AS
telah menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan dengan
negara-negara Baltik; Lithuania dan Estonia, memformalisasi pengerahan
ribuan tentara untuk memperkuat pertahanan NATO di tengah agresi Rusia.
Perjanjian
kerjasama pertahanan itu akan meregulasi status hukum dari pasukan
bersenjata AS di Estonia dan Lithuania. Itu adalah bagian dari
penambahan kekuatan NATO sejak akhir Perang Dingin. Pasukan Rusia dengan
jumlah yang lebih besar ditempatkan di seberang perbatasan. Tetapi
pengerahan tentara multinasional NATO itu dirancang sebagai pertahanan
tripwire yang berarti bisa memicu pengerahan pasukan lebih besar.
Jonathan
Eyal, Direktur Internasional Royal United Services Institute
mengatakan, œSemuanya bisa merasakan nasib yang sama apabila ada invasi
terhadap mereka. Dan karena itu tiap invasi mereka secara otomatis akan
memicu respon dari semua negara NATO.
AS
mengirimkan hampir 6.000 tentara, disertai tank-tank, persenjataan
berat dan pesawat. Pasukan Amerika itu akan memimpin batalyon NATO yang
digelar di Polandia.
Tetapi
pernyataan terbaru presiden terpilih AS Donald Trump telah membuat
khawatir sekutu-sekutu Eropa. Dalam sebuah wawancara surat kabar pekan
ini dia menyebut NATO œusang. Negara-negara di garis depan khawatir AS
bisa mengurangi pengerahan pasukannya .
œNATO
sekarang ini adalah organisasi yang terpecah belah. Ada negara anggota
dimana terdapat tentara Amerika. Tapi ada yang tanpa pasukan Amerika
sama sekali. Penggelaran pasukan itu itu bertujuan untuk menyamakan
payung keamanan aliansi. Apabila ada pihak di Washington yang mundur
dari posisi itu, itu mungkin memiliki dampak serius bagi NATO, tambah
Jonathan Eyal.
Rusia
telah memangkalkan misil jenis Iskander berkapasitas nuklir disamping
ribuan tentara ke wilayah kantongnya di Kaliningrad, yang berbatasan
dengan Polandia dan Lithuania. Pekan ini Lithuania mengumumkan rencana
membangun pagar perbatasan di sepanjang perbatasannya dengan Rusia.
Estonia
mengklaim Rusia menculik salah satu penjaga perbatasannya di dalam
wilayah Estonia tahun 2014 dalam serbuan lintas batas. Moskow mengklaim
penjaga itu berada di sisi Rusia dari perbatasan antara kedua negara.
Anggota-anggota
NATO khawatir Rusia bisa menggunakan ˜taktik hibrida™ serupa menyusul
pengerahan pasukan baru NATO di Baltik itu.
Sumber: voaindonesia
0 comments:
Post a Comment