Monday, April 25, 2022

Bursa Asia Dibuka Kebakaran, Hang Seng Ambruk 2% Lebih

 An investor looks at a board showing stock information at a brokerage office in Beijing, China July 6, 2018. REUTERS/Jason LeePT Equityworld Futures Medan- Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung berjatuhan pada perdagangan Senin (25/4/2022), menyusul aksi jual yang kembali terjadi di bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada Jumat pekan lalu.
Indeks Nikkei Jepang dibuka ambles 1,28%, Hang Seng Hong Kong ambruk 2,48%, Shanghai Composite China ambrol 1,74%, Straits Times Singapura merosot 0,88%, dan KOSPI Korea Selatan tergelincir 1,02%.

Sementara untuk indeks ASX 200 Australia pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur memperingati Hari ANZAC (Australia and New Zealand Army Corps).



Bursa Asia-Pasifik yang cenderung terkoreksi cukup dalam pada pagi hari ini mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street pada Jumat pekan lalu yang kembali berjatuhan seiring dengan rencana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang semakin agresif menaikan suku bunga untuk mengekang inflasi.

Indeks Dow Jones ditutup ambruk 2,82% ke level 33.811,398, S&P 500 anjlok 2,77% ke 4.271,83, dan Nasdaq Composite longsor 2,55% ke posisi 12.839,29.

Investor masih merespons negatif dari pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell pada Jumat lalu dini hari waktu Indonesia, di mana Powell mengatakan kenaikan suku bunga 50 basis poin (bp) sudah siap diketok pada pertemuan The Fed berikutnya. Dia juga mengatakan saat ini merupakan momen yang tepat untuk 'bergerak lebih cepat' dalam memerangi inflasi.

"Pasar sangat gelisah tentang kemungkinan timbulnya kesalahan kebijakan oleh Federal Reserve. Ketika seorang pejabat The Fed menyarankan kenaikan 50 basis poin, pasar mulai mencoba memperkirakan kenaikan 75 basis poin," kata Jamie Cox, managing partner di Harris Financial Group, dikutip Reuters, Sabtu (23/4/2022) lalu.

Hal ini pun membuat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) sempat melonjak ke kisaran level 2,9% pada Jumat lalu pukul 04:05 WIB, di mana level ini merupakan level tertinggi sejak tahun 2018, meski pada penutupan perdagangan Jumat waktu AS, yield Treasury tenor 10 tahun turun ke kisaran 2,8%

Dengan The Fed yang bertindak lebih agresif, semakin banyak analis yang melihat AS akan mengalami resesi.

"Saya melihat probabilitas 30% Amerika Serikat memasuki resesi dalam 12 bulan ke depan, dan probabilitas tersebut terus meningkat," kata kepala ekonomi Moody's Analytics Mark Zandi.

Powell sendiri mengakui tugas The Fed saat ini sangat menantang, melandaikan inflasi tanpa membuat perekonomian AS mengalami pelambatan signifikan hingga resesi.

"Target kami menggunakan instrumen yang kami miliki untuk kembali mengsinkronkan supply dengan demand... dan tanpa membuat pelambatan yang bisa membawa perekonomian resesi. Itu akan sangat menantang," kata Powell.

Berdasarkan perangkat Fed Watch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 99,6% The Fed akan menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 0,75% - 1% pada 4 Mei mendatang (waktu setempat).

Selain itu, ada probabilitas sebesar 70% The Fed akan menaikkan 50 basis poin lagi di bulan Juni menjadi 1,5% - 1,75%




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment