Friday, October 15, 2021

Bitcoin Mulai Lesu, Ethereum Masih On Fire

 Infografis/usai Cetak rekor, Sekarang Harga Bitcoin Cs Terjun bebas, Ini penyebabnya/ Aristya RahadianPT Equityworld Futures Medan-Harga mayoritas mata uang kripto (cryptocurrency) berkapitalisasi pasar terbesar berbalik melemah pada perdagangan Jumat (15/10/2021) pagi waktu Indonesia, di tengah sikap investor yang khawatir dengan inflasi yang meninggi dan potensi pengetatan kebijakan moneter.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 09:00 WIB, dari kedelapan kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) non-stablecoin, hanya ethereum yang mampu bertahan di zona hijau pada pagi hari ini.

Ethereum melesat 2,95% ke level harga US$ 3.751,93/koin atau setara dengan Rp 52.789.655/koin (asumsi kurs hari ini Rp 14.070/US$).


Sementara sisanya berbalik ke zona merah pada pagi hari ini. Bitcoin merosot 1,73% ke level harga US$ 57.239,54/koin atau Rp 805.360.328/koin, binance coin melemah 0,3% ke level US$ 463,09/koin (Rp 6.515.676/koin), cardano terkoreksi 1,51% ke US$ 2,15/koin (Rp 30.251/koin).


Baca: Pecinta Kripto, Ada Pesan Bank Sentral Inggris ke Bitcoin Cs

Berikutnya ripple terpangkas 1,72% ke US$ 1,11/koin (Rp 15.618/koin), solana tergelincir 1,12% ke US$ 148,06/koin (Rp 2.083.204/koin), polkadot ambles 2,62% ke US$ 40,01/koin (Rp 562.941/koin), dan dogecoin ambruk 3,45% ke US$ 0,2292/koin (Rp 3.225/koin).

Kripto
Pasar kripto berbalik ke zona merah pada pagi hari ini, di mana bitcoin menunjukkan tanda-tanda kelelahan setelah risalah dari pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (13/10/2021) malam waktu AS.

Risalah itu menandakan bahwa investor kembali khawatir dengan inflasi yang meninggi dan menjadi alasan The Fed untuk melakukan program pengurangan pembelian aset (quantitative asset/QE) atau tapering lebih cepat dari yang diperkirakan.



Pergeseran dari narasi lama bahwa inflasi yang tinggi akan bersifat sementara menunjukkan bahwa The Fed dapat memilih pengetatan kebijakan yang lebih cepat dari yang sudah diperkirakan sebelumnya.

Pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat akan berdampak negatif bagi bitcoin dan pasar aset berisiko lainnya.

Namun, pelaku pasar telah mengantisipasi penurunan pembelian obligasi oleh The Fed sebesar US$ 15 miliar mulai November atau Desember. Bank sentral telah membeli sebesar US$ 80 miliar Treasury dan US$ 40 miliar sekuritas berbasis hipotek setiap bulan sejak awal pandemi virus corona pada Maret 2020.

Di lain sisi, Deputi Gubernur bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) untuk stabilitas keuangan, Jon Cunliffe memberikan sebuah pesan baru bagi mata uang kripto. Ia menyebut mata uang digital itu harus diregulasikan agar dapat menghindari ancaman keuangan.

Mengutip CNBC International dalam pidatonya Rabu lalu, Cunliffe menyebutkan bahwa pertumbuhan kripto sangatlah luar biasa. Lima tahun lalu pasar aset kripto bernilai US$ 16 miliar, namun hari ini kripto berada di level US$ 2,3 triliun.

"Ketika sesuatu dalam sistem keuangan tumbuh sangat cepat, dan tumbuh di ruang yang sebagian besar tidak diatur, otoritas stabilitas keuangan harus duduk dan memperhatikan," katanya.

Ia menambahkan bahwa aset kripto saat ini masih menimbulkan kekhawatiran akan masalah stabilitas keuangan karena aset itu dinilai tidak memiliki nilai intrinsik dan rentan terhadap koreksi harga yang cukup dalam.

Lebih lanjut, Cunliffe menekankan bahwa regulator keuangan di seluruh dunia harus mengambil sikap dalam mengatur mata uang digital itu secepatnya.

Pasalnya ia menyebut kripto telah menjadi minat banyak orang namun kestabilan harga mata uang digital tersebut belum terbentuk sepenuhnya.

"Meskipun keuangan kripto beroperasi dengan cara baru, standar dan peraturan yang dirancang dengan baik dapat dan harus memungkinkan risiko untuk dikelola di dunia kripto seperti yang dikelola di dunia keuangan tradisional," tambah Cunliffe


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment