Thursday, March 17, 2022

The Fed Naikkan Suku Bunga, Semua Mata Kini Tertuju ke BI

Federal Reserve Chair Jerome Powell removes his glasses as he listens to a question during a news conference after the Federal Open Market Committee meeting, Wednesday, Dec. 11, 2019, in Washington. The Federal Reserve is leaving its benchmark interest rate alone and signaling that it expects to keep low rates unchanged through next year. (AP Photo/Jacquelyn Martin) PT Equityworld Futures Medan- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendekati level psikologis 7.000, setelah rebound pada perdagangan Rabu (16/3/2022). Sejurus dengan itu, indeks saham acuan nasional tersebut juga kembali menyentuh level tertinggi anyar kemarin.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditutup melesat 1,07% ke level 6.992,395, tertinggi sepanjang masa. Asal tahu saja, sepanjang tahun ini, IHSG beberapa kali sukses memecahkan rekor tertinggi baru.



Dengan penguatan ini, hanya tinggal sedikit lagi, IHSG dapat menembus level psikologis 7.000. Yakni sebesar 7,6 poin,


Nilai perdagangan tercatat mencapai Rp 15 triliunan dengan melibatkan 22 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Investor asing masih mencetak pembelian bersih (net buy) hingga mencapai Rp 1,99 triliun di seluruh pasar.



Sementara, mengutip data Refinitiv, rupiah juga bernasib baik melawan dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang ibu pertiwi langsung melesat 0,28% ke Rp 14.285/US$ saat pembukaan perdagangan, sebelum terus terpangkas hingga tersisa 0,03% saja.

Di penutupan perdagangan, rupiah berada di Rp 14.310/US$. Mata uang garuda menguat 0,1%.

Harga minyak mentah yang terus merosot membuat sentimen pelaku pasar membaik. Sebab, penurunan tersebut akan mengurangi tekanan inflasi yang sudah sangat tinggi di negara Barat.

Inflasi yang terus menanjak dikhawatirkan akan mengakselerasi inflasi. Sehingga menekan pertumbuhan ekonomi bahkan hingga terjadinya stagflasi.

Harga minyak mentah baik jenis West Texas Intermediate (WTI) dan Brent kini sudah di bawah US$ 100/barel. Brent pada 7 Maret lalu nyaris mencapai US$ 140/barel.

Sementara itu perhatian pelaku pasar sepanjang Rabu kemarin tertuju pada bank sentral AS (The Fed) yang mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (17/3/2022) dini hari waktu Indonesia. Dalam pengumuman kebijakan moneter kali ini The Fed juga akan memberikan proyeksi terbaru mengenai inflasi hingga pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, bank sentral paling powerful di dunia ini juga akan merilis dot plot yang akan menjadi perhatian utama pelaku pasar. Dot plot bisa memberikan gambaran seberapa agresif The Fed akan menaikkan suku bunga di tahun ini dan dua tahun ke depan.

"Kenaikan 25 basis poin sudah pasti. Yang penting saat ini adalah apa yang terjadi setelahnya. Banyak yang bisa terjadi dari saat ini hingga akhir tahun nanti. Ketidakpastian sangat tinggi," kata Simona Mocuta, Kepala Ekonomi di State Street Global Advisor, sebagaimana diwartakan CNBC International.

Indeks saham utama AS alias Wall Street kompak ditutup naik pada Rabu waktu setempat. Ini setelah bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga dan menyusun rencana agresif untuk kenaikan lebih lanjut guna memerangi inflasi.
Menurut data Refinitiv, Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 518,76 poin atau 1,55%, ke posisi 34.063,10. Padahal awalnya memerah beberapa saat usai rilis pernyataan Fed.

Sementara, indeks S&P 500 melesat 2,24% ke posisi 4.357,86. Indeks yang sarat saham teknologi Nasdaq Composite melejit 3,77% menjadi 13.436,55.


Pada pukul 01.00 WIB Kamis dini hari tadi, hasil rapat FOMC The Fed mengumumkan kenaikan seperempat poin persentase atau 25 bps untuk suku bunga the fed (federals fund rate), mengangkat suku bunga acuan itu dari sebelumnya di level mendekati nol. Ini adalah kenaikan pertama sejak 2018.

Jerome Powell cs juga mengatakan pihaknya mengharapkan untuk mulai melepas kepemilikan besar-besaran obligasi pemerintah dan efek beragun aset KPR (mortgage backed securities/MBS) pada pertemuan mendatang.

"The Fed tidak mengguncang perahu. Mereka menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan, mereka menurunkan perkiraan PDB tahun ini, dan meningkatkan ekspektasi inflasi tetapi tidak ada yang mengejutkan," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar untuk LPL Financial di North Carolina, kepada Reuters.

Setelah The Fed mengumumkan keputusan kenaikan suku bunganya, imbal hasil Treasury AS 10-tahun acuan menyentuh 2,246%. Ini tertinggi sejak Mei 2019, sebelum turun ke 2,192%.

Sementara, saham-saham bank naik karena optimis bottom line atas laba mereka akan mendapat dorongan dari suku bunga yang lebih tinggi. Saham JPMorgan, misalnya naik 4,4%, sedangkan Bank of America melesat 3,1%.

Seiring dengan kenaikan suku bunga, The Fed juga memperkirakan adanya kenaikan suku bunga sebanyak 6 kali pada tahun ini. The Fed juga mengharapkan tiga kenaikan lagi pada tahun 2023.

Dengan proyeksi kenaikan tersebut, sebagian besar pejabat The Fed memperkirakan suku bunga fed-funds akan naik setidaknya menjadi 1,875% pada akhir 2021 dan menjadi sekitar 2,75% pada akhir 2023.

Selain soal kabar bahwa Ukraina dan Rusia kian intens bernegosiasi untuk mencapai perdamaian tentatif, pada hari ini, investor akan mencerna hasil dari keputusan suku bunga The Fed sebagaimana yang telah disinggung di halaman sebelumnya.
Pada Kamis dini hari, pukul 01.00 WIB, The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 25 bps, yang merupakan kenaikan pertama sejak 2018. Dengan ini, hal tersebut akan membuat suku bunga sekarang ke kisaran 0,25%-0,5%.

Dalam rapat FOMC, kenaikan suku bunga disetujui dengan hanya satu perbedaan pendapat. Presiden The Fed St Louis, James Bullard, menginginkan kenaikan sebesar 50 basis poin.




Secara median, anggota rapat FOMC mengharapkan suku bunga The Fed naik menjadi 1,9% pada akhir tahun, atau kira-kira tujuh kali kenaikan total pada tahun 2022.

Kenaikan suku bunga secara agresif oleh The Fed tersebut juga sudah diantisipasi oleh para para pelaku pasar.

Sebelumnya, menjelang pertemuan FOMC minggu ini, pasar telah memperkirakan bakal ada sekitar tujuh kenaikan suku bunga 0,25% tahun ini, menurut data CME Group.

Ketua The Fed Jerome Powell pada konferensi pers pasca-rapat mengisyaratkan bahwa pengurangan neraca The Fed bisa dimulai pada Mei, dan mengatakan prosesnya bisa setara dengan kenaikan suku bunga lain tahun ini.

"Kami memperhatikan risiko tekanan kenaikan lebih lanjut pada inflasi dan ekspektasi inflasi," kata Powell pada konferensi pers, dikutip CNBC International.

"[The Fed] bertekad untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memulihkan stabilitas harga. Ekonomi AS sangat kuat dan dalam posisi yang baik untuk menangani kebijakan moneter yang lebih ketat," imbuhnya.

Berkaitan dengan itu, perkiraan The Fed menunjukkan para pejabat bank sentral bersiap untuk pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih lambat selama tahun mendatang, dengan proyeksi median turun menjadi 2,8% pertumbuhan untuk 2022. Posisi ini turun dari 4% yang diproyeksikan pada bulan Desember lalu.

Di sisi inflasi, ekspektasi median menunjukkan para pejabat memperkirakan inflasi berada di 4,3% hingga akhir tahun ini, yang diukur dengan indikator pilihan Fed. Angka tesebut secara signifikan lebih tinggi dari perkiraan tingkat inflasi 2,6% pada bulan Desember.

Hal tersebut mencerminkan dampak perang Rusia-Ukraina, kata Powell dalam konferensi per, yang semakin memperumit rantai pasokan dan turut menaikkan harga minyak.

Powell bilang, inflasi kemungkinan akan tetap tinggi hingga pertengahan tahun ini, sebelum kemudian perlahan turun.

Kenaikan suku bunga The Fed dini hari tadi sekaligus menandai berakhirnya fase gelontoran stimulus besar-besaran yang diberlakukan saat pandemi Covid-19 pertama kali menyebar ke seluruh AS.

Stimulus tersebut turut membantu ekonomi bangkit kembali lebih cepat dari yang diperkirakan banyak orang dan mendorong pasar saham ke level tertinggi anyar.

Namun, seperti dicatat Wall Street Journal (WSJ), investor dihadapkan pada tantangan yang berbeda, yakni angka inflasi yang mencapai level tertinggi dalam 40 tahun. Bahkan, beberapa bahkan khawatir tentang resesi yang membayangi.

"Sepertinya mereka ingin mengirim pesan bahwa mereka memerangi inflasi dan mereka akan melawannya dengan cepat dan mengendalikannya," kata Kathy Jones, kepala strategi pendapatan tetap di Schwab Center for Financial Research kepada WSJ.

Menanti Keputusan MH Thamrin

Menyusul keputusan suku bunga The Fed, Bank Indonesia (BI), yang bermarkas di Jalan MH Thamrin Jakarta, dijadwalkan akan mengumumkan keputusan suku bunga pada siang hari pukul 14.30 WIB.

Sebagai informasi, Gubernur Perry Warjiyo dan anggota Dewan Gubernur lain dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Maret 2022 pada 16-17 Maret 2022.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%. Dari 15 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut hanya satu yang memproyeksi BI akan menaikkan suku bunga acuan bulan ini.

Jika sesuai ekspektasi, maka suku bunga acuan akan bertahan di 3,5% sejak Februari 2021 atau sudah bertahan selama 13 bulan terakhir. Level 3,5% adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia.

Keyakinan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga didorong fakta bahwa inflasi Indonesia masih terkendali meskipun mengalami kenaikan dalam dua bulan terakhir. Pada Februari 2022, Indonesia mencatatkan inflasi tahunan (year on year/YoY) sebesar 2,06%, lebih rendah dibandingkan Januari (2,18%).

Sebagai catatan, Indonesia tidak pernah mencatat inflasi tahunan di atas 2% sejak Mei 2020. BI sendiri menargetkan inflasi bergerak di 3,0%±1% pada tahun ini

Perry Warjiyo sendiri berkali-kali menegaskan bahwa BI tidak akan menaikkan suku bunga selama inflasi belum melonjak.

Kendati diperkirakan masih mempertahankan suku bunga pada bulan Maret, BI diramal akan menaikkan suku bunga tahun ini. Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail bahkan memprediksi BI sudah akan menyesuaikan suku bunga acuan di Maret ini.

"(Penyesuaian untuk) mengantisipasi kenaikan The Fed Fund Rate (FFR) di Maret sebesar 25 bps," tuturnya, kepada CNBC Indonesia.

Ekonom OCBC Wellian Wiranto memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga mulai Mei tahun ini. Kenaikan mempertimbangkan FFR yang diramal akan naik.

"BI mungkin tidak menaikkan suku bunga minggu ini tetapi mereka akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, kemungkinan di Mei. Kami memperkirakan suku bunga acuan BI akan berada di 4,5% di akhir tahun," ujar Wellian.

Selain The Fed dan BI, pada pukul 19.00 WIB, bank sentral Inggris, Bank of England (BoE) juga akan mengumumkan keputusan suku bunga, yang diperkirakan akan naik 0,25 basis poin (bps) menjadi 0,75%.

Sebelumnya, BoE juga menaikan suku bunga utamanya sebesar 25 bps menjadi 0,5% selama pertemuan Februari 2022, yang sesuai dengan ekspektasi pasar.




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment