Monday, July 19, 2021

Sakit Dahulu, Senang Kemudian! Itulah Harga Emas ke Depan...

 Harga Emas Dunia Turun dalam 3 Hari Berturut-turut, Ini Penyebabnya 

PT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia bergerak naik pada perdagangan pagi ini. Bagaimana prospeknya ke depan? Masih adakah ruang untuk naik lagi?
Pada Senin (19/7/2021) pukul 07:14 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.816,16/troy ons. Naik 0,29% dari hari sebelumnya.

Dalam sepekan terakhir, harga emas naik 0,58% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga naik nyaris 2%.

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan dalam waktu dekat harga emas akan mengalami konsolidasi. Harga sang logam mulia kemungkinan akan mendekat ke level support di rentang US$ 1.813-1.818/troy ons karena gagal menyentuh titik resistance US$ 1.833/troy ons.

"Apabila menyentuh US$ 1.813/troy ons, maka akan menyebabkan koreksi yang bisa bertahan lebih dari seminggu. Namun untuk saat ini, koreksi mungkin paling dalam hanya ke US$ 1.813/troy ons," sebut Tao dalam risetnya.

Selepas konsolidasi tersebut, harga emas kemudian berpeluang naik. Target berikutnya akan ada di US$ 1.840/troy ons. Beberapa koreksi akan menyimpan potensi technical rebound ke titik tersebut.

Nasib emas akan sangat ditentukan oleh nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Jika dolar AS menguat, maka harga emas akan turun dan demikian pula sebaliknya.
Ini karena emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS. Saat dolar AS terdepresiasi, maka emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas meningkat, harga pun terangkat.

Saat ini, dolar AS sedang gamang menentukan langkah. Pada pukul 07:27 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah tipis 0,01%.

Situasi ini disebabkan rilis data ekonomi terbaru di Negeri Paman Sam yang mixed. Akhir pekan lalu, Kementerian Perdagangan AS mengumumkan penjualan ritel pada Juni 2021 tumbuh 0,6% dibandingkan sebulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Membai dibandingkan Mei 2021 yang tumbuh -1,7% mtm.

Sementara dibandingkan Juni 2020 (year-on-year/yoy), penjualan ritel tumbuh impresif 17,98%. Penjualan ritel di Negeri Adidaya sudah berada di atas level sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

"Tekanan akibat reopening berada di sisi pasokan. Dunia usaha masih berkerja keras untuk bisa memenuhi lonjakan permintaan. Namun kuatnya penjualan ritel akan membuat dunia usaha semakin yakin bahwa permintaan tidak akan melambat dalam waktu dekat," kata Chris Low, Kepala Ekonom FHS Financials yang berbasis di New York, seperti dikutip oleh Reuters.

Akan tetapi, data lain menunjukkan sebaliknya. Indeks sentimen konsumen yang dikeluarkan Universitas Michigan pada Juli 2021 adalah 80,8, turun dibandingkan bulan lalu yang sebesar 85,5. Konsumen mengurangi beanja karena meningkatkan tabungan. Selama pandemi, tabungan rumah tangga melonjak US$ 2,5 triliun.
"Sebenarnya konsumen punya uang. Pengunaan kartu kredit melonjak, tetapi lebih memilih menabung. Situasinya tidak akan seperti ini kalau tidak ada pandemi," tegas Scott Hoyt, Ekonom Senior Moody's Analytics yang berbasis di Pennsylvania, sebagaimana diwartakan Reuters.

Data yang tarik-ulur ini membuat pelaku pasar menjadi kurang yakin mengenai prospek kebijakan moneter The Federal Reserve/The Fed. Dengan data yang masih mixed, sepertinya The Fed akan menahan diri untuk segera melakukan pengetatan kebijakan alias tappering off.

Dalam jajak pendapat yang digelar Reuters terhadap lebih dari 100 ekonomi pada 12-15 Juli 2021, sebanyak 62% responden memperkirakan pengurangan pembelian surat berharga (quantitative easing) baru akan terjadi pada kuartal IV-2022. Pelaku pasar menilai penyebaran varian baru virus corona akan membuat The Fed sangat berhati-hati dalam mencabut stimulus.

Tanpa pengurangan 'dosis' quantitative easing, setidaknya dalam waktu dekat, pasokan dolar AS masih akan melimpah. Seperti barang, banyaknya pasokan akan membuat harga turun.

Kegalauan dolar AS tidak hanya membuka ruang penguatan bagi mata uang lain, termasuk rupiah. Emas pun akan diuntungkan



Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment