Friday, March 25, 2022

Bursa Asia Dibuka Mixed, Tapi Hang Seng-Shanghai Memerah

 A man walks in front of an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, June 17, 2020. Major Asian stock markets declined Wednesday after Wall Street gained on hopes for a global economic recovery and Japan's exports sank. (AP Photo/Eugene Hoshiko)PT Equityworld Futures Medan- Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung beragam pada perdagangan Jumat (25/3/2022), di tengah menghijaunya kembali bursa saham Amerika Serikat (AS) dan melemahnya harga minyak mentah.
Indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,68%, KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,41%, Straits Times Singapura bertambah 0,51%, dan ASX 200 Australia naik 0,33%.

Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melemah 0,79% dan Shanghai Composite China turun tipis 0,08%.


Bursa Asia-Pasifik yang cenderung beragam terjadi di tengah positifnya kembali bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Kamis kemarin waktu setempat.

Indeks Dow Jones ditutup melesat 1,02% ke level 34.707,94, S&P 500 melonjak 1,43% ke 4.520,16, dan Nasdaq melompat 1,93% ke posisi 14.191,84.

Investor di AS memanfaatkan momentum 'saham murah' untuk memburunya pada perdagangan kemarin, sehingga hal ini menjadi salah satu pendorong positifnya kembali Wall Street.

Selain itu, investor juga cenderung merespons positif dari terkoreksinya harga minyak mentah dunia pada perdagangan Kamis kemarin waktu setempat hingga pagi hari ini waktu Asia, karena mereka menilai bahwa harga minyak yang terlalu tinggi dapat membawa inflasi global makin tak terkendali.

Pada hari ini pukul 07:14 WIB, harga minyak jenis Brent berada di US$ 118,65/barel. Berkurang 0,32% dari hari sebelumnya. Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) melemah 0,52% ke level US$ 111,76/barel.

Pada perdagangan kemarin, harga minyak Brent dan light sweet (WTI) ambles masing-masing 2,11% dan 2,25%.

Di lain sisi, sentimen pasar yang cenderung membaik dan data ketenagakerjaan AS yang positif juga membantu kenaikan Wall Street kemarin.

Dari data ketenagakerjaan AS, penurunan klaim pengangguran ke level terendah dalam beberapa dekade memberi beberapa investor kepercayaan bahwa ekonomi AS dapat terus tumbuh melalui tantangan seperti perang Rusia-Ukraina dan suku bunga yang lebih tinggi.

Departemen Tenaga Kerja melaporkan klaim pengangguran pada pekan yang berakhir 19 Maret mencapai 187.000, merupakan terendah sejak 1969.

"Ada begitu banyak volatilitas selama seminggu terakhir ini, tetapi kami melihat kombinasi dari beberapa berita ekonomi yang baik, beberapa orang masuk dan mengambil kesempatan. Itu sebabnya kami melihat sedikit pantulan di sini," kata Victoria Fernandez, kepala strategi pasar di Crossmark Global Investments.

Investor juga terus memantau perkembangan konflik Rusia-Ukraina dan mempertimbangkan kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) di tengah inflasi yang persisten.

Pekan lalu, The Fed menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2018. Ketua The Fed, Jerome Powell pada Senin awal pekan ini pun berjanji untuk "all out" melawan inflasi dan membuka pintu untuk kenaikan suku bunga 50 basis poin (bp) yang artinya lebih agresif.

Di sisi lain, para pemimpin NATO bertemu di Brussel Kamis untuk membahas peningkatan tekanan pada Rusia, karena Ukraina tampaknya akan merebut kembali wilayah perang.

"Sementara pasar saham berusaha untuk pulih dari koreksinya, pasar pada dasarnya lebih berisiko dan lebih tidak pasti daripada sebelum perang Rusia-Ukraina," kata Richard Saperstein, kepala investasi di Treasury Partners.




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment