Wednesday, September 29, 2021

Sampai Kapan Harga Emas Letoy? Bisa Panjang dan Lama...

FILE PHOTO: Gold bars are seen in this picture illustration taken at the Istanbul Gold Refinery in Istanbul March 12, 2013.  REUTERS/Murad Sezer/File Photo PT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia turun pada perdagangan kemarin. Sepanjang nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) masih dalam tren menguat, sepertinya emas tidak punya kesempatan untuk bangkit.
Kemarin, harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 1.733,91/troy ons. Turun 0,91% dari posisi haru sebelumnya.

Harga emas sedang menjalani tren bearish. Dalam sepekan terakhir, harga sang logam mulia anjlok 2,27% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, koreksinya mencapai 4,21%.


Harga emas sulit menguat karena tertahan apresiasi dolar AS. Pada pukul 04:34 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,37%.

Dalam sepekan terakhir, Dollar Index membukukan kenaikan 0,56% point-to-point. Selama sebulan ke belakang, indeks ini naik 1,13%.

Kurs dolar AS dan harga emas punya hubungan berbanding terbalik. Saat dolar AS perkasa, maka emas pun merana.

Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dengan dolar AS. Kala dolar AS terapresiasi, emas jadi lebih mahal buat investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas turun, harga pun mengikuti.

Penguatan mata uang Negeri Paman Sam ditopang oleh kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Pada pukul 04:37 WIB, yield surat utang pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden untuk tenor 10 tahun naik 6,2 basis poin (bps) menjadi 1,5461%.
Yield obligasi pemerintah AS bergerak naik merespons persepsi pasar terhadap arah kebijakan moneter The Federal Reserve/The Fed. Investor meyakini Ketua Jerome 'Jay' Powell dan sejawat akan mulai mengurangi nominal pembelian aset (quantitative easing) pada November 2021. Setelah quantitative easing dikurangi, kemungkinan suku bunga acuan akan mulai dinaikkan tahun depan.

"Dotplot terbaru memberi sinyal bahwa Federal Funds Rate akan naik lebih cepat dari perkiraan semula yaitu 2023. Ini membuat yield ikut terdorong ke atas dan berdampak negatif terhadap emas," kata Bart Melek, Head of Commodity Strategist di TD Securities, seperti dikutip dari Reuters.

Pasar memperkirakan tren penguatan dolar AS akan berlangsung lama. ING dalam risetnya menilai tren bullish dolar AS bakal semakin kuat mulai kuartal II-2022, saat kenaikan suku bunga acuan sepertinya sudah di depan mata.

"Laju penguatan dolar AS semakin cepat karena respons pasar terhadap rencana pengetatan kebijakan The Fed. Ini yang membuat kami berada di posisi bullish untuk dolar AS, terutama mulai kuartal II tahun depan," sebut riset ING.

Semakin kuat dolar AS, maka emas akan semakin lemah. Kalau tren penguatan dolar AS bakal panjang dan lama, maka sepanjang dan selama itulah harga emas bakal tertekan


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment