Tuesday, April 19, 2022

Bursa Asia Dibuka Beragam, Hang Seng Ambruk 1% Lebih

 People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, July 10, 2019. Asian shares were mostly higher Wednesday in cautious trading ahead of closely watched congressional testimony by the U.S. Federal Reserve chairman. (AP Photo/Eugene Hoshiko)PT Equityworld Futures Medan-Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung menguat pada perdagangan Selasa (19/4/2022), di tengah reaksi pasar terhadap bank sentral China yang mengumumkan dukungan keuangan untuk sektor-sektor yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19).
Indeks Nikkei Jepang melonjak 1,11%, Shanghai Composite China naik tipis 0,04%, Straits Times Singapura melesat 0,81%, KOSPI Korea Selatan menguat 0,72%, dan ASX 200 Australia terapresiasi 0,22%.

Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong dibuka ambles 1,55% pada perdagangan hari ini.



Pada Senin kemarin, bank sentral China (People Bank of China/PBoC) mengumumkan akan meningkatkan dukungan keuangan bagi industri, bisnis, dan individu yang terkena dampak Covid-19.

Pengumuman itu muncul setelah China melaporkan data ekonomi yang beragam, di mana penjualan ritel pada Maret lalu berada di bawah ekspektasi pasar, sedangkan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama lebih tinggi dari yang diperkirakan pasar.

China sudah berminggu-minggu berjuang melawan wabah Covid-19 yang diklaim paling buruk sejak fase awal pandemi pada tahun 2020.


Bursa Asia-Pasifik yang cenderung menguat terjadi di tengah koreksi tipisnya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan Senin kemarin waktu setempat, di tengah antisipasi pemodal atas rilis kinerja emiten di Negeri Paman Sam dan prospek kenaikan suku bunga bank sentral AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup turun 0,11% ke level 34.411,69, S&P 500 turun tipis 0,02% ke posisi 4.391,69, dan Nasdaq Composite melemah 0,14% menjadi 13.332,36.

Wall Street bagaikan 'roller coaster' sepanjang perdagangan Senin kemarin setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10-tahun mencapai level tertingginya sejak akhir 2018.

Yield Treasury tenor 10 tahun naik ke level 2,884% pada Senin kemarin. Hal ini karena bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) diyakini oleh pelaku pasar akan bersikap lebih agresif terhadap kebijakan moneter ke depannya. Perubahan itu telah membebani saham dan memicu kekhawatiran tentang resesi yang akan datang.

Investor memantau sejauh mana inflasi yang tinggi-sebesar 8,5% bulan lalu atau tertinggi sejak Desember 1981-bakal mempengaruhi proyeksi laba bersih emiten-emiten tersebut pada akhir tahun ini.

Di lain sisi, musim rilis kinerja keuangan perusahaan AS telah dimulai dengan awal yang baik, di mana sebanyak 81,5% perusahaan yang menjadi konstituen indeks S&P 500 melaporkan laba bersih di atas ekspektasi, jika mengacu kepada data FactSet.

Menurut analis FactSet bahwa kinerja keuangan kuartal I-2022 akan melonjak sebanyak 5,3% dibandingkan kuartal sebelumnya, ketika semua perusahaan indeks S&P 500 telah selesai merilis kinerja keuangannya.

Meskipun beberapa perusahaan melaporkan hasil pendapatan yang lebih baik dari perkiraan pada pekan lalu, para investor melakukan aksi jual karena mereka khawatir tingkat inflasi yang lebih tinggi dapat menekan prospek musim rilis kinerja keuangan.




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment