/2021), di tengah sikap investor yang menanti rilis data inflasi China periode September 2021. Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,35% dan KOSPI Korea Selatan dibuka terapresiasi 0,66% pada pagi hari ini.
Sedangkan untuk indeks Straits Times Singapura dibuka melemah 0,27% dan Shanghai Composite China dibuka terkoreksi 0,22%. Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional.

Data inflasi dari sisi Indeks Harga Konsumen (IHK) China periode September 2021 akan dirilis pada pukul 09:30 waktu setempat atau pukul 08:30 WIB.


Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street ditutup mulai rebound pada Rabu (13/10/2021) waktu AS, setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengindikasikan bahwa mereka dapat mulai mengurangi pembelian asetnya alias tapering secara bertahap pada pertengahan November.

Indeks Dow Jones ditutup mendatar di level 34.377,81, S&P 500 menguat 0,3% ke posisi 4.363,85 dan Nasdaq Composite melesat 0,73% menjadi 14.571,63. Indeks Nasdaq berhasil melesat karena didorong oleh penguatan dua saham teknologi, yakni saham Amazon.com dan Microsoft.

The Fed resmi mengumumkan risalahnya dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) pada dini hari tadi waktu Indonesia.


Berdasarkan risalah tersebut, para gubernur bank sentral AS mengisyaratkan bahwa mereka dapat mulai melakukan tapering secara bertahap pada pertengahan November, meskipun mereka tetap silang pendapat atas seberapa besar ancaman inflasi yang tinggi dan seberapa cepat mereka mungkin perlu menaikkan suku bunga.

Risalah pertemuan tersebut menunjukkan, para anggota merasa The Fed telah hampir mencapai tujuan ekonominya dan segera dapat mulai menormalkan kebijakan dengan mengurangi laju pembelian aset bulanannya.

Sebelumnya, laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan harga konsumen meningkat solid pada September, semakin memperkuat kasus kenaikan suku bunga Fed.

Inflasi September di AS tercatat tumbuh 0,4% secara bulanan dan 5,4% secara tahunan, atau lebih tinggi dari perkiraan ekonom dalam survei Dow Jones yang memperkirakan angka pertumbuhan sebesar 0,3% secara bulanan dan 5,3% secara tahunan

Inflasi inti tercatat naik 0,2% secara bulanan dan 4% secara tahunan, atau relatif sama seperti perkiraan yang masing-masing berujung pada angka sebesar 0,3% dan 4%.

Sementara itu dari kabar emiten AS terkait perilisan kinerja keuangan kuartal III-2021, Saham JPMorgan Chase & Co turun 2,6% meskipun pendapatan kuartal ketiga JPMorgan mengalahkan ekspektasi analis, dibantu oleh boom pembuatan kesepakatan global dan pelepasan lebih banyak cadangan kerugian pinjaman.

Saham JPMorgan turun bersama dengan saham bank lainnya dan merupakan salah satu pemberat terbesar pada S&P 500 dan Dow Jones, yang ditutup mendatar.

Musim laporan pendapatan kuartal ketiga tahun ini untuk perusahaan S&P 500 sudah dimulai pada Rabu kemarin.

Analis memperkirakan perusahaan Amerika akan melaporkan pertumbuhan laba yang kuat pada kuartal ketiga, tetapi kekhawatiran investor telah meningkat tentang bagaimana masalah rantai pasokan, kekurangan tenaga kerja, dan harga energi yang lebih tinggi dapat memengaruhi bisnis yang sedang berusaha pulih dari pandemi.

Bank of America, Citigroup, Wells Fargo dan Morgan Stanley akan melaporkan hasil pada hari Kamis, sementara Goldman Sachs akan melaporkan pada Jumat (15/10/2021) waktu AS.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, October 13, 2021

Bitcoin Mulai Lesu, Harga Binance Coin Meroket 12% Lebih

Eva Montes shows the Chivo Wallet app, a Bitcoin wallet that the Salvadoran government is launching for the use of Bitcoin as a legal tender, installed in her phone in Mejicanos, El Salvador, September 9, 2021. REUTERS/Jose Cabezas PT Equityworld Futures Medan- Harga mayoritas mata uang kripto (cryptocurrency) berkapitalisasi pasar terbesar kembali melemah pada perdagangan Rabu (13/10/2021) pagi waktu Indonesia, di mana bitcoin dan ethereum yang sebelumnya masih mampu melesat, mulai diperdagangkan di zona merah pada pagi hari ini.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 09:05 WIB, dari kedelapan kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) non-stablecoin, hanya binance coin, solana, dan polkadot yang diperdagangkan di zona hijau pada pagi hari ini.

Binance coin meroket 12,47% ke level harga US$ 461,32/koin atau setara dengan Rp 6.553.051/koin (asumsi kurs hari ini Rp 14.205/US$), solana melesat 4,81% ke level US$ 151,75/koin atau Rp 2.155.609/koin, dan polkadot melonjak 5,48% ke US$ 35,48/koin (Rp 503.993/koin).

Sedangkan sisanya kembali diperdagangkan di zona merah pada pagi hari ini. Bitcoin merosot 1,26% ke level harga US$ 56.247,96/koin atau Rp 799.002.272/koin, ethereum melemah 0,27% ke level US$ 3.497,35/koin (Rp 49.679.857/koin),

Selanjutnya cardano terkoreksi 0,41% ke US$ 2,13/koin (Rp 30.257/koin), ripple terpangkas 0,75% ke US$ 1,11/koin (Rp 15.768/koin), dan dogecoin turun tipis 0,06% ke US$ 0,2278/koin (Rp 3.236/koin).

Kripto
Setelah sempat bertahan di zona hijau pada perdagangan Selasa (12/10/2021) kemarin, bitcoin akhirnya mengalami masa rehat, di mana pada pagi hari ini, koin digital berkapitalisasi pasar hingga US$ 1 triliun tersebut mulai diperdagangkan di zona merah.

Kini, bitcoin diperdagangkan di kisaran level US$ 56.000, setelah pada perdagangan kemarin sempat diperdagangkan di kisaran US$ 57.000. Beberapa analis mengatakan bahwa pembelian ekstrim di bitcoin dapat membuat reli bitcoin akan berhenti.

Analis tersebut merujuk pada Bitcoin Fear & Greed Index, yang sudah memasuki wilayah "extreme greed" pada pekan lalu dan berada di level tertinggi sejak awal September lalu.

Komentar dari CEO JPMorgan, Jamie Dimon pada konferensi pers Senin (11/10/2021) berkontribusi pada suasana hati pasar yang buruk di kripto. Dimon menyatakan bahwa pemerintah akan mengatur bitcoin, yang menurutnya secara pribadi "tidak berharga."

Di sisi peraturan, krisis energi dan listrik domestik China telah menyebabkan peningkatan pengawasan terhadap proyek pertambangan di berbagai wilayah, seperti penyitaan mesin pertambangan yang tidak digunakan di Mongolia bagian dalam.


Beberapa analis menganggap reli harga kripto baru-baru ini didorong oleh spekulasi lanjutan. Hal ini terjadi setelah Securities and Exchange Commission (SEC) AS akhirnya akan menyetujui bitcoin exchange-traded fund (ETF).

Dari kabar kripto lainnya, yakni kripto berjenis altcoin, binance coin masih terpantau menghijau pada pagi hari ini, setelah perusahaan pertukaran kripto, Binance mendedikasikan kembali dananya sebesar US$ 1 miliar untuk proyek Binance Smart Chain (BSC).

Pada tahun lalu, Binance mengeluarkan dana sebesar US$ 100 juta untuk mendukung proyek-proyek desentralized finance (DeFi) di BSC.

"Pertumbuhan BSC telah menarik 100 juta lebih banyak pengguna DeFi hanya dengan pendanaan awal sebesar US$ 100 juta," kata Changpeng Zhao, CEO Binance dalam siaran pers-nya, dikutip dari CoinDesk.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Bursa Asia Kembali Dibuka Melemah, Nikkei Galau

 A man walks past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, Dec. 11, 2019. (AP Photo/Eugene Hoshiko)PT Equityworld Futures Medan-Mayoritas bursa Asia kembali dibuka melemah pada perdagangan Rabu (13/10/2021), di mana investor akan memantau rilis data perdagangan China periode September 2021.
Indeks Nikkei Jepang dibuka merosot 0,66%, Shanghai Composite China melemah 0,36%, dan KOSPI Korea Selatan turun 0,1%.

Sedangkan untuk indeks Straits Times Singapura dibuka menguat 0,52% pada perdagangan pagi hari ini.


Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong hingga pukul 08:40 WIB belum dibuka, kemungkinan tertunda atau terindikasi batal dibuka setelah adanya cuaca buruk akibat Topan Kompasu.

Pembukaan perdagangan surat berharga dan derivatif di Bursa dan Kliring Hong Kong hari ini dijadwalkan batal karena adanya cuaca buruk akibat Topan Kompasu.


Kejadian itu terjadi setelah Observatorium Hong Kong mengumumkan sekitar pukul 07:45 waktu setempat bahwa peringatan cuaca buruk akan terjadi sebelum tengah hari ini.

Sementara itu di China, data perdagangan China yakni data ekspor dan impor akan dirilis pada pukul 11:00 waktu setempat atau pukul 10:00 WIB.

Bursa Asia cenderung kembali mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang kembali melemah pada penutupan perdagangan Selasa (12/10/2021) waktu setempat.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,34% ke level 34.378,34, S&P 500 terkoreksi 0,24% ke posisi 4.350,64, dan Nasdaq Composite turun menjadi 14.465,92.

Pelemahan Wall Street kembali terjadi seiring investor semakin gelisah menjelang rilis pendapatan perusahaan AS per kuartal ketiga dan data inflasi terbaru.

Musim pelaporan pendapatan secara tidak resmi dimulai minggu ini, dengan hasil dari JPMorgan Chase & Co pada hari ini dan bank-bank lain menyusul.

Analis memperkirakan adanya pertumbuhan laba perusahaan AS yang kuat untuk kuartal ketiga 2021. Namun, sejumlah perusahaan telah memperingatkan adanya masalah dan investor khawatir tentang bagaimana masalah rantai pasokan dan harga yang lebih tinggi akan memengaruhi bisnis yang sedang berusaha pulih dari pandemi virus corona (Covid-19).


"Secara umum, manajer portofolio institusional berpandangan--mari kita lihat seperti apa pendapatan dan seberapa besar dampak negatif yang terlihat dari kelangkaan, tingkat yang lebih tinggi, dan kemacetan rantai pasokan," kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities di Los Angeles kepada Reuters, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (13/10/2021).

Sentimen lainnya adalah terkait bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang diperkirakan akan merilis risalah dari pertemuan kebijakan terakhirnya pada malam nanti waktu Asia, di mana para pelaku pasar akan mencari petunjuk tentang kapan bank sentral AS tersebut akan mulai mengurangi program pembelian obligasi besar-besaran alias tapering.

Investor juga mempertimbangkan komentar dari Wakil Ketua The Fed Richard Clarida, yang mengatakan bahwa bank sentral telah memenuhi semua target ketenagakerjaan untuk mengurangi program pembelian obligasi.

Data AS menunjukkan pasar tenaga kerja tetap ketat, dengan rekor jumlah orang Amerika yang berhenti dari pekerjaan mereka dan lowongan pekerjaan berjumlah lebih dari 10 juta, memicu kekhawatiran inflasi seiring pengusaha berusaha menaikkan upah untuk menarik dan mempertahankan pekerja.

Lebih lanjut, laporan indeks harga konsumen (IHK) AS yang akan dirilis pada malam nanti waktu Asia akan menarik perhatian investor yang mencari petunjuk tentang inflasi.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan