Monday, September 27, 2021

Bitcoin cs Rebound! Harga Ethereum Meroket 10% Lebih

Ilustrasi Ethereum (Photo by Executium on Unsplash) PT Equityworld Futures Medan-Harga mata uang kripto (cryptocurrency) berkapitalisasi pasar terbesar berbalik menguat pada perdagangan Senin (27/9/2021) pagi waktu Indonesia, setelah pada pekan lalu mengalami pelemahan cukup parah akibat sentimen dari Evergrande dan tindakan keras China terhadap industri kripto.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 09:00 WIB, kedelapan kripto berkapitalisasi terbesar non-stablecoin berhasil rebound ke zona hijau pada pagi hari ini.

Bitcoin melesat 4,55% ke level harga US$ 44.215,49/koin atau setara dengan Rp 629.628.578/koin (asumsi kurs hari ini Rp 14.240/US$), ethereum meroket 10,05% ke level US$ 3.157,64/koin atau Rp 44.964.794/koin, cardano menguat 1,08% ke US$ 2,27/koin (Rp 32.325/koin).



Baca: Riset Terbaru: Emiten RI Jadi Target Akuisisi 'Raksasa' Tech
Selanjutnya binance coin bertambah 4,09% ke level US$ 356,8/koin atau Rp 5.080.832/koin, ripple melonjak 5,57% ke US$ 0,9784/koin (Rp 13.932/koin), solana terbang 9,63% ke US$ 142,62/koin (Rp 2.030.909/koin), polkadot terdongkrak 4,15% ke US$ 29,9/koin (Rp 425.776/koin), dan dogecoin terapresiasi 1,54% ke US$ 0,2087/koin (Rp 2.972/koin).

Kripto
Dalam sepekan terakhir, mayoritas kripto big cap masih mencatatkan pelemahan. Hanya cardano yang berhasil menghijau sepekan terakhir, yakni menguat 0,12%.

Sedangkan dari kripto big cap yang masih melemah, binance coin tercatat menjadi yang paling besar pelemahannya sepekan terakhir. Sedangkan pelemahan paling minor dibukukan oleh koin digital ethereum yang merosot 4,75%.

Pada pekan lalu, sentimen yang membuat kripto ikut berjatuhan adalah terkait dengan krisis keuangan Evergrande. Tak hanya di saham, kripto juga mencatatkan kinerja buruknya pada pekan lalu.

Sebelumnya pada pekan lalu, masalah keuangan Evergrande sempat membuat pasar aset berisiko berjatuhan hingga dua hari beruntun.

Namun, sentimen dari Evergrande sebenarnya sempat berkurang di pasar pada Rabu (22/9/2021) pekan lalu, di mana pemerintah berniat untuk menyelesaikan krisis likuiditas Evergrande dengan cara menyuntikan dana hingga ratusan triliun Rupiah.

Di sisi lain injeksi likuiditas bank sentral China (PBoC) sebesar US$ 18,6 miliar juga turut membantu mengangkat pasar.

Selain itu, pemerintah China yang kembali mempertegas sikap kerasnya terhadap pasar kripto pada akhir pekan lalu juga sempat membuat kripto kembali berjatuhan.

Pada Sabtu (25/9/2021), regulator China telah mengintensifkan tindakan kerasnya terhadap industri cryptocurrency dengan cara melarang segala bentuk transaksi dan penambangan kripto.

Langkah regulator China ini telah memukul bitcoin dan koin utama lainnya serta menekan saham-saham yang terkait dengan aset kripto.

Sepuluh lembaga, termasuk bank sentral, lembaga keuangan, sekuritas dan regulator valuta asing, berjanji untuk bekerja sama membasmi aktivitas cryptocurrency "ilegal". Hal ini merupakan pertama kalinya regulator yang berbasis di Beijing bergabung secara eksplisit melarang semua aktivitas terkait cryptocurrency.

Namun, tekanan regulasi bukanlah hal baru bagi pasar kripto. Beberapa Analis terus memantau tindakan keras pemerintah China, yang biasanya terjadi disaat pasar kripto sedang bergejolak.

"Ini bukan pertama kalinya pengumuman seperti itu keluar dari China, karena mereka telah memberlakukan tindakan hukuman serupa pada tahun 2013 dan kemudian lagi pada tahun 2017," kata FundStrat, perusahaan penasihat global, dilansir dari CoinDesk Sabtu (25/9/2021).

Sebelumnya pada Mei lalu, China sudah melarang lembaga keuangan dan perusahaan pembayaran untuk menyediakan layanan dan transaksi menggunakan mata uang kripto. China juga mengeluarkan larangan serupa pada tahun 2013 dan 2017 silam.

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment