Friday, October 1, 2021

Hati-hati! Wall Street & Bursa Asia Merah Membara

A man is reflected on an electronic board showing a graph analyzing recent change of Nikkei stock index outside a brokerage in Tokyo, Japan, January 7, 2019. REUTERS/Kim Kyung-Hoon PT Equityworld Futures Medan-Bursa Asia kembali dibuka melemah pada perdagangan Jumat (1/10/2021), mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang kembali ditutup berjatuhan pada perdagangan Kamis (30/9/2021) waktu AS.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,69%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,49%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,54%.

Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional memperingati Hari Kebangsaan.


Dari Jepang, data produsen besar Jepang meningkat pada kuartal ketiga tahun 2021, menurut survei sentimen bisnis tankan Bank of Japan (BoJ) periode kuartal III-2021.

Indeks utama untuk mengukur sentimen produsen besar di Jepang naik ke angka 18 pada kuartal III-2021, dari sebelumnya pada kuartal II-2021 di angka 14.

Masih dari Jepang, data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) periode September 2021 versi Jibun Bank/Markit tercatat berkontraksi menjadi 51,5, dari sebelumnya pada Agustus lalu di angka 52,7.

Selain Jepang, Korea Selatan juga merilis data PMI manufaktur periode September hari ini. Markit melaporkan PMI manufaktur Korea Selatan mengalami ekspansi ke angka 52,4, dari sebelumnya pada Agustus lalu di angka 51,2

Data PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di atas 50 artinya ekspansi, sementara di bawahnya berarti kontraksi.

Masih dari Korea Selatan, data ekspor-impor Negeri Ginseng pada periode September 2021 telah dirilis pada pagi hari ini, di mana ekspor Negeri Ginseng pada September tercatat turun menjadi 16,7%, dari sebelumnya pada Agustus lalu di level 34,8%.

Sedangkan impor Negeri Ginseng juga mengalami penurunan menjadi 31% pada September, dari sebelumnya pada Agustus lalu di level 44%.

Sebagian besar pasar di Asia merespons negatif dari pergerakan bursa saham AS, Wall Street yang kembali ditutup berjatuhan pada perdagangan Kamis waktu AS atau dini hari tadi waktu Indonesia.

Pergerakan tersebut sekaligus menegaskan September menjadi bulan yang tidak bersahabat bagi Wall Street.

Indeks Dow Jones kemarin ambrol 1,59% ke 33.843,92, S&P 500 minus 1,19% ke 4.307,54, sementara Nasdaq melemah 0,4% ke 14.448,58.

Sepanjang September indeks S&P 5000 ambrol 4,76%, menjadi kinerja terburuk sejak Maret 2020, Dow Jones merosot 2,74%, dan Nasdaq jeblok 5,31%.

"September memperkuat reputasinya dan menekan tingkat pengembalian saham, tetapi tahun ini tidak terlalu buruk," tulis analis Yardeni Research Ed Yardeni dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

"Ada kecemasan tingginya gaji, harga energi, dan biaya transportasi akan membebani laba perusahaan di sisa tahun ini hingga ke 2022. Ini menjadi sesuatu yang layak kita cermati. Tetapi sejauh ini para analis masih optimistis" tambahnya.

Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (Treasury) tenor 10 tahun yang sempat melonjak ke level 1,56% kini telah berangsur melandai dan kembali 1,4925% pada Kamis kemarin. Kenaikan imbal hasil obligasi acuan ini memicu tekanan di pasar saham, khususnya terhadap saham teknologi.

Namun, meski yield Treasury sudah ke bawah 1,5% lagi, nyatanya aksi jual masih tetap menerpa Wall Street.

Hal ini karena pasar merespons negatif dari data klaim awal tunjangan pengangguran pada pekan lalu yang berada di angka 362.000 atau lebih buruk dari ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang semula memperkirakan angka 335.000.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment