
Minyak berjangka turun sebanyak 0,4% di
New York. Arab Saudi, produsen terbesar di OPEC, tetap berkomitmen untuk
mencari harga minyak yang stabil dan spekulasi ketegangan antara
pemasok 'tidak memiliki dasar dalam realitas,' kata Menteri Perminyakan
Arab Saudi, Ali al-Naimi kemarin di Acapulco, Meksiko. Kelompok ini
tidak akan mengurangi produksi kolektif ketika mereka bertemu di Wina
pada 27 November mendatang, menurut Menteri Perminyakan Kuwait Ali
Al-Omair.
Minyak memasuki bear market bulan lalu, hasil dari lonjakan pengeboran shale
yang telah mengangkat produksi AS ke level tertinggi dalam tiga dekade
di tengah melambatnya pertumbuhan permintaan global. Anggota OPEC Arab
Saudi dan Kuwait telah menolak permintaan untuk memangkas produksi
sementara Libya, Venezuela dan Ekuador telah meminta tindakan alam
mencegah harga yang lebih rendah.
WTI untuk pengiriman Desember turun
sebanyak 32 sen menjadi $ 76,86 per barel di perdagangan elektronik di
New York Mercantile Exchange dan berada di level $ 76,96 pada pukul
10:44 pagi waktu Sydney. Kontrak turun 76 sen menjadi $ 77,18 per barel
kemarin, yang merupakan penutupan terendah sejak Oktober 2011. Volume
semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 64% di bawah
rata-rata 100 hari. Harga WTI telah turun 22% dalam tahun ini.
Brent untuk pengiriman Desember, yang
berakhir hari ini, meluncur $ 1,29, atau 1,6%, ke level $ 80,38 per
barel di bursa ICE Futures Europe exchange kemarin, penutupan terendah
sejak September 2010. Kontrak teraktif bulan Januari turun 1,5% dan
ditutup di level $ 81,12. Minyak mentah acuan Eropa mengakhiri sesi $
3,20 lebih besar dari WTI.
Persediaan minyak di AS, konsumen minyak
mentah terbesar di dunia, diprediksi diperluas 1,1 juta barel pekan
lalu, menurut survei Bloomberg News sebelum rilis laporan pemerintah hari ini.(frk)
Sumber : Bloomberg
0 comments:
Post a Comment