This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Thursday, March 31, 2022

Bursa Asia Mulai Dibuka Loyo, Hanya STI yang Naik Tipis-Tipis

 foto : ReutersPT Equityworld Futures Medan- Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung melemah pada perdagangan Kamis (31/3/2022), di tengah koreksinya bursa saham Amerika Serikat (AS) karena investor cenderung merespons negatif dari naiknya kembali harga minyak mentah dunia.
Hanya indeks Straits Times Singapura (STI) dan ASX 200 Australia yang dibuka di zona hijau pada hari ini. STI dibuka naik tipis 0,06%, sedangkan ASX 200 menguat 0,4%.

Sementara sisanya dibuka di zona merah. Indeks Nikkei Jepang dibuka merosot 0,78%, Hang Seng Hong Kong melemah 0,23%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,46%, dan KOSPI Korea Selatan turun tipis 0,07%.



Investor di Asia-Pasifik akan memantau rilis data aktivitas manufaktur China periode Maret 2022. Data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) China periode Maret 2022 versi NBS akan dirilis pada pukul 08:30 WIB.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung terkoreksi mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street, yang kembali terkoreksi pada perdagangan Rabu waktu AS, karena investor cenderung merespons negatif dari naiknya kembali harga minyak mentah dunia.

Indeks Dow Jones ditutup turun 0,19% ke level 35.228,809, S&P 500 melemah 0,63% ke 4.602,45, dan Nasdaq ambles 1,21% ke posisi 14.442,28.

Harga minyak mentah acuan dunia kembali naik akibat kekhawatiran terkait ketidakpastian dalam pembicaraan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.

Pada hari ini pukul 06:36 WIB, harga minyak jenis Brent melesat 2,92% ke level US$ 113,45/barel. Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI), harganya sudah berada di US$ 107,82/barel, melonjak 3,43%.

Kenaikan harga minyak terjadi setelah tren koreksi yang lumayan dalam. Meski hari ini menanjak, tetapi harga Brent dan light sweet masih membukukan koreksi 7,92% dan 6,45% secara mingguan. Ini menandakan betapa dalamnya 'luka' harga minyak.

Koreksi harga yang sudah dalam tersebut membuat investor kini memandang harga minyak cenderung lebih murah. Aksi borong pun terjadi sehingga mendongkrak harga.

Dari seputaran konflik Rusia-Ukraina beserta negara Blok Barat, serangan Rusia terhadap Ukraina masih terjadi, meski dialog keduanya tengah berlangsung.

Dunia sempat 'tergocek' oleh langkah Rusia. Sebelum menyerang Ukraina, Rusia juga pernah menarik mundur pasukannya dari perbatasan. Namun pada 24 Februari 2022, Presiden Rusia, Vladimir Putin ternyata mengumumkan serangan ke Ukraina yang disebutnya sebagai operasi khusus.

"Setelah sempat terkecoh, pelaku pasar sepertinya tidak akan membuat kesalahan yang sama," ujar Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates yang berkedudukan di Illinois, seperti dikutip dari Reuters.

Akibat masih berlangsungnya gempuran ke Ukraina, Rusia terancam terkena sanksi baru dari AS dan sekutunya. Sanksi beru tersebut akan berfokus untuk mematikan rantai pasok persenjataan Negeri Beruang Merah.

"Kami akan berfokus kepada kemampuan Kremlin untuk mengoperasikan mesin perang mereka," tegas Wally Adeyemo, Wakil Menteri Keuangan AS, sebagaimana diwartakan Reuters.

Di lain sisi, investor di AS juga masih terus mengawasi pasar obligasi karena imbal hasil (yield) Treasury AS tenor 5 tahun dan 30 tahun mengalami inversi pada hari Senin untuk pertama kalinya sejak 2016 dan selisih antara yield Treasury 2-tahun dan 10-tahun mendekati zona negatif pada hari Selasa.

Inversi kurva imbal hasil dilihat oleh beberapa investor, trader dan ekonom sebagai salah satu indikator resesi.




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, March 30, 2022

Bursa Asia Dibuka Semarak Lagi, Tapi Nikkei Sudah Loyo

 FILE PHOTO: The name of Hong Kong Exchanges and Clearing Limited is displayed at the entrance in Hong Kong, China January 24, 2018. REUTERS/Bobby Yip/File PhotoPT Equityworld Futures Medan-Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung menguat pada perdagangan Rabu (30/3/2022), di mana investor kembali mengamati perkembangan konflik Rusia-Ukraina yang diprediksi akan mencapai kesepakatan damai.
Hanya indeks Nikkei Jepang yang dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini, yakni melemah 0,29%.

Sedangkan sisanya dibuka di zona hijau. Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melesat 1,1%, Shanghai Composite China menguat 0,45%, Straits Times Singapura bertambah 0,22%, KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,5%, dan ASX 200 Australia menanjak 0,58%.


Investor akan memantau pergerakan saham unit kendaraan listrik dari pengembang Evergrande yang terdaftar di Hong Kong pada hari ini, di mana sahamnya akan kembali diperdagangan setelah sempat disuspensi oleh bursa setempat pada 18 Maret lalu.

Tak hanya unit kendaraan listriknya, induknya yakni saham China Evergrande Group juga akan kembali diperdagangkan setelah sempat disuspensi sejak 18 Maret lalu.

Sementara itu dari Jepang, data penjualan ritel periode Februari 2022 dilaporkan turun dan menjadi penurunan pertama dalam lima bulan terakhir, karena masih terdampak dari pandemi virus corona (Covid-19).


Penjualan ritel Negeri Sakura pada bulan lalu turun 0,8% secara tahunan (year-on-year/YoY), dari periode yang sama tahun 2021 sebesar 1,1%. Angka ini juga jauh lebih rendah dari perkiraan pasar yang memperkirakan penurunan 0,3%.

Cenderung menguatnya sebagian besar bursa Asia-Pasifik pada hari ini mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang kembali cerah pada perdagangan Selasa kemarin waktu setempat.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 0,97% ke level 35.294,19, S&P 500 melonjak 1,23% ke 4.631,6, dan Nasdaq Composite melompat 1,84% ke posisi 14.619,64.

Wall Street telah mengalami reli dalam beberapa pekan terakhir, membalikkan sebagian besar kerugian yang terjadi setelah awal konflik Rusia-Ukraina.

Investor tampaknya mulai tenang meskipun ada kekhawatiran lain termasuk terkait inflasi, penguncian baru di China dan langkah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang telah menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2018.

Investor juga terus mengawasi pasar obligasi, di mana imbal hasil (yield) untuk surat utang pemerintah AS (US Treasury) bertenor 5 tahun diperdagangkan di atas yield bertenor 30 tahun pada hari Selasa, sebuah inversi yang memicu kekhawatiran akan prospek resesi.

Selisih antara yield Treasury bertenor 2 tahun dan 10 tahun, yang dilihat para ekonom sebagai lebih memprediksi potensi resesi, juga menyempit mendekati batas inversi pada Selasa kemarin.

Jika pun kurva imbal hasil memprediksi resesi dengan tepat, kondisi tersebut bisa jadi baru terjadi lebih dari setahun lagi. Data historis tampaknya memberikan kepercayaan diri bagi investor.

Selanjutnya, tumbuhnya harapan untuk gencatan senjata Rusia-Ukraina tampaknya membantu sentimen investor. Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Alexander Fomin mengatakan bahwa negara itu akan "secara drastis" mengurangi aktivitas militer di dekat ibukota Ukraina, Kyiv.

Di lain sisi, harga minyak mentah masih melanjutkan pelemahan pada pagi hari ini waktu Asia dan Indonesia, karena adanya pembatasan kembali kegiatan masyarakat di China, terutama di kota Shanghai yang akan mengurangi permintaan bahan bakar global, yang dapat membantu mendorong harga minyak turun lebih jauh dari level tertingginya.

Pada hari ini pukul 06:50 WIB, harga minyak jenis Brent berada di US$ 110,23/barel. Anjlok 2% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga komoditas ini ambles 2,87% secara point-to-point.

Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 104,24/barel. Turun 1,62%. Selama seminggu ke belakang, harga turun 2,83% secara point-to-point




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, March 29, 2022

Bursa Asia Kembali Cerah Saat Harga Minyak Lagi Drop

A passerby walks past an electronic board displaying a graph showing recent movement of Japan's Nikkei average outside a brokerage in Tokyo, Japan, October 11, 2018. REUTERS/Issei Kato PT Equityworld Futures Medan-Bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Selasa (29/3/2022), di tengah kembali terkoreksinya harga minyak mentah dunia dan potensi damai antara Rusia dengan Ukraina.
Indeks Nikkei Jepang dan Hang Seng Hong Kong dibuka menguat 0,45%, Shanghai Composite China tumbuh 0,21%, Straits Times Singapura bertambah 0,51%, KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,56%, dan ASX 200 Australia melaju 0,61%.

Harga minyak mentah kembali terkoreksi pada hari ini karena kekhawatiran investor akan menurunnya permintaan akibat dari diberlakukannya kembali karantina wilayah (lockdown) di Shanghai China. Selain itu, meredanya perang di Ukraina membuat harga minyak terkoreksi.



Pada hari ini pukul 06:45 WIB, harga minyak jenis Brent berada di US$ 112,48/barel, ambruk 6,77% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) anjlok 6,97% ke level harga US$ 105,96/barel.

"Shanghai menyumbang 4% dari total konsumsi minyak China. Pasar khawatir wabah itu pada akhirnya dapat mengancam 15,5 [juta barel per hari] minyak yang dikonsumsi negara itu," kata Brian Martin dan Daniel Hynes, analis ANZ Research, dikutip dari CNBC International.

Dari perkembangan konflik Rusia-Ukraina, potensi damai semakin terbuka setelah Rusia dilaporkan sudah menarik sebagian pasukannya di Ukraina.

Mengutip CNBC International, Wali Kota Slavutich mengatakan pasukan Rusia telah meninggalkan kota setelah melakukan sejumlah survei. Slavutich adalah tempat bekas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl yang sudah beberapa minggu diduduki tentara Negeri Beruang Merah.


"Mereka menyelesaikan pekerjaan yang telah mereka lakukan," kata Wali Kota Slavutich, Yuri Fomichev dalam sebuah unggahan video kantor berita setempat.

"Mereka mensurvei kota. Hari ini mereka selesai melakukannya dan meninggalkan kota. Tidak ada (tentara Rusia) di kota sekarang," tambahnya.

Hal sama juga dikatakan angkatan bersenjata Ukraina di Kyiv. Beberapa pasukan Rusia telah ditarik dari wilayah itu ke negara tetangga, Belarusia.

"Penarikan unit individu dari komposisi Distrik Militer Timur (Rusia) berlanjut," kata angkatan bersenjata Ukraina dalam pembaruan Facebook.

Cenderung menguatnya bursa Asia-Pasifik pada hari ini juga cenderung mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang kembali menguat pada perdagangan Senin kemarin waktu setempat.

Indeks Dow Jones ditutup menguat 0,27% ke level 34.955,89, S&P 500 melesat 0,71% ke 4.575,52, dan Nasdaq Composite melonjak 1,31% ke posisi 14.354,9.

Cerahnya Wall Street terjadi di tengah kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury), karena investor bersiap menghadapi siklus kenaikan suku bunga dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Pejabat The Fed baru-baru ini mengisyaratkan keterbukaan atas potensi kenaikan suku bunga setengah poin persentase jika prospek ekonomi mengharuskan, daripada perubahan seperempat poin persentase yang lebih umum dilakukan.

Hal ini menyebabkan para ekonom dan investor mengevaluasi kembali seberapa cepat mereka memperkirakan suku bunga akan naik.




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, March 28, 2022

Harga Emas Turun Nih! Tapi Tenang, Nanti Juga Naik Kok...

 [Tak Hanya Logam Mulia, Perhiasan Saat Ini Banyak Diburu Warga Untuk Investasi.(CNBC Indonesia)PT Equityworld Futures Medan- Mengawali pekan ini, emas bergerak dalam tren negatif. Pada Senin (28/3/2022) pukul 06:20 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.955,46/troy ons. Melemah 0,1%% dari hari sebelumnya.
Pada Perdagangan Jumat lalu, harga emas juga melemah dan ditutup di US$ 1.957,4/troy ons. Padahal, pada perdagangan Rabu dan Kamis sang logam mulia sempat menguat.

Meskipun melemah pada pagi ini, dalam sepekan, harga emas masih naik 1% point to point, dalam sebulan naik 2,49% dan meningkat 12,90% dalam setahun.





Chris Gaffney dari TIAA Bank mengatakan pelemahan emas sangat dipengaruhi oleh keputusan The Fed. Pada pertengahan Maret lalu, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 bps, kenaikan pertama kali dalam tiga tahun.

Pasar berspekulasi The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada pertemuan Mei mendatang menyusul pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell bahwa bank sentral Amerika Serikat akan lebih agresif. Kenaikan suku bunga akan mengurangi daya tarik emas karena logam mulia tidak memiliki imbal hasil.

"Jika suku bunga naik cepat maka itu akan membatasi penguatan logam mulia," tutur Gaffney, seperti dikutip Reuters.

Kendati demikian, Gaffney mengatakan logam mulia masih berpotensi menguat jika eskalasi perang Rusia-Ukraina makin memanas.

"Namun, market masih sangat mendukung logam mulia. Ada kebutuhan untuk membeli aset aman serta hedging inflasi untuk investor ritel. Masih banyak dari klien kami yang datang dan meminta untuk memasukkan emas dalam portfolio investasi mereka," tuturnya.

Jim Wyckoff, analis dari Kitco Metals, juga mengatakan emas berpeluang naik jika perang memanas. "Kondisi pasar masih mendukung untuk kenaikan emas. Jangan kaget jika emas naik," ujar Wyckoff, seperti dikutip dari Reuters




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, March 25, 2022

Bursa Asia Dibuka Mixed, Tapi Hang Seng-Shanghai Memerah

 A man walks in front of an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, June 17, 2020. Major Asian stock markets declined Wednesday after Wall Street gained on hopes for a global economic recovery and Japan's exports sank. (AP Photo/Eugene Hoshiko)PT Equityworld Futures Medan- Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung beragam pada perdagangan Jumat (25/3/2022), di tengah menghijaunya kembali bursa saham Amerika Serikat (AS) dan melemahnya harga minyak mentah.
Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,68%, KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,41%, Straits Times Singapura bertambah 0,51%, dan ASX 200 Australia naik 0,33%.

Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melemah 0,79% dan Shanghai Composite China turun tipis 0,08%.


Bursa Asia-Pasifik yang cenderung beragam terjadi di tengah positifnya kembali bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Kamis kemarin waktu setempat.

Indeks Dow Jones ditutup melesat 1,02% ke level 34.707,94, S&P 500 melonjak 1,43% ke 4.520,16, dan Nasdaq melompat 1,93% ke posisi 14.191,84.

Investor di AS memanfaatkan momentum 'saham murah' untuk memburunya pada perdagangan kemarin, sehingga hal ini menjadi salah satu pendorong positifnya kembali Wall Street.

Selain itu, investor juga cenderung merespons positif dari terkoreksinya harga minyak mentah dunia pada perdagangan Kamis kemarin waktu setempat hingga pagi hari ini waktu Asia, karena mereka menilai bahwa harga minyak yang terlalu tinggi dapat membawa inflasi global makin tak terkendali.

Pada hari ini pukul 07:14 WIB, harga minyak jenis Brent berada di US$ 118,65/barel. Berkurang 0,32% dari hari sebelumnya. Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) melemah 0,52% ke level US$ 111,76/barel.

Pada perdagangan kemarin, harga minyak Brent dan light sweet (WTI) ambles masing-masing 2,11% dan 2,25%.

Di lain sisi, sentimen pasar yang cenderung membaik dan data ketenagakerjaan AS yang positif juga membantu kenaikan Wall Street kemarin.

Dari data ketenagakerjaan AS, penurunan klaim pengangguran ke level terendah dalam beberapa dekade memberi beberapa investor kepercayaan bahwa ekonomi AS dapat terus tumbuh melalui tantangan seperti perang Rusia-Ukraina dan suku bunga yang lebih tinggi.

Departemen Tenaga Kerja melaporkan klaim pengangguran pada pekan yang berakhir 19 Maret mencapai 187.000, merupakan terendah sejak 1969.

"Ada begitu banyak volatilitas selama seminggu terakhir ini, tetapi kami melihat kombinasi dari beberapa berita ekonomi yang baik, beberapa orang masuk dan mengambil kesempatan. Itu sebabnya kami melihat sedikit pantulan di sini," kata Victoria Fernandez, kepala strategi pasar di Crossmark Global Investments.

Investor juga terus memantau perkembangan konflik Rusia-Ukraina dan mempertimbangkan kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) di tengah inflasi yang persisten.

Pekan lalu, The Fed menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2018. Ketua The Fed, Jerome Powell pada Senin awal pekan ini pun berjanji untuk "all out" melawan inflasi dan membuka pintu untuk kenaikan suku bunga 50 basis poin (bp) yang artinya lebih agresif.

Di sisi lain, para pemimpin NATO bertemu di Brussel Kamis untuk membahas peningkatan tekanan pada Rusia, karena Ukraina tampaknya akan merebut kembali wilayah perang.

"Sementara pasar saham berusaha untuk pulih dari koreksinya, pasar pada dasarnya lebih berisiko dan lebih tidak pasti daripada sebelum perang Rusia-Ukraina," kata Richard Saperstein, kepala investasi di Treasury Partners.




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, March 24, 2022

Perang Rusia-Ukraina Bikin Susah Dunia! Ini Buktinya...

This Jan. 2, 2016 photo shows the Liberian-flagged oil tanker Mercer Street off Cape Town, South Africa. The oil tanker linked to an Israeli billionaire reportedly came under attack off the coast of Oman in the Arabian Sea, authorities said Friday, July 30, 2021, as details about the incident remained few. (Johan Victor via AP) PT Equityworld Futures Medan- Perang Rusia-Ukraina yang hampir berlangsung sebulan memberi dampak yang besar terhadap pergerakan ekonomi global.
Status Rusia dan Ukraina sebagai salah satu lumbung pangan dan energi dunia menjadi salah satu faktor mengapa konflik kedua negara begitu mempengaruhi harga-harga komoditas dan laju perdagangan global. IHS Markit mencatat, sejak konflik meletus pada 25 Februari lalu, Indeks Harga Material (MPI) melompat 8% pada minggu pertama Maret, lompatan terbesar dalam sepekan.

Pada Senin (7/3/2022), minyak mentah jenisbrent meroket hingga nyaris menembus US$ 140/barel, tepatnya US$ 139,13/barel. Level tersebut merupakan yang tertinggi dalam 13 tahun terakhir, tepatnya sejak 15 Juli 2008. Harga energi berperan besar dalam perdagangan barang dan jasa sehingga mempengaruhi biaya input perusahaan dari bahan baku hingga transportasi.

Pengaruh perang Rusia-Ukraina ke beberapa negara tentu saja berbeda tergantung seberapa besar negara tersebut memiliki hubungan ekonomi dengan kedua negara. Eropa akan sangat terdampak dari sisi harga energi sementara Indonesia bisa terdampak dari naiknya harga gandum mengingat Ukraina adalah salah satu pemasok gandum terbesar Indonesia.




Rusia dan Ukraina memasok 25,6% pasar ekspor gandum di dunia dan sebesar 13% untuk jagung. Beberapa analis menyebut dampak perang Rusia dan Ukraina akan mirip dengan krisis yang dihadapi dunia pada 1973-1974 saat perang Arab-Israel meletus.

Baca: Awas Perang NATO vs Rusia, AS Cs Kerahkan Militer ke 4 Negara
Saat itu, negara-negara Arab yang menjadi produsen minyak memulai embargo minyak mereka terhadap Amerika, Inggris, dan negara-negara lain yang menjual minyak kepada Israel. Embargo dilakukan karena negara-negara tersebut dinilai telah memberikan bantuan militer kepada Israel.

Konflik Rusia-Ukraina juga diperkirakan akan menurunkan perdagangan global yang berimbas pada melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Sejumlah lembaga sudah ramai-ramai memangkas proyeksi pertumbuhan global untuk tahun ini menyusul serangan Rusia ke Ukraina.

Fitch Ratings menurunkan proyeksi pertumbuhan tahun ini sebesar 0,7% menjadi 3,5%. Untuk wilayah Amerika Serikat pertumbuhan bisa terkoreksi 0,2% menjadi 3,5%.

Economist Intelligence Unit memproyeksi pertumbuhan global akan turun 0,5% menjadi 3,4% dari 3,9%. OECD juga memperkirakan perang Rusia-Ukraina akan menurunkan pertumbuhan global tahun ini hingga 1% dari proyeksi awal mereka sebesar 4,5%.

Kenaikan harga komoditas pangan dan energi akibat perang Rusia-Ukraina diperkirakan semakin melambungkan inflasi yang sudah mulai meningkat akhir tahun lalu karena pemulihan ekonomi. Ekspektasi lonjakan inflasi ini  membuat bank sentral di dunia memilih kebijakan ketat dengan menaikkan suku bunga atau mengurangi quantitative easing.
Inflasi di Amerika Serikat sudah melonjak ke level 7,9% (year on year/YoY) di Februari lalu, rekor tertingginya dalam 40 tahun. Menyusul lonjakan inflasi tersebut, pekan lalu, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps ke 0,25-0,50%. Ini adalah kenaikan pertama dalam tiga tahun terakhir.

Bank sentral negara lain telah terlebih dahulu menaikkan suku bunga acuan mereka. Bank sentral Inggris, Bank of England (BoE), menjadi yang paling agresif dari semua bank sentral di dunia.

BoE telah menaikkan suku bunga dalam tiga bulan terakhir dan mengerek suku bunga mereka menjadi 0,75% pada pertengahan Maret. Kenaikan tersebut dilakukan setelah Inggris mencatat inflasi sebesar 6,2% bulan lalu.



Negara lain yang sudah menaikkan suku bunga adalah Brasil, Rusia, Meksiko, Korea Selatan, dan Afrika Selatan. Kenaikan suku bunga dilakukan bank sentral negara tersebut bahkan sudah sejak 2021.

Secara rinci, inflasi Brazil tercatat 10,4% dan menaikkan suku bunga sebesar 875 bps sejak 2021 menjadi 10,75%. Rusia inflasinya tercatat 8,7% dan sudah menaikkan suku bunga 525 bps sejak 2021 menjadi 9,5%. Mexico inflasinya 7,1% dan sudah menaikkan suku bunga 175 bps sejak 2021 menjadi 6%.

Kemudian, Korea Selatan inflasinya 3,6% dan sudah menaikkan suku bunga 75 bps sejak 2021 menjadi 1,25%. Afrika Selatan inflasinya 5,7% dan sudah menaikkan suku bunga 50 bps sejak 2021 menjadi 4%.

Hingga kini Bank Indonesia (BI) belum menaikkan suku bunga meskipun inflasi sudah naik ke 2,06% (YoY) di Februari. Inflasi Indonesia kembali menyentuh di atas level 2% pada Januari (2,18%) setelah sejak Juni 2020 ada di kisaran 1%.

Meskipun BI belum menaikkan suku bunga tetapi pengetatan sudah dilakukan dengan menaikkan Giro Wajib Minum (GWM). GWM dinaikkan secara bertahap pada Maret, Juni dan September hingga menjadi 6,5% dari saat ini 3,5%. Kebijakan ini tentu akan mengurangi likuiditas di perbankan.

Perang juga memaksa produsen otomotif, terutama Eropa menghentikan produksi karena ada sanksi hingga gangguan produksi. Perang membuat industri otomotif semakin terbebani setelah setahun terakhir terimbas kelangkaan semikonduktor.
S&P Global Mobility memperkirakan pertumbuhan produksi kendaraan turun 2,6 juta unit menjadi 8,16 juta unit pada tahun ini dan 88,5 juta unit pada tahun depan. Pabrikan mobil Eropa akan menjadi kawasan yang paling terdampak dari perang Rusia-Ukraina. Pabrikan Eropa bisa menurunkan produksi hingga 1,7 juta kendaraan, karena adanya ada sekitar 1 juta permintaan dari Rusia dan Ukraina yang hilang.


Perang menghambat rantai pasokan otomotif seperti baterai, bagian komunikasi, hingga wiring harness (kumpulan dari rangkaian kabel yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dan sinyal pada kendaraan otomotif). Terdapat 17 pabrik yang memproduksi wiring harness di Ukraina dan 45% dari produksi mereka diekspor ke Jerman dan Polandia. Ukraina juga menjadi sumber bijih nikel yang menjadi komponen penting dalam pembuatan baterai mobil listrik.

Dilansir dari autocar.co.uk, sejak akhir Februari, Volkswagen sudah menghentikan produksi di dua pabrik mereka Zwickau dan Dresden di Jerman karena tidak bisa mendapatkan impor kabel elektrik dari Ukraina. BMW telah memangkas marjin keuntungan mereka di tahun ini dari 8%-10% menjadi 7%-9%. BMW sempat menghentikan produksi mereka di beberapa pabrik di Eropa karena kekurangan komponen.

Pabrikan asal Jerman tersebut juga menghentikan ekspor ke Rusia dan menghentikan produksi di basis mereka di Kaliningrad yang memproduksi 12 ribu kendaraan pada 2021.


Aston Martin sudah menghentikan penjualan mobil mereka ke Rusia. Langkah serupa diambil Ferrari dan Jaguar Land Rover. Sementara itu, Ford menghentikan operasi joint-venture (JV) mereka di Rusia. Perusahan JV tersebut, Sollers Ford, menjual 221.000 kendaraan di Rusia tahun lalu.

Pabrikan Jepang Honda akan menunda ekspor mereka ke Rusia. Penjualan Honda di Rusia terbilang sedikit yakni 1.836 di 2019 dan 1.406 pada 2020.

Hyundai telah menghentikan produksi mereka di St Petersburg selama lima hari karena persoalan semikonduktor. Hyundai mengatakan penghentian operasi pabrik tidak berhubungan dengan perang tetapi lebih karena semikonduktor.

Pabrikan Swedia Volvo juga menghentikan pengiriman mobil mereka ke Rusia usai serangan ke Ukraina. Volvo menjual sekitar 9.000 mobil pada 2021.

Amerika Serikat, Kanada, dan 27 negara Uni Eropa telah menutup wilayah udara mereka bagi pesawat Rusia. Sebagai balasan, Rusia sudah melarang maskapai dari 36 negara tersebut untuk memasuki wilayah udara mereka. Keputusan ini tentu saja berdampak kepada biaya transportasi serta jasa pengiriman barang.
Maskapai Jerman Lufthansa akan mengurangi kapasitas penerbangan kargo mereka sekitar 10% sementara FedEX telah menambahkan ongkos akibat perang.

FedEx telah menambah "ongkos perang" sebesar US$ 20-30 sen per kilogram untuk pengiriman ke wilayah Asia Pasifik dan untuk Eropa sebesar US$ 11 sen. FedEx sudah menghentikan layanan ke Ukraina dan Rusia serta Belarusia karena adanya kekhawatiran serta sanksi dan Amerika dan dan Eropa.


"Karena adanya gangguan terus menerus dari rantai pasok global, kapasitas kargo udara kami masih terbatas. Kami menambahkan biaya untuk bisa beroperasi dalam kondisi yang sangat terbatas," ujar FedEx dalam pernyataan resmi mereka, awal Maret lalu.

Tidak hanya jalur udara, pengiriman  barang lewat jalur laut juga kena imbas. Sebanyak 14% pekerja pelayaran dan pengiriman barang adalah warga Rusia dan Ukraina. Artinya, lalu lintas pengiriman barang global sangat tergantung pada apa yang terjadi di Rusia dan Ukraina.

Berdasarkan laporan S&P Global, biaya sewa kapal tanker minyak sudah naik tiga kali lipat karena pemilik kapal harus menghadapi risiko kesulitan pengiriman dan bongkar muat.  Dikutip dari CNBC International, Judah Levine, Kepala Riset Freightos Group, mengatakan biaya pengiriman dari China ke Eropa berdasarkan data Freightos Air Index's naik 80% pada akhir Februari menjadi US$ 11,36/kg karena jasa pengiriman menambah ongkos




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, March 23, 2022

Pencinta Kripto Pasti Senang, Harga Bitcoin cs Semringah Lagi

 FILE PHOTO: Representations of the Ripple, Bitcoin, Etherum and Litecoin virtual currencies are seen on a PC motherboard in this illustration picture, February 13, 2018. Picture is taken February 13, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/File PhotoPT Equityworld Futures Medan- Harga mayoritas kripto utama kembali bergairah pada perdagangan Rabu (23/3/2022) pagi waktu Indonesia, karena sentimen bullish meningkat di pasar kripto.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, hanya koin digital (token) XRP, Terra, Avalanche, dan satu token berjenis stablecoin yakni Tether yang memerah pada hari ini.

XRP melemah 0,82% ke level harga US$ 0,836/koin atau setara dengan Rp 11.984/koin (asumsi kurs Rp 14.335/US$), Terra merosot 1,35% ke US$ 93/koin (Rp 1.333.155/koin), dan Avalanche ambles 2,3% ke US$ 83,7/koin (Rp 1.199.840/koin).


Sedangkan sisanya terpantau kembali menguat. Bitcoin melonjak 2,77% ke level harga US$ 42.306,11/koin atau sekitar Rp 606.458.087/koin, Ethereum melesat 2,07% ke level US$ 2.957,5/koin atau Rp 42.395.763/koin, dan Cardano terbang 7,56% ke US$ 0,981/koin (Rp 14.063/koin).

Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.

Kripto

Bitcoin kembali menguat ke kisaran level US$ 42.000 pada pagi hari ini, setelah beberapa hari sebelumnya bertahan di kisaran level US$ 41.000. Sedangkan Ethereum makin mendekati level psikologisnya di US$ 3.000.

Tetapi, beberapa analis tetap berhati-hati meskipun ada kenaikan harga dalam beberapa hari terakhir.

"Ini bukan lompatan pertama di Bitcoin sejak awal Maret, berbeda dengan sentimen netral atau bahkan negatif di pasar saham. Hingga saat ini, dorongan seperti itu tidak dapat dilakukan secara kokoh, karena permintaan fundamental akan risiko berada di bawah tekanan yang jelas," kata Alex Kuptsikevich, analis di FxPro, dikutip dari CoinDesk.

Selera risiko pasar mulai perlahan pulih ditandai dengan cerahnya kembali pasar saham global. Pada perdagangan kemarin, bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak menguat.

Investor di kripto juga masih terus memantau perkembangan dari seputaran perang antara Rusia dengan Ukraina.


Di lain sisi, Presiden AS Joe Biden menilai bahwa Rusia "terbentur tembok" karena perang dengan Ukraina menurut dia "mendekati jalan buntu".

Meski kripto masih cenderung positif, tetapi risiko pasar masih akan ada. Apalagi dengan adanya potensi sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang lebih agresif ke depannya, maka hal ini dapat memberikan 'luka' bagi aset digital ini.

Sebelumnya pada Senin lalu, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa inflasi terlalu tinggi dan berjanji mengambil "langkah yang diperlukan" untuk menekannya, bahkan jika harus menaikkan lebih dari 25 basis poin per kenaikan.

"Jika kami menyimpulkan bahwa pantas untuk bergerak lebih agresif dengan menaikkan suku bunga federal fund lebih dari 25 basis poin pada tiap pertemuan, kami akan melakukannya," kata Powell pada hari Senin kepada National Association for Business Economics.

Beberapa pelaku pasar menaikkan ekspektasi mereka untuk kenaikan suku bunga. Sebab Powell mengatakan The Fed dapat menggerakkan suku bunga acuan lebih agresif dari perkiraan sebelumnya




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, March 22, 2022

Harga Emas Bangkit!

Pekerja menata perhiasan emas di toko emas Kawasan Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat (11/3/2022). Harga emas dunia bergerak melemah pada perdagangan hari ini.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) PT Equityworld Futures Medan- Harga emas masih dalam tren positif dan kembali melanjutkan tren kenaikan. Pada Selasa (22/3/2022) pukul 06:37 WIB, harga emas di pasar spot naik 0,03% ke US$ 1.936,48/troy ons.
Pada perdagangan kemarin, harga emas ditutup naik tipis 0,8% ke US$ 1.935,95/troy ons. Pekan lalu, harga emas sempat naik pada Rabu (16/3/2022) dan terus menguat pada perdagangan Kamis (17/3/2022) hingga ditutup di US$ 1.942,64/troy ons.

Namun, emas melemah pada perdagangan Jumat (18/3/2022) ke US$ 1.921,09/troy ons. Dalam sepekan, emas sudah naik tipis 0,44% point to point, dalam sebulan naik 2,02% dan meningkat 11,38% dalam setahun.


"Eskalasi ketegangan lain di Ukraina akan mendorong permintaan akan emas bahkan jika inflasi naik karena ada sanksi tambahan ke Rusia yang bisa melambungkan harga komoditas," tutur Craig Erlam analis market senior OANDA, seperti dikutip Reuters.



Militer Rusia pada Senin (21/3/2022) melaporkan peluncuran rudal jelajah ke Ukraina. Rudal itu jatuh dan mengenai sebuah target pusat pelatihan militer.
Mengutip CNN International, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov, menyebut rudal itu mengenai tempat latihan militer di Nova Lyubomyrka, wilayah Rivne barat laut Ukraina. Serangan diyakini menimbulkan korban.

Rusia sendiri telah mulai meluncurkan beberapa rudal mematikannya ke Ukraina. Sebelumnya, Moskow menembak rudal hipersonik Khinzal ke wilayah Barat Ukraina dan menargetkan tempat penyimpanan senjata.

Pekan lalu, emas turun karena adanya harapan kemajuan perdamaian Rusia-Ukraina dan kenaikan suku bunga acuan The Fed. Rob Lutts, kepala investasi di Cabot Wealth Management memperkirakan titik luncuran harga emas kini berada di sekitar US$ 1.900/troy ons.

Dikutip dari Reuters, Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan Fed siap menerapkan kebijakan pengetatan yang lebih agresif dengan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps sebanyak enam kali pada tahun ini. Fed juga akan menaikkan suku bunga acuan dua kali pada tahun 2024. Bostic mengatakan kebijakan yang sangat agresif belum tentu bisa menjadi jawaban yang paling pas saat dunia dilanda ketidakpastian seperti sekarang ini.

"Kalaupun suku bunga acuan Fed naik seperti yang diproyeksikan, inflasi masih tinggi dan bunga riil masih negatif. Kondisi ini akan menguntungkan emas dalam jangka menengah," tutur analis Heraeus, seperti dikutip Reuters




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, March 21, 2022

Siap-siap Bun! Harga Emas Antam Bakal Melambung

 Emas AntamPT Equityworld Futures Medan- Harga emas batangan produksi PT Antam Tbk (ANTM) melemah tipis pada perdagangan hari ini (21/3/2022).
Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas batangan produk 1 gram di Rp 983.000/batang, turun Rp 1.000/gram atau 0,1% dibandingkan kemarin.

PT Antam menjual emas mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram. Harga jual tersebut belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.


Pada perdagangan akhir pekan lalu lalu, harga emas dunia ambles 1,11% ke US$ 1.921,09/troy ons. Pemicu koreksi adalah kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS) yang membuat aset logam mulia menjadi kalah menarik dibandingkan dengan obligasi pemerintah AS.

Baca: Harga Emas Pegadaian Tertekan, Hanya Jenis ini yang Bertahan
Harga emas melemah setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memutuskan menaikkan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu lalu menjadi 0,25%-0,5%.

Kenaikan suku bunga membuat kilau emas sedikit memudar karena imbal hasil (yield) obligasi umumnya terkerek mengikuti kenaikan suku bunga acuan. The Fed kemungkinan mengerek kembali suku bunga enam kali tahun ini hingga menjadi 1,75-2%.

Analis teknikal Reuters Wang Tao memandang peluang emas untuk menguat terbuka lebar.

"Emas spot dapat menguji ulang resistensi di US$1.948/ons, penembusan di atas yang dapat menyebabkan kenaikan ke US$1.960-US$1.979/ons,"kata Wang dalam risetnya




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, March 18, 2022

Hancur Lebur! Harga Emas Kian Lemas...

 Pekerja menata perhiasan emas di toko emas Kawasan Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat (11/3/2022). Harga emas dunia bergerak melemah pada perdagangan hari ini.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)PT Equityworld Futures Medan-Harga emas terus turun dan mengakhiri tren kenaikan selama dua hari lalu. Pada Jumat (18/3/2022) pukul 14:15 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.933,80/troy ons. Melemah 0,46% dari hari sebelumnya.
Harga emas sempat naik 0,76% pada perdagangan kemarin ke US$ 1942,64/troy ons. Sehari sebelumnya, harga sang logam mulia menguat 0,52% menjadi US$ 1.927,93/troy ons.


Kenaikan dua hari tersebut sempat menjadi angin segar setelah sang logam mulai terus menurun sejak pekan lalu. "Situasi di Ukraina tidak semenyeramkan yang dibayangkan sebelumnya. Kekhawatiran yang terjadi saat ini tidak cukup mampu membuat orang membeli emas demi mendapatkan aset aman," tutur Matt Simpson, analis market senior City Index, seperti dikutip Reuters.




Harga emas memang merosot tajam minggu ini, terutama karena kenaikan suku bunga the Fed. Kenaikan suku bunga merugikan pemegang emas karena emas tidak menawarkan imbal hasil. The Fed kemungkinan akan mengerek kembali suku bunga enam kali pada tahun ini hingga menjadi 1,75-2,%.

Wang Tao, Analis Pasar Reuters mengatakan emas tengah menguji titik resisten di US$ 1.948/troy ons. Kenaikan di atas level tersebut bisa membawa emas ke kisaran US$ 1.960-1.979/troy ons.

Lompatan harga dari titik rendahnya di US$1.894 pada Rabu (16/3/2022) mungkin akan mengakhiri gelombang pertama. Gelombang [B] yang sekarang diharapkan berakhir di kisaran US$ 1.922-1.929/troy ons dan itu akan dibalikkan oleh gelombang [C].

Bila harga emas mampu kembali ke level US$ 1.941/troy ons, maka itu akan memicu pembalikan yang bisa terus berlanjut ke US$ 1.976/troy ons. Tren harga sekarang mungkin melanjutkan harga ke kisaran US$ 1.673-1.825/troy ons.




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, March 17, 2022

The Fed Naikkan Suku Bunga, Semua Mata Kini Tertuju ke BI

Federal Reserve Chair Jerome Powell removes his glasses as he listens to a question during a news conference after the Federal Open Market Committee meeting, Wednesday, Dec. 11, 2019, in Washington. The Federal Reserve is leaving its benchmark interest rate alone and signaling that it expects to keep low rates unchanged through next year. (AP Photo/Jacquelyn Martin) PT Equityworld Futures Medan- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendekati level psikologis 7.000, setelah rebound pada perdagangan Rabu (16/3/2022). Sejurus dengan itu, indeks saham acuan nasional tersebut juga kembali menyentuh level tertinggi anyar kemarin.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditutup melesat 1,07% ke level 6.992,395, tertinggi sepanjang masa. Asal tahu saja, sepanjang tahun ini, IHSG beberapa kali sukses memecahkan rekor tertinggi baru.



Dengan penguatan ini, hanya tinggal sedikit lagi, IHSG dapat menembus level psikologis 7.000. Yakni sebesar 7,6 poin,


Nilai perdagangan tercatat mencapai Rp 15 triliunan dengan melibatkan 22 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Investor asing masih mencetak pembelian bersih (net buy) hingga mencapai Rp 1,99 triliun di seluruh pasar.



Sementara, mengutip data Refinitiv, rupiah juga bernasib baik melawan dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang ibu pertiwi langsung melesat 0,28% ke Rp 14.285/US$ saat pembukaan perdagangan, sebelum terus terpangkas hingga tersisa 0,03% saja.

Di penutupan perdagangan, rupiah berada di Rp 14.310/US$. Mata uang garuda menguat 0,1%.

Harga minyak mentah yang terus merosot membuat sentimen pelaku pasar membaik. Sebab, penurunan tersebut akan mengurangi tekanan inflasi yang sudah sangat tinggi di negara Barat.

Inflasi yang terus menanjak dikhawatirkan akan mengakselerasi inflasi. Sehingga menekan pertumbuhan ekonomi bahkan hingga terjadinya stagflasi.

Harga minyak mentah baik jenis West Texas Intermediate (WTI) dan Brent kini sudah di bawah US$ 100/barel. Brent pada 7 Maret lalu nyaris mencapai US$ 140/barel.

Sementara itu perhatian pelaku pasar sepanjang Rabu kemarin tertuju pada bank sentral AS (The Fed) yang mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (17/3/2022) dini hari waktu Indonesia. Dalam pengumuman kebijakan moneter kali ini The Fed juga akan memberikan proyeksi terbaru mengenai inflasi hingga pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, bank sentral paling powerful di dunia ini juga akan merilis dot plot yang akan menjadi perhatian utama pelaku pasar. Dot plot bisa memberikan gambaran seberapa agresif The Fed akan menaikkan suku bunga di tahun ini dan dua tahun ke depan.

"Kenaikan 25 basis poin sudah pasti. Yang penting saat ini adalah apa yang terjadi setelahnya. Banyak yang bisa terjadi dari saat ini hingga akhir tahun nanti. Ketidakpastian sangat tinggi," kata Simona Mocuta, Kepala Ekonomi di State Street Global Advisor, sebagaimana diwartakan CNBC International.

Indeks saham utama AS alias Wall Street kompak ditutup naik pada Rabu waktu setempat. Ini setelah bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga dan menyusun rencana agresif untuk kenaikan lebih lanjut guna memerangi inflasi.
Menurut data Refinitiv, Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 518,76 poin atau 1,55%, ke posisi 34.063,10. Padahal awalnya memerah beberapa saat usai rilis pernyataan Fed.

Sementara, indeks S&P 500 melesat 2,24% ke posisi 4.357,86. Indeks yang sarat saham teknologi Nasdaq Composite melejit 3,77% menjadi 13.436,55.


Pada pukul 01.00 WIB Kamis dini hari tadi, hasil rapat FOMC The Fed mengumumkan kenaikan seperempat poin persentase atau 25 bps untuk suku bunga the fed (federals fund rate), mengangkat suku bunga acuan itu dari sebelumnya di level mendekati nol. Ini adalah kenaikan pertama sejak 2018.

Jerome Powell cs juga mengatakan pihaknya mengharapkan untuk mulai melepas kepemilikan besar-besaran obligasi pemerintah dan efek beragun aset KPR (mortgage backed securities/MBS) pada pertemuan mendatang.

"The Fed tidak mengguncang perahu. Mereka menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan, mereka menurunkan perkiraan PDB tahun ini, dan meningkatkan ekspektasi inflasi tetapi tidak ada yang mengejutkan," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar untuk LPL Financial di North Carolina, kepada Reuters.

Setelah The Fed mengumumkan keputusan kenaikan suku bunganya, imbal hasil Treasury AS 10-tahun acuan menyentuh 2,246%. Ini tertinggi sejak Mei 2019, sebelum turun ke 2,192%.

Sementara, saham-saham bank naik karena optimis bottom line atas laba mereka akan mendapat dorongan dari suku bunga yang lebih tinggi. Saham JPMorgan, misalnya naik 4,4%, sedangkan Bank of America melesat 3,1%.

Seiring dengan kenaikan suku bunga, The Fed juga memperkirakan adanya kenaikan suku bunga sebanyak 6 kali pada tahun ini. The Fed juga mengharapkan tiga kenaikan lagi pada tahun 2023.

Dengan proyeksi kenaikan tersebut, sebagian besar pejabat The Fed memperkirakan suku bunga fed-funds akan naik setidaknya menjadi 1,875% pada akhir 2021 dan menjadi sekitar 2,75% pada akhir 2023.

Selain soal kabar bahwa Ukraina dan Rusia kian intens bernegosiasi untuk mencapai perdamaian tentatif, pada hari ini, investor akan mencerna hasil dari keputusan suku bunga The Fed sebagaimana yang telah disinggung di halaman sebelumnya.
Pada Kamis dini hari, pukul 01.00 WIB, The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 25 bps, yang merupakan kenaikan pertama sejak 2018. Dengan ini, hal tersebut akan membuat suku bunga sekarang ke kisaran 0,25%-0,5%.

Dalam rapat FOMC, kenaikan suku bunga disetujui dengan hanya satu perbedaan pendapat. Presiden The Fed St Louis, James Bullard, menginginkan kenaikan sebesar 50 basis poin.




Secara median, anggota rapat FOMC mengharapkan suku bunga The Fed naik menjadi 1,9% pada akhir tahun, atau kira-kira tujuh kali kenaikan total pada tahun 2022.

Kenaikan suku bunga secara agresif oleh The Fed tersebut juga sudah diantisipasi oleh para para pelaku pasar.

Sebelumnya, menjelang pertemuan FOMC minggu ini, pasar telah memperkirakan bakal ada sekitar tujuh kenaikan suku bunga 0,25% tahun ini, menurut data CME Group.

Ketua The Fed Jerome Powell pada konferensi pers pasca-rapat mengisyaratkan bahwa pengurangan neraca The Fed bisa dimulai pada Mei, dan mengatakan prosesnya bisa setara dengan kenaikan suku bunga lain tahun ini.

"Kami memperhatikan risiko tekanan kenaikan lebih lanjut pada inflasi dan ekspektasi inflasi," kata Powell pada konferensi pers, dikutip CNBC International.

"[The Fed] bertekad untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memulihkan stabilitas harga. Ekonomi AS sangat kuat dan dalam posisi yang baik untuk menangani kebijakan moneter yang lebih ketat," imbuhnya.

Berkaitan dengan itu, perkiraan The Fed menunjukkan para pejabat bank sentral bersiap untuk pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih lambat selama tahun mendatang, dengan proyeksi median turun menjadi 2,8% pertumbuhan untuk 2022. Posisi ini turun dari 4% yang diproyeksikan pada bulan Desember lalu.

Di sisi inflasi, ekspektasi median menunjukkan para pejabat memperkirakan inflasi berada di 4,3% hingga akhir tahun ini, yang diukur dengan indikator pilihan Fed. Angka tesebut secara signifikan lebih tinggi dari perkiraan tingkat inflasi 2,6% pada bulan Desember.

Hal tersebut mencerminkan dampak perang Rusia-Ukraina, kata Powell dalam konferensi per, yang semakin memperumit rantai pasokan dan turut menaikkan harga minyak.

Powell bilang, inflasi kemungkinan akan tetap tinggi hingga pertengahan tahun ini, sebelum kemudian perlahan turun.

Kenaikan suku bunga The Fed dini hari tadi sekaligus menandai berakhirnya fase gelontoran stimulus besar-besaran yang diberlakukan saat pandemi Covid-19 pertama kali menyebar ke seluruh AS.

Stimulus tersebut turut membantu ekonomi bangkit kembali lebih cepat dari yang diperkirakan banyak orang dan mendorong pasar saham ke level tertinggi anyar.

Namun, seperti dicatat Wall Street Journal (WSJ), investor dihadapkan pada tantangan yang berbeda, yakni angka inflasi yang mencapai level tertinggi dalam 40 tahun. Bahkan, beberapa bahkan khawatir tentang resesi yang membayangi.

"Sepertinya mereka ingin mengirim pesan bahwa mereka memerangi inflasi dan mereka akan melawannya dengan cepat dan mengendalikannya," kata Kathy Jones, kepala strategi pendapatan tetap di Schwab Center for Financial Research kepada WSJ.

Menanti Keputusan MH Thamrin

Menyusul keputusan suku bunga The Fed, Bank Indonesia (BI), yang bermarkas di Jalan MH Thamrin Jakarta, dijadwalkan akan mengumumkan keputusan suku bunga pada siang hari pukul 14.30 WIB.

Sebagai informasi, Gubernur Perry Warjiyo dan anggota Dewan Gubernur lain dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Maret 2022 pada 16-17 Maret 2022.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%. Dari 15 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut hanya satu yang memproyeksi BI akan menaikkan suku bunga acuan bulan ini.

Jika sesuai ekspektasi, maka suku bunga acuan akan bertahan di 3,5% sejak Februari 2021 atau sudah bertahan selama 13 bulan terakhir. Level 3,5% adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia.

Keyakinan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga didorong fakta bahwa inflasi Indonesia masih terkendali meskipun mengalami kenaikan dalam dua bulan terakhir. Pada Februari 2022, Indonesia mencatatkan inflasi tahunan (year on year/YoY) sebesar 2,06%, lebih rendah dibandingkan Januari (2,18%).

Sebagai catatan, Indonesia tidak pernah mencatat inflasi tahunan di atas 2% sejak Mei 2020. BI sendiri menargetkan inflasi bergerak di 3,0%±1% pada tahun ini

Perry Warjiyo sendiri berkali-kali menegaskan bahwa BI tidak akan menaikkan suku bunga selama inflasi belum melonjak.

Kendati diperkirakan masih mempertahankan suku bunga pada bulan Maret, BI diramal akan menaikkan suku bunga tahun ini. Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail bahkan memprediksi BI sudah akan menyesuaikan suku bunga acuan di Maret ini.

"(Penyesuaian untuk) mengantisipasi kenaikan The Fed Fund Rate (FFR) di Maret sebesar 25 bps," tuturnya, kepada CNBC Indonesia.

Ekonom OCBC Wellian Wiranto memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga mulai Mei tahun ini. Kenaikan mempertimbangkan FFR yang diramal akan naik.

"BI mungkin tidak menaikkan suku bunga minggu ini tetapi mereka akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, kemungkinan di Mei. Kami memperkirakan suku bunga acuan BI akan berada di 4,5% di akhir tahun," ujar Wellian.

Selain The Fed dan BI, pada pukul 19.00 WIB, bank sentral Inggris, Bank of England (BoE) juga akan mengumumkan keputusan suku bunga, yang diperkirakan akan naik 0,25 basis poin (bps) menjadi 0,75%.

Sebelumnya, BoE juga menaikan suku bunga utamanya sebesar 25 bps menjadi 0,5% selama pertemuan Februari 2022, yang sesuai dengan ekspektasi pasar.




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, March 16, 2022

Jelang Rapat The Fed, Harga Perak Naik Sih Tapi Tipis

 Ilustrasi Perak (Image by Walter Freudling from Pixabay)PT Equityworld Futures Medan-Harga perak dunia masih tertekan jelang rapat the Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga untuk pertama kali sejak pandemi Covid-19.
Pada Rabu (16/3/2022) pukul 09.23 WIB harga perak di pasar spot tercatat US$ 24,87/ons, naik tipis 0,03% dibandingkan dengan harga penutupan kemarin.




Harga perak terus melemah ke level terendah dua minggu seiring adanya harapan kemajuan dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina. Ditambah dengan kemungkinan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS), mengurangi permintaan untuk aset safe haven.

"Ada kebutuhan yang lebih rendah untuk tempat berlindung (safe haven) yang aman saat ini karena pembicaraan damai di Ukraina, kenaikan suku bunga the Federal Reserve yang akan datang dan beberapa kemunduran harga komoditas secara keseluruhan," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.


Pembicaraan antara Rusia dan Ukraina, membahas gencatan senjata dan penarikan pasukan Rusia dari Ukraina sedang berlangsung, kata salah satu negosiator Ukraina.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin saat pertemuan pada hari Rabu waktu setempat untuk melawan inflasi yang melonjak.

Prospek kenaikan suku bunga acuan pertama dalam tiga tahun mengangkat imbal hasil obligasi pemerintah AS. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang perak yang tidak memberikan imbal hasil




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, March 15, 2022

Bursa Asia Sedang Kurang Bergairah

 A panel outside the Hong Kong Exchanges displays top active securities during morning trading in Hong Kong, China October 11, 2018.  REUTERS/Bobby YipPT Equityworld Futures Medan-Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung melemah pada perdagangan Selasa (15/3/2022), di mana investor menilai prospek ekonomi global di tengah masih memanasnya konflik Rusia-Ukraina dan jelang rilis beberapa data ekonomi di China.
Hanya indeks Straits Times Singapura yang dibuka di zona hijau pada hari ini, yakni menguat 0,25%.

Sedangkan indeks Nikkei Jepang sempat dibuka melemah 0,35%, namun selang 90 menit setelah dibuka, Nikkei berhasil rebound dan menguat 0,29%.


Sementara sisanya dibuka di zona merah. Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka ambruk 3,26%, Shanghai Composite China ambles 1,3%, KOSPI Korea Selatan merosot 0,73%, dan ASX 200 Australia melemah 0,54%.

Dari China, beberapa data ekonomi seperti data produksi industrial dan penjualan ritel periode Januari-Februari 2022 akan dirilis pada hari ini pukul 10:00 waktu setempat atau pukul 09:00 WIB.

China juga kini sedang kembali dihadapkan oleh melonjaknya kembali virus corona (Covid-19), di mana pandemi Covid-19 di China saat ini menjadi yang terburuk sejak puncak pandemi pada tahun 2020 lalu, dengan kota-kota besar termasuk Shenzhen kembali memberlakukan pembatasan aktivitas bisnis.


Bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas cenderung terkoreksi juga cenderung kembali mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) yang secara mayoritas kembali terkoreksi pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup turun tipis 1,047 poin (0,00%) ke level 32.945,238. Namun indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite kembali terkoreksi kemarin. S&P 500 merosot 0,74% ke level 4.173,11 dan Nasdaq ambruk 2,04% ke posisi 12.581,22.

Saham-saham teknologi kembali dilepas oleh investor di AS dan memperberat indeks Nasdaq kemarin. Hal ini terjadi jelang pertemuan bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) minggu ini dan adanya perkiraan kenaikan suku bunga.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 3 tahun belakangan pada Rabu minggu ini waktu AS dalam upaya untuk memerangi kenaikan inflasi di Negeri Paman Sam tersebut.

"Kami melihat rotasi itu ke [sektor saham] nilai dan menjauh dari [sektor saham] pertumbuhan, dan hal itu terutama sekali terkait dengan apa yang terjadi pada suku bunga," kata Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Investment Management di Chicago kepada Reuters.

Sebagaimana diketahui, suku bunga acuan yang lebih tinggi bersifat negatif untuk saham perusahaan teknologi dan pertumbuhan. Ini karena valuasi keduanya lebih bergantung pada arus kas masa depan atau future cash flows.

Selain soal rencana kenaikan suku bunga The Fed, perkembangan konflik Ukraina-Rusia menambah kehati-hatian investor setelah delegasi Rusia dan Ukraina mengadakan pembicaraan putaran keempat pada Senin kemarin, tetapi tidak ada kemajuan yang diumumkan atas pertemuan tersebut.




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, March 14, 2022

Harga Emas Turun Lagi dan Bakal Lanjut Turun, Lepas Dulu?

 [Tak Hanya Logam Mulia, Perhiasan Saat Ini Banyak Diburu Warga Untuk Investasi.(CNBC Indonesia)PT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia masih bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Pada Senin (14/3/2022) pukul 06:20 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.983,66/troy ons. Melemah 0,66% dari posisi akhir pekan lalu.
Pada hari Jumat (11/3/2022), harga emas ditutup melemah 0,53% ke US$ 1.985,29/troy ons. Penurunan harga emas ini terjadi karena kenaikannya yang sudah sangat tinggi pada pekan sebelumnya serta kekhawatiran pasar akan langkah agresif bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed dalam menaikkan suku bunga.


Perang Rusia dan Ukraina diyakini masih menjadi salah satu penggerak utama harga emas dunia pada pekan ini. Perang yang berkelanjutan akan membuat perekonomian dunia terpukul sehingga investor memilih aset aman untuk berinvestasi.

Namun, pekan ini, mata investor juga akan tertuju pada hasil pertemuan The Fed. Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega akan mengumumkan kebijakan moneter pada pekan ini dan diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps).

Namun, dengan inflasi yang terus melesat tinggi, ada kemungkinan The Fed akan lebih agresif lagi dalam menaikkan suku bunga tahun ini.



Data dari AS pekan lalu menunjukkan inflasi bulan Februari melesat 7,9% year-on-year (yoy) menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 40 tahun terakhir. Tingginya inflasi memang sudah diperkirakan oleh The Fed. Tetapi jika berlangsung lama tentunya akan menjadi masalah, dan The Fed bisa bertindak sangat agresif dalam menaikkan suku bunga.

Meski emas secara tradisional dianggap aset lindung nilai terhadap inflasi, tetapi jika inflasi terus meninggi tentunya The Fed bisa semakin agresif dalam menaikkan suku bunga. Hal tersebut menjadi sentimen negatif bagi emas dunia yang merupakan aset tanpa imbal hasil.

"Angka inflasi tentu saja menjadi elemen underlying bullish untuk emas. Namun, faktor geopolitik juga akan menjadi pendorong penting bagi pergerakan ekonomi sekarang. Kenaikan harga energi telah mendorong pergerakan harga emas (pekan lalu). Sekarang, bahkan, data inflasi tidak cukup menguntungkan karena harga emas sudah terlalu tinggi," tutur Jim Wycoff, analis senior Kitco Metals.


Baca: Emas Antam Bak Roller Coster, Sudah di Atas Rp 1 juta/Gram!
Sebelumnya, Wang Tao, Analis Pasar Reuters, memperkirakan penurunan harga emas disebabkan oleh kenaikan tajam selepas harga melewati titik US$ 1.976/troy ons. Tren kenaikan emas sudah berbalik arah dan koreksi akan semakin dalam setelah menyentuh US$ 2.069,89/troy ons. Harga emas mungkin akan menuju US$ 1.976 dan turun lebih dalam lagi.




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, March 11, 2022

Tak Hanya Nikel, Batu Bara RI Jadi Rebutan Dunia

 PT Equityworld Futures Medan-Perang antara Rusia dan Ukraina belum ada tanda-tanda akan mendingin. Akibat itu, harga-harga komoditas dari Minyak dan gas bumi, nikel hingga batu bara terus berterbangan. Tak hanya berdampak soal harga, suplai komoditas-komoditas yang berasal dari Rusia juga mengalami gangguan.
Beberapa negara khususnya Eropa Barat dan Timur yang menjadi importir komoditas dari Rusia kabarnya sedang mencari alternatif suplai pasokan, termasuk suplai nikel dan batu bara. Yang tercatat kini, tak hanya nikel, beberapa negara juga tengah menjajaki peluang mencari batu bara ke Indonesia.

Maklum, Indonesia merupakan negara dengan produksi batu bara terbesar. Pada tahun ini saja, pemerintah Indonesia membidik target produksi batu bara mencapai 663 juta ton. Yang mana, sebanyak 497,2 juta tonnya dijual secara ekspor dan sisanya 165,7 juta ton untuk dalam negeri.

Dengan memiliki kapasitas jumbo, beberapa negara seperti Eropa dan China tengah mencari substitusi batu baranya ke Indonesia.

Mimpi Buruk Batu Bara, Ratusan RIbu Warga RI Bisa Nganggur!
Dari catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) China belum bisa melakukan impor batu baranya dari Rusia, yang mana Rusia memberikan ekspor batu baranya ke China hingga 17% dari total produksi batu baranya sebanyak 420 juta ton tahun ini.

Selain ke China, Rusia juga melakukan ekspor batu baranya ke beberapa negara di Eropa sebanyak 31% dari total produksi batu baranya yang saat ini terhambat kegiatan ekspornya.

Akibat dari seretnya pasokan batu bara di sejumlah negara Eropa dan China, batu bara Indonesia sedang diburu.

Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia mengatakan, di tengah terganjalnya pasokan batu bara Eropa dari Rusia, terdapat buyer dari beberapa negara di Eropa yang sedang menjajaki atau mencari suplai batu bara dari Indonesia.

"Negara-negara Eropa Barat dan Eropa Timur yang selama ini menjadi importir batu bara daru Rusia," terang Hendra kepada CNBC Indonesia.

Namun Hendra enggan mengatakan bahwa apakah para perusahaan batu bara di Indonesia akan meningkatkan produksi batu baranya dengan melakukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) pada tahun 2022 ini. Yang terang dia mengatakan bahwa produsen batu bara Indonesia memang sedang mengoptimalkan produksi yang sempat terhambat pada Januari 2022.

Mengutip CNBC International, Kamis (10/3/2022), Anthony Nafte dari CLSA mengatakan bahwa harga komoditas telah melonjak sejak Rusia perang dengan Ukraina. Bagi Nafte, naiknya harga komoditas akan menguntungkan bagi Indonesia karena ekonominya di gerakan oleh komoditas.

"Lebih dari 50% ekspor mereka berasal dari komoditas, dan sekarang Anda sudah mendapatkan posisi di mana harga komoditas akan bertahan lebih tinggi lebih lama," kata Nafte.

Dia mengatakan, misalnya, Rusia saat ini merupakan pemasok batu bara terbesar kedua ke China dan gangguan dapat mendorong Beijing untuk beralih ke Indonesia untuk mengisi kesenjangan.

"Indonesia akan diuntungkan dari efek harga tetapi juga dari segi volume," kata Nafte.

Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara (Minerba), Irwandy Arif mengatakan, pengaruh perang Rusia dan Ukraina itu memang sangat mempengaruhi negara-negara Eropa saat ini, sementara dampak ke Asia belum begitu terasa.

"Kalau Eropa terpaksa membeli ke Asia, ongkosnya tinggi ditambah harga batu bara tinggi, mereka akan optimasikan keperluan batubara di dunia," ungkap Irwandy.

Irwandy menilai bisa saja batu bara dari Indonesia mengganti batu bara asal Rusia itu, terutama ke China. Pasalnya, saat ini hubungan antara Indonesia dan China sangat baik.

"Apakah tetap ekspor ke China? Karena Rusia masih mengalami masalah perbankannya. Itu konteks yang pertama," tandas Irwandy.

Steven Brown, Konsultan Independen di Industri Pertambangan, mengatakan bahwa hanya Indonesia lah yang mampu menggantikan pasokan nikel dari Rusia ini.
Hal ini karena pasokan nikel dari Rusia merupakan nikel kelas 1 yakni berupa nickel matte, nikel sulfat, Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), maupun Mixed Sulphide Precipitate (MSP) yang kadar logamnya telah mencapai 99,9%. Produk nikel kelas 1 ini biasanya dijadikan bahan baku untuk baterai kendaraan listrik.

Adapun pasokan nikel kelas 1 dari Indonesia pada tahun ini diperkirakan akan meningkat. Dengan demikian, ini juga bisa mampu meredam lonjakan harga akibat kekhawatiran terbatasnya pasokan nikel dunia sebagai imbas tersendatnya pasokan nikel dari Rusia.


"Rusia adalah pemasok Class 1 Nickel paling besar di dunia. Negara lain tidak mungkin bisa menutup pasokan ini, kecuali Indonesia," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (09/03/2022).

"Tahun ini Indonesia akan meningkatkan produksi nickel matte dan MHP, sehingga di akhir tahun ini harga nikel kemungkinan turun kembali," ucapnya.


Berdasarkan data Statista, Indonesia memproduksi nikel sebesar 1 juta ton pada 2021. Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia, mengalahkan Filipina dan Rusia.

Sementara Filipina memproduksi 370 ribu ton dan Rusia 250 ribu ton nikel pada 2021.

Indonesia disebut memiliki cadangan logam nikel terbesar di dunia yakni sebesar 72 juta ton Ni (nikel). Jumlah ini merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni.

Data tersebut merupakan hasil olahan data dari USGS Januari 2020 dan Badan Geologi Kementerian ESDM 2019.

Sementara untuk bijih nikel, berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2020, total sumber daya bijih nikel mencapai 8,26 miliar ton dengan kadar 1%-2,5%, di mana kadar kurang dari 1,7% sebesar 4,33 miliar ton, dan kadar lebih dari 1,7% sebesar 3,93 miliar ton.




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, March 10, 2022

Harga Emas Anjlok Nih, Saatnya Jual Dulu Kali Ya...

 Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)PT Equityworld Futures Medan- Harga emas dunia bergerak turun pada perdagangan pagi ini. Harga sang logam mulia sudah di bawah US$ 2.000/troy ons.
Pada Kamis (10/3/2022) pukul 06:40 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1,989,85/troy ons. Berkurang 0,08% dari hari sebelumnya.

Koreksi harga emas sudah terjadi sejak kemarin. Pada penutupan perdagangan 9 Maret 2022, harga emas tercatat US$ 1.991,49/troy ons. Anjlok 2,97%.



Sepertinya koreksi ini terjadi karena harga emas sudah naik sangat tinggi. Misalnya, pada 3-8 Maret 2022 harga emas terus naik tanpa putus. Selama periode tersebut, harga naik 6,56% secara point-to-point.

Meski kemarin ambles nyaris 3%, tetapi dalam sebulan terakhir harga emas masih membukukan kenaikan 9,81%. Selama setahun terakhir, harga meroket 15,53%.

Oleh karena itu, keuntungan yang didapat dari menjual emas memang tidak main-main, apalagi kalau sudah memegang dalam waktu yang cukup lama. Selama masih ada keuntungan yang bisa didapat, maka kontrak emas akan selalu rawan terpapar tekanan jual dan harganya turun.

Wang Tao, Analis Pasar Reuters, memperkirakan pembalikan harga emas memang sebuah risiko yang nyata. Kini harga emas berhadapan dengan resistance yang kuat di US$ 2.072.5/troy ons. Resistance kuat ini menjadi penghalang bagi harga emas untuk terus melaju.

"Namun, koreksi itu akan menjadi persiapan bagi harga emas untuk nantinya melesat ke atas US$ 2.072,5/troy ons," sebut Wang dalam risetnya




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, March 9, 2022

Sudah di Atas US$ 2.000/Ons, Harga Emas Masih Bisa Naik!

Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo) PT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia bergerak turun pada perdagangan pagi hari ini. Namun harga sang logam mulia bertahan di atas US$ 2.000/troy ons.
Pada Rabu (9/3/2022) pukul 06:41 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 2.046,49/troy ons. Berkurang 0,29% dari hari sebelumnya.

Kemarin, harga emas ditutup di US$ 2.052,41/troy on. Melonjak 2,72% dan menyentuh rekor tertinggi sejak Agustus 2020.


Harga emas terus menjalani tren positif. Dalam sebulan terakhir, harga aset ini sudah melesat lebih dari 11%. Selama setahun ke belakang, kenaikan harganya tidak kurang dari 19%.



Ke depan, bagaimanakah prospek harga emas? Apakah masih bisa naik lagi?

Wang Tao, Analis Pasar Reuters, memperkirakan harga emas akan masih terus naik. Pasalnya, harga komoditas ini sudah melalui titik resistance US$ 1.999/troy ons.

"Harga emas sedang berada di gelombang (c). Gelombang ini mampu membawa harga emas hingga ke US$ 2.073/troy ons," seut Wang dalam risetnya.

Titik support, lanjut Wang, ada di US$ 1.976/troy ons. Penembusan ke bawah ini akan membawa harga emas turun ke US$ 1.953/troy ons.

Namun karena titik resistance saja sudah terlampaui, sepertinya sejauh ini tidak ada penghalang bagi laju harga emas. Target US$ 2.072,5/troy ons bisa saja tercapai dalam waktu dekat

xau


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, March 8, 2022

Perang Makin Panas, Bursa Asia Berani di Zona Hijau

A man is reflected on an electronic board showing a graph analyzing recent change of Nikkei stock index outside a brokerage in Tokyo, Japan, January 7, 2019. REUTERS/Kim Kyung-Hoon PT Equityworld Futures Medan-Mayoritas bursa Asia-Pasifik kembali dibuka terkoreksi pada perdagangan Selasa (8/3/2022), di tengah prospek damai antara Rusia-Ukraina yang semakin kabur dan masih melesatnya harga minyak mentah dunia.
Hanya indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China yang dibuka di zona hijau pada hari ini. Hang Seng dibuka menguat 0,67% dan Shanghai dibuka terapresiasi 0,24%.

Sedangkan sisanya cenderung kembali terkoreksi pada hari ini. Indeks Nikkei Jepang dibuka merosot 0,85%, ASX 200 Australia turun 0,15%, KOSPI Korea Selatan ambles 1,48%, dan Straits Times Singapura terkoreksi 0,27%.



Bursa Asia-Pasifik yang cenderung beragam pada hari ini terjadi di tengah masih terkoreksinya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin kemarin waktu setempat.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambruk 2,37% ke level 32.817,379, S&P 500 ambles 2,95% ke posisi 4.201,08, dan Nasdaq Composite anjlok 3,62% menjadi 12.830,96.

Prospek damai Rusia-Ukraina yang semakin kabur dan membuat harga minyak mentah dunia melonjak kembali memantik aksi jual investor di bursa saham New York.

Harga minyak mentah acuan AS yakni West Texas Intermediate (WTI) lompat 1,5% menjadi US$ 117 per barel setelah sempat menyentuh angka US$ 130 per barel. Adapun minyak acuan global jenis Brent melesat ke level US$ 121 per barel, setelah sempat menyentuh level US$ 139 per barel atau level tertinggi sejak Juli 2008.

Reli terjadi setelah Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken kepada NBC pada Minggu lalu menyatakan bahwa Washington "sangat aktif berdiskusi" dengan pemerintah di Eropa mengenai rencana blokade migas Rusia.

Ketua DPR AS, Nancy Pelosi dalam surat resminya ke kader Partai Demokrat menyatakan bahwa pihaknya "mencari legislasi yang kuat" untuk melarang impor minyak asal Rusia - yang diyakini bakal kian mengisolasi Rusia dari ekonomi global.

Pekan lalu, Ukraina menuduh Rusia melanggar gencatan senjata dengan melancarkan kembali serangan. Di sisi lain, Rusia menuduh pemerintah Ukraina justru tak mengizinkan warga sipil keluar lewat jalur yang disepakati karena memakai mereka sebagai tameng.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar pun kembali naik, sebesar 4 basis poin (bp) menjadi 1,76%. Kenaikan yield mengindikasikan harga yang tertekan karena permintaan aset minim risiko (dalam hal ini obligasi pemerintah) menurun.

"Pasar saham berkutat dengan tekanan suplai komoditas termasuk harga minyak dan khawatir bahwa ini bisa berubah menjadi tekanan stagflasi dan tak hanya inflasi," tutur Kathy Bostjancic, Kepala Ekonom Oxford Economics kepada CNBC International.

Kondisi perang Rusia-Ukraina yang terus berkembang beserta risiko gangguan rantai pasok bisa semakin membuat harga energi melambung. Alhasil, tekanan inflasi pun semakin meningkat.

Pada Kamis mendatang, AS akan merilis laporan inflasinya. Dengan kenaikan tajam harga komoditas energi, pelaku pasar memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS bakal naik 0,8% secara bulanan (mom). Secara tahunan inflasi AS diperkirakan melesat sampai 7,9% (yoy).


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, March 7, 2022

Perhatian! Harga Emas Masih Bakal Naik Lagi...

7月11日、米中貿易摩擦激化への懸念が高まる中、株式市場から資金が流出しているものの、通常は資金の避難先とされる金には流入していない。2008年、都内で撮影(2018年 ロイター/Issei Kato) PT Equityworld Futures Medan- Harga emas dunia melesat pada perdagangan pekan lalu. Sang logam mulia pun mengukir rekor harga baru.
Pada perdagangan akhir pekan, harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 1.968,45/troy ons. Melonjak 1,72% dibandingkan hari sebelumnya sekaligus menjadi yang tertinggi sejak awal September 2020.

Harga emas masih menjalani tren positif. Sepanjang pekan lalu, harga emas membukukan kenaikan 4,37% secara point-to-point. Dalam sebulan terakhir, harga melejit 8,8%.



Ke depan, sepertinya peluang kenaikan harga emas lebih lanjut masih terbuka. Wang Tao, Analis Teknikal Reuters, menilai harga emas sudah menembus titik resistance US$ 1.954/troy ons sehingga ada ruang untuk naik lagi hingga ke US$ 1.978/troy ons.

xauxauSumber: Reuters
"Harga emas sudah bangkit dari titik terendah US$ 1.822,75/troy ons yang terjadi pada 25 Februari lalu. Pemulihan ini terlihat kuat, penurunan sudah berbalik," tulis Wang dalam risetnya.

Titik support terbaru harga emas, lanjut Wang, ada di US$ 1.928/troy ons. Penembusan di titik ini akan membawa harga turun ke kisaran US$ 1.902-1.917/troy ons.

Namun sentimen bullish sepertinya masih akan membuat harga emas terus naik. Uptrend lanjutan akan terkonfirmasi ketika harga menembus di atas US$ 1.984/troy ons
xau

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, March 4, 2022

Harga Gas Meroket 114%, Eropa Terancam Gelap Gulita!

A general view of the CF industries plant in Billingham, Britain September 22, 2021. Picture taken with a drone. REUTERS/Lee Smith PT Equityworld Futures Medan- Harga gas Eropa meroket sepanjang 2022 seiring dengan sanksi internasional untuk Rusia.
Kemarin, harga gas Eropa acuan Belanda tercatat Euro 148,5/megawatt hour, turun 9,1% dibandingkan posisi kemarin. Akan tetapi, sepanjang tahun 2022 harga gas Eropa telah meroket 114,49%.



Hal ini disebabkan kecemasan para pelaku pasar atas sanksi yang diterapkan oleh dunia barat terhadap Rusia dapat mempengaruhi pasokan gas di Eropa. Rusia membantah menggunakan gas sebagai senjata. Gazprom, perusahaan gas milik negara Rusia, mengatakan telah memenuhi semua kontrak jangka panjangnya dan telah dikonfirmasi oleh klien. Ini mungkin akan meredakan sentimen hanya untuk sementara.


Sanksi yang dicermati oleh para pelaku pasar adalah upaya untuk menendang Rusia dari jejaring informasi perbankan internasional yang dikenal sebagai SWIFT. Alexandra Vacroux Direktur Eksekutif di Davis Center for Russian and Eurasian Studies di Harvard University mengatakan bahwa Rusia sangat bergantung pada ekspor migas dalam transaksi keuangan internasional. Sehingga dengan "menendang" Rusia dari SWIFT akan berdampak pada sulitnya ekspor migas dari Rusia ke dunia dan selama ini pendapatan negara Rusia berasal dari ekspor migas.

Masalahnya ketergantungan Eropa terhadap pasokan gas dari Rusia sangat tinggi. Gas Rusia banyak mengalir ke Eropa dengan besaran 167,7 miliar meter kubik pada tahun 2020. Jumlah ini setara 37,5% total impor gas alam Eropa.

Investor menjadi cemas aliran gas Rusia ke Eropa akan macet. Hal ini yang membuat gas alam Eropa saat ini meroket dan berpotensi untuk berlanjut.

"Situasi geopolitik yang sangat tidak terduga dan risiko eskalasi lebih lanjut dan sanksi baru kemungkinan akan mendukung harga lebih lanjut," kata analis di Refinitiv dalam laporan pagi.

Menurut kabar, Uni Eropa sedang mempertimbangkan untuk melarang kapal Rusia dari pelabuhan. Ini akan menjadi sentimen yang kuat untuk harga gas, tambah mereka. Selain itu risiko kerusakan pipa minyak dan gas di Ukraina karena perang yang sedang berlangsung masih tinggi.

Jika harga gas tetap melambung, krisis energi di Eropa bisa terjadi. Sebab sumber energi Eropa saat ini banyak berasal dari gas alam dan mulai meninggalkan energi fosil, terutama untuk pembangkit listrik dan kebutuhan rumah tangga.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, March 2, 2022

Harga Emas Turun Sih, Tapi Nanti Naik Lagi Kok!

 [Tak Hanya Logam Mulia, Perhiasan Saat Ini Banyak Diburu Warga Untuk Investasi.(CNBC Indonesia)PT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia bergerak turun pada perdagangan pagi hari ini. Maklum, kemarin harga sang logam mulia sudah melambung tinggi sehingga menggoda investor untuk mengambil untung (profit taking).
Pada Rabu (2/3/2022) pukul 07:35 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.940/troy ons. Turun 0,17% dibandingkan hari sebelumnya.

Kemarin, harga emas ditutup di US$ 1.943,22/troy ons, rekor tertinggi sejak awal Januari 2021. Melonjak 1,85% dibandingkan hari sebelumnya.


Pada perdagangan awal pekan, harga emas pun melesat 1,08%. Jadi dalam dua hari harga aset ini melonjak 2,95%.

Oleh karena itu, tidak heran investor 'gatal' untuk mencairkan cuan. Apalagi dalam sebulan terakhir harga emas sudah naik 7,55%.

Ke depan, prospek harga emas sepertinya masih cerah. Wang Tao, Analis Teknikal Reuters, memperkirakan target harga emas ada di rentang US$ 1.984-1.999/troy ons. Sudah sangat dekat dengan US$ 2.000/troy ons.

Akan tetapi, investor juga perlu mewaspadai risiko koreksi karena harga yang sudah naik cukup tinggi. Titik support harga emas ada di US$ 1.886/troy ons yang jika tertembus maka bisa menyebabkan koreksi hingga ke US$ 1.865/troy ons.
xau

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan