Friday, December 24, 2021

Wall Street Cerah, Bursa Asia Bergairah

Wall Street: S&P 500 Menembus Rekor Tertinggi Karena Kekhawatiran Omicron  Surut 

 PT Equityworld Futures Medan-Mayoritas bursa Asia kembali dibuka menghijau pada perdagangan Jumat (24/12/2021), menyusul kembali positifnya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis kemarin waktu setempat jelang libur Natal tahun 2021
Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,13%, Hang Seng Hong Kong melesat 0,7%, Shanghai Composite China naik tipis 0,03%, Straits Times Singapura bertambah 0,13%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,4%.

Dari Jepang, bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) melaporkan inflasi inti dari sektor konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) periode November 2021 naik menjadi 0,5% secara tahunan (year-on-year/YoY), dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2020 sebesar 0,1%.



Kenaikan IHK inti Jepang pada bulan lalu menjadi kenaikan yang tercepat dalam kurun dua tahun terakhir, didorong oleh kenaikan harga komoditas global yang semakin meluas.


Meskipun inflasi cenderung meninggi, tetapi BOJ tetap tidak akan menarik stimulus moneternya dalam waktu dekat. Hal ini karena inflasi di Negeri Matahari Terbit masih jauh dari target yang ditentukan oleh BoJ, yakni di angka 2%.

IHK inti Jepang yang masih berada di kisaran nol persen terjadi karena sebagian besar perusahaan tetap berhati-hati dalam membebankan biaya kepada konsumen, di tengah kekhawatiran bahwa rumah tangga masih cenderung menahan belanjanya.

Pada pekan lalu, BoJ mempertahankan kebijakan suku bunga acuannya yang masih longgar. Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda juga menekankan kesiapannya untuk mempertahankan suku bunga rendah, bahkan ketika bank sentral di negara maju lainnya mulai bersikap hawkish.


Baca: Masalah Suku Bunga, Bank Sentral Jepang Ketinggalan Jauh

Jepang cenderung tertinggal dari negara-negara maju lainnya dalam hal pemulihan ekonomi dari pandemi virus corona (Covid-19) tahun lalu yang menghantam ekonomi, dengan produk domestik brutonya (PDB) sempat menyusut 3,6% pada Juli-September lalu. Hal ini karena pengeluaran konsumen dan output yang lemah akibat terjadinya lonjakan infeksi Covid-19 dan masalah rantai pasokan global.

Di lain sisi, pasar saham Asia juga cenderung mengikuti pergerakan bursa AS, Wall Street yang kembali ditutup cerah pada perdagangan Kamis kemarin waktu AS, di mana indeks S&P 500 kembali mencetak rekor terbarunya pada kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,55% ke level 35.950,559, S&P 500 terapresiasi 0,62% ke posisi 4.725,80, dan Nasdaq Composite melesat 0,85% menjadi 15.653,37.

Reli terjadi setelah studi dari Afrika Selatan (Afsel), Inggris, dan Skotlandia menunjukkan bahwa penderita Omicron memiliki peluang terkecil dibanding varian lain dalam memicu pemburukan keadaan yang mamaksa penderita harus dirujuk ke rumah sakit.

Di Afsel, penderita Omicron memiliki peluang 80% bergejala ringan sehingga tidak harus 'mondok' ke rumah sakit. Sementarara di Inggris, peneliti di Universitas Edinburg menunjukkan bahwa pasien rawat inap akibat Omicron ternyata 68% lebih rendah dari kasus varian Delta.

Investor juga masih merespons positif dari penyetujuan obat Covid-19 buatan Pfizer oleh Balai Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) AS.

Rabu lalu, FDA telah menyetujui peredaran obat Covid-19 besutan Pfizer. Studi menunjukkan bahwa obat berbentuk pil tersebut memiliki efektivitas hingga 89% untuk meringankan gejala Covid sehingga penderita tak perlu 'mondok' di rumah sakit. Lalu pada Kamis kemarin, izin serupa diterbitkan bagi Merck.

Saham yang diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi memimpin di pembukaan seperti Hiltn Worldwide yang melesat hingga 9,8% sepekan ini. Saham perbankan dan teknologi juga menguat seperti Microsoft dan Nvidia.

Pembalikan ke atas (rebound) tersebut membawa indeks Wall Street mencetak reli minggu ini dan membentuk pola Santa Rally, karena perdagangan hari ini di AS diliburkan jelang libur Natal.

"Sekali pasar berbalik menguat, mereka yang memborong saham di kala koreksi [dip buyers] tak akan mau melewatkan kesempatan ketika Santa Rally terjadi," tutur Jim Paulsen, Kepala Perencana Investasi Leuthold Group, seperti dikutip CNBC International.

Dari data ekonomi AS, belanja konsumsi personal (personal consumption expenditures/PCE) per November diumumkan menguat 0,6% secara bulanan (month-on-month/MoM), sementara secara tahunan (YoY) tumbuh 4,7% atau sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pasar di level 4,5%.

Klaim tunjangan pengangguran per pekan lalu berada di angka 205.000 atau sesuai dengan ekspektasi. Sementara itu, penjualan barang tahan lama per November naik 2,5%, atau lebih tinggi dari estimasi Dow Jones yang memperkirakan angka 1,5%.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment