This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Monday, January 31, 2022

Harga Emas Anjlok Nih, Tapi Ada Harapan Naik Lagi!

A man cuts open the bag after he bought 50 gram gold bars as an investment in Beijing, China, August 5, 2019. Picture taken August 5, 2019.REUTERS/Jason Lee PT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia bergerak turun pada perdagangan pagi ini. Ke depan, seperti apakah nasib harga sang logam mulia?
Pada Senin (31/1/2022) pukul 06:38 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.789,52/troy ons. Turun tipis 0,1% dari posisi perdagangan akhir pekan lalu.

Harga emas belum bisa lepas dari tren koreksi. Jika hari minus lagi, maka harga emas akan turun selama empat hari beruntun. Pada 25-26 Januari 2022, harga emas anjlok lebih dari 2%.



Ke depan, sepertinya prospek harga emas tidak terlalu baik. Sebab, harga aset ini sudah menembus titik support.

Wang Tao, Analis Teknikal Reuters, menilai titik support harga emas ada di US$ 1.792/troy ons. Penembusan ke bawah ini akan membuat harga jauh ke US$ 1.777/troy ons.

coalcoalSumber: Reuters
"Harga emas ternyata turun ke bawah jalur pendakian. Target terdekat ada di US$ 1.753/troy ons, meski mash butuh pemantauan lebih lanjut," sebut Wang dalam risetnya.

Meski begitu, Wang masih meyakini bahwa harapan kenaikan harga emas tetap terbuka. Bukan tidak mungkin harga bisa bangkit dan menuju ke US$ 1.803/troy ons,

"Kebangkitan akan menjadi bukti bahwa pergerakan ke bawah jalur pendakian palsu belaka. Ketika ini terjadi, maka target bullish ada di US$ 1.815-1.830/troy ons," tegas Wang.

Wang memperkirakan nantinya harga emas terlebih dulu akan stabil di sekitar US$ 1.781/troy ons. Setelah itu, ada peluang harga bakal naik lagi.

xau


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, January 28, 2022

Kripto Masih Loyo, Bitcoin Sempat Menguat Ke Level US$ 37.000

The History of Bitcoin | Investing | US News
 

 PT Equityworld Futures Medan-Mayoritas pasar kripto kembali terkoreksi pada perdagangan Jumat (28/1/2022) pagi waktu Indonesia, karena investor masih bereaksi negatif terhadap pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang akan menaikkan suku bunga acuannya pada Maret.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:30 WIB, hanya Bitcoin, Binance Coin (BNB), dan Solana yang menguat pada hari ini.

Bitcoin menguat 1,82% ke level harga US$ 36.889,64/koin atau setara dengan Rp 530.473.023/koin (asumsi kurs Rp 14.380/US$), BNB melesat 3,92% ke level US$ 384,93/koin atau Rp 5.535.293/koin, dan Solana naik tipis 0,01% ke US$ 89,77/koin (Rp 1.290.893/koin).


Sedangkan sisanya kembali terkoreksi pada hari ini. Ethereum melemah 0,83% ke level US$ 2.397,80/koin atau Rp 34.480.364/koin, Terra ambruk 6,91% ke US$ 53,07/koin (763.147/koin), dan Dogecoin terkoreksi 0,91% ke US$ 0,14/koin (Rp 2.013/koin).

Berikut pergerakan 10 kripto besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada hari ini.

Kripto
Bitcoin sempat menyentuh kisaran level US$ 37.000 pada sekitar pukul 07:00 WIB. Namun, hal tersebut tak berlangsung lama dan pada akhirnya kembali diperdagangkan di kisaran level US$ 36.000.

Trader Bitcoin mulai kembali memposisikan diri sebelum masa jatuh tempo opsi Bitcoin berakhir pada hari ini.

Sejauh ini, volume pada open interest atau jumlah total kontrak opsi yang beredar, menunjukkan sentimen bearish, meskipun beberapa analis memperkirakan harga Bitcoin akan diperdagangkan mendekati harga maksimum US$ 42.000 atau harga strike dengan kontrak opsi paling terbuka.

"Lebih banyak volatilitas diperkirakan karena opsi senilai US$ 2 miliar akan berakhir Jumat ini. Kami melihat sentimen beragam," kata Lennard Neo, kepala penelitian di StackFunds, sebuah perusahaan investasi crypto yang berbasis di Singapura.

Pasar kripto kembali mengikuti pasar saham global yang cenderung berfluktuasi dan volatilitasnya cenderung meningkat. Hal ini terjadi karena pelaku pasar masih bereaksi negatif terhadap pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang akan menaikkan suku bunga acuannya pada Maret.

Ketua The Fed, Jerome Powell meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih banyak pada tahun ini dari yang diperkirakan sebelumnya, di mana kenaikan suku bunga oleh The Fed dimulai pada Maret.

"Saya akan mengatakan bahwa komite berkeinginan untuk menaikkan suku bunga dana federal pada pertemuan Maret, dengan asumsi bahwa kondisinya sesuai untuk melakukannya," kata Powell kepada wartawan seusai rapat FOMC, Rabu (26/1/2022) waktu setempat.

Di tengah masih bearish-nya pasar kripto, dolar AS kembali menguat. Hal ini dapat dibuktikan dengan indeks mata uang dolar AS (DXY) yang naik 0,79% dalam 24 jam terakhir menjadi 97,2, menurut TradingView.

Sebagai salah satu digital currency alternatif, pergerakan Bitcoin juga cenderung berlawanan arah dengan dolar AS. Ketika greenback menguat maka ada peluang Bitcoin dan kripto lain melemah.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, January 27, 2022

Yuk Bisa Yuk! Harga Emas Mulai Bangkit Usai Ambruk

Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo) PT Equityworld Futures Medan- Harga emas dunia bergerak naik pada perdagangan pagi hari ini. Kenaikan itu terjadi setelah harga sang logam mulia merosot lumayan tajam.
Pada Kamis (27/1/2022) pukul 05:01 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat 1.818,71/troy ons. Naik 0,09% dari posisi hari sebelumnya.

Harga emas perlahan bangkit usai koreksi tajam. Kemarin, harga aset ini anjlok 1,65%.



Ke depan, bagaimanakah prospek harga emas?

Wang Tao, Analis Teknikal Reuters, memperkirakan harga emas masih bisa naik. Dia menilai harga emas bisa mencapai kisaran US$ 1.860-1.872/troy ons setelah melewati titik resistance US$ 1.850/troy ons.

xauxauSumber: Reuters
"Kemungkinan harga emas menembus titik resistance itu cukup tinggi. Sebab, harga emas sudah mengakumulasikan momentum yang cukup," sebut Wang dalam risetnya.

Wang menambahkan, harga emas akan mencoba meninggalkan zona netral di US$ 1.831-1.849/troy ons. Saat ini harga emas sedang berada di gelombang c, yang bisa membawanya ke US$ 1.860/troy ons.

"Jalur pendakian ini bisa menuju target agresif US$ 1.920/troy ons. Namun ini baru bisa terwujud jika harga menembus ke atas US$ 1.877/troy ons," demikian Wang.

xau


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, January 26, 2022

Satu Kata Buat Emas: NAIK!

 Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)PT Equityworld Futures Medan- Harga emas dunia naik tips pada perdagangan pagi ini. Ke depan, seperti apakah prospek harga sang logam mulia?
Pada Rabu (26/1/2022) pukul 07:16 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.848,44/troy ons. Naik 0,05% dari hari sebelumnya.

Harga emas masih menjalani tren positif. Dalam sepekan terakhir, harga komoditas ini naik 1,92%. Selama sebulan ke belakang, harga naik 2,27%.



Sepertinya tren kenaikan harga emas masih bakal berlanjut. Wang Tao, Analis Teknikal Reuters, memperkirakan harga emas masih bisa naik lagi.

"Harga emas akan mencoba menembus titik resistance US$ 1.850/troy ons. Setelah itu bisa naik lagi hingga ke US$ 1.860-1.872/troy ons," ungkap Wang dalam risetnya.

xauxauSumber: Reuters
Titik resistance tersebut, lanjut Wang, adalah proyeksi kenaikan 86,4% dari titik nadir US$ 1.782,1/troy ons di gelombang c. Gelombang ini bisa membawa harga emas naik sampai US$ 1.860-1.908/troy ons.

Namun, tambah Wang, risiko koreksi tentu ada. Titik support harga emas ada di US$ 1.831/troy ons. Jika tertembus, maka harga bisa jatuh ke US$ 1.812-1.821/troy ons.

Akan tetapi, Wang meyakini bahwa uptrend harga emas masih terjaga, yang bisa berlanjut hingga US$ 1.920/troy ons. Sementara target yang lebih realistis adalah US$ 1.863-1.877/troy ons.

"Pola white candlestick besar yang terbentuk awal pekan ini mengindikasikan berlanjutnya uptrend. Ini akan semakin terkonfirmasi kala harga menembus di atas US$ 1.849/troy ons," demikian Wang.

xau


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, January 25, 2022

Wall Street Mulai Rebound, Tapi Kok Bursa Asia Masih Loyo?

Wall Street terpuruk dipicu kenaikan imbal hasil obligasi AS - ANTARA News 

PT Equityworld Futures Medan- Bursa Asia kembali dibuka melemah pada perdagangan Selasa (25/1/2022), meski bursa saham Amerika Serikat (AS) sudah mulai berbalik arah (rebound) ke zona hijau pada penutupan perdagangan Senin kemarin waktu AS.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,37%, Hang Seng Hong Kong ambles 1,5%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,41%, Straits Times Singapura merosot 1%, dan KOSPI Korea Selatan turun 0,14%.

Dari Korea Selatan, data awal dari pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021 telah dirilis pada pagi hari ini. Bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BoK) melaporkan data awal dari Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal IV-2021 tumbuh 1,1% secara basis kuartalan (quarter-to-quarter/QoQ), dari sebelumnya pada kuartal III-2021 yang tumbuh 0,3%.


Sedangkan secara tahunan (year-on-year/YoY) PDB Negeri Ginseng pada kuartal IV-2021 naik 4,1%, tidak jauh berbeda dari kenaikan kuartal IV-2020 yang sebesar 4%.

Hal ini berkat tumbuhnya ekspor Negeri Ginseng hingga mencetak rekor, meskipun masih ada perlambatan dalam investasi modal yang membuat prospek pertumbuhan pada tahun 2021 cenderung turun.

Ekonomi Korea Selatan telah mengalami lonjakan tajam, meski masih cenderung tidak merata dari kemerosotan virus Corona (Covid-19) pada tahun 2020. Ekspor tumbuh pada laju tahunan tercepat dalam 11 tahun, sementara pemulihan konsumsi masih belum merata karena masih adanya pembatasan sosial (social distancing).

Namun meski data awal PDB Korea Selatan positif, bursa sahamnya cenderung melemah pada hari ini, karena investor di Negeri Ginseng juga masih khawatir dengan potensi pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed).

Di lain sisi, pasar saham Asia cenderung kembali terkoreksi, meskipun bursa saham AS, Wall Street mulai pulih dari koreksinya.

Indeks Dow Jones ditutup menguat 0,29% ke level 34.364,50, S&P 500 bertambah 0,28% ke 4.410,28, dan Nasdaq Composite melesat 0,63% ke posisi 13.855,13.

Kejatuhan pasar saham Negeri Paman Sam pada pekan lalu dimaknai sebagai peluang oleh para investor, karena harganya dianggap sudah murah. Akhirnya terjadi pembelian yang mendorong indeks ke wilayah positif.

"Saya tidak akan terkejut jika hari ini adalah titik terendah untuk rata-rata utama," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi CFRA Research di New York.


Sentimen positif lainnya bagi Wall Street adalah musim laporan keuangan yang sejauh ini berjalan cukup memuaskan. Dari 65 perusahaan yang sudah merilis laporan keuangannya di S&P 500, 77% memiliki kinerja yang melampaui ekspektasi.

Sementara itu pada pekan ini, fokus investor tertuju pada rapat komite pengambil kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC), yang akan dilaksanakan pada 25-26 Januari 2022. Pernyataan dari sang ketua yakni Jerome Powell paling dinanti karena diharapkan memberi petunjuk mengenai kapan kenaikan suku bunga The Fed dilakukan.

"Saya pikir investor terlalu berasumsi tentang sikap The Fed yang sangat hawkish. Memang, inflasi tinggi dan kemungkinan akan meningkat sebelum mulai menurun. Secara khusus kami melihat CPI utama mencapai 7,3% untuk Januari dan Februari, tetapi kemudian turun menjadi 3,5% pada akhir tahun," kata Stovall.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, January 24, 2022

Siaga Satu! Harga Bitcoin Cs Ambruk Lagi, Ini Biang Keroknya

 PT Equityworld Futures Medan-Harga aset kripto dari awal tahun 2022 hingga akhir pekan lalu sudah terkoreksi cukup parah, di mana harga kripto sudah ambles hingga hampir 30% dalam tiga pekan terakhir atau secara year-to-date (YTD).
Di Bitcoin, kini harganya sudah berada di kisaran US$ 35.000, di mana pada Minggu (23/1/2022) kemarin, harganya ambles lebih dari 3%. Bitcoin yang terkoreksi ke bawah level US$ 40.000 sudah terjadi sejak Jumat lalu.

Padahal awal November tahun lalu, Bitcoin sudah hampir menyentuh US$ 70.000/BTC. Artinya hanya butuh waktu kurang dari 2 bulan, market cap kripto paling populer ini telah anjlok hampir 50%.

Selama sepekan terakhir, mata uang kripto terbesar tersebut sudah ambles 18%. Seiring dengan Bitcoin yang ambruk, mata uang kripto raksasa lainya juga terkoreksi. Sepekan terakhir Ethereum ambles 27%, Binance Coin (BNB) drop 26%, Cardano tumbang 23%, Solana terkoreksi 35%, dan XRP tergelincir 22%.

Saat ini salah satu sentimen yang membuat harga Bitcoin dkk hancur lebur adalah pergerakan aset keuangan berbasis teknologi yang sedang drop di tengah isu pengetatan moneter yang bakal dilakukan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed).

Akhir pekan lalu, indeks Nasdaq Composite yang berisikan saham-saham teknologi juga mencatatkan koreksi yang tajam sebesar 2,72%.

Sepanjang pekan lalu, indeks saham teknologi AS tersebut sudah drop 5% lebih. Saham-saham teknologi maupun aset digital yang dikenal dengan growth story-nya memang sangat sensitif terhadap kebijakan moneter terutama oleh kenaikan suku bunga acuan.

Aset yang dinilai belum bisa menghasilkan arus kas positif tersebut menjadi berisiko tinggi ketika suku bunga acuan naik.

Khusus untuk Bitcoin cs, sentimen negatif tambahan yang menyebabkan harganya terus melemah lantaran greenback yang kinerjanya terus menguat pada pekan lalu.

Sebagai salah satu digital currency alternatif, pergerakan Bitcoin juga cenderung berlawanan arah dengan dolar AS. Ketika greenback menguat maka ada peluang Bitcoin dan kripto lain melemah karena mata uang alternatif ini mayoritas diperdagangkan dalam satuan dolar AS.

Namun pada pagi hari sekitar pukul 06:00 WIB, berdasarkan data dari CoinMarketCap, harga Bitcoin sudah mulai menguat kembali, yakni menguat 2,33%. Meski menguat, tetapi Bitcoin masih diperdagangkan di kisaran level US$ 35.000.

Tak hanya Bitcoin saja, harga kripto lainnya seperti Ethereum, BNB, Cardano, dan lain-lainnya juga terpantau rebound

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wall Street Karam, The Fed Gentayangan: Pekan Berat Menanti!

 Kekhawatiran Efek The Fed dan Omicron Bikin Wall Street Turun - Market  Bisnis.com 

PT Equityworld Futures Medan-Pasar keuangan Indonesia bergerak variatif pekan lalu. Saat rupiah keok sepanjang minggu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor penutupan tertinggi sepanjang sejarah.
IHSG sempat merosot dalam 3 hari awal perdagangan pekan lalu, namun sukses bangkit pada hari Kamis dan Jumat. Alhasil IHSG sukses mencatat penguatan 0,49% ke 6.726,373.

Pasar saham Indonesia jadi salah satu yang perkasa kala indeks saham di Asia rata-rata anjlok 2%-3% sepanjang pekan kemarin. IHSG menempati urutan kedua return tertinggi di Asia, hanya tertinggal dari Indeks Hang Seng yang menguat 2,39% sepanjang pekan.



Arus modal asing mengalir ke bursa saham Tanah Air, mendorong IHSG menguat. Minggu lalu investor asing membukukan beli bersih Rp 1,24 triliun.

Saat dana asing mengalir ke pasar saham, pasar SBN justru sebaliknya. Bank Indonesia (BI) melaporkan asing net sell sebesar Rp 0,41 triliun.

Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup beragam pada perdagangan akhir pekan lalu.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 1 tahun menjadi yang paling besar penurunannya, yakni turun 12,9 basis poin (bp) ke level 2,932%.

Sedangkan yield SBN berjatuh tempo 15 tahun menjadi yang paling besar kenaikannya pada Jumat, yakni naik 0,9 bp ke level 6,382%.

Sementara untuk yield SBN berjangka waktu 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara kembali naik sebesar 0,3 bp ke level 6,425%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Sementara itu rupiah melemah 0,28% ke Rp 14.335/US$ di pasar spot sepanjang pekan kemarin. Keputusan BI untuk segera menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) secara bertahap pada Maret, Juni dan September tampaknya masih belum berhasil menopang rupiah yang dihantui kasus lonjakan Covid-19 di bumi pertiwi.

Alhasil rupiah menjadi yang terburuk ketiga di Asia, hanya lebih baik dari dolar Taiwan dan rupee India.

Wall Street mengalami minggu terburuk sejak pandemi virus corona menyerang negeri Paman Sam.
Tiga indeks saham Wall Street kembali anjlok signifikan. Indeks Dow Jones drop 4,58%, kemudian indeks S&P 500 turun 5,68%. Paling parah, Nasdaq Composite yang terjungkal dengan koreksi 7,55%.

Pemicu utama koreksi dalam pasar ekuitas AS adalah meningkatnya kekhawatiran ekonomi dan memaksa The Fed menaikkan suku bunga lebih awal.


"Pasar dinilai terlalu tinggi secara signifikan, ketika suku bunga berada pada rekor terendah," kata Mark Zandi, kepala ekonom di Moody's Analytics.

"Tetapi ketika suku bunga naik, valuasi menjadi masalah nyata, sehingga pasar menyesuaikan dengan realitas suku bunga yang baru," tambahnya.

Saat suku bunga naik, biaya untuk berbagai jenis pinjaman terancam akan lebih mahal. Dikhawatirkan ini akan menghambat ekspansi perusahaan setelah fase pemulihan ekonomi awal.

Selain itu, indeks juga tertekan oleh saham Netflix yang anjlok 22% pada akhir pekan lalu. Padahal, Netflix melaporkan pendapatan yang melampaui ekspektasi analis serta pasar.

Pasar merespon negatif pertumbuhan pelanggan yang jauh dari perkiraan. Aplikasi film streaming tersebut dinilai sudah mencapai batas pertumbuhan pelanggan di AS dan Canada.

"Keuntungan penggerak pertama Netflix dan basis pelanggan yang besar memberi perusahaan keunggulan kompetitif yang hampir tidak dapat diatasi dibandingkan dengan rekan-rekan streaming-nya. Namun, Netflix tampaknya telah mencapai batas pelanggan di UCAN," kata Wedbush.

Kemerosotan saham Netflix menular di seluruh saham media. ViacomCBS ambles 7,35%, Walt Disney drop 6,94% dan Discovery turun 4,73%.

Ivan Feinseth, analis di Tigress Financial menilai koreksi yang terjadi di pasar saham AS adalah normal. Dia menilai pasar saham ditopang oleh fundamental yang masih kuat.

"Ini adalah koreksi normal di pasar bull. Mudah-mudahan kita mencapai titik pesimisme yang ekstrem, penghinaan dan bahkan ketakutan bahwa kita akan segera mencapai titik terendah. Fundamental yang mendasarinya masih kuat," katanya.

Pekan ini ada tiga hal yang menjadi sorotan investor. Pertama, bank sentral AS (The Fed) akan menggelar rapat komite pengambil kebijakan (FOMC), tepatnya pada 25-26 Januari 2022 jadi fokus utama investor.
Dengan inflasi di AS yang terus memanas, pasar memperkirakan The Fed bakal agresif dalam mengetatkan kebijakan moneternya.

Berdasarkan data CME Fedwatch, pelaku pasar mengantisipasi bahwa The Fed bakal menaikkan suku bunga acuan paling cepat 25 bps pada Maret 2022 dengan probabilitas 88,7%.


The Fed diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuan 4-5 kali pada tahun 2022. Setelah itu bank sentral AS juga diprediksi akan menempuh kebijakan moneter kontraktif dengan mereduksi ukuran neracanya (balance sheet).

Selanjutnya adalah kinerja aset keuangan global. Pada perdagangan pekan lalu, tiga indeks saham Wall Street kembali anjlok signifikan. Indeks Dow Jones drop 4,58%, kemudian indeks S&P 500 turun 5,68%. Paling parah, Nasdaq Composite yang terjungkal dengan koreksi 7,55%.

Koreksi tajam harga saham AS yang menjadi kiblat pasar keuangan global tentu saja menjadi sentimen negatif bagi aset berisiko seperti saham di kawasan Asia yang baru akan buka hari ini, Senin (24/1/2022).

Selain dua sentimen di atas, perkembangan pandemi Covid-19 juga masih akan menjadi sorotan. Semua disebabkan karena meluasnya infeksi varian baru Covid-19 Omicron.

Sejak ditemukan pada akhir November tahun lalu, kasus harian Covid-19 secara global naik sampai 4x dan sekarang tembus angka 3 juta per hari.

Sementara itu di dalam negeri, kasus infeksi harian Covid-19 meningkat hampir 18x sejak awal tahun. Hingga saat ini secara kumulatif ada 1.170 kasus konfirmasi Omicron ditemukan di Indonesia.

Setelah ditelusuri, lebih banyak infeksi yang ditemukan akibat imported case yang mengindikasikan sumbernya lebih banyak dari luar negeri.

Di Indonesia varian Omicron telah merenggut korban jiwa. Sudah ada dua orang pengidap Covid-19 varian Omicron yang dilaporkan meninggal dunia sejauh ini.

Kenaikan kasus infeksi terutama yang disebabkan oleh varian Omicron ini diyakini menjadi pertanda bahwa puncak kasus sebentar lagi akan terjadi.

Berdasarkan prediksi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), puncak penyebaran Omicron akan terjadi 4 - 8 pekan ke depan atau sekitar Februari - Maret 2022.

Untuk saat ini respons pemerintah baru memperpanjang periode PPKM leveling untuk Jawa dan Bali. Kebijakan tersebut berlaku sejak 18 - 24 Januari 2022.

Secara terperinci saat ini ada 47 wilayah yang menerapkan PPKM Level I. Kemudian wilayah dengan status PPKM Level II ada 80 dan salah satunya adalah Jakarta. Kemudian untuk PPKM Level III ada di Kabupaten Pamekasan.

Bagaimanapun juga sentimen negatif masih membayangi pasar keuangan global pekan ini. Untuk IHSG yang sudah menyentuh level ATH, tentu ini harus diwaspadai karena ada peluang tekanan jual untuk profit taking meningkat sehingga membuat kinerja indeks tertekan.

Berikut beberapa data ekonomi yang akan dirilis hari ini:
Rilis data PMI Flash Australia Januari 2021 (05.00 WIB).
Rilis data PMI Flash Jepang Januari 2021 (07.30 WIB).
Rilis data PMI Flash Euro Area Januari 2021 (16.00 WIB).
Rilis data PMI Flash Inggris Januari 2021 (16.30 WIB).
Rilis data PMI Flash Amerika Serikat Januari 2021 (21.45 WIB).


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, January 20, 2022

Warning! Harga Bitcoin Cs Masih Nyungsep, Ini Penyebabnya

 Gambar Cover, Cryptocurrency AmbrolPT Equityworld Futures Medan- Mayoritas kripto terpantau kembali melemah pada perdagangan Kamis (20/1/2022) pagi waktu Indonesia, karena investor dan trader menilai bahwa sentimen pasar global masih cenderung negatif.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:30 WIB, hanya kripto stablecoin yakni USD Coin yang naik tipis pada hari ini. Sedangkan sisanya kembali terkoreksi.

Bitcoin melemah 1,59% ke level harga US$ 41.726,06/koin atau setara dengan Rp 597.517.179/koin (asumsi kurs Rp 14.320/US$), Ethereum merosot 2,08% ke level 3.099,75/koin atau Rp 44.388.420/koin, dan Cardano ambruk hingga 12,97% ke US$ 1,32/koin (Rp 18.902/koin).


Berikut pergerakan 10 kripto besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada hari ini.

Kripto
Pada hari ini, Bitcoin diperdagangkan di kisaran level US$ 41.000, setelah beberapa hari sebelumnya sempat bertahan di kisaran level US$ 42.000. Masih lesunya Bitcoin dan kripto lainnya terjadi setelah pasar saham Amerika Serikat (AS) kembali terkoreksi cukup dalam pada perdagangan Rabu waktu setempat.

Hal ini karena investor masih khawatir dari kondisi makroekonomi global yang tidak pasti, termasuk masih adanya kendala rantai pasokan, pandemi virus corona (Covid-19), meningkatnya inflasi, dan pengetatan kebijakan moneter bank sentral.

"Pasar mencerna beberapa hal, dan aset berisiko seperti kripto masih akan lesu selama kondisi makroekonomi global dinilai masih bergejolak dan mengarah ke negatif," kata Greg King, pendiri sekaligus CEO Osprey Funds, dikutip dari CoinDesk.

King pun mencatat bahwa dampak inflasi terhadap ekonomi, dapat mempengaruhi daya beli dan investasi di aset berisiko seperti saham dan kripto. Dia juga menyoroti korelasi antara penurunan saham teknologi dan kripto baru-baru ini.

Kembali terkoreksinya pasar saham tersebut terjadi setelah rilis laporan keuangan perusahaan AS yang beragam dan seiring sikap investor yang terus khawatir soal imbal hasil (yield) obligasi pemerintah (Treasury) AS yang lebih tinggi serta adanya pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Indeks saham AS memang sudah mengalami masa sulit sejak awal 2022, seiring kenaikan cepat yield Treasury di tengah kekhawatiran The Fed akan menjadi agresif dalam mengendalikan inflasi yang terutama akan memukul saham pertumbuhan dan teknologi.

Melansir CNBC International, yield Treasury AS bertenor 10 tahun sempat mencapai 1,9% pada Rabu kemarin, menjadi level tertinggi sejak Desember 2019.

Sebelumnya pada Selasa waktu setempat, melonjaknya yield obligasi pemerintah Negeri Paman Sam mendorong aksi jual saham, utamanya saham teknologi dan pertumbuhan.

Bahkan, yield Treasury berjatuh tempo 2 tahun yang mencerminkan ekspektasi suku bunga jangka pendek sempat mencapai 1% untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir.

Meski risiko di pasar masih cenderung besar, tetapi King tetap berpandangan bullish dan pasar kripto akan rebound dalam jangka panjang.

"Meski kondisi pasar belum mendukung dalam jangak pendek, tetapi kami tetap berpandangan bullish di aset kripto dan saya menduga bahwa pada akhir tahun 2022 nilai kripto akan jauh lebih tinggi daripada saat ini," ujar King.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, January 19, 2022

Wall Street Ambruk Lagi, Bursa Asia Dibuka Mixed

Bursa Asia Mixed, Manufaktur Tiongkok Tumbuh 

 PT Equityworld Futures Medan-Bursa Asia dibuka cenderung bervariasi pada perdagangan Rabu (19/1/2022), di tengah koreksinya kembali bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa kemarin waktu setempat.
Indeks Nikkei Jepang dibuka ambles 1,19%, Shanghai Composite China turun tipis 0,08%, dan KOSPI Korea Selatan merosot 0,77%.

Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong dibuka naik 0,18% dan Straits Times (STI) Singapura menguat 0,36%.

Cenderung variatifnya bursa Asia pagi hari ini terjadi di tengah koreksinya kembali bursa AS, Wall Street pada perdagangan Selasa kemarin waktu setempat, setelah pada perdagangan Senin lalu tidak dibuka karena sedang libur memperingati hari Martin Luther King (MLK).

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,51% ke level 35.368,469, S&P 500 ambruk 1,84% ke 4.577,11, dan Nasdaq Composite anjlok 2,6% ke posisi 14.506,90.

"Pasar ekuitas global kembali terkoreksi, karena pelaku pasar menduga bahwa bank sentral Amerika Serikat akan menaikkan suku bunganya lebih cepat untuk mengendalikan inflasi yang masih panas," tulis ANZ Research dalam laporan riset hariannya, dikutip dari CNBC International.

Koreksinya kembali bursa saham Negeri Paman Sam terjadi di tengah melonjaknya kembali imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (Treasury), di mana pada perdagangan kemarin, yield Treasury bertenor 10 tahun sudah berada di kisaran level 1,8%.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury bertenor 10 tahun naik sebesar 10,5 basis poin (bp) ke level 1,877% pada pukul 16:00 waktu setempat.

Bahkan, Treasury berjatuh tempo 2 tahun saja naik ke atas level 1% untuk pertama kalinya sejak Februari 2020, atau sebulan sebelum pengumuman pandemi yang mengirim ekonomi AS ke dalam resesi.

Treasury tenor 2 tahun sensitif terhadap kenaikan suku bunga acuan. Treasury ini dipandang sebagai patokan di mana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menetapkan suku bunga pinjaman jangka pendek.

Melonjaknya yield Treasury membuat investor melepas saham-saham teknologi di AS dan turut memperberat pergerakan indeks Nasdaq kemarin.

Selain itu, perilisan kinerja keuangan beberapa perusahaan di AS pada kuartal IV-2021 yang cenderung mengecewakan bagi pelaku pasar juga menjadi salah satu penyebab Wall Street terkoreksi kembali.

Seperti halnya di perusahaan bank investasi AS, yakni Goldman Sachs, di mana pendapatan kuartal keempat bank tersebut meleset dari ekspektasi analis. Sedangkan, biaya operasional Goldman melonjak 23% seiring kenaikan gaji para karyawan Wall Street.

Hal ini membuat saham Goldman sendiri ditutup ambles nyaris 7% dan menjadi salah satu saham pemberat indeks Dow Jones kemarin.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, January 18, 2022

Bursa Asia Dibuka Positif, Tapi Hang Seng-Shanghai Lesu

Bursa Asia, IHSG Naik 41,12 Poin, Nikke Jepang Melemah - Bisnis Tempo.co 

 PT Equityworld Futures Medan- Bursa Asia dibuka cenderung bervariasi pada perdagangan Selasa (18/1/2022), di tengah cenderung sepinya sentimen pasar dari Amerika Serikat (AS) karena pasar keuangan Negeri Paman Sam sedang libur nasional memperingati hari Martin Luther King Jr (MLK).
Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,49%, Straits Times Singapura bertambah 0,21%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,34%.

Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong dibuka turun tipis 0,05% dan Shanghai Composite China melemah 0,21%.

Dikala pasar keuangan AS sedang libur, maka pasar saham Asia akan berfokus pada sentimen pasar di kawasan Asia itu sendiri.

Dari Jepang, bank sentral Negeri Sakura (Bank of Japan/BoJ) akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan terbarunya pada hari ini, di mana pasar memperkirakan BoJ akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level rendah yakni -0,1%.

Hal ini terjadi di tengah sikap bank sentral di berbagai dunia, utamanya di negara maju yang mulai bersikap hawkish untuk menekan kenaikan inflasi yang masih berlanjut.

"Mengenai penetapan suku bunga bank sentral, pasar sekarang sepenuhnya memprediksi bahwa bank sentral AS akan menaikan suku bunganya empat kali pada 2022, dan waktu kenaikan suku bunga ECB pertama telah dimajukan hingga September. Tetapi, bank sentral China malah memangkas suku bunga sebesar 10 bp kemarin di tengah prospek pertumbuhan yang tidak pasti," kata Tapas Strickland, direktur ekonomi dan pasar di National Australia Bank, dikutip dari CNBC International.


Meski masih berpotensi dovish, tetapi pembuat kebijakan di Negeri Sakura itu juga dikabarkan terus memperdebatkan bagaimana mengkomunikasikan kepada publik soal kenaikan suku bunga nantinya.

Apalagi, target inflasi 2% yang disepakati sebelumnya bisa lebih cepat tercapai, didorong oleh kenaikan harga yang meluas dan pandangan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang lebih hawkish.

Sementara itu dari China, Presiden Xi Jinping memperingatkan bahwa dengan adanya kenaikan suku bunga yang lebih cepat dapat menggagalkan pemulihan global dari pandemi virus corona (Covid-19).

"Jika ekonomi utama mengerem atau memutar balik kebijakan moneter mereka, akan ada dampak negatif yang serius," kata Xi melalui konferensi video di acara virtual The Davos Agenda.

Dia juga menyerukan kepada negara-negara maju untuk menjauh dari "mentalitas Perang Dingin", dengan mengatakan bahwa sejarah telah berulang kali menunjukkan bahwa konfrontasi hanya mengundang dampak bencana.

Pada penutupan perdagangan kemarin, pasar saham Asia cenderung tidak bereaksi lebih terhadap rilis data pertumbuhan ekonomi China pada kuartal IV-2021, yang menunjukkan ekonomi terbesar kedua di dunia itu tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan.

Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistic/NBS) melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Panda pada tahun 2021, PDB China berhasil tumbuh 8,1%, lebih tinggi dari tahun 2020.


Meski pada tahun 2021 cenderung lebih baik dari tahun 2020, tetapi pada kuartal IV-2021, PDB Negeri Panda mencapai 4%, melambat dari kuartal III-2021 yang sebesar 4,9%.

Hal ini disebabkan oleh kenaikan kasus virus corona (Covid-19) dan penurunan sektor properti. Lonjakan kasus covid China dalam pada akhir tahun menyebabkan sejumlah daerah memberlakukan penguncian atau lockdown seperti di kota Xi'an, Kebijakan tersebut menekan aktivitas ekonomi khususnya pada tingkat konsumsi masyarakat.

Sementara itu di sektor properti, pemerintahan Xi Jinping masih berkutat pada persoalan Evergrande. Gagal bayar (default) perusahaan tersebut berdampak negatif pada kepercayaan pembeli rumah maupun investor.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, January 17, 2022

Yang Beli Awal Tahun Rugi, Harga Emas Pekan Ini Berguguran!

 5 Brand Emas Terbaik Dunia untuk Investasi - e-mas' blog 

PT Equityworld Futures Medan-Harga emas pegadaian berguguran sejalan dengan pelemahan harga emas dunia.
Pada hari Senin (17/1/2022), harga emas di situs Pegadaian kompak tertekan. Koreksi terbesar dialami emas jenis emas Antam yang mencapai 0,34%.

Melansir data dari situs resmi Pegadaian, emas Antam standar hari ini mengalami koreksi 0,18% hingga 0,34%. Emas ini tersedia mulai ukuran/satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram.


Kemarin, harga emas spot turun 0,27% menjadi US$ 1.817,22/troy ons setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) mengumumkan kebijakan yang lebih ketat yang bisa memicu penguatan dolar AS. Sebagai aset yang dibeli dengan dolar, penguatan dolar membuat ongkos pembelian emas dunia meningkat.

Meski demikian, dalam jangka pendek Wang Tao, Analis Teknikal Reuters, memperkirakan ruang kenaikan harga masih terbuka. "Harga emas akan menguji titik resistance US$ 1.830/troy ons. Penembusan di atas titik itu akan membuat harga naik lagi ke US$ 1.848/troy ons," tulis Wang dalam risetnya.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, January 11, 2022

Covid Delta & Omicron Siap Bawa Kekacauan di Pasar!

WHO Sebut Omicron Bukan Penyakit Ringan Halaman all - Kompas.com 

 PT Equityworld Futures Medan-Mengawali perdagangan pekan ini, pasar keuangan Tanah Air tak menunjukkan pergerakan yang solid. Harga saham dan obligasi negara terkoreksi sementara nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung bergerak volatil pada perdagangan kemarin (10/1). Sempat menguat di sesi I, tetapi IHSG harus rela terpelanting ke zona merah di akhir perdagangan.

Indeks saham acuan nasional tersebut ditutup melemah 0,15% ke level 6.691,12. Padahal IHSG sempat menyentuh level 6.725 pada perdagangan intraday.


Meski terkoreksi, asing malah memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan aksi beli saham. Hal ini tercermin dari net buy asing di pasar reguler yang mencapai Rp 339 miliar.

IHSG justru terkoreksi ketika mayoritas bursa utama kawasan Benua Kuning menghijau. IHSG menduduki peringkat ketiga dengan kinerja harian terburuk setelah VN-Index (Vietnam) dan KOSPI (Korea) yang masing-masing ambles 1,62% dan 0,95%.

Senada dengan saham, pasar obligasi pemerintah juga mengalami koreksi. Hal ini tercermin dari yield SBN 10 tahun yang naik 4 bps menjadi 6,46%. Kenaikan yield menunjukkan bahwa harga obligasi sedang tertekan.

Saat pasar saham dan SBN melemah, kinerja rupiah paling mencolok. Baik di pasar spot maupun di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah menguat dan menjadi juara Asia.

Data BI menunjukkan nilai tukar rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menguat 0,26% dan ditutup di Rp 14.323/US$. Sedangkan di pasar spot rupiah menunjukkan tajinya di hadapan greenback dengan menunjukkan penguatan 0,35% ke level Rp 14.305/US$.

Dari dalam negeri, BI merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Desember 2021. Hasilnya IKK mengalami penurunan namun tipis. IKK tercatat turun 2 poin menjadi 118,3 pada bulan lalu.

"Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat pada Desember 2021. Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2021 sebesar 118,3 atau berada pada area optimis, relatif stabil dibandingkan dengan indeks pada November 2021 sebesar 118,5," tulis BI dalam Laporan Survei Konsumen yang dirilis kemarin.

Secara sentimen, volatilitas di pasar keuangan masih digerakkan oleh faktor normalisasi kebijakan moneter dan juga penyebaran Covid-19 Omicron.

Kondisi inflasi yang terus meningkat memang bakal memicu bank sentral untuk mengetatkan kebijakan moneternya lewat penurunan injeksi likuiditas dan kenaikan suku bunga.

Secara historis, siklus pengetatan moneter bukanlah kabar baik untuk pasar keuangan global. Naiknya suku bunga acuan akan membuat yield surat utang pemerintah yang sering dikenal sebagai risk free meningkat.

Kabar tak sedap kembali menghampiri bursa saham AS. Dua indeks saham acuannya kompak ditutup melemah pada perdagangan dini hari ini tadi setelah sempat ambruk lebih dari 1% pada perdagangan perdana minggu ini.
Indeks Dow Jones terkoreksi 0,45%, S&P 500 turun 0,14% sedangkan NASDAQ selamat setelah berhasil naik 0,05% karena bangkit jelang penghujung perdagangan.

Gejolak di pasar saham AS ini diakibatkan karena kenaikan imbal hasil SBN AS. Yield US Treasury 10 tahun yang menjadi acuan masih melanjutkan tren kenaikan dan mendekati level 1,8%. Padahal di akhir tahun yield masih berada di level 1,5%.


Peningkatan imbal hasil obligasi ini memicu aksi jual di pasar saham terutama pada saham-saham teknologi yang terkenal sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga di mana indeks acuan teknologi Wall Street yakni NASDAQ sempat ambruk 2,7% sebelum akhirnya selamat dari koreksi.

Di sisi lain para pelaku pasar juga masih menantikan rilis data inflasi AS bulan Desember 2021. Sebagai catatan, IHK AS pada November 2021 naik 6,8% dan menjadi kenaikan tertingginya dalam 4 dekade.

Pelaku pasar masih melihat inflasi di AS tetap membandel di penghujung tahun. Konsensus Trading Economics memperkirakan inflasi AS di akhir tahun bakal tembus 7% year-on-year (yoy).

Dikarenakan inflasi yang tetap tinggi dan seolah enggan turun, the Fed selaku bank sentral AS mulai turun tangan. Injeksi likuiditas lewat QE direm (tapering).

Lebih lanjut otoritas moneter AS tersebut juga bersiap menaikkan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) serta mengurangi porsi obligasi pada neraca (balance sheet).

The Fed diperkirakan bakal mulai menaikkan suku bunga acuannya pada Maret 2022 nanti. Jika mengacu pada dot plot the Fed, ada ruang 3x kenaikan FFR di tahun ini.

Namun Goldman Sachs memiliki pandangan bahwa the Fed akan lebih hawkish dan bisa menaikkan suku bunga hingga 4x.

Dampak ke pasar saham memang akan cenderung negatif karena kenaikan suku bunga membuat borrowing cost naik dan bisa menggerus laba emiten.

Namun secara spesifik, dampak kenaikan suku bunga ke pasar saham akan sangat bergantung pada sektor dan juga jenis saham.

"Pada awal pekan 2022 ini, tren perdagangan saham di pasar akan cenderung menunjukkan adanya rotasi dari saham-saham berbasis pertumbuhan (growth stock) ke saham-saham value stock dan sektor siklikal," tutur analis Goldman Sachs Chris Husset dalam laporan riset, yang dikutip CNBC International.
Melihat Wall Street yang galau dan yield SBN AS yang terus meningkat di tengah peluang normalisasi kebijakan the Fed tentu bukan kabar baik bagi pasar keuangan Asia dan Indonesia.
Pasar kemungkinan akan merasakan gejolak pada perdagangan hari ini. Risiko lain juga datang dari perkembangan Covid-19.

Belum juga varian Omicron tuntas, ilmuwan kembali menemukan varian baru Covid-19 yang memiliki karakteristik seperti Omicron dan Delta sehingga disebut sebagai Deltacron. Varian ini ditemukan di Siprus dan sudah ada 25 kasus.


"Saat ini ada koinfeksi Omicron dan Delta dan kami menemukan strain ini yang merupakan kombinasi dari keduanya," kata peneliti, Profesor Ilmu Biologi Universitas Siprus Leondios Kostrikis dalam sebuah wawancara dengan TV lokal, Sigma. "Penemuan itu dinamai Deltacron karena identifikasi genetik mirip Omicron."

Terkait apakah lebih berbahaya atau tidak, peneliti masih harus melakukan penelitian dan mengumpulkan lebih banyak bukti dan data untuk mengambil konklusi.

Namun sejauh ini varian Omicron telah memicu gelombang baru infeksi Covid-19 secara global dan tetap menjadi momok bagi perekonomian dunia.

Di pekan pertama Januari 2022, kasus infeksi harian Covid-19 global mengalami kenaikan yang tajam. Jika di akhir Desember kasus harian masih di kisaran 1 juta, per 8 Januari 2022 rerata kasus harian dalam sepekan sudah naik 2x menjadi 2,2 juta.

Senada dengan kenaikan kasus Covid-19 global, kasus harian di dalam negeri juga meningkat. Kasus infeksi harian Covid-19 di Indonesia sejak November sudah konsisten berada di bawah 500 kasus. Namun di pekan lalu kasus Covid-19 kembali menyentuh angka 500 kasus per hari.

Dari dalam negeri, sentimen datang dari dunia tambang batu bara. Setelah memberlakukan larangan ekspor sejak awal Januari, akhirnya Indonesia memutuskan untuk membuka keran ekspor si batu hitam.

Awalnya larangan ekspor tersebut disebabkan karena stok batu bara PLN yang rendah sehingga diharapkan para produsen fokus untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Namun seiring dengan membaiknya kondisi stok di perusahaan setrum negara akhirnya pemerintah mulai mengizinkan 14 kapal vessel pengangkut batu bara untuk diekspor sebagaimana disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

"Mulai hari ini, setelah melihat kondisi pasokan di PLN yang jauh lebih baik, 14 kapal yang sudah terisi penuh batu bara dan sudah dibayar pembeli, bisa langsung dilepas untuk ekspor," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan dalam sebuah pernyataan.

Terhitung sejak larangan ekspor diberlakukan, harga batu bara acuan global terpantau mengalami kenaikan lebih dari 10% dan sempat tembus US$ 180/ton hanya dalam waktu sepekan.

Namun dengan adanya pelonggaran ekspor yang dilakukan oleh Pemerintah seperti sekarang ini, harga batu bara cenderung akan kembali turun.

Berikut beberapa data ekonomi yang akan dirilis hari ini:
Rilis data Transaksi Berjalan Korea Selatan bulan November 2021 (06.00 WIB)
Rilis data Cadangan Devisa Jepang bulan Desember 2021 (06.50 WIB)
Rilis data Neraca Dagang Australia bulan November 2021 (07.30 WIB)
Rilis data Produksi Industri Spanyol bulan November 2021 (15.00 WIB)
Rilis data Penjualan Ritel Italia bulan November 2021 (16.00 WIB)
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Indikator


Tingkat

Pertumbuhan Ekonomi (Q3-2021 YoY)

3,51 %

Inflasi (Desember 2021, YoY)

1,87%

BI 7 Day Reverse Repo Rate (Desember 2021)

3,50%

Surplus/Defisit Anggaran Sementara (APBN 2021)

-4,65% PDB

Surplus/Defisit Transaksi Berjalan (Q3-2021)

1,50% PDB

Cadangan Devisa (Oktober 2021)

US$ 144,9 miliar


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, January 6, 2022

Krisis Energi Eropa Makin Ngeri, Ini Bukti Terbarunya

 Krisis Energi Eropa: Ini 5 Hal yang Harus Anda Ketahui - Ekonomi Bisnis.com 

PT Equityworld Futures Medan-Krisis energi masih belum terpecahkan secara menyeluruh di Eropa. Krisis yang diakibatkan defisit persediaan gas ini membuat harga komoditas itu melambung.
Dalam data CNBC International, harga gas bulan depan di pusat TTF Belanda, patokan Eropa untuk perdagangan gas alam, sekitar 5% lebih tinggi pada Rabu (5/1/2022) pukul 1 siang menjadi 93,3 euro per megawatt-jam. Ini merupakan kenaikan kedua dalam sepekan setelah terjadi kenaikan 30% pada Selasa.


Kenaikan ini memperpanjang reli selama tahun 2021. Di mana harga gas grosir Eropa sudah naik lebih dari 400%.

Kondisi ini sendiri membuat beberapa usaha di Benua Biru khawatir. Di Inggris, pelaku usaha mengeluhkan bahwa kondisi ini akan memberikan pukulan baru bagi perusahaan mereka yang sudah berjuang setelah bangkit dari pandemi Covid-19.

"Tekanan pada usaha kecil sudah menakutkan, dengan banyak dari kita menghentikan investasi sementara mayoritas pemasok mengirim email kenaikan harga mingguan," sebut Adam Bamford, CEO Colleague Box. "Ini bisa menjadi jerami yang mematahkan punggung beberapa dari kita."

Analis mengatakan bahwa situasi ini disebabkan oleh faktor-faktor pengiriman dari Rusia. Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, mengatakan bahwa Eropa telah mengalami kegagalan dalam menyimpan defisit gas sehingga sangat bergantung pada mobilisasi pasokan.

"Hingga Januari, harga gas telah kembali naik, sekali lagi dengan prospek cuaca yang lebih dingin mendorong peningkatan permintaan untuk pemanas dan pasokan yang sangat, sangat rendah dari Rusia, terutama melalui dua jalur pipa penting melalui Polandia dan Ukraina," ujarnya.

"Apakah Rusia sengaja menahan pasokan karena penundaan persetujuan pipa Nord Stream 2 dan krisis perbatasan Ukraina sulit untuk dikatakan. Tapi itu menyoroti kebijakan energi dan penyimpanan yang gagal di Eropa dan Inggris, yang telah membuat kawasan itu sangat bergantung pada impor gas," tambahnya.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan