Wednesday, September 22, 2021

Bapak Ibu yang Sabar, Harga Emas Tidak Sedang Baik-baik Saja

 FILE PHOTO: Gold bars are seen in this picture illustration taken at the Istanbul Gold Refinery in Istanbul March 12, 2013.  REUTERS/Murad Sezer/File PhotoPT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia bergerak naik pada perdagangan kemarin. Namun bukan berarti semua baik-baik saja, karena ke depan harga sang logam mulia masih mungkin 'tiarap' lagi.
Kemarin, harga emas dunia di pasar spot ditutup US$ 1.774,2/troy ons. Naik 0,59% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sepertinya kenaikan ini lebih disebabkan oleh technical rebound. Maklum, harga emas sedang menjalani tren bearish.


Dalam sepekan terakhir, harga komoditas ini anjlok 1,67% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, koreksinya adalah 1,72%.

Setelah investor puas memborong emas yang harganya sudah 'murah', rasanya godaan untuk menjualnya kembali lumayan tinggi. Ini yang membuat risiko tekanan harga emas cukup besar.

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga emas akan menguji titik support US$ 1.744/troy ons. Penembusan ke bawah titik ini akan membawa harga 'longsor' lebih dalam ke kisaran US$ 1.724-1.736/troy ons.emas

Tekanan terbesar terhadap harga emas akan datang dari hasil rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed pada 21-22 September 2021 waktu Washington DC. Pelaku pasar memperkirakan Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega tetap mempertahankan suku bunga ultra-rendah di 0-0,25%.
Namun bukan itu yang dicari oleh investor. Pasar akan mencari petunjuk yang lebih jelas mengenai pengurangan 'dosis' injeksi likuiditas (quantitative easing).

Sejak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) menghantam Negeri Paman Sam, The Fed memberi 'pelumas' ke perekonomian dengan memborong surat berharga senilai US$ 120 miliar setiap bulannya. Kini setelah ekonomi AS mulai pulih, yang ditandai dengan percepatan laju inflasi, pasar memperkirakan The Fed akan mulai serius mempertimbangan pengurangan 'guyuran' likuiditas tersebut. Inilah yang disebut dengan tapering, 'hantu' yang sedang bergentayangan di pasar.

Berdasarkan jajak pendapat yang digelar Reuters yang melibatkan 49 responden ekonom/analis di berbagai negara, 36 di antaranya memperkirakan The Fed akan mengumumkan rencana tapering pada November 2021. The Fed mungkin akan menunggu lebih banyak rilis data untuk lebih nyaman melakukan tapering.

"Jika ternyata virus corona varian delta lebih merusak dari perkiraan sebelumnya, maka pengumuman tapering akan semakin tertunda. Bisa November, Desember, atau bahkan Januari 2021," ujar Philip Marey, Senior US Strategist di Rabobank, seperti dikutip dari Reuters.

Setelah diumumkan November 2021, lebih dari 60% responden memperkirakan tapering akan benar-benar dilakukan sebulan sesudahnya. Tapering akan dimulai dengan mengurangi quantitative easing sebanyak US$ 15 miliar per bulan. Mayoritas responden memperkirakan tapering akan selesai, tuntas, tidak bersisa pada kuartal II-2022.
fed
fedSumber: Reuters
Tapering yang sepertinya sudah di depan mata tersebut membuat dolar AS semakin diminati oleh investor. Sebab nantinya pasokan dolar AS tidak lagi sederas sekarang. Seperti barang, pasokan dolar AS yang berkurang akan membuat 'harga' semakin mahal.

Kurs dolar AS dan harga emas punya hubungan berbanding terbalik. Saat greenback perkasa, maka harga emas akan merana.

Ini karena emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS. Ketika dolar AS terapresiasi, maka emas akan menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan berkurang, harga pun mengikuti.

"Pertanyaan besar di pasar adalah kapan The Fed akan mulai melakukan pengurangan pembelian aset. Semakin cepat tapering dilakukan, maka semakin besar tekanan terhadap harga emas," tegas Michael Hewson, Chief Market Analyst di CMC Markets, sebagaimana diwartakan Reuters.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment