Tuesday, August 2, 2022

Bursa Asia Dibuka Kebakaran, Hang Seng Ambruk Nyaris 2%


 An electronic board shows Hong Kong share index outside a local bank in Hong Kong, Wednesday, Jan. 16, 2019. Asian markets are mixed as poor Japanese data and worries about global growth put a damper on trading. (AP Photo/Vincent Yu)PT Equityworld Futures Medan-Bursa Asia-Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Selasa (2/8/2022), setelah dirilis data inflasi Korea Selatan pada Juli 2022 dan jelang pengumuman suku bunga terbaru bank sentral Australia.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,65%, Hang Seng Hong Kong ambles 1,91%, Shanghai Composite China ambrol 1,15%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,4%, ASX 200 Australia terpangkas 0,22%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,14%.

Dari Korea Selatan, data inflasi dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) pad Juli 2022 dilaporkan naik menjadi 6,3% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Juni lalu di 6%. Hal ini menjadi kenaikan yang tercepat sejak November 1998 silam.


Sedangkan secara bulanan (month-on-month/mom), IHK Negeri Ginseng tercatat turun menjadi 0,5%, dari sebelumnya pada Juni lalu sebesar 0,6%.

Harga yang lebih tinggi untuk barang-barang industri, produk pertanian, jasa dan utilitas publik terus menambah tekanan inflasi di Korea Selatan.

Sementara untuk IHK inti Korea Selatan, yang terdiri atas harga barang selain arga energi dan makanan naik 3,9% (yoy) dan 0,4% (mom), laju kenaikan yang sama pada Juni lalu.

Dengan inflasi yang kembali meninggi, maka bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BoK) diprediksi akan kembali menaikan suku bunga acuannya pada pertemuan selanjutnya guna membendung inflasi.

Gubernur BoK, Rhee Chang-yong pada sidang parlemen Senin kemarinmenegaskan kembali bahwa akan tepat bagi bank untuk kembali menaikan suku bunga seperempat poin persentase jika inflasi tetap seperti yang diproyeksikan.

Sementara itu, pelaku pasar di Asia-Pasifik juga akan memantau pengumuman suku bunga terbaru bank sentral Australia (Reserve Bank of Korea/RBA) pada hari ini. Pelaku pasar dalam polling Trading Economics memprediksi bahwa RBA akan kembali menaikan suku bunga acuannya.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung melemah terjadi di tengah mulai lesunya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan Senin kemarin, setelah beberapa hari sebelumnya sempat menghijau.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup turun 0,14% ke posisi 32.798,398, S&P 500 melemah 0,28% ke 4.118,63, dan Nasdaq Composite terpangkas 0,28% menjadi 12.368,98.

Ada sejumlah sentimen yang membuat Wall Street berakhir di zona merah. Pertama adalah koreksi teknikal.

Sepanjang bulan lalu, S&P 500 meroket 9,1%, kenaikan bulanan tertinggi sejak November 2020. Sedangkan Nasdaq 'terbang' 12,3%, lompatan bulanan tertinggi sejak April 2020.

Wajar jika investor tergiur dengan 'cuan' tersebut. Wall Street pun terpapar tekanan jual sehingga harus rela melemah.

Kedua adalah rilis data aktivitas manufaktur. Pada Juli 2022, aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) di Negeri Paman Sam tercatat 52,8. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 53 sekaligus jadi yang terendah sejak Juni 2020.

Pada kuartal II-2022, perekonomian AS mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sebesar 0,9% secara kuartalan. Ini menjadi kontraksi ekonomi dalam dua kuartal beruntun, sehingga AS sudah masuk kategori resesi teknikal.

Dengan aktivitas manufaktur yang melambat, maka bukan tidak mungkin AS akan sulit keluar dari 'jurang' resesi dalam waktu dekat. Ini tentu menjadi sentimen negatif di pasar.

Ketiga adalah anjloknya harga minyak mentah, merespons potensi resesi. Pada Selasa (2/8/2022) pukul 06:40 WIB, harga minyak jenis brent tercatat US$ 99,87/barel. Anjlok 4,03% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 93,91/barel. Ambles 4,94%




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment