Wednesday, November 24, 2021

Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, Energi Buat IHSG ke 6.700

Pagi Ini, IHSG Menguat di Tengah Bursa Asia yang Negatif 

 PT Equityworld Futures Medan-Mayoritas bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Rabu (24/11/2021), di tengah sikap investor yang sedang memantau pergerakan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).
Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka naik tipis 0,07%, Shanghai Composite China tumbuh 0,1%, Straits Times Singapura menguat 0,24%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,49%.

Sedangkan indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,41% pada perdagangan hari ini.

Dari Singapura, perekonomian Negeri Singa tumbuh lebih cepat pada kuartal ketiga tahun 2021 dari perkiraan semula, sementara pemerintah memperkirakan pertumbuhan 2021 akan mencapai sekitar 7%.

Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Singa tumbuh 7,1% pada kuartal III-2021 secara tahunan (year-on-year/YoY).

Angka itu lebih baik dari perkiraan awal resmi pemerintah yang berada di angka 6,5% (YoY) pada bulan lalu. Tetapi, PDB Singapura pada kuartal III-2021 lebih lambat dari pertumbuhan kuartal II-2020 sebesar 15,2%.

Secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ), PDB Singapura tumbuh sebesar 1,3% pada kuartal III-2021, lebih baik dari kuartal II-2021 yang turun 1,4%.

Singapura telah berjuang melawan lonjakan infeksi virus corona (Covid-19) yang kembali menerjang beberapa bulan terakhir, di saat 85% populasi Singapura telah menyelesaikan vaksinasi mereka.

Tumbuhnya ekonomi Singapura pada kuartal III-2021 ditopang oleh sektor manufaktur non-biomedis yang tumbuh sebesar 7,2% dari tahun lalu.

Selanjutnya sektor konstruksi meningkat 66,3% per tahun, terutama karena rendahnya basis perbandingan output di sektor publik dan swasta yang naik pada kuartal ketiga tahun 2021.

Di antara industri jasa, sektor real estate tumbuh sebesar 16,8% per tahun, didukung oleh aktivitas di segmen properti residensial pribadi.

Namun, sektor jasa makanan dan minuman menyusut 4,2% dari tahun lalu karena Singapura memperketat pembatasan restoran dan acara untuk mengekang penyebaran Covid-19.

Pasar saham Asia pada hari ini cenderung mengikuti sedikit dari pergerakan bursa saham AS, Wall Street yang ditutup cenderung beragam dengan mayoritas menguat, karena jatuhnya saham teknologi di AS merespons adanya kenaikan yield obligasi pemerintah AS (Treasury).

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,55% ke level 35.813,80 dan S&P 500 naik 0,17% ke 4.690,70. Namun untuk indeks Nasdaq Composite yang kaya akan teknologi terkoreksi 0,5% ke level 15.775,14.

Jatuhnya harga saham-saham teknologi AS tersebut merespons adanya kenaikan yield Treasury. Untuk obligasi pemerintah Paman Sam tenor 10 dan 30 tahun yield-nya masing-masing menguat 5,4 bps.

Kenaikan yield Treasury seringkali dilihat sebagai risiko tersendiri bagi saham-saham teknologi yang cenderung berorientasi pada pertumbuhan dan sangat sensitif dengan pergerakan suku bunga.

Di tambah lagi semakin banyak pelaku pasar yang bertaruh bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali pada tahun depan.

Jika masing-masing kenaikannya sebesar 25 bps maka total kenaikan suku bunga acuan menjadi 75 bps. Eskpektasi pasar tersebut terbilang sangat agresif jika dibandingkan dengan perkiraan pasar beberapa bulan lalu yang memproyeksikan The Fed hanya punya ruang 1x kenaikan suku bunga sebesar 25 bps.

Inflasi di AS yang tinggi memang menjadi momok bagi semua pelaku ekonomi. Bagi pemangku kebijakan, inflasi yang tinggi akan menghambat tercapainya tujuan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.

Bagi masyarakat umum dan konsumen, tingginya inflasi akan mencekik daya beli. Sedangkan bagi investor dan pebisnis kenaikan inflasi yang tinggi dan berlangsung lama akan berakibat pada penurunan marjin laba.

Namun sebenarnya di Benua Eropa memberikan kabar yang cukup baik kemarin. Indeks PMI manufaktur ekonomi Zona Euro yang size-nya besar masih ekspansif atau di atas ambang 50 poin.

Bahkan pada pembacaan awal bulan November 2021, indeks PMI manufaktur Benua Biru dilaporkan berada di level 58,6 atau 0,3 poin lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment