This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Friday, July 30, 2021

BI Cs Saja Borong Emas! Kamu Nggak Mau Ikutan?

Harga Emas Hari Ini Jomplang: Antam Terbang, Lawannya Tumbang! 

 PT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia sedang dalam tren kenaikan. Salah satu penyebabnya adalah tingginya permintaan terhadap sang logam mulia.
Pada Jumat (30/7/2021) pukul 09:19 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.827,62/troy ons. Naik tipis 0,02% dari hari sebelumnya.

Tren bullish sedang menaungi harga emas. Dalam seminggu terakhir, harga komoditas ini naik 1,47% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, kenaikannya adalah 2,88%.


Tingginya permintaan jadi salah satu faktor pengerek harga emas. World Gold Council (WGC) mencatat total permintaan emas pada kuartal II-2021 adalah 951,1 ton. Naik 9% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Kenaikan tertinggi terjadi di emas untuk investasi. Pada kuartal II-2021, permintaan emas investasi (fisik maupun kontrak) adalah 284,5 ton. Melonjak 57% dari kuartal I-2021.

Bank sentral juga menambah kepemilikan emas dalam cadangan mereka. Pada kuartal II-2021, permintaan emas Bank Indonesia (BI) dan kawan-kawan adalah 199,9 ton. Melesat 50% dari kuartal sebelumnya.

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan target harga emas dalam waktu dekat ada di kisaran US$ 1.842-1.855/troy ons. Sementara level support ada di rentang US% 1.822-1.810/troy ons.
"Proses konsolidasi harga emas sudah selesai. Saat ini harga membentuk tren bullish setelah sempat turun ke US$ 1.749,2/troy ons," sebut Wang dalam risetnya.


Menurut Wang, saat ini harga emas sedang berada di gelombang C. Gelombang ini bisa membawa harga menuju US$ 1.840-1.897/troy ons. Jika dalam kekuatan penuh, gelombang C bahkan bisa membuat harga emas menyentuh US$ 1.988/troy ons.

"Titik support akan berada US$ 1.806/troy ons. Penembusan di titik bisa membuat harga jatuh ke kisaran US$ 1.766-1.784/troy ons," demikian Wang


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Ini 'Ramalan' Harga Emas Sampai Akhir Tahun, Masih Bisa Naik!

Harga Emas Hari Ini Jomplang: Antam Terbang, Lawannya Tumbang! 

 PT Equityworld Futures Medan- Harga emas dunia bergerak naik pada perdagangan pagi ini. Perkembangan terbaru di Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen positif bagi sang logam mulia.
Pada Jumat (30/7/2021) pukul 07:22 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.827,71/troy ons. Naik tipis 0,01% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Emas bersiap mencetak kenaikan harga secara mingguan. Dalam sepekan terakhir, harga emas melesat 1,51%.

Malam tadi waktu Indonesia, US Bureau of Economic Analysis (BEA) merilis data pembacaan awal pertumbuhan ekonomi AS. Pada kuartal II-2021, Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Stars and Stripes tumbuh 6,5% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized). Jauh lebih rendah ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 8,5%.

"Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021 mencerminkan keberlanjutan pemulihan ekonomi, pembukaan kembali aktivitas masyarakat, dan berlanjutnya dukungan pemerintah terkait pandemi Covid-19. Pada kuartal II, bantuan pemerintah pusat kepada dunia usaha dan pemerintah daerah meningkat. Namun bantuan kepada rumah tangga, seperti bantuan langsung tunai, berkurang," sebut keterangan tertulis BEA.

Apapun itu, pasar menilai data ini semakin memberi konfirmasi bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) sepertinya masih akan mempertahankan kebijakan moneter longgar. Suku bunga akan tetap rendah mendekati 0%, program pembelian aset (quantitative easing) sebesar US$ 120 miliar per bulan tetap berlanjut. Sebab, ternyata ekonomi Negeri Paman Sam masih rapuh, masih butuh dukungan dari semua pihak, termasuk otoritas moneter.

Kebijakan moneter longgar bukan kabar baik bagi dolar AS. Pada pukul 07:37 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,05%.

Dolar AS dan harga emas punya hubungan berbanding terbalik. Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dengan dolar AS.

Saat dolar AS melemah, maka emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas naik, harga pun ikut terungkit.

Bagaimana prospek harga emas ke depan? Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Reuters terhadap 38 analis dan trader, harga emas akan bergerak di kisaran US$ 1.830/troy ons hingga akhir tahun ini. Namun tahun depan, sepertinya harga emas bakal turun karena bank sentral di berbagai negara mulai melakukan pengetatan kebijakan (tapering off).
Sepanjang kuartal III-2021, pelaku pasar memperkirakan rata-rata harga emas berada di US$ 1.835/troy ons dan naik menjadi US$ 1.841/troy ons pada kuartal IV-2021. Sementara untuk keseluruhan 2021, rata-rata harga emas diperkirakan US$ 1.812/troy ons dan kemudian turun menjadi US$ 1.785/troy ons pada 2022.

Dalam jangka pendek, kenaikan harga emas akan didorong oleh peningkatan permintaan seperti untuk kebutuhan perhiasan maupun investasi pengganti dolar AS yang cenderung melemah akhir-akhir ini. Tren peningkatan inflasi global juga membuat emas menjadi lebih menarik, karena emas dipandang sebagai aset 'anti-inflasi'.


Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan target harga emas dalam waktu dekat ada di kisaran US$ 1.842-1.855/troy ons. Sedangkan level support akan berada di rentang US$ 1.822-1.810/troy ons


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Ini 'Ramalan' Harga Emas Sampai Akhir Tahun, Masih Bisa Naik!

 Harga Emas Hari Ini Jomplang: Antam Terbang, Lawannya Tumbang! 

PT Equityworld Futures Medan- Harga emas dunia bergerak naik pada perdagangan pagi ini. Perkembangan terbaru di Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen positif bagi sang logam mulia.
Pada Jumat (30/7/2021) pukul 07:22 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.827,71/troy ons. Naik tipis 0,01% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Emas bersiap mencetak kenaikan harga secara mingguan. Dalam sepekan terakhir, harga emas melesat 1,51%.

Malam tadi waktu Indonesia, US Bureau of Economic Analysis (BEA) merilis data pembacaan awal pertumbuhan ekonomi AS. Pada kuartal II-2021, Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Stars and Stripes tumbuh 6,5% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized). Jauh lebih rendah ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 8,5%.

"Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021 mencerminkan keberlanjutan pemulihan ekonomi, pembukaan kembali aktivitas masyarakat, dan berlanjutnya dukungan pemerintah terkait pandemi Covid-19. Pada kuartal II, bantuan pemerintah pusat kepada dunia usaha dan pemerintah daerah meningkat. Namun bantuan kepada rumah tangga, seperti bantuan langsung tunai, berkurang," sebut keterangan tertulis BEA.

Apapun itu, pasar menilai data ini semakin memberi konfirmasi bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) sepertinya masih akan mempertahankan kebijakan moneter longgar. Suku bunga akan tetap rendah mendekati 0%, program pembelian aset (quantitative easing) sebesar US$ 120 miliar per bulan tetap berlanjut. Sebab, ternyata ekonomi Negeri Paman Sam masih rapuh, masih butuh dukungan dari semua pihak, termasuk otoritas moneter.

Kebijakan moneter longgar bukan kabar baik bagi dolar AS. Pada pukul 07:37 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,05%.

Dolar AS dan harga emas punya hubungan berbanding terbalik. Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dengan dolar AS.

Saat dolar AS melemah, maka emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas naik, harga pun ikut terungkit.

Bagaimana prospek harga emas ke depan? Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Reuters terhadap 38 analis dan trader, harga emas akan bergerak di kisaran US$ 1.830/troy ons hingga akhir tahun ini. Namun tahun depan, sepertinya harga emas bakal turun karena bank sentral di berbagai negara mulai melakukan pengetatan kebijakan (tapering off).
Sepanjang kuartal III-2021, pelaku pasar memperkirakan rata-rata harga emas berada di US$ 1.835/troy ons dan naik menjadi US$ 1.841/troy ons pada kuartal IV-2021. Sementara untuk keseluruhan 2021, rata-rata harga emas diperkirakan US$ 1.812/troy ons dan kemudian turun menjadi US$ 1.785/troy ons pada 2022.

Dalam jangka pendek, kenaikan harga emas akan didorong oleh peningkatan permintaan seperti untuk kebutuhan perhiasan maupun investasi pengganti dolar AS yang cenderung melemah akhir-akhir ini. Tren peningkatan inflasi global juga membuat emas menjadi lebih menarik, karena emas dipandang sebagai aset 'anti-inflasi'.


Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan target harga emas dalam waktu dekat ada di kisaran US$ 1.842-1.855/troy ons. Sedangkan level support akan berada di rentang US$ 1.822-1.810/troy ons


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, July 29, 2021

The Fed Tahan Suku Bunga, Optimis Ekonomi AS Makin Strong!

 PT Equityworld Futures Medan-Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve System (Fed) menahan suku bunga acuan mendekati nol. Lembaga itu juga menyatakan jika ekonomi AS akan terus berkembang meskipun ada peningkatan kasus infeksi.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengakhiri pertemuan dengan mempertahankan suku bunga dalam kisaran target antara nol dan 0,25%. Bersamaan dengan itu, komite dengan suara bulat bahwa ekonomi Paman Sam akan terus "menguat".


Ketua Jerome Powell mengatakan The Fed sama sekali tidak mempertimbangkan kenaikan suku bunga. "Pendekatan kami di sini adalah setransparan mungkin. Kita belum mencapai kemajuan lebih lanjut yang substansial," katanya, dikutip dari CNBC International pada Rabu (28/7/2021).

"Kemajuan lebih lanjut yang substansial" merujuk pada inflasi dan lapangan kerja sebagai tolok ukur yang telah ditetapkan Fed sebelum akan memperketat kebijakan. Termasuk menghentikan pembelian obligasi bulanan dan akhirnya menaikkan suku bunga.

Pasar memperkirakan nol kemungkinan kenaikan suku bunga tahun 2021. Namun, FedWatch CME dan Reuters menyatakan kemungkinan naik di 2022 kini menjadi 62%.

Dengan kemungkinan The Fed menahan suku bunga setidaknya hingga akhir 2022, investor telah mencari petunjuk kapan pembelian obligasi bulanan mungkin mulai ditarik kembali. Bank sentral saat ini membeli setidaknya US$ 120 miliar per bulan dalam obligasi, dengan setidaknya US$ 80 miliar masuk ke Treasury dan US$ 40 miliar lainnya ke bagian sekuritas yang didukung hipotek.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Bursa Asia Bangkit, Hang Seng 'Ngamuk' Naik 2% Lebih

 Bursa Asia Dibuka Mixed 

PT Equityworld Futures Medan-Bursa Asia kompak dibuka menguat pada perdagangan Kamis (29/7/2021), di tengah beragamnya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Rabu (28/7/2021) setelah bank sentral AS memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya.
Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin penguatan bursa Asia pada pagi hari ini, di mana Hang Seng dibuka meroket 2,68%. Sedangkan untuk Shanghai Composite China berada di posisi kedua dengan melonjak 1,41%.

Sementara sisanya juga dibuka menguat. Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,51%, Straits Times Singapura melesat 0,7%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,31%.


Pelaku pasar Asia masih akan memantau pergerakan bursa saham Hong Kong, setelah pada perdagangan Rabu kemarin berhasil rebound dan melesat lebih dari 1%. Hang Seng sebelumnya sempat ambruk hingga 8% dalam kurun waktu dua hari beruntun.

Dari kabar korporasi, Saham Softbank Group di Jepang melonjak 2,31% setelah perusahaan konglomerat Jepang tersebut menjual sekitar sepertiga sahamnya di perusahaan transportasi online Uber untuk menutupi kerugian atas investasinya di perusahaan transportasi online China, Didi.

Beralih ke AS, bursa Wall Street ditutup beragam dengan mayoritas melemah pada perdagangan Rabu kemarin waktu setempat akibat sikap investor yang sedikit kecewa dengan sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan sinyal yang belum jelas kapan pengurangan pembelian aset di pasar (quantitative easing/QE) dimulai.

Indeks Dow Jones Industrial Average berbalik melemah 0,36% ke level 34.930,93 pada penutupan. S&P 500 turun tipis 0,02% ke 4.400,64. Namun, Nasdaq masih bergairah dengan melesat 0,7% ke posisi 14.762,58.

Pergerakan variatif ini terjadi meski menurut data Refinitiv, emiten AS menunjukkan performa prima pada kuartal II-2021.

Sebanyak 89% konstituen indeks S&P 500 yang telah merilis kinerja keuangannya mencetak laba bersih di atas ekspektasi, dan 86% dari mereka mencetak pendapatan yang melampaui estimasi.

Pemicunya tak lain adalah Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC), yang memutuskan mempertahankan suku bunga acuan di 0-0,25% tetapi tak memberikan sinyal jelas mengenai kapan tapering off atau pengurangan pembelian aset di pasar (quantitative easing/QE) dijalankan.

Bos bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell menyatakan ekonomi AS membaik meski ada varian baru virus Covid-19. Namun, itu belum cukup untuk mencapai target inflasi dan lapangan kerja yang dipatok The Fed.

"Kita memiliki landasan untuk mengamankan lapangan kerja," tutur Powell. "Menurut saya kita masih beberapa langkah menuju kemajuan substansial lebih jauh mencapai target maksimum pembukaan lapangan kerja. Saya ingin melihat angka lapangan kerja yang lebih kuat."

Sayangnya, bank sentral terkuat dunia ini belum memberikan acuan waktu mengenai kapan program pembelian surat berharga senilai US$ 120 miliar per bulan (sejak Desember 2020) ini akan diakhiri atau setidaknya dikurangi.

"Sejak itu, ekonomi menunjukkan kemajuan mencapai sasaran tersebut dan Komite [FOMC] akan terus mengukur kemajuan yang ada dalam pertemuan mendatang," demikian tertulis di pernyataan resmi yang dirilis usai rapat


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, July 28, 2021

Siap-siap! Kamis Besok akan Jadi "Big Day" bagi Emas Antam

Emas Antam Merosot Lagi, Harganya Jadi Segini! | Pontas 

 PT Equityworld Futures Medan- Kamis besok (29/7) menjadi "big day" harga emas Antam berpeluang mengalami kenaikan atau penurunan tajam, sebab ada pengumuman kebijakan moneter dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed).
Pengumuman tersebut akan berdampak pada harga emas dunia, yang menjadi faktor utama pergerakan harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk.

Jika besok kemungkinan terjadi pergerakan besar, pada hari ini Rabu (28/7/2021) harga emas Antam stagnan.


Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas dengan berat 1 gram dijual Rp 940.000/batang, sama dengan harga kemarin.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

The Fed akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis dini hari waktu Indonesia yang tentunya berdampak pada harga emas dunia. Pelaku pasar akan melihat sinyal tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).

Jika The Fed memberikan sinyal tapering akan dilakukan dalam waktu dekat, maka harga emas dunia berisiko ambrol, dan menyeret harga emas Antam.

Sebaliknya, harga emas dunia berpeluang melesat tinggi dan diikuti emas Antam jika The Fed menyatakan tidak akan melakukan tapering dalam waktu dekat.

Tapering menjadi salah satu ancaman terbesar bagi emas dunia. Pernah terjadi pada tahun 2013 lalu, harga emas dunia terus menurun hingga tahun 2015.

Pendapatan para analis pun terbelah mengenai waktu tapering The Fed. Inflasi di AS sedang tinggi yang membuat analis memperkirakan The Fed akan segera melakukan tapering guna meredam laju inflasi.

Di sisi lain, penyebaran virus corona delta berisiko membuat perekonomian global melambat lagi, sehingga beberapa analis memperkirakan The Fed belum akan melakukan tapering dalam waktu dekat.

Semua prediksi tersebut akan terjawab pada Kamis dini hari nanti, dan tentunya akan mempengaruhi harga emas Antam besokcnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Hang Seng Rebound! Bursa Saham Asia Dibuka 'Gado-gado'

PT.BestProfit Saham Jepang Nikkei Menguat | PT. Bestprofit Futures Cabang  Pontianak 

 PT Equityworld Futures Medan-Bursa Asia dibuka beragam pada perdagangan Rabu (28/7/2021), di tengah pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (27/7/2021) waktu setempat akibat amblesnya saham teknologi di AS.
Tercatat indeks Nikkei dibuka merosot 0,82%, Shanghai Composite China melemah 0,25%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,39%.

Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong berhasil dibuka melesat 1,67%, setelah selama dua hari beruntun ambruk hingga 4% lebih. Sedangkan indeks Straits Times Singapura dibuka menguat 0,31% pada pagi hari ini.


Walaupun pada pagi hari ini pasar saham Hong Kong dibuka melesat, namun investor masih terus memantau pergerakannya. Hal ini karena aksi jual masif yang terjadi pada dua hari beruntun dan membuat indeks Hang Seng Hong Kong jatuh lebih dari 8% dalam dua hari belakangan.


Indeks bursa Hong Kong melemah pada perdagangan setelah pemerintah China mengetatkan aturan terkait investasi asing di sektor pendidikan dan perusahaan digital.

Pelemahan juga terjadi di tengah pertemuan pejabat Amerika Serikat (AS) dan China membahas nasib kawasan administratif tersebut.

Reuters melaporkan pihak China mengatakan bahwa hubungan kedua negara berada di kebuntuan dan menghadapi kesulitan yang serius.

Sejauh ini, China membalas dengan mengetatkan aturan perusahaan digital mereka yang terdaftar di bursa negara Barat.

Di lain sisi, saham Apple di Asia juga akan dipantau oleh investor pada hari ini, setelah raksasa teknologi itu memperingatkan bahwa kendala pasokan chip dapat berdampak pada produksi gadget iPhone dan iPad pada kuartal ketiga tahun ini.

Pada perdagangan pagi hari ini, saham Murata Manufacturing di Jepang turun 1,2% sementara LG Display Korea Selatan naik tipis 0,67%.

Beralih ke AS, reli bursa saham Wall Street selama enam hari beruntun akhirnya telah berakhir, di mana pada penutupan perdagangan Selasa kemarin, Wall Street ditutup melemah.

Pelemahan Wall Street terjadi menyusul koreksi saham teknologi imbas dari pengetatan aturan pemerintah China atas operasi raksasa digital yang tercatat di bursa non-China.


Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) berakhir melemah 0,24% ke level 35.058,52, S&P 500 surut 0,47% ke posisi 4.401,46, dan Nasdaq ambruk 1,21% ke 14.660,58.

Saham Tesla anjlok nyaris 2% menghapus reli pada Senin (26/7/2021) lalu, menyusul aksi ambil untung investor atas capaian laba bersih kuartal II-2021 yang melewati US$ 1 miliar atau naik 10 kali lipat setahun.

Sementara itu, kabar buruk lainnya datang dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), yang mengingatkan bahwa ada risiko bahwa inflasi ternyata bukan hanya bersifat peralihan, sehingga mereka mendorong bank sentral mengambil langkah cegah-tangkal (pre-emptive action).

Oleh karena itu, pasar akan memantau ketat Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) yang dimulai malam tadi (WIB).

"Volatilitas pasar meningkat, menyusul kekhawatiran seputar virus dengan strain baru yang diperburuk oleh posisi renggang dan transaksi tipis di musim panas," tulis Jean Boivin, Kepala BlackRock Investment Institute, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, July 27, 2021

Investor Khawatirkan Bencana Alam, Bursa Eropa Dibuka Melemah

Turun Rp 2.000, Simak Rincian Harga Emas Batangan Antam Hari Ini 

 PT Equityworld Futures Medan-Bursa Eropa melemah pada pembukaan perdagangan Selasa (27/7/2021), di tengah meningginya perhatian pelaku pasar terhadap perkembangan Covid-19 dan cuaca buruk di Benua Biru.
Indeks Stoxx 600 dibuka turun 0,5% dengan indeks saham sektor komoditas dasar melemah 1,1% menjadi pemimpin koreksi semua indeks saham sektoral di kawasan yang bergerak di teritori negatif.

Selang 15 menit kemudian, koreksi indeks Stoxx 600 menjadi 2,9 poin (-0,63%) ke 458,24. Indeks DAX Jerman drop 114,3 poin (-0,73%) ke 15.504,69 dan CAC Prancis turun 29,1 poin (-0,44%) ke 6.549,51. Indeks FTSE anjlok 58,8 poin (-0,84%) ke 6.966,67.


Eropa tengah diterpa bencana alam, dengan munculnya kebakaran hutan di kawasan Selatan Eropa saat ini akibat gelombang cuaca panas, bersamaan dengan angin ribut. Sebelumnya di sisi Utara, hujan deras dan banjir menggenangi beberapa kota di Jerman dan Belgia pekan lalu.

Di tengah kondisi demikian Bursa Asia Pasifik bergerak variatif di tengah anjloknya indeks saham Hang Seng Hongkong yang mencapai 2%, melanjutkan kecemasan pasar seputar pengetatan aturan pemerintah China terhadap perusahaan digital.

Harga kontrak berjangka (futures) indeks saham AS cenderung flat jelang rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang membahas pandangan mereka terhadap ekonomi, serta peluang tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).

Pelaku pasar juga bakal memperhatikan rilis kinerja keuangan kuartal II-2021 emiten raksasa hari ini, di antaranya Alphabet (induk usaha Google) dan Microsoft. Di Eropa, investor memantau rilis kinerja kuartal II-2021 Dassault Systemes, Telecom Italia, dan Louis Vuitton (LVMH).

Kabar menyenangkan bagi pasar muncul dari Inggris, di mana pejabat bank sentral Negeri Big Ben tersebut menyatakan perlu menghindari pengurangan program stimulus moneter setidaknya untuk beberapa kuartal di tengah kenaikan inflasi dan masih tingginya ancaman Covid-19.

Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) merilis laporan "World Economic Outlook" hari ini, yang berpeluang diperhatikan pasar untuk memantau sejauh mana pelaku pasar layak untuk optimistis


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Harga Emas Loyo, Saham ANTM-MDKA dkk Ikutan Galau!

 

PT Equityworld Futures Medan- Saham emiten emas bergerak beragam pada awal perdagangan pagi ini, Selasa (27/7/2021). Pergerakan saham ini terjadi di tengah harga emas dunia cenderung bergerak turun sejak akhir pekan lalu.
Berikut pergerakan saham emiten emas, pukul 09.35 WIB:

Wilton Makmur Indonesia (SQMI), saham +2,87%, ke Rp 179, transaksi Rp 1 juta

Aneka Tambang (ANTM), +0,38%, ke Rp 2.640, transaksi Rp 59 M

Merdeka Copper Gold (MDKA), 0,00%, ke Rp 2.860, transaksi Rp 36 M

Bumi Resources Minerals (BRMS), 0,00%, ke Rp 96, transaksi Rp 5 M

J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), 0,00%, ke Rp 178, transaksi Rp 105 juta

United Tractors (UNTR), -0,37%, ke Rp 20.125, transaksi Rp 4 M

Archi Indonesia (ARCI), -1,41%, ke Rp 700, transaksi Rp 3 M.

Mengacu pada daftar di atas, dari 7 saham yang diamati, 2 saham menguat, 3 saham stagnan, dan 2 saham sisanya melemah.

Saham SQMI menguat dengan kenaikan 2,87%, tetapi baru mencatatkan transaksi senilai Rp 1 juta. Dalam sepekan saham ini masih ambles 9,18%, sementara dalam sebulan anjlok 38,62%.

Di posisi kedua ada saham emiten pelat merah ANTM, yang naik tipis 0,38% ke Rp 2.640/saham. Dengan ini, saham ANTM sudah menguat 4 hari beruntun. Kendati demikian, dalam seminggu saham ini masih minus 0,38%, sementara dalam sebulan melesat 17,41%.

Di tengah penguatan ini, asing tercatat ramai-ramai melego saham ANTM dengan nilai jual bersih (net sell) Rp 13,02 miliar, menjadi net sell tertinggi nomor tiga di bursa.

Mengenai kinerja keuangan, Antam mencatatkan laba bersih di kuartal I-2021 sebesar Rp 630,37 miliar. Laba bersih ini naik dari periode yang sama tahun lalu yang mana perusahaan mengalami kerugian bersih Rp 281,83 miliar.

Sementara, saham emiten yang dimiliki Grup Saratoga, MDKA, masih belum beranjak dari harga sebelumnya Rp 2.860/saham, setelah Senin lalu melorot 2,39%. Dalam seminggu saham ini turun 2,05%, begitu pula dalam sebulan melemah 0,35%.

MDKA mencatatkan kerugian bersih sebanyak US$ 4,98 juta atau setara dengan Rp 71,21 miliar (kurs 14.300) sepanjang kuartal pertama tahun 2021.

Sebelumnya, pada kuartal yang sama tahun 2020, MDKA masih mampu mencetak laba bersih hingga US$ 14,97 juta atau setara Rp 214,12 miliar.

Penurunan laba perusahaan salah satunya didorong oleh turunnya pendapatan perusahaan hingga 55,15% secara tahunan menjadi US$ 46,54 juta (Rp 665,64 miliar) dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 103,78 (Rp 1,48 triliun).

Adapun pada Selasa (27/7) pukul 07:13 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.796,37/troy ons. Turun tipis 0,05% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sejak akhir pekan lalu, harga emas cenderung bergerak turun. Harga sang logam mulia kini sudah di bawah US$ 1.800/troy ons.

Kegalauan investor terlihat di pasar. Satu momen yang tengah dinanti pelaku pasar adalah rapat bulanan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve/The Fed, yang hasilnya diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

Pelaku pasar memperkirakan Ketua Jerome ‘Jay’ Powell dan kolega akan mempertahankan suku bunga acuan di 0-0,25%. Mengutip CME FedWatch, kemungkinannya mencapai 100%, tidak ada peluang ke arah lain.

Namun yang ditunggu oleh investor adalah nada (tone) dari The Fed, terutama soal arah kebijakan moneter ke depan. Jika tanda-tanda pengetatan kebijakan (tapering off) semakin terlihat, maka dolar AS akan diuntungkan tetapi harga emas melemah. Namun sebaliknya, jika Powell masih kalem dan menegaskan bahwa tapering off masih butuh waktu, maka dolar AS akan lesu dan harga emas bisa naik.

Harga emas dan dolar AS punya hubungan yang berbanding terbalik. Saat dolar AS menguat, maka harga emas akan melemah.

Ini karena emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS. Saat dolar AS terapresiasi, maka emas jadi mahal buat investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan turun, harga pun mengikuti.

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, July 26, 2021

VIDY Ciptakan Peluang & Nilai Bisnis Melalui Utilisasi Crypto

Crypto Ancur Lebur! Rp7.000 Triliun Hilang dari Pasar 

PT Equityworld Futures Medan-Vaksinasi anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia masih naik-turun. Ini akan sangat mempengaruhi waktu Indonesia untuk mencapai kekebalan kolektif (herd immunity).
Mengutip catatan Our World in Data, rata-rata tujuh harian vaksinasi Covid-19 di Indonesia sempat di atas 1 juta dosis per hari selama dua hari yaitu 19 dan 20 Juli 2021. Namun sehari kemudian langsung turun lagi menjadi 671.041 dosis. Artinya, Indonesia kurang konsisten dalam menggeber vaksinasi, masih angin-anginan.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sudah mengakui hal tersebut. Bahkan Bendahara Negara menyebut vaksinasi pernah melonjak hingga 2 juta dosis dalam sehari, tetapi tidak bertahan lama.

"Vaksinasi meningkat dan melonjak sampai 2 juta. Namun hanya satu hari, dan rata-rata tujuh harian masih di bawah 1 juta," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita edisi Juli 2021, kemarin.

Padahal, vaksin sangat berguna untuk membentengi tubuh dari serangan virus corona. Vaksin, jika efektif, akan membentuk sistem kebebalan tubuh yang lebih baik. Walau seseorang terinfeksi virus corona, risiko mengalami gejala berat bisa ditekan.

Misalnya di Amerika Serikat (AS). Negeri Paman Sam adalah juara dunia soal vaksinasi. Per 22 Juli 2021, jumlah warga AS yang sudah menerima suntikan vaksin dosis penuh mencapai 161,9 juta orang.

Ini menyebabkan tekanan terhadap sistem pelayanan kesehatan semakin berkurang. Terlihat dari tren kasus aktif di AS yang bergerak turun.

Kasus aktif adalah pasien yang masih dalam perawatan, baik secara mandiri maupun di fasilitas kesehatan. Data ini menggambarkan seberapa berat beban yang ditanggung oleh sistem pelayanan kesehatan suatu negara.

Oleh karena itu, kecepatan vaksinasi akan menentukan waktu suatu negara untuk mencapai herd immunity. Ini ditandai dengan vaksinasi penuh terhadap setidaknya 60-70% populasi.
Di level ASEAN, Indonesia masih tertinggal dibandingkan Singapura dan Malaysia. Mengutip riset Citi, per awal Juli 2021 Singapura sudah memberikan vaksinasi dosis pertama kepada 56% warganya. Malaysia berada di urutan kedua dengan 18% dan Indonesia 11%.

"Kami memperkirakan Singapura akan mampu memberikan vaksinasi dosis penuh kepada 70-80% populasi pada Agustus 2021 seiring target pemerintah yang ingin mencapai vaksinasi terhadap dua pertiga warga pada 9 Agustus 2021. Sementara Malaysia kemungkinan bisa mencapai level tersebut pada September atau Oktober 2021.


"Kemudian di Thailand kami perkirakan terjadi pada kuartal I-2022. Sedangkan Indonesia, Filipina, dan Vietnam kemungkinan setelah kuartal I-2022. Namun untuk Indonesia, vaksinas terhadap warga di kota-kota besar bisa mencapai herd immunity paling cepat kuartal IV-2021," papar riset Citi.

Apabila herd immunity sudah tercapai, maka rantai penularan sudah terputus. Dengan demikian, 'keran' aktivitas dan mobilitas masyarakat bisa semakin dibuka.

"Mencapai herd immunity memungkinan untuk membuka perbatasan dan menumbuhkan sektor pariwisata. Ini penting bagi Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Singapura di mana penerimaan dari sektor pariwisata mencapai 5,5-12% dari Produk Domestik Bruto (PDB)," lanjut riset Citi


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Awal Pekan Bursa Asia Dibuka Melemah, Nikkei Melesat Sendiri

 PT Equityworld Futures Medan- Mayoritas bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan Senin (26/7/2021), karena investor global cenderung kembali melirik pasar saham Amerika Serikat (AS) seiring membaiknya bursa Wall Street dan katalis positif dari musim rilis laporan keuangan AS pada kuartal kedua tahun 2021 yang cukup menggembirakan.
Hanya indeks Nikkei Jepang yang dibuka menguat, bahkan melesat pada hari ini. Indeks Nikkei dibuka melesat 1,49%, setelah selama dua hari tidak dibuka karena libur nasional.

Sedangkan sisanya dibuka di zona merah. Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka ambruk 2.5%, Shanghai Composite China merosot 0,72%, Straits Times Singapura melemah 0,38%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,19%.


Dari sisi data ekonomi, angka produksi industri Singapura periode Juni akan dirilis pada pukul 13:00 siang waktu setempat atau pukul 12:00 WIB.

Investor di Asia masih akan terus memantau perkembangan pandemi virus corona (Covid-19) di kawasan tersebut dan mungkin masih dapat membebani sentimen.

Menurut laporan dari agensi Korea Selatan Yonkap, tingkat pembatasan virus tertinggi kedua akan diterapkan ke area non-ibu kota mulai Selasa (27/7/2021) besok.

Sedangkan di Jepang, kasus harian Covid-19 di Tokyo telah melampaui 1.000 selama enam hari berturut-turut, menurut Kyodo News.

Sementara di Indonesia pada Minggu (25/7/2021), pemerintah kembali memperpanjang masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 selama sepekan hingga 2 Agustus mendatang.

Investor global mulai mengurangi investasinya di pasar negara berkembang dan mulai kembali melirik pasar saham AS karena membaiknya pasar saham Negeri Paman Sam tersebut.

Membaiknya pasar saham AS juga dibantu oleh rilis laporan keuangan perusahaan yang cukup positif pada kuartal kedua tahun 2021.

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street lagi-lagi ditutup cerah pada perdagangan Jumat (23/7/2021) akhir pekan lalu, di mana indeks Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq kompak mencetak rekor tertinggi baru.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,68% ke 35.061,55, yang merupakan level tertinggi sepanjang masa dan mencetak reli tahun berjalan sebesar 14%. S&P 500 melesat 1,01% ke level 4.411,79, dan Nasdaq melonjak 1,04% ke posisi 14.836,99.

Secara mingguan, Dow Jones menguat 1%, S&P 500 melesat 2%, sementara Nasdaq memimpin dengan reli 2,8% di tengah kenaikan kasus Covid-19 di berbagai negara yang memicu spekulasi bahwa saham teknologi bakal kembali diuntungkan dari pengetatan aktivitas publik.

"Kita menyaksikan selama di palung pandemi, saham teknologi dan laba bersih mereka meningkat pesat, jadi saya pikir banyak investor bakal kembali ke mata air tersebut, di tengah kenaikan kasus Covid," tutur Yung-Yu Ma, Kepala Perencana Investasi BMO Wealth Management, kepada CNBC International.

Reli terjadi setelah kekhawatiran seputar imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS kian pudar. Pada Jumat pekan lalu, imbal hasil surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun-yang menjadi acuan-pasar menguat 0,014% menjadi 1,281%, atau pulih dari kejatuhannya di level terendah 5 bulan yakni 1,13%, yang dicetak pekan sebelumnya.

Penurunan imbal hasil tersebut sempat memicu kecemasan pasar mengenai adanya risiko besar yang membayangi perekonomian Negara Adidaya tersebut, sehingga para investor memburu obligasi yang dikenal sebagai aset investasi minim risiko (safe haven). Ketika obligasi diburu, maka harganya menguat dan imbal hasilnya turun.

Kinerja positif emiten unggulan selama kuartal II-2021 juga menjadi penopang reli di pasar. Dengan nyaris seperempat konstituen indeks S&P 500 merilis laporan keuangannya, sebanyak 88% dari itu membukukan lonjakan kinerja yang terbaik sejak 2008, menurut pantauan FactSet.

Refinitiv memperkitakan pertumbuhan laba bersih periode tersebut akan mencapai 76%, menjadi kinerja terbaik sejak 2009. Margin laba bersih mereka juga masih positif dan mengalahkan inflasi, dengan besaran rata-rata 12,8%, atau di atas rerata historinya, menurut S&P Global.

American Express melaporkan kinerja yang lebih baik dari ekspektasi, sehingga sahamnya melonjak 1,3%. Twitter dan Snap masing-masing melompat sebesar 3% dan 24% setelah membukukan laba bersih yang melampaui ekspektasi pasar.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, July 23, 2021

Studi Sebut Asal Usul Covid Bukan China Tapi Negara Ini

 PT Equityworld Futures Medan-Studi terbaru menguak teori lain soal asal usul corona (Covid-19). Virus yang jadi pandemi global itu disebut sebenarnya bukan berasal dari Wuhan, China, tempat ia mewabah pertama kali.
Dalam laporan Financial Times, kajian Istituto Nazionale Tumori Milan menyebut SARS-CoV-2 awalnya menyebar di wilayah Eropa. Ini terutama di Italia.

"Hasil pengujian ulang ini menunjukkan bahwa apa yang kami laporkan sebelumnya pada pasien tanpa gejala adalah sinyal yang masuk akal, jika sirkulasi awal Covid-19 ada di Italia," sebut Giovanni Apolone, salah satu peneliti yang juga merancang laporan itu, dikutip Jumat (23/7/2021).

"Jika ini dikonfirmasi, ini akan menjelaskan ledakan kasus simtomatik yang diamati di Italia (pada 2020). SARS-CoV-2 atau versi sebelumnya, beredar diam-diam."

Dalam penelitiannya, ilmuwan awalnya menyaring 959 orang untuk kanker paru-paru sebelum pandemi. Pada 2020 lalu mereka menguji sampel lagi, mencari antibodi terkait virus corona dan mengatakan mereka telah menemukan jejak infeksi.

Atas permintaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sampel tersebut diuji ulang oleh laboratorium VisMederi di Siena, Italia. Fasilitas ini berafiliasi dengan WHO di Universitas Erasmus di Belanda.

Marion Koopmans, kepala virologi di Erasmus, mengatakan hasil baru itu "menarik". Namun, ia memperingatkan bahwa meskipun ada beberapa bukti antibodi, tidak ada sampel yang memberikan bukti konklusif bahwa infeksi sebelumnya itu merupakan Covid-19.

"Kami menggunakan ambang batas yang agak ketat dan tidak dapat mengesampingkan bahwa beberapa reaktivitas yang diamati adalah nyata," katanya.

"Namun, untuk konfirmasi sirkulasi sebelumnya, kami akan merekomendasikan penelitian pasien dengan penyakit yang tidak dapat dijelaskan untuk konfirmasi virologi."

Kemudian peneliti juga menguji ulang 29 sampel asal Italia, beberapa ditemukan positif memicu antibodi corona dan beberapa negatif. Meski positif, angkanya belum dapat memenuhi ambang antibodi yang tetapkan Erasmus.

Menurut Erasmus, antibodi corona sendiri terdiri dari IgM atau antibodi penetralisir serta antibodi lainnya yang dikenal sebagai IgG dengan kadar tertentu

Sementara itu peneliti Italia lainnya, Gabriella Sozzi menyebut bahwa pada periode pra-pandemi, virus itu mungkin kurang agresif atau menular. Sehingga rangsangan antibodi menjadi cukup kecil.

Selama ini perdebatan panjang dunia mengenai dari mana asal-usul Covid-19 masih belum membuahkan hasil yang signifikan. Penelitian WHO pada Februari lalu di Wuhan tidak dapat menyimpulkan dari virus ini muncul dan mulai menulari manusia.

Sementara itu, sebuah laporan intelijen Amerika Serikat (AS) menyebut ada dua kemungkinan virus itu menyebar. Pertama yakni skenario kebocoran laboratorium dan yang kedua merupakan sebab alami.

Beberapa tuduhan ini membuat WHO menjadwalkan untuk melakukan penyidikan lanjutan untuk mengaudit laporan di laboratorium Virologi Wuhan, tempat di mana virus ini diduga mulai menular. Di sisi lain, China menolak semua tuduhan ini dan juga menolak langkah WHO


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Duh...Gegara Reflasi, Harga Emas Antam Hari Ini Drop Lagi!

 PT Equityworld Futures Medan- Kembali munculnya reflation trade membuat harga emas dunia turun pada perdagangan Rabu kemarin, yang berdampak pada harga emas Antam hari ini, Kamis (22/7/2021).
Meski demikian, penurunan harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini tidak sebesar emas dunia, sebab nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan di pekan ini.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas dengan berat 1 gram dijual Rp 946.000/batang turun 0,11% dibandingkan harga kemarin.
PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.


Penurunan harga emas Antam tersebut masih lebih baik ketimbang emas dunia yang kemarin melemah 0,37% ke US$ 1.803,31/troy ons.

Reflation trade menjadi pemicu penurunan harga emas dunia. Reflation atau reflasi merupakan bangkitnya pertumbuhan ekonomi dari kemerosotan yang diikuti dengan kenaikan inflasi.

Saat itu terjadi, para investor masuk kembali ke aset-aset berisiko (bursa saham), serta naiknya imbal hasil obligasi dalam hal ini Treasury AS, yang disebut reflation trade. Kombinasi tersebut berdampak buruk bagi harga emas.

"Ada kelegaan di pasar saham dan obligasi, serta harga minyak mentah kembali naik. Itu adalah tanda-tanda reflation trade yang tidak bagus untuk emas," kata Philip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures, sebagaimana dilansir CNBC International, Rabu (22/7/2021).

Sementara itu, rupiah kemarin kembali melemah 0,14% melawan dolar AS. Mata Uang Garuda belum pernah menguat di pekan ini. Pelemahan tersebut tentunya membuat harga emas dunia lebih mahal ketika dikonversi ke rupiah. Sebab, emas dunia dibanderol dengan dolar AS.

Artinya penurunan harga emas dunia diimbangi dengan pelemahan rupiah, sehingga penurunan harga emas Antam tidak sebesar emas dunia


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Meda
n

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, July 22, 2021

Bitcoin Rontok Lagi Guys...Saatnya Kembali ke Emas Antam?

Tinggalkan Bisnis Kripto, Pencipta Dogecoin Sebut Banyak Orang Jahat :  Okezone Economy 

 PT Equityworld Futures Medan- Harga Bitcoin yang digadang-gadang sebagai emas digital ambrol lagi ke bawah US$ 30.000/koin sejak Selasa kemarin. Sementara itu harga emas dunia bergerak volatil, dan emas Antam pada hari ini mengalami penurunan.
Tiga bulan lalu, tepatnya pada 19 Mei harga bitcoin sempat ambrol lebih dari 30% dalam sekejap saja, dari US$ 43.260/BTC ke US$ 30.000/koin, melansir data Refinitiv. Sejak saat itu, bitcoin beberapa kali mencoba bangkit, tetapi mentok di kisaran US$ 40.000/koin, kemudian kembali merosot dan sudah 2 kali jeblok ke bawah US$ 30.000/koin sejak kemarin.

Pergerakan tersebut memicu kecemasan akan crypto winter yakni periode stagnasi dan cenderung dalam waktu yang panjang. Crypto Winter pernah dialami bitcoin pada 2018 lalu, ketika ambrol harganya lebih dari 70%, kemudian stagnan cenderung menurun hingga April 2019.

Bitcoin sebelumnya meroket di tahun ini, bahkan sejak tahun lalu. Rekor tertinggi harga bitcoin US$ 64.899/koin yang dicapai pada 14 April lalu. Dibandingkan dengan posisi akhir 2020 hingga ke rekor tersebut, harga bitcoin meroket lebih dari 120%. Kenaikan tajam tersebut membuat semakin banyak pelaku pasar berinvestasi di bitcoin, apalagi digadang-gadang sebagai emas digital.

Alhasil, pasar emas digerogoti oleh bitcoin. Capital outflow yang cukup besar terjadi dari pasar emas menuju bitcoin. Tetapi bitcoin sekali lagi menunjukkan karakternya, setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, harga terus anjlok, hingga lebih dari 50%. Sementara emas tetap lah emas, dengan status safe haven serta lindung nilai terhadap inflasi, yang bisa menopang kenaikan harganya.

"Emas merupakan aset berwujud dan penyimpan nilai yang nyata. Kami percaya logam mulia akan mengalami tren naik dalam jangka panjang," tulis analis dari Haywood Research, sebagaimana dilansir Kitco, Selasa (20/7/2021).

Harga emas dunia mengalami peningkatan volatilitas di pekan ini, meski di akhir perdagangan mencatat penguatan atau pelemahan tipis. Pada Selasa kemarin, harga emas dunia berakhir melemah 0,13% ke US$ 1.810,03/troy ons.

Alhasil, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. turun pada hari ini. Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 947.000/batang, turun 0,32% dibandingkan harga Senin lalu.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Harga Emas di Pegadaian 3 Hari Mager, Ada Apa ya?

 PT Equityworld Futures Medan- Harga emas acuan di Pegadaian stagnan lagi pada perdagangan Kamis (22/7/2021). Sebabnya, harga emas dunia yang volatil tetapi selalu mengakhiri perdagangan dengan penguatan atau pelemahan tipis dalam beberapa hari terakhir.
Meski demikian, beberapa emas batangan yang dijual mengalami penurunan. Sebab, selain harga emas dunia, nilai tukar rupiah serta supply-demand juga mempengaruhi harga emas Pegadaian.

Melansir data dari situs resmi milik Pegadaian, harga jual emas acuan dalam 3 hari terakhir tetap di Rp 883.000/gram, sementara harga beli di Rp 856.000/gram.

Sementara itu untuk emas batangan, Pegadaian menjual 3 jenis emas Antam dan UBS berbagai ukuran/satuan. Hari ini, emas Antam standar dan batik yang harganya mengalami penurunan.

Emas Antam standar tersedia mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram, harganya turun di kisaran 0,31% hingga 0,37%.

Satuan 0,5 gram hari ini penurunannya yang paling besar dijual Rp 542.000/batang.

Kemudian antam jenis batik, emas ini harganya paling mahal diantara lainnya. Satuan 0,5 gram dijual Rp 618.000/batang, turun 0,32%. Meski paling mahal, tetapi Pegadaian menjual emas ini hanya tiga satuan saja. Selain 0,5 gram, ada 1 dan 8 gram.

Satuan    Harga Antam Batik    Perubahan Emas Batik (Rp)    Perubahan Emas Batik (%)

Kemudian emas Antam jenis retro, harganya hari ini stagnan di semua satuan. Emas batangan ini merupakan emas kemasan lama dimana emas dan sertifikatnya terpisah. Emas Antam retro terakhir kali diproduksi pada tahun 2018, dan tersedia mulai satuan 0,5 gram hingga 100 gram.


Terakhir ada emas UBS, tersedia mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram, harganya stagnan di semua satuan. Emas UBS untuk saat ini menjadi yang paling murah, satuan 0,5 gram dijual Rp 504.000/batang, lebih murah ketimbang emas Antam retro Rp 505.000/batang


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, July 21, 2021

'Kebal' Ancaman Varian Delta, Wall Street Dibuka Sumringah

 PT Equityworld Futures Medan- Bursa Saham Amerika Serikat Wall Street dibuka sumringah. Ambrolnya bursa saham Asia pada perdagangan Selasa (20/7/2021) akibat ketakutan akan virus Covid-19 varian Delta tidak berpengaruh pada bursa Wall Street yang mulai stabil pasca terkoreksi parah kemarin.
Tercatat kontrak indeks Dow Jones terpantau naik 0,78% ke level 34.225, kontrak yang sama untuk indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq juga terpantau sumringah dengan kenaikan masing-masing 0,54% dan 0,29%.

Indeks ketakutan VIX juga sudah mulai turun 3,79% yang menunjukkan pasar sudah mulai stabil pasca terkoreksi parah kemarin.
Bursa di kawasan Eropa juga terpantau sudah mulai stabil. Beberapa indeks utama Benua Biru kembali melesat, bangkit dari keterpurukan di awal pekan.

Indeks FTSE 100 Inggris melesat lebih dari 0,32% ke 6.867, kemudian DAX 30 Jerman menguat 0,81%. Dan CAC 40 Prancis naik 0,47% ke 6.322.

Data pengajuan izin pergedungan di AS secara mengejutkan turun 5,1% ke level terendahnya sejak November sila. Data dari laporan tersebut melaporkan penurunan izin di berbagai daerah penting, hal ini terjadi di tengah kenaikan harga bahan baku serta langkanya tenaga kerja.

Ketakutan akan kembali melesatnya kasus Covid-19 akibat varian delta juga terlihat dari melesatnya saham-saham vaksin seperti Novavax yang naik 7% serta Moderna yang melesat 5%, sementara itu BioNTech naik 2% ke level tertingginya.

Apresiasi bursa saham AS hari ini setelah pasar modal kembali stabil pasca ketakutan akan melesatnya virus Covid-19 varian Delta membuat ambruk pasar modal di seluruh dunia.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Dunia Terancam Lockdown, Harga Emas Ikutan Down

Kenali Dasar Hukum PPN Emas Dan Penerapannya 

 PT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia turun tipis pada perdagangan pagi ini. Keperkasaan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) membatasi ruang gerak kenaikan harga emas.
Pada Rabu (21/7/2021) pukul 07:31 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.080,84/troy ons. Turun tipis 0,07% dari hari sebelumnya.

emas
Penguatan nilai tukar dolar AS membuat emas tidak berdaya. Pada pukul 07:32 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,1%. Berada di 92,96, indeks ini menyentuh titik terkuat dalam tiga bulan terakhir.

Pelaku pasar (dan seluru dunia) kembali dibuat khawatir oleh pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Kemunculan virus corona varian delta yang lebih menular membuat angka kasus positif menanjak.

Per 20 Juli 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pasien positif corona di seluruh negara berjumlah 190.671.330 orang. Bertambah 390.026 orang dari hari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 478.864 orang setiap harinya. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yakni 386.811 orang per hari.

corona
"Investor tidak berani berspekulasi. Ini menjadi pendorong penguatan dolar AS," ujar Karl Schamotta, Chief Market Strategist di Cambridge Global Payments yang berkedudukan di Toronto (Kanada), seperti dikutip dari Reuters.

Saat situasi menjadi sangat tidak pasti, saat dunia kembali dibayangi ancaman karantina wilayah alias lockdown, maka bermain aman adalah pilihan yang sangat wajar. Bahkan ada tendensi investor bermain sangat aman yaitu dengan memegang uang tunai.
Bukan sekadar uang tunai, dolar AS yang menjadi pilihan utama. Sebab, dolar AS adalah mata uang global yang bisa menyelesaikan segala urusan di mana saja, kapan saja.

"Penguatan dolar AS yang berstatus sebagai aset aman (safe haven) adalah hal yang wajar. Kini prospek pertumbuhan ekonomi dunia menjadi penuh tanda tanya," kata Juan Perez, FX Strategist di Tempus Inc yang berbasis di Washington, seperti diberitakan dari Reuters.

Emas dan dolar AS punya hubungan berbanding terbalik. Ini karena emas adalah komoditas yang dibanderol dengan mata uang Negeri Paman Sam.

Saat dolar AS menguat, maka emas menjadi lebih mahal buat investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas turun, harga pun akan mengikuti.

Franky Nangoy, Senior Market Strategist Fullerton Research, memperkirakan harga sang logam mulia akan bergerak turun pada pekan ini. Titik support emas akan berada di US$ 1.794/troy ons.
"Harga emas bergerak lebih rendah setelah gagal menembus resistance di US$ 1.834/troy ons. Selanjutnya, kita dapat melihat bahwa stochastic sedang berbalik bearish yang berarti bahwa emas telah overbought dan kemungkinan akan retracing," papar Franky dalam risetnya.

Ketika titik support US$ 1.794/troy ons tertembus, lanjut Franky, maka harga emas kemungkinan bisa turun lebih dalam. Level support berikutnya berada di rentang US$ 1.783-1.760/troy ons.


Namun bukan berarti ruang untuk naik sudah tertutup. Franky memperkirakan titik resistance akan berada di US$ 1.818/troy ons. Jika ini tertembus, maka harga akan bergerak ke rentang US$ 1.834-1.844/troy ons dan bahkan menuju US$ 1.855.troy ons.

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, juga memperkirakan hal yang sama. Menurutnya, saat harga emas gagal menembus titik resistance di US$ 1.833/troy ons, maka ada risiko menuju ke level support di US$ 1.813-1.789/troy ons.

"Momentum bullish sepertinya lemah, karena harga berkali-kali gagal menembus titik resistance di US$ 1.833/troy ons. Oleh karena itu, target terdekat saat ini ada di US$ 1.781-1.801/troy ons," sebut Wang dalam risetnya.

Wang melanjutkan, titik resistance baru ada di US$ 1.821/troy ons, yang jika tertembus akan kembali mencoba ke US$ 1.833/troy ons. Namun jika titik itu kembali gagal tertembus, maka rasanya harga emas akan mengalami konsolidasi dalam beberapa hari ke depan.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, July 19, 2021

Kripto Masuk Angin! Harga Bitcoin Masih Belum Bisa Move On

 Bukan bitcoin, inilah aset kripto yang paling menguntungkan pada semester I  2021 

PT Equityworld Futures Medan- Harga mata uang kripto (cryptocurrency) kembali diperdagangkan di zona merah pada perdagangan Senin (19/7/2021) pagi waktu Indonesia, melanjutkan pergerakan sepanjang pekan lalu.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 09:00 WIB, dari sepuluh kripto berkapitalisasi terbesar, hanya tiga kripto yang cenderung bertahan di zona hijau, di mana ketiganya merupakan koin digital berjenis stablecoin,yakni Tether, USD Coin, dan Binance USD.

Pada pagi hari ini, Bitcoin merosot 1,82% ke level harga US$ 31.613,22 per koin atau setara dengan Rp 458.075.558 per koinnya (asumsi kurs Rp 14.490/US$), Ethereum ambles 4,78% ke harga US$ 1.882,77 per koin (Rp 27.281.337 per koin), dan Dogecoin ambruk 7,23% ke US4 0,1786 per koin (Rp 2.558 per koin).





Pada pekan lalu, mayoritas kripto masih mengalami pelemahan. Dari sepuluh kripto berkapitalisasi terbesar, pelemahan paling besar terjadi di kripto Polkadot yang ambruk hingga 20,79%. Sementara pelemahan yang paling kecil terjadi Bitcoin.

Sedangkan untuk kripto berjenis stablecoin masih tetap bertahan dengan naik tipis-tipis pada pekan lalu. Adapun koin digital stablecoin tersebut yakni Tether, USD Coin, dan Binance USD.

Sementara itu pada pekan lalu, indeks itwise 10, yang merekam pergerakan harga 10 mata uang kripto utama di dunia, tercatat melemah 1,1% pada perdagangan Jumat (18/7/2021) menjadi 34,6. Pelemahan terjadi di tengah koreksi seluruh mata uang digital yang menjadi konstituennya.

Secara mingguan, posisi pada hari tersebut setara dengan koreksi sebesar 13,5% jika dibandingkan dengan penutupan Jumat akhir pekan lalu, yang berada di level 40. Kisah mata uang kripto memang sedang tidak bagus tahun ini.

Sepanjang Juli, reksa dana yang mengacu pada 10 mata uang kripto berkapitalisasi pasar terbesar ini anjlok 12,7%. Sepanjang tahun berjalan, koreksi terhitung lebih parah, yakni mencapai 42,7%. Namun sejak ditransaksikan pada 15 Oktober 2020, indeks tersebut masih terhitung melesat 188,3%.



Bitcoin hingga pagi hari ini masih diperdagangkan di kisaran level US$ 31.000. Bitcoin mungkin telah didukung oleh penyetujuan Bank of America terhadap perdagangan Bitcoin berjangka (futures) untuk beberapa klien.

"Ini adalah komitmen besar untuk bank terbesar kedua di AS tersebut dan menandakan bahwa minat dalam perdagangan mata uang kripto akan tetap ada," kata Edward Moya, analis senior market di Oanda dalam email kepada CoinDesk.

"Di Wall Street, jika satu bank melihat peluang dalam melakukan sesuatu yang berisiko, sisanya akan dengan mudah membenarkan hal itu." tambahnya.

Beberapa analis mengatakan bahwa Bitcoin bersiap untuk breakout di harga lebih tinggi atau lebih rendah, setelah diperdagangkan di kisaran level US$ 30.000 - US$ 40.000 selama delapan minggu terakhir.

Di tengah kembali naiknya kasus Covid-19 di banyak negara, termasuk Inggris dan Indonesia, ketidakpastian pun kembali meliputi prospek ekonomi dunia. Investor pun kembali memburu aset minim risiko seperti obligasi, sehingga harga obligasi acuan naik sementara imbal hasil (yield) melemah.

Para investor meyakini mata uang kripto menjadi aset alternatif untuk melindungi nilai (hedging) kekayaan mereka dari gerusan inflasi. Oleh karenanya, investor cenderung memburu kripto, walaupun harganya masih melemah. Aksi buru kripto terjadi manakala ekspektasi inflasi meninggi bersamaan dengan kenaikan yield surat utang pemerintah AS, dan demikian pula sebaliknya


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Sakit Dahulu, Senang Kemudian! Itulah Harga Emas ke Depan...

 Harga Emas Dunia Turun dalam 3 Hari Berturut-turut, Ini Penyebabnya 

PT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia bergerak naik pada perdagangan pagi ini. Bagaimana prospeknya ke depan? Masih adakah ruang untuk naik lagi?
Pada Senin (19/7/2021) pukul 07:14 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.816,16/troy ons. Naik 0,29% dari hari sebelumnya.

Dalam sepekan terakhir, harga emas naik 0,58% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga naik nyaris 2%.

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan dalam waktu dekat harga emas akan mengalami konsolidasi. Harga sang logam mulia kemungkinan akan mendekat ke level support di rentang US$ 1.813-1.818/troy ons karena gagal menyentuh titik resistance US$ 1.833/troy ons.

"Apabila menyentuh US$ 1.813/troy ons, maka akan menyebabkan koreksi yang bisa bertahan lebih dari seminggu. Namun untuk saat ini, koreksi mungkin paling dalam hanya ke US$ 1.813/troy ons," sebut Tao dalam risetnya.

Selepas konsolidasi tersebut, harga emas kemudian berpeluang naik. Target berikutnya akan ada di US$ 1.840/troy ons. Beberapa koreksi akan menyimpan potensi technical rebound ke titik tersebut.

Nasib emas akan sangat ditentukan oleh nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Jika dolar AS menguat, maka harga emas akan turun dan demikian pula sebaliknya.
Ini karena emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS. Saat dolar AS terdepresiasi, maka emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas meningkat, harga pun terangkat.

Saat ini, dolar AS sedang gamang menentukan langkah. Pada pukul 07:27 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah tipis 0,01%.

Situasi ini disebabkan rilis data ekonomi terbaru di Negeri Paman Sam yang mixed. Akhir pekan lalu, Kementerian Perdagangan AS mengumumkan penjualan ritel pada Juni 2021 tumbuh 0,6% dibandingkan sebulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Membai dibandingkan Mei 2021 yang tumbuh -1,7% mtm.

Sementara dibandingkan Juni 2020 (year-on-year/yoy), penjualan ritel tumbuh impresif 17,98%. Penjualan ritel di Negeri Adidaya sudah berada di atas level sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

"Tekanan akibat reopening berada di sisi pasokan. Dunia usaha masih berkerja keras untuk bisa memenuhi lonjakan permintaan. Namun kuatnya penjualan ritel akan membuat dunia usaha semakin yakin bahwa permintaan tidak akan melambat dalam waktu dekat," kata Chris Low, Kepala Ekonom FHS Financials yang berbasis di New York, seperti dikutip oleh Reuters.

Akan tetapi, data lain menunjukkan sebaliknya. Indeks sentimen konsumen yang dikeluarkan Universitas Michigan pada Juli 2021 adalah 80,8, turun dibandingkan bulan lalu yang sebesar 85,5. Konsumen mengurangi beanja karena meningkatkan tabungan. Selama pandemi, tabungan rumah tangga melonjak US$ 2,5 triliun.
"Sebenarnya konsumen punya uang. Pengunaan kartu kredit melonjak, tetapi lebih memilih menabung. Situasinya tidak akan seperti ini kalau tidak ada pandemi," tegas Scott Hoyt, Ekonom Senior Moody's Analytics yang berbasis di Pennsylvania, sebagaimana diwartakan Reuters.

Data yang tarik-ulur ini membuat pelaku pasar menjadi kurang yakin mengenai prospek kebijakan moneter The Federal Reserve/The Fed. Dengan data yang masih mixed, sepertinya The Fed akan menahan diri untuk segera melakukan pengetatan kebijakan alias tappering off.

Dalam jajak pendapat yang digelar Reuters terhadap lebih dari 100 ekonomi pada 12-15 Juli 2021, sebanyak 62% responden memperkirakan pengurangan pembelian surat berharga (quantitative easing) baru akan terjadi pada kuartal IV-2022. Pelaku pasar menilai penyebaran varian baru virus corona akan membuat The Fed sangat berhati-hati dalam mencabut stimulus.

Tanpa pengurangan 'dosis' quantitative easing, setidaknya dalam waktu dekat, pasokan dolar AS masih akan melimpah. Seperti barang, banyaknya pasokan akan membuat harga turun.

Kegalauan dolar AS tidak hanya membuka ruang penguatan bagi mata uang lain, termasuk rupiah. Emas pun akan diuntungkan



Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, July 16, 2021

Duh! Harga Kritpo Masih Belum Bisa Move On, Bitcoin Drop 2%

 PT Equityworld Futures Medan-  Harga mata uang kripto (cryptocurrency) kembali diperdagangkan di zona merah pada perdagangan Jumat (16/7/2021) siang waktu Indonesia, melanjutkan pelemahan pada perdagangan Kamis (15/7/2021).
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 11:58 WIB, dari tujuh kripto berkapitalisasi terbesar, hanya satu kripto yang masih menguat, yakni koin digital Binance Coin.

Koin digital Binance Coin meroket 5,29% ke level US$ 320,68 per koin atau setara dengan Rp 4.649.860 per koinnya (asumsi kurs Rp 14.500/US$).


Sementara sisanya masih diperdagangkan melemah pada pagi hari ini. Bitcoin merosot 2,21% ke level US$ 31.951,73/koin atau setara dengan Rp 463.300.085/koin, Ethereum terkoreksi 1,19% ke US$ 1.949,34/koin (Rp 28.265.430/koin).

Berikutnya Tether turun tipis 0,02% ke harga US$ 1 per koin atau setara dengan Rp 14.500 per koinnya, Cardano melemah 0,74% ke US$ 1,24/koin atau setara dengan Rp 17.980/koin, Ripple terpangkas 0,39% ke US$ 0,6119/koin (Rp 8.873/koin) dan Dogecoin ambrol 3,89% ke posisi harga US$ 0,1865/koin (Rp 2.704/koin)


Pada perdagangan Kamis (15/7/2021) kemarin, pelemahan Bitcoin menjadi yang terbesar semenjak 10 hari terakhir. Bitcoin cenderung mengikuti pergerakan pasar saham global yang juga sedang melemah.

Beberapa analis pun memperingatkan kepada investor di kripto bahwa bahwa pasar mungkin siap untuk penurunan baru.

"Bitcoin memang terlihat sedang rapuh, kecuali kita dapat melihat garis break yang jelas ke wilayah positif, namun kami sulit untuk mengasumsikan kenaikan kembali." kata Lennard Neo, kepala penelitian untuk Stack Funds, dikutip dari CoinDesk.

Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS), Jerome Powell yang berpidato dihadapan Kongres AS pada Rabu (14/7/2021) lalu membuat kripto sedikit terbebani, di tengah prospek inflasi yang terlalu besar ketika ekonomi mulai dibuka kembali dan kemungkinan peluncuran dolar digital juga turut menjadi sentimen negatif bagi pasar kripto.

Powell pun terkejut dengan meningkatnya inflasi Juni. Indeks harga konsumen (IHK) AS naik pada laju tercepat mereka dalam 13 tahun.

Walaupun begitu, bos bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tersebut tetap berpegang taguh bahwa kenaikan itu hanya bersifat sementara.

Powell masih mempertahankan argumennya dengan alasan untuk mempertahankan suku bunga rendah dan pembelian obligasi pemerintah (Treasury) bulanan sebesar US$ 120 miliar tanpa ketakutan akan harga yang tidak terkendali.


Inilah masalah terpenting bagi para trader Bitcoin yang bertaruh bahwa cryptocurrency tersebut akan mempertahankan nilainya karena daya beli dolar yang sedang melemah atau bahwa ia akan menghadapi tekanan jual sebagai aset berisiko jika The Fed mulai bergerak untuk mengendalikan stimulus moneternya.

"Kami mengalami kenaikan inflasi yang lebih besar dari yang diperkirakan banyak orang sebelumnya, bahkan lebih besar dari yang saya harapkan, namun kami masih berusaha untuk memahami apakah hal itu akan berlalu dengan cukup cepat, atau apakah kami perlu bertindak dengan satu atau cara lainnya." kata Powell dalam pidatonya.

Secara terpisah, Powell mengatakan dia ragu-ragu apakah manfaat mata uang digital bank sentral (central bank digital currency/CBDC) lebih besar daripada biayanya.

"Rute yang lebih langsung adalah mengatur stablecoin," kata Powell, dilansir dari CoinDesk.

"Kewajiban kami adalah untuk mengeksplorasi teknologi dan masalah kebijakan selama beberapa tahun ke depan, sehingga kami berada dalam posisi untuk membuat rekomendasi yang tepat." tambahnya



Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Emas Dunia Mau ke US$ 1.900, Antam OTW ke Rp 1 Juta/gram?

 PT Equityworld Futures Medan- Harga emas Antam naik lagi pada perdagangan Jumat (16/7/2021) melanjutkan kinerja impresif sepanjang bulan ini. Kabar baiknya, harga emas dunia diramal akan tembus US$ 1.900/US$ dalam beberapa bulan ke depan, sehingga harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini bisa lebih tinggi lagi.
Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas batangan dengan berat 1 gram hari ini naik 0,31% ke Rp 956.000/batang. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 11 Juni lalu, dan sepanjang bulan ini sudah menguat 3,13%.

Sementara itu satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan hari ini naik 0,34% ke 89.812.000/batang atau Rp 898.120/gram.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Harga emas dunia pada perdagangan kemarin menguat tipis 0,12% ke US$ 1.829,18/troy ons. Kabar baiknya, inflasi yang tinggi di Amerika Serikat (AS), serta suku bunga rendah membuat emas dunia diprediksi akan kembali ke US$ 1.900/troy ons dalam beberapa bulan ke depan oleh Michael Matousek, kepala trader di US Global Investor.

"Kita masih melihat inflasi yang tinggi dan hal tersebut terlihat tidak berlangsung sementara seperti yang dipikirkan banyak orang," kata Matousek, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (15/7/2021).

Dari harga penutupan perdagangan kemarin, hingga ke US$ 1.900/US$, artinya harga emas dunia diprediksi akan naik hingga 3,9% lagi dalam beberapa bulan ke depan.

Artinya, harga emas Antam juga berpotensi naik, meski persentasenya tidak akan sama, bisa lebih besar atau lebih kecil. Emas Antam ukuran 1 gram hari ini dibanderol Rp 956.000/batang, berjarak 4,6% dari Rp 1 juta per batang.

Sehingga peluang emas Antam kembali ke Rp 1 juta cukup besar jika harga emas dunia mencapai US$ 1.900/troy ons lagi.

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, July 15, 2021

Bursa Eropa Dibuka Melemah Sambut Lonjakan Inflasi Inggris

 Bursa Eropa Meluncur Akibat Penurunan Saham Teknologi dan Energi - Market  Bisnis.comPT Equityworld Futures Medan-Bursa Eropa turun pada pembukaan perdagangan Kamis (15/7/2021), karena investor masih mencerna data terbaru mengenai tingginya inflasi Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Indeks Stoxx 600 dibuka melemah 0,4% dengan indeks saham sektor minyak dan gas anjlok 2,5% menjadi pemimpin koreksi indeks saham sektoral yang juga melemah, kecuali indeks saham komoditas dasar yang menguat 0,5%.

Selang 15 menit kemudian, koreksi indeks Stoxx 600 surut menjadi 1,4 poin (-0,3%) ke 459,2. Indeks DAX Jerman drop 71,9 poin (-0,46%) ke 15.717,08 dan CAC Prancis surut 24,3 poin (-0,37%) ke 6.534,08. Indeks FTSE surut 6,2 poin (-0,09%) ke 7.085,01.


Dalam pidatonya di depan Kongres, bos bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell menyatakan belum akan mengubah kebijakan moneternya menjadi ketat, dan memperkirakan inflasi di Negara Adidaya itu akan melandai.

Harga kontrak berjangka (futures) indeks saham AS masih stabil di perdagangan sementara investor mengantisipasi rilis kinerja keuangan emiten raksasa, di antaranya Morgan Stanley dan data pasar tenaga kerja.

Sementara itu, bursa saham di Asia Pasifik bergerak menyamping setelah China melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua sebesar 7,9%, atau mendekati konsensus pasar yang dihimpun Reuters sebesar 8,1%.

Angka itu terhitung turun dari posisi kuartal I-2021 sebesar 18,3%, tapi lebih dikarenakan aspek teknis di mana kuartal pertama merupakan momentum pembalikan ekonomi Negeri Panda sehingga terjadi lompatan.

Pasar menyoroti angka penjualan ritel per Juni yang melesat 12,1% secara tahunan, atau melampaui ekspektasi pasar dalam konsensus Reuters yang memperkirakan angka 11%. Pertumbuhan itu mengindikasikan konsumsi masyarakat di China telah pulih kembali.

Dari sisi data ekonomi, pelaku pasar di Benua Biru memantai rilis angka pengangguran di Inggris per Mei dan data inflasi Italia per Juni. Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) merilis data pasar minyak bulanannya.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Pak Ketua Minim Kejutan, Harga Emas Turun Deh...

 PT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia turun tipis pada perdagangan pagi ini. Pidato Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Jerome 'Jay' Powell di Kongres yang minim kejutan membuat pasar masih menimbang-nimbang arah pergerakan harga emas.
Pada Kamis (15/7/2021) pukul 07:36 WIB, harga emas di pasar spot tercatat 1.825,1/troy ons. Turun 0,11% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sepertinya pasar masih mencoba mencerna pernyataan Powell di Kongres. Investor masih mencoba mencari petunjuk soal arah kebijakan moneter The Federal Reserve/The Fed ke depan.

Malam hingga dini hari tadi waktu Indonesia, Powell memberi paparan di hadapan Komite Jasa Keuangan House of Representatives (salah satu dari dua kamar parlemen yang membentuk Kongres). Powell menyadari bahwa tekanan inflasi di Negeri Paman Sam sedang tinggi, tetapi dia menegaskan itu hanya sementara.

Menurut Powell, inflasi lebih disebabkan oleh proses transisi saat ekonomi mulai pulih dari pukulan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Pemulihan ini ditandai dengan lonjakan permintaan karena pembukaan kembali 'keran' aktivitas dan mobilitas masyarakat atau reopening, sementara pasokan barang dan jasa belum memadai akibat gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) gara-gara pandemi. Pada saatnya nanti, dunia usaha akan mampu mengikuti kenaikan permintaan sehingga tekanan inflasi akan mereda.

Sebagai informasi, laju inflasi di Negeri Adikuasa pada Juni 2021 mencapai 5,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Ini adalah laju tercepat sejak Agustus 2008.

"Inflasi tinggi hanya terjadi di kelompok barang dan jasa yang terkait dengan reopening. Nantinya tekanan ini akan reda," tegas Powell, seperti dikutip dari Reuters.
Oleh karena itu, Powell kembali menyatakan bahwa The Fed akan melanjutkan program pembelian aset berharga (quantitative easing). Suku bunga acuan pun tetap akan rendah mendekati 0% setidaknya sampai 2023. Kebijakan ini akan terus ditempuh hingga ada kemajuan yang signifikan di pasar tenaga kerja.

Namun sejumlah anggota House tidak sepakat dengan pernyataan tersebut. Ann Wagner, Anggota House dari Partai Republik asal Missouri, menyebut bahwa tekanan inflasi tidaklah sementara tetapi sudah permanen.


"Saya bisa katakan bahwa bagi rumah tangga dan pelaku usaha yang saya wakili, mereka tidak merasakan bahwa kenaikan ini hanya temporer. Apakah itu rumah, perabotan, makanan, gas, dan sebagainya," tegas Wagner seperti diberitakan Reuters.

Anthony Gonzalez, Anggota House dari Partai Republik asal Ohio, juga berpendapat serupa. Menurutnya, The Fed tidak bisa membiarkan inflasi terus-menerus tinggi.

"Dalam kerangka kerja The Fed, inflasi akan dibiarkandi atas target 2% untuk beberapa waktu. Namun sampai berapa lama?" kata Gonzalez, sebagaimana diwartakan Reuters.

Menanggapi pernyataan dari para anggota House, Powell tidak bisa memberi jawaban yang pasti. Dia menilai kebijakan The Fed akan sangat tergantung dari data yang ada.

"Sekarang inflasi memang jauh di atas 2%. Pertanyaannya, bagaimana enam bulan ke depan? Kami akan menggunakan semua instrumen yang ada untuk mengiring inflasi ke bawah. Namun adalah sebuah kesalahan jika kami bertindak terlalu cepat," papar Powell, seperti dikutip dari Reuters.

Powell akan kembali memberi paparan di Kongres, kali ini di Komite Perbankan Senat pada malam nanti nanti Indonesia. Nah, pasar akan mencari tahu lebih lanjut kira-kira ke mana kebijakan moneter akan diarahkan.

Perkembangan ini membuat investor masih gamang dalam menentukan sikap. Akibatnya, pelaku pasar memilih memasang mode wait and see. Sikap ini membuat arus modal tidak mengalir terlalu deras, termasuk ke kontrak emas sehingga harga terkoreksi


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, July 14, 2021

Seminggu Sudah Naik 4%, Harga Minyak Ngaso Dulu

Harga Rata-rata ICP Juni 2021 Naik jadi US$ 70,23 per Barel - Bisnis  Liputan6.com 

 PT Equityworld Futures Medan-Harga minyak dunia bergerak turun di perdagangan pagi ini. Sepertinya faktor ambil untung (profit taking) mendominasi koreksi harga si emas hitam.
Pada Rabu (14/7/2021) pukul 08:18 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 76,28/barel. Turun 0,27% dari hari sebelumnya.

Sedangkan yang jenis light sweet harganya 75,02/barel. Berkurang 0,31%.

Kemungkinan aksi ambil untung yang membuat harga minyak turun. Maklum, dalam sepekan terakhir harga brent melonjak 4% dan light sweet melesat 4,03%. Ini sudah menjadi alasan yang kuat bagi investor untuk mencairkan cuan.

Namun, prospek harga minyak masih cerah. Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan target harga minyak brent dalam waktu dekat ada di US$ 76.83-77,84/barel.

Salah satu faktor pengerek harga adalah stok minyak AS. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan stok minyak Negeri Paman Sam pada pekan yang berakhir 9 Juli 2021 akan berkurang 4,4 juta barel. Jika terwujud, maka stok minyak AS turun selama delapan pekan berturut-turut.

"Sepertinya Anda tidak akan melihat pasokan minyak yang cukup untuk menutup defisit sampai akhir tahun ini. Jadi, tidak heran harga akan naik," kara Bob Yawger, Director of Energy Futures di Mizuho, seperti dikutip dari Reuters.

Selain konsumen, AS adalah produsen minyak terbesar dunia. Pada 2020, produksi AS mencapai 18,6 juta barel/hari yang berarti 20% dari total produksi minyak dunia. Oleh karena itu, produksi minyak AS akan sangat mempengaruhi pembentukan harga.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Entah Kapan Pandemi Selesai, Saham Blue Chip Bakal Kegeser?

Mengenal Saham Blue Chip dan Karakteristiknya | Money Plus 

 PT Equityworld Futures Medan- Selama ini, porsi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih didominasi oleh saham-saham emiten berkapitalisasi besar di atas Rp 100 triliun (big cap) dan masuk kategori saham unggulan alias blue chip.
Namun, kehadiran saham di bidang teknologi seakan menjadi pendobrak bagi saham-saham 'status quo' yang biasanya dominan. Pendatang baru yang fenomenal yakni saham emiten data center, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang meroket 14.000% dalam 6 bulan sejak penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi pelaku pasar terkait nasib saham-saham blue chip lama seperti perbankan kakap hingga PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), apakah akan tergeser?

"Yang blue chip kayak misalnya perbankan BNI, Bank Mandiri gitu ya misal Astra, Telkom itu kan bisa dibilang kecenderungan underperformed [sahamnya ambles] jauh ya," kata Head of Research PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM), Willinoy Sitorus Dalam Investime, dikutip Selasa (13/7/21).

Bank yang disinggung Willinoy yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), ASII, dan TLKM.

Data perdagangan Selasa kemarin (13/7) mencatat saham BBNI masih terkoreksi 24,27% di Rp 4.670/saham sejak awal tahun hingga Selasa kemarin (year to date/YTD). Kapitalisasi pasar BBNI mencapai Rp 87 triliun.

Sementara saham BMRI juga turun 9% sejak Januari di Rp 5.775/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 270 triliun.

Saham ASII turun 19% di Rp 4.900 sejak Januari dan kapitalisasi pasarnya Rp 198 triliun. Telkom sahamnya juga terkoreksi 7,25% di Rp 3.070/saham sejak Januari dengan kapitalisasi Rp 304 triliun.

Dia menilai, arah saham-saham tersebut berpotensi turun masih terbuka lebih lebar, terutamanya saham-saham blue chip di sektor ritel. Hal ini karena pandemi masih belum diketahui akan selesai kapan.

Menurunnya daya beli masyarakat juga menjadi indikator penurunan harga saham emiten blue chip ritel berpotensi berlanjut. Namun, masih ada angin segar lainnya.

"Perlu diketahui kalau likuiditas tetap jalan dan vaksin sudah jalan dan PPKM sukses, di bulan Agustus-September itu mungkin kita juga masih tetap bisa mencermati saham-saham itu yang murah yang turun terus gitu," sebut Willinoy.

Alhasil potensi untuk bullish alias bangkit tetap terbuka lebar ke depan. Saat ini ada kecenderungan harga saham blue chip turun, tapi nanti ketika ekonomi pulih, saham tersebut bakal bergerak lagi ke atas.

"Kita lihat tahun lalu ya di bulan Mei kan begitu pemerintah itu mengeluarkan suntikan modal negara ya itu di akhir Mei itu kan saham-saham blue chip old ekonomi reli cukup kencang," katanya.

Terkait dengan saham tech, emiten data center DCII memang jadi perhatian. Sejak tercatat di BEI 6 Januari 2021, harga saham ini meroket 14.000% menjadi Rp 59.000/saham dari Rp 420/saham harga penawaran umumnya (IPO).

Saat ini saham DCII memang masih disuspensi oleh BEI sejak 17 Juni lalu.

Saham emiten data center lainnya, satu grup dengan DCI, yakni PT Indointernet Tbk (EDGE) juga sudah meroket. Pada perdagangan sesi II, Selasa (13/7), saham EDGE turun 6,50% di Rp 30.925/saham. Meski demikian sahamnya sudah meroket 319% dari harga IPO Rp 7.375 per saham pada 8 Februari 2021


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan