Thursday, August 12, 2021

Ripple On Fire! Aset Kripto Kembali Diserbu & Bergerak Liar

 Ilustrasi mata uang Ripple. (Dok: Freepik)PT Equityworld Futures Medan-Ripple On Fire! Aset Kripto Kembali Diserbu & Bergerak LiarReli harga mayoritas mata uang kripto (cryptocurrency) masih belum surut pada perdagangan Kamis (12/8/2021) pagi waktu Indonesia, di tengah tumbuhnya inflasi Amerika Serikat (AS) secara moderat pada Juli 2021.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 09:15 WIB, enam kripto berkapitalisasi terbesar non-stablecoin masih cerah bergairah pada pagi hari ini.

Bitcoin menguat 0,33% ke level harga US$ 46.014,41/koin atau setara dengan Rp 661.227.072/koin (asumsi kurs Rp 14.370/US$), ethereum bertambah 1,82% ke level US$ 3.231,66/koin (Rp 46.438.954/koin), binance coin melonjak ke US$ 403,84/koin (Rp 5.803.181/koin).


Selanjutnya cardano terapresiasi 7,21% ke posisi harga US$ 1,84/koin atau setara dengan Rp 26.441/koin, ripple meroket hingga 17,7% ke US$ 1,03/koin (Rp 14.801/koin), dan dogecoin terbang 9,51% ke US$ 0,2868/koin (Rp 4.121/koin).


Inflasi AS yang tercermin pada indeks harga konsumen (IHK) per Juli naik 5,4% (tahunan), atau sedikit di atas proyeksi ekonom dalam survei Dow Jones yang memperkirakan angka 5,3%. Inflasi bulanan di level 0,5% atau sesuai ekspektasi pasar.

Meskipun data inflasi AS bertambah moderat, namun angka tersebut masih cenderung tinggi dibandingkan dengan periode tahun lalu.

Di lain sisi, Senat AS berhasil meloloskan rancangan undang-undang (RUU) paket infrastruktur senilai US$ 1 tirliun, di mana dalam paket tersebut termasuk pengenaan pajak dan pembatasan tertentu pada sektor cryptocurrency. Namun beberapa analis menilai bahwa investor tidak terlalu memperdulikan RUU tersebut.

"Pasar tidak mengharapkan bahasa dalam RUU Senat berkembang seperti melalui DPR dan menjadi undang-undang" kata Jeffery Wang, kepala Amerika di layanan crypto Amber Group, dilansir dari CoinDesk.

"Saya pikir setelah semua dikatakan dan dilakukan, kita akan memiliki aturan yang lebih cocok untuk industri kripto." tambahnya.

Pengesahan RUU infrastruktur US$ 1 triliun oleh Senat AS pada pekan ini dinilai dapat memberatkan industri cryptocurrency. Namun hal tersebut tentunya tidak membuat reli harga bitcoin berhenti begitu saja, di mana reli bitcoin sudah mencapai 60% selama beberapa pekan terakhir.

Mungkin saja hal itu karena langkah terbaru oleh anggota parlemen di negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu menggambarkan betapa sedikitnya keinginan para pejabat tinggi untuk mengekang pengeluaran yang meningkat dan telah memicu kenaikan utang pemerintah AS ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, yakni lebih dari US$ 28 triliun.

Para trader kripto mungkin saja bertaruh bahwa pengeluaran ekstra dapat memacu inflasi dan berpotensi memperkuat daya tarik bitcoin sebagai 'benteng' melawan penurunan nilai dolar.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) telah menciptakan triliunan dolar setelah pandemi virus corona (Covid-19) untuk membantu menyerap pinjaman Treasury AS tambahan.

Kepemilikan obligasi Treasury bank sentral telah meningkat sekitar US$ 3 triliun sejak awal 2020, menjadi US$ 5,3 triliun pada pekan lalu.


Jadi dapat dikatakan, investor di kripto lebih khawatir dengan inflasi yang meninggi dibandingkan dengan belum jelasnya aturan kripto di dalam RUU Infrastruktur tersebut.

Walaupun begitu, saat ini beberapa analis tetap optimistis dengan harga bitcoin ke depan, meskipun ketidakpastian peraturan di Amerika Serikat (AS) mengenai aturan pajak kripto masih membayangi sentimen laju harga kripto.

"Sektor kripto itu sendiri masih terbilang baru, di mana kripto berpijak sesuai industri teknologinya yang baru lahir, namun dengan adanya pajak kripto, hal itu dapat mengganggu pertumbuhannya," kata Lucia della Ventura, seorang peneliti di Trinity College Dublin dan manajer kepatuhan hukum di perusahaan perangkat lunak keuangan Ledgermatic, dikutip dari CoinDesk.

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment