Thursday, December 30, 2021

Era Baru Bursa RI, Saham Teknologi jadi Incaran Investor

Perusahaan Perikanan Era Mandiri (IKAN) IPO Siap 'Nyebur' di Bursa Saham -  Market Bisnis.com 

 PT Equityworld Futures Medan-Sepanjang tahun 2021, jumlah perusahaan yang melantai di pasar modal domestik cukup bergairah. Momentum kebangkitan ekonomi pasca pandemi jadi momentum perusahaan-perusahaan besar membidik dana jumbo melalui pasar modal.
Tak mengherankan, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) nilai penawaran umum saham sudah mencapai Rp 62,61 triliun sampai dengan 20 Desember 2021 yang terdiri dari 54 perusahaan.

Salah satu IPO yang cukup menyedot perhatian pelaku pasar adalah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) pada Agustus tahun ini.


Bukalapak menjadi perusahaan e-commerce unicorn asal Indonesia pertama yang melantai perdana di BEI dengan menawarkan sebanyak 25% saham ke publik dengan harga Rp 850 per saham. Dari IPO ini, perusahaan yang didirikan Ahmad Zaky ini meraih dana segar sebesar Rp 21,90 triliun dan sejauh ini menjadi rekor untuk perolehan dana IPO erbesar di pasar modal domestik.

Eks Direktur Utama Bukalapak, Rachmat Kaimudin menjelaskan, IPO ini juga menjadi tonggak sejarah bagi perseroan. Sejak awal, Bukalapak punya visi untuk lebih mengembangkan agar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) naik kelas.



Fokus perseroan, setelah IPO adalah mengembangkan ekosistem Bukalapak, baik di marketplace maupun dengan mitra Bukalapak. Rachmat juga menjelaskan, saat ini nilai transaksi e-commerce Indonesia masih didominasi di lima kota besar di Indonesia. Oleh sebab itu, Bukalapak juga mengembangkan mitra Bukalapak dengan melakukan digitalisasi warung yang ternyata punya potensi pertumbuhan yang cukup besar.

"Kita akan terus melanjutkan strategis bisnis, mengembankan ekosistem Bukalapak dan mitra, menambah produk, layanan mitra dan fitur agar UMKM bisa lebih banyak lagi punya akses modal yang lebih baik, bisnis proses, berbelanja lebih baik lagi," kata Rachmat.

Dari IPO ini, perseroan menggunakan dana sekitar 66% akan digunakan untuk modal kerja, sekitar 15% akan dialokasikan untuk entitas anak perseroan, PT Buka Mitra Indonesia, 15% untuk PT Buka Usaha Indonesia, dan 15% untuk Buka Investasi Bersama. Lalu 1% untuk PT Buka Pengadaan Indonesia, 1% untuk Bukalapak Pte Ltd dan 1% untuk PT Five Jack Indonesia.


Melantainya Mitratel di Bursa RI

Selanjutnya, IPO anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel juga menjadi perhatian pasar sekaligus mengakhiri 'puasa' IPO BUMN dengan emisi jumbo sejak tahun 2013 lalu.

Mitratel telah menetapkan harga penawaran umum perdana saham di harga Rp 800 per saham. Perseroan berencana melepas sebanyak 18,91 miliar saham atau setara dengan 22,64%dari modal disetor. Dengan demikian, dari IPO ini, perseroan meraih dana segar senilai Rp 18,79 triliun.

Direktur Utama Telkom Ririek Ardiansyah mengungkapkan, pelepasan saham MTEL berpotensi mendongkrak valuasi induk usaha. Selain itu, valuasi Mitratel diperkirakan bakal meningkat secara signifikan pasca-go public.

"Itu yang kami harapkan dan jadi motif utama kami untuk meng-IPO-kan Mitratel," ujarnya, dalam rapat dengar pendapat beberapa waktu lalu di Komisi VI DPR.

Lebih jauh Ririek menambahkan, Mitratel mengantongi kontrakbacklogsewa menara telekomunikasi sekitarRp 30,7 triliun hingga 2030. Nilai kontrak ini menjadi modal kinerja perseroan menujugo public.

Beberapa nama perusahaan lain yang melantai di pasar modal tahun ini juga memperoleh dana IPO jumbo antara lain, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) yang memperoleh dana IPO sebesar Rp 3,67 triliun.

Selanjutnya, produsen cat merek Avian, PT Avia Avian Tbk (AVIA) juga memperoleh dana IPO sebesar Rp 5,77 triliun dengan melepas sebanyak 6,20 miliar saham di harga Rp 930 per saham. Tak hanya itu, perusahaan agribisnis PT FAP Agri Tbk (FAPA) juga memperoleh dana IPO sebesar Rp 1 triliun dengan melepas 544,41 juta saham di harga Rp 1.840 per saham.

Tren ramainya IPO jumbo, terutama perusahaan teknologi di tahun depan diperkirakan masih akan semarak. Perusahaan yang dikabarkan sedang dalam proses IPO adalah GoTo dan Traveloka di 2022 mendatang.
Terkait permohonan IPO dari GoTo dan Traveloka, BEI menyatakan belum dapat menjawab ataupun menyampaikan secara spesifik nama Perusahaan yang akan melakukan IPO sampai dengan perusahaan mendapatkan ijin publikasi dari OJK. Kedua perusahaan ini santer dikabarkan akan melangsungkan IPO pada tahun depan.

"Pada prinsipnya kami menyambut baik perusahaan yang akan melakukan fund raising di pasar modal yang berasal dari berbagai sektor maupun size perusahaan. Kami berkomitmen untuk menjadikan BEI sebagai house of growth bagi seluruh karakteristik perusahaan-perusahaan potensial di Indonesia," imbuhnya.


Nyoman optimistis, aktivitas pencatatan saham di bursa akan lebih baik di 2022. Hal ini ditopang oleh pertumbuhan ekonomi di tahun depan yang diperkirakan akan mencapai 4,7 - 5,5% atau meningkat dibandingkan tahun 2021 sebesar 3,2 - 4,0%.

Selanjutnya, keberlanjutan perbaikan ekonomi domestik dan global serta indikator-indikator di pasar modal Indonesia yang relatif baik, telah menimbulkan antusiasme bagi para pelaku pasar modal.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment