Thursday, April 7, 2022

Labil Abis! Baru Sebentar Naik, Harga Emas Turun Lagi

 Pekerja menata perhiasan emas di toko emas Kawasan Pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat (11/3/2022). Harga emas dunia bergerak melemah pada perdagangan hari ini.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)PT Equityworld Futures Medan- Pergerakan harga emas masih sangat volatile. Pada Kamis (7/4/2022) pukul 06:24 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.922,46/troy ons. Emas melemah 0,16% dari hari sebelumnya.
Harga emas sempat menguat 0,09% pada perdagangan Rabu (6/4) dan ditutup pada level US$ 1925,48 per troy ons. Harga emas masih sangat volatile dalam dua pekan terakhir tetapi secara keseluruhan dalam sepekan harga logam mulia sudah anjlok 0,09% dan 3,79% dalam sebulan. Dalam setahun harga emas masih melesat 10,26%.


Pelemahan harga emas dipicu kebijakan The Fed yang akan lebih agresif. Risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang keluar pada Rabu (6/4) menyebutkan Fed akan mulai mengurangi neraca keuangan atau balance sheet mereka hingga US$ 95 miliar sebulan. Kebijakan tersebut akan dimulai Mei mendatang.

Risalah tersebut juga mengindikasikan kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 50 bps pada pertemuan 15-16 Mei mendatang.

"Harga emas sedikit melemah meskipun risalah Fed sebenarnya tidak terlalu mengagetkan dan sudah sesuai dugaan. Market sudah berekspektasi akan kenaikan suku bunga sebesar 50 bps," tutur Bob Haberkorn, analis pasar dari RJO Futures, seperti dikutip dari Reuters.

The Fed sudah menaikkan suku bunga 25 bps pada Maret lalu, yang menandai kenaikan pertama dalam tiga tahun terakhir. Kenaikan suku bunga acuan The Fed akan membuat yield surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) melonjak. Kondisi tersebut tidak menguntungkan emas karena logam mulia tidak menawarkan imbal hasil.

Kendati emas melemah, Craig Erlam, analis market senior dari OANDA mengingatkan masih banyak faktor yang bisa mendorong pergerakan emas, seperti konflik Rusia-Ukraina dan tingginya inflasi.

"Masih banyak faktor dan kemungkinan yang akan mendorong pergerakan emas. Inflasi yang bisa naik di atas ekspektasi, kolapsnya pembicaraan damai Rusia-Ukraina atau resesi ekonomi," tutur Craig, seperti dikutip Reuters.

Matt Simpson, analis dari City Index, mengatakan harga emas masih akan bergerak volatile. Pasalnya, tarik menarik antara faktor yang mendorong dan menaikkan harga emas masih kuat.

"Kenaikan dollar AS mencegah emas bersinar dari titik support nya di US$ 1.916 per troy ons. Harga emas masih akan volatile dan tidak bergerak ke arah tertentu," tutur Simpson seperti dikutip dari Reuters




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment