Wednesday, November 17, 2021

Mayday! Bitcoin Ambles di Bawah US$ 60.000, Jauh dari Rp 1 M

Akhir Tahun Ini, Harga Bitcoin Diprediksi Sentuh Level Tertinggi Sepanjang  Masa, Tertarik Koleksi? - Tribunnews.com Mobile 

 PT Equityworld Futures Medan- Harga mata uang kripto (cryptocurrency) berkapitalisasi pasar di atas US$ 30 miliar kembali terkoreksi pada Rabu (17/11/2021) pagi waktu Indonesia, karena investor merespons negatif dari RUU infrastruktur AS yang berisikan persyaratan pelaporan pajak kripto kontroversial.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:15 WIB, kesepuluh kripto berkapitalisasi pasar di atas US$ 30 miliar diperdagangkan di zona merah pada pagi hari ini, termasuk kripto jenis stablecoin.

Bitcoin kembali ke bawah level psikologis US$ 60.000 pada pagi hari ini, di mana koin digital (token) berkapitalisasi pasar lebih dari US$ 1 triliun tersebut ambles 4,43% ke level harga US$ 59.472,81/koin atau setara dengan Rp 847.487.543/koin (asumsi kurs hari ini Rp 14.250/US$).

Sedangkan ethereum tergelincir 5,92% ke level US$ 4.144,95/koin atau Rp 59.065.538/koin pada pagi hari ini.

Adapun token yang mengalami koreksi lebih dari 6% pada pagi hari ini yakni binance coin yang ambles 6,82% ke US$ 582,22/koin (Rp 8.296.635/koin), solana ambruk 6,45% ke US$ 217,02/koin (Rp 3.092.535/koin), dan polkadot anjlok 6,77% ke US$ 40,12/koin (Rp 571.710/koin), dan dogecoin ambrol 6,6% ke US$ 0,2353/koin (Rp 3.353/koin).

Berikut pergerakan 10 kripto dengan kapitalisasi pasar di atas US$ 30 miliar pada hari ini.

Kripto
Cryptocurrency berkapitalisasi pasar di atas US$ 30 miliar kembali terkoreksi, karena beberapa trader bereaksi terhadap penandatanganan rancangan undang-undang (RUU) infrastruktur bipartisan Amerika Serikat (AS) yang berisi persyaratan pelaporan pajak kripto yang kontroversial.

RUU itu akan mengharuskan semua broker kripto untuk melaporkan transaksinya di bawah kode pajak saat ini.

Pendukung industri kripto khawatir bahwa definisi dari RUU tersebut akan terlalu luas dan melibatkan entitas seperti penambang dan pihak lain yang tidak benar-benar memfasilitasi transaksi.

"Kami telah melihat RUU infrastruktur AS ditandatangani, yang telah memulai aksi jual dari para trader yang peduli dengan regulasi dan perpajakan," kata Hayden Hughes, CEO platform strategi crypto Alpha Impact, dalam newsletter­-nya, dikutip dari CoinDesk.


Sentimen negatif di pasar kripto juga datang dari China, di mana Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) China, mengatakan selama konferensi pers pada Selasa kemarin bahwa

Awal tahun ini, China menindak keras penambangan bitcoin yang menyebabkan eksodus besar-besaran para penambang. Penambangan adalah proses intensif energi yang menghasilkan koin baru dan menyimpan log semua transaksi token digital yang ada.

Hal ini karena Beijing prihatin dengan jumlah energi yang digunakan oleh pertambangan kripto.

"Pertambangan menyebabkan konsumsi energi dan emisi karbon yang besar. Itu tidak memiliki dampak aktif untuk memimpin pengembangan industri atau kemajuan ilmiah," kata Meng Wei, juru bicara NDRC, dilansir dari CNBC International.

Presiden China, Xi Jinping mengatakan tahun lalu bahwa China bertujuan untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060.

NDRC mengatakan akan fokus pada perusahaan milik negara yang terlibat dalam penambangan cryptocurrency. Ia juga mengatakan sedang mempertimbangkan untuk mengenakan "harga listrik hukuman" terhadap mereka yang berpartisipasi dalam kegiatan penambangan cryptocurrency, tetapi membayar harga listrik perumahan.

Di lain sisi, The Bitcoin Fear & Greed Index, indeks yang mengukur perilaku investor di bitcoin mulai turun dari level tertingginya sejak September lalu. Hal ini menunjukkan bahwa optimisme ekstrem di kalangan pelaku pasar mulai memudar.

"Setelah jatuhnya bitcoin hari ini, indeks tersebut kemungkinan akan mengalami penurunan substansial, tetapi ini biasa terjadi di pasar dengan tren bullish dan tidak berarti bahwa kenaikan sudah berakhir untuk saat ini," tulis Arcane Research dalam risetnya, dilansir dari CoinDesk.

Bitcoin Fear & Greed IndexFoto: Arcane Research & CoinDesk
Kejatuhan bitcoin juga memicu volatilitas intraday yang lebih tinggi. Hal ini dapat berarti pembeli dan penjual tidak yakin tentang arah harga bitcoin di masa depan. Bitcoin telah diperdagangkan di kisaran level US$ 57.000 dan US$ 69.000 selama sepekan terakhir.

Di lain sisi, perusahaan investasi VanEck mulai memperdagangkan exchange trade fund (ETF) bitcoin di bursa berjangka CBOE yang berbasis di Chicago pada Selasa (16/11/2021) kemarin, setelah ditunda selama berminggu-minggu.

VanEck ETF telah menarik sebagian kecil dari volume perdagangan yang disaksikan ketika ProShares Bitcoin Strategy ETF resmi diperdagangkan pada 19 Oktober.

Sebagai perbandingan, ETF ProShares mencapai volume perdagangan sekitar US$ 1 miliar pada akhir perdagangan hari pertama diperdagangkan, yakni pada 19 Oktober lalu


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment