Tuesday, July 12, 2022

Bursa Asia Dibuka Merah, Tapi Straits Times Menguat

A man is reflected on an electronic board showing a graph analyzing recent change of Nikkei stock index outside a brokerage in Tokyo, Japan, January 7, 2019. REUTERS/Kim Kyung-Hoon PT Equityworld Futures Medan-Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung beragam dengan mayoritas melemah pada perdagangan Selasa (12/7/2022), di tengah koreksinya kembali bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Senin kemarin waktu AS.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,42%, Hang Seng Hong Kong ambles 1,04%, Shanghai Composite China turun 0,19%, dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,48%.

Sedangkan untuk indeks ASX 200 Australia dibuka menguat 0,29% dan Straits Times Singapura terapresiasi 0,31%.





Dari China, kabar kurang baik datang di mana kondisi pandemi virus corona (Covid-19) kembali memburuk. Subvarian baru Covid-19 BA.5 dilaporkan sudah ditemukan di Shanghai.

Selain Shanghai, Macau sebagai pusat perjudian di kawasan Asia juga memilih untuk tutup seiring dengan peningkatan kasus Covid-19.

Pandemi Covid-19 memang berasal dari China dan kini kembali merebak di China. Terkait Covid-19, pemerintah China punya langkah tegas dalam menangani wabah lewat kebijakan nol-Covid.

Kebijakan tersebut biasanya dibarengi dengan karantina wilayah (lockdown). Selama lebih dari 2 tahun pandemi berlangsung, adanya lockdown telah memberikan pukulan ganda bagi perekonomian China, baik dari sisi supply dan demand.

Namun sebenarnya selain di China, kasus Covid-19 juga mengalami kenaikan secara global seiring dengan munculnya berbagai varian baru yang dinilai lebih menular.

"Badai Covid-19 bukan hanya fenomena China - kasus meningkat secara global, meskipun risiko penguncian di AS dan UE tetap sangat rendah," tulis Adam Crisafulli dari Vital Knowledge kepada CNBC International.

Bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas melemah terjadi di tengah terkoreksinya kembali bursa saham AS pada perdagangan Senin kemarin waktu setempat.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,52% ke posisi 31.173,84, S&P 500 ambles 1,15% ke 3.854,43, dan Nasdaq Composite ambruk 2,26% menjadi 11.372,6.

Fokus utama investor di AS saat ini adalah rilis laporan keuangan emiten-emiten besar di akhir pekan ini. Para pemodal akan menyaksikan bagaimana kenaikan inflasi yang tinggi di AS berdampak pada kinerja keuangan emiten.

PepsiCo dan Delta Air Lines dijadwalkan untuk melaporkan kinerja keuangannya pada Selasa dan Rabu. JPMorgan Chase, Morgan Stanley, Wells Fargo dan Citigroup akan melaporkan pada akhir minggu.

"Dengan ketakutan resesi yang membebani pasar, investor sangat fokus pada kinerja keuangan perusahaan untuk petunjuk yang lebih besar tentang kesehatan perusahaan dan ekonomi AS yang lebih luas," kata Greg Bassuk, chief executive officer di AXS Investments sebagaimana diwartakan CNBC International.

Di AS, sinyal resesi kembali muncul. Pembalikan kurva imbal hasil atau inverted yield curve kembali terjadi pekan ini. Secara historis, pembalikan kurva imbal hasil menjadi leading indicator bahwa ekonomi AS akan segera memasuki resesi.

Kemungkinan resesi di AS disebabkan karena laju inflasi yang sangat tinggi dan juga pengetatan kebijakan moneter yang agresif. Likuiditas yang terserap di sistem keuangan membuat investor mencemaskan bahwa output perekonomian Negeri Paman Sam akan mengalami kontraksi.

Saham Twitter juga menjadi salah satu pemberat indeks setelah terkoreksi parah 11,4% pasca Elon Musk yang menyebutkan akan membatalkan transaksi pembelian perusahaan media sosial ini




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment