Wednesday, December 15, 2021

Bursa Asia Masih Lesu, tapi Nikkei Mulai Semangat

 Bursa Asia cenderung melemah 

PT Equityworld Futures Medan-Mayoritas bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan Rabu (15/12/2021), di tengah masih terkoreksinya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Selasa (14/12/2021) waktu setempat dan setelah adanya kabar bahwa varian Omicron menyebar lebih cepat dari varian virus corona (Covid-19) sebelumnya.
Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka turun tipis 0,07%, Shanghai Composite China melemah 0,21%, Straits Times Singapura turun 0,17%, dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,33%.

Sedangkan untuk indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,12% pada perdagangan hari ini.

Dari China, beberapa data ekonomi akan dirilis pada hari ini, diantaranya yakni data penjualan ritel periode November 2021 dan data produksi industrial periode November 2021.

Di lain sisi, perusahaan bioteknologi BeiGene akan memulai debut-nya di indeks Shanghai dengan papan layaknya Nasdaq versi China. Sebelumnya, BeiGene sudah terdaftar di bursa saham Hong Kong dan bursa saham AS, yakni di indeks Nasdaq.


Sementara itu dari perkembangan virus corona (Covid-19) varian Omicron, Pfizer mengumumkan bahwa obatnya untuk perawatan pasien Covid-19 terbukti efektif dalam analisis akhir, termasuk terhadap varian Omicron baru.

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) kembali memperingatkan pada Selasa kemarin bahwa varian Omicron tampaknya menyebar lebih cepat dari varian Covid-19 sebelumnya.

Bursa saham Asia yang masih terkoreksi pada hari ini terjadi di tengah kembali terkoreksinya bursa saham Negeri Paman Sam, Wall Street pada perdagangan Selasa kemarin waktu AS, karena panasnya kembali inflasi AS dari sektor produsen (producer price index/PPI) pada November lalu.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup turun 0,17% ke level 35.589,328, S&P 500 melemah 0,67% ke posisi 4.637,91, dan Nasdaq Composite kembali ambles 1,06% menjadi 15.249,21.

Saham teknologi menjadi pemberat utama Wall Street pada Selasa kemarin. Saham Microsoft ambles 3,2%, sedangkan saham perangkat lunak Adobe ambruk 6,6%. Saham Netflix, Apple dan Amazon semuanya mengakhiri sesi di teritori negatif juga.

Koreksinya kembali Wall Street pada perdagangan kemarin disebabkan oleh rilis data inflasi AS dari sektor produsen (producer price index/PPI) periode November 2021 yang kembali melonjak 9,6% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Adapun PPI AS pada bulan lalu lebih besar dari perkiraan ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan kenaikan 9,2%.

Sementara secara basis bulanan (month-on-month/mom), PPI Negeri Paman Sam pada bulan lalunaik 0,8%, juga di atas ekspektasi pasar di angka 0,5%.

Pembacaan inflasi dari sektor produsen yang juga memanas terjadi jelang rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) selama dua hari yang dimulai pada Selasa kemarin.

Pada Rabu (15/12/2021) siang waktu AS atau Kamis (16/12/2021) dini hari waktu Indonesia, The Fed akan merilis risalah dari rapat tersebut, dengan proyeksi triwulanan untuk ekonomi AS, inflasi dan suku bunga. Ketua The Fed, Jerome Powell juga akan mengadakan konferensi pers.

Investor akan mengamati dengan cermat komentar dari The Fed, di mana bank sentral paling powerful di dunia tersebut berencana untuk mempercepat program pengurangan pembelian asetnya (quantitative easing/QE) atau tapering.

Proses tapering sudah mulai dilakukan oleh The Fed pada akhir November lalu. Artinya, hingga QE menjadi nol, diperlukan waktu selama 8 bulan atau perkiraannya akan berakhir pada Juni 2022. Namun, The Fed berpotensi mempercepat tapering, sehingga QE akan menjadi nol dalam waktu 4 sampai 5 bulan saja


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment