Wednesday, February 2, 2022

Bursa Asia Cenderung Sepi, tapi Nikkei-ASX 200 Melesat

pasar saham asia PT Equityworld Futures Medan-Sebagian besar bursa Asia-Pasifik belum dibuka pada hari ini karena masih adanya libur Tahun Baru China atau Imlek. Tetapi, beberapa indeks saham Asia-Pasifik tetap dibuka seperti Nikkei Jepang, ASX 200 Australia, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pasar saham Jepang dan Australia dibuka cerah bergairah pada hari ini, di mana Nikkei dibuka melesat 0,79% dan ASX 200 dibuka melonjak 0,99%.

Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong, Shanghai Composite China, Straits Times Singapura, dan KOSPI Korea Selatan masih ditutup karena sedang libur panjang Imlek.


Di tengah masih liburnya sebagian besar bursa Asia-Pasifik pada hari ini, pada perdagangan Selasa kemarin waktu Amerika Serikat (AS), bursa saham AS atau Wall Street kembali ditutup cerah, setelah sempat berfluktuasi pada perdagangan intraday kemarin.


Indeks Dow Jones ditutup melesat 0,78% ke level 35.405,238, S&P 500 menguat 0,68% ke 4.546,32, dan Nasdaq terapresiasi 0,75% ke posisi 14.346.

Sebelum ditutup cerah, ketiga indeks utama di Wall Street sempat berfluktuasi karena investor menimbang perilisan kinerja keuangan perusahaan di AS yang kuat baru-baru ini, di tengah ketakpastian lanjutan atas dampak suku bunga yang lebih tinggi.

"Setelah sangat terganggu di bulan Januari, investor dan trader akhirnya memfokuskan kembali pada musim pendapatan," kata Jeff Kilburg, kepala investasi Sanctuary Wealth, dilansir CNBC Internasional.

Sebelumnya, Wall Street tercatat membukukan kerugian tajam pada Januari yang ditandai oleh perubahan harga yang brutal. Saham blue-chip Dow turun 3,3%, dengan S&P 500 dan Nasdaq mengalami penurunan bulanan terburuk sejak Maret 2020, masing-masing turun 5,3% dan 8,98%. Itu juga merupakan penurunan Januari terbesar bagi S&P 500 sejak 2009.

Aksi jual Januari terjadi ketika bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengisyaratkan kesiapannya untuk memperketat kebijakan moneter, termasuk menaikkan suku bunga beberapa kali tahun ini dalam upaya untuk menjinakkan inflasi yang melonjak ke level tertinggi dalam hampir empat dekade.

Investor pun berbondong-bondong keluar dari saham teknologi yang berorientasi pada pertumbuhan, di mana saham sektor ini sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga acuan.

Investor dan para trader juga masih menunggu rilis pendapatan dari perusahaan-perusahaan teknologi besar di AS, seperti saham Alphabet (Google) yang dijadwalkan untuk merilis kinerja keuangan kuartal IV-2021 pada penutupan perdagangan hari ini dan Amazon serta Meta akan merilis kinerja keuangannya pada akhir pekan ini.

Sejauh ini perusahaan membukukan laporan pendapatan dan laba cukup solid, dengan 78,5% dari perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan berhasil mengalahkan ekspektasi bottom-line, menurut FactSet.

Dari data ekonomi, aktivitas manufaktur AS terpantau melambat pada bulan lalu. Laporan Institute for Supply Management (ISM) mengungkapkan bahwa PMI manufaktur Negeri Paman Sam turun menjadi 57,6, dari sebelumnya pada Desember 2021 di angka 58,8.

Sekadar informasi, PMI dicatat dengan skala 50 poin di mana angka di atas 50 menunjukkan aktivitas berkembang dan di bawah menunjukkan kontraksi.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa melonjaknya kembali virus corona (Covid-19) akibat penyebaran varian Omicron dan hambatan rantai pasokan menjadi pemberat aktivitas manufaktur Negeri Paman Sam pada bulan lalu.

Sebuah laporan terpisah dari Departemen Tenaga Kerja mengatakan perekrutan dan jumlah pengunduran diri pekerja melambat pada Desember dari bulan sebelumnya


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment