Equityworld Futures Medan : Indeks dolar mencatat penurunan pada pekan ke-5 yang sekaligus penurunan tertajamnya sejak tahun 2013 silam, hal tersebut akibat memburuknya data ekonomi AS yang kemudian memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan menunda menaikkan suku bunga.
Greenback termasuk dalam mata uang
dengan performa terburuknya di pekan ini diantara 10 mata uang negara
maju lainnya setelah data ekonomi AS menunjukkan indeks harga produsen
secara mengejutkan merosot dan penjualan ritel bulan April stagnan.
Lebih sedikitnya klaim pengangguran dalam kurun waktu 15 tahun terakhir
ini memberikan sinyal bahwa pasar tenaga kerja melanjutkan pemulihan
meskipun perekonomian terbesar di dunia tersebut tengah berjuang untuk
momentum kenaikan.
Indeks Spot Dolar Bloomberg, indeks
yang memonitor dolar terhadap 10 mata uang lainnya stagnan di level
1,150.89 pukul 9:08 pagi ini waktu Tokyo. Kamis kemarin indeks tersebut
ditutup di level 1,150.80 yang sekaligus level terendah sejak tanggal 21
Januari kemarin dan selama 5 pekan terakhir telah mengalami penurunan
sebesar 4.4% yang juga penurunan tertajamnya sejak Oktober 2013 lalu.
Dolar berada di level 119.21 yen dari
level 119.18 atau mencatat penurunan mingguan sebesar 0.5%. Namun dolar
naik 0.1% ke level $1.1399 euro dengan memangkas penurunannya sejak 8
Mei kemarin sebesar 1.8%.
Pekan ini dolar telah mengalami
penurunan sebesar 1.2% yang sekaligus penurunan tertajamnya diantara 10
mata uang negara maju berdasarkan Bloomberg Correlation-Weighted
Indexes. (bgs)
Sumber : Bloomberg
0 comments:
Post a Comment