Monday, June 6, 2022

Bursa Asia Dibuka Mixed, Nikkei Merosot, Hang Seng Melesat

 People walk by an electronic stock board of a securities firm in Tokyo, Monday, Dec. 2, 2019. Asian stock markets have risen after Chinese factory activity improved ahead of a possible U.S. tariff hike on Chinese imports. Benchmarks in Shanghai, Tokyo and Hong Kong advanced. (AP Photo/Koji Sasahara)PT Equityworld Futures Medan- Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung beragam pada perdagangan Senin (6/6/2022), jelang rilis data aktivitas jasa China pada periode Mei 2022.
Indeks Nikkei Jepang dibuka merosot 0,81%, ASX 200 Australia turun 0,12%, dan Straits Times Singapura terkoreksi 0,25%.

Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melonjak 2,6% dan Shanghai Composite China naik tipis 0,03%.


Sementara untuk indeks KOSPI Korea Selatan pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional memperingati Memorial Day atau Hari Pahlawan.

Dari China, data aktivitas jasa yang tergambarkan pada Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) periode Mei 2022 versi Caixin akan dirilis pada hari ini pukul 09:45 waktu setempat.

Rilis ini muncul setelah angka resmi PMI non-manufaktur sebesar 47,8 pada bulan Mei, meningkat dari periode April lalu di angka 41,9 tetapi masih berada di bawah ekspektasi pasar di angka 50.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Di bawah 50 artinya kontraksi, sementara di atasnya ekspansi.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung beragam terjadi di tengah koreksinya kembali bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan Jumat pekan lalu, karena investor cenderung merespons negatif dari rilis data ketenagakerjaan terbaru.


Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,05% ke level 32.899,699, S&P 500 ambruk 1,63% ke 4.108,54, dan Nasdaq Composite anjlok 2,47% ke posisi 12.012,73.

Departemen Ketenagakerjaan AS mengumumkan perekonomian Negeri Paman Sam menciptakan 390.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll/NFP) pada Mei 2022. Ini adalah pencapaian terendah sejak April 2021.

Meski demikian, realisasi tersebut jauh di atas ekspektasi pasar. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan non-farm payroll berada di 325.000.

Jadi meski angka perciptaan lapangan kerja relatif rendah, tetapi tetap jauh di atas perkiraan. Artinya, pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam masih berada di jalur yang tepat.

Oleh karena itu, pasar menilai bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) tetap akan sangat agresif dalam menaikkan suku bunga acuan.

Pada akhir 2022, berdasarkan CME FedWatch, pelaku pasar memperkirakan The Fed akan mengerek Federal Funds Rate ke 2,75-3% dengan probabilitas 54,6%. Saat ini suku bunga acuan masih di 0,75-1%.

"Ekonomi memang masih cukup kuat, itu adalah berita baik. Namun ketika melihat konteks yang berbeda, kabar ini akan membuat The Fed makin yakin dalam meneruskan pengetatan kebijakan moneter," kata Shawn Snyder, Head of Investment Strategy di Citi Personal Wealth Management, seperti dikutip dari Reuters.

Suku bunga tinggi adalah 'musuh' buat pasar saham. Sebab, suku bunga tinggi akan membuat biaya ekspansi dan pembayaran bunga utang emiten ikut terkerek. Laba bakal tergerus, investor pun bakal sulit mendapatkan keuntungan dan dividen tinggi




Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment