This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday, December 30, 2020

Mau Tutup Tahun, Harga Emas di Pegadaian Malah Berguguran

 Saham Sempat Anjlok, Rupiah Melemah, Bagaimana Harga Emas di Indonesia?  Halaman all - Kompas.com 

PT Equityworld Futures Medan-  Harga emas batangan yang dijual di Pegadaian berguguran pada perdagangan Rabu (30/12/2020), sehari sebelum menutup tahun 2020. Pegadaian menjual 3 jenis emas Antam dan emas UBS, mayoritas mengalami penurunan.
Melansir data dari situs resmi Pegadaian, harga emas Antam standar merah semua. Penurunan terbesar, 1,09% terjadi di satuan 25 gram yang hari ini dibanderol Rp 23.246.000/batang. Sementara penurunan terkecil 0,54% terjadi di satuan 100 gram yang dibanderol Rp 92.606.000/batang.

Harga emas Antam retro juga turun semua, tetapi tidak sebesar emas Antam standar. Penurunan harga emas Antam retro masih di bawah 0,5%. Yang terbesar, 0,46% di satuan 5 gram yang dijual Rp 4.581.000/batang.


Emas Antam retro merupakan emas kemasan lama, dimana keping emas dan sertifikatnya terpisah. Emas retro ini terakhir kali diproduksi pada tahun 2018. Emas retro juga menjadi jenis emas Antam yang paling sering naik-turun.

Kemudian emas Antam batik satuan 0,5 gram dihargai Rp 616.000/batang turun 0,81%, dan satuan 1 gram Rp 1.140.000/batang turun 0,87%.

Emas batik merupakan jenis emas Antam yang paling mahal di bandingkan jenis standard dan retro. Pegadaian hanya menjual emas Antam batik satuan 0,5 gram dan 1 gram.
Terakhir emas UBS yang paling bervariasi ada yang naik, turun, dan stagnan.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, December 29, 2020

Wall Street Menuju Puncak! Bursa Saham Asia 'Bergairah'

Financial - MNC Sekuritas 

 PT Equityworld Futures Medan- Bursa saham Asia mayoritas dibuka menguat pada perdagangan Selasa (29/12/2020), mengikuti bursa saham acuan global, Wall Street yang menoreh rekor tertinggi pada penutupan perdagangan Senin (28/12/2020) waktu setempat.
Hanya indeks KOSPI Korea Selatan yang hari ini dibuka di zona merah, yakni terkoreksi 0,15%.

Sedangkan sisanya dibuka di zona hijau, yakni indeks Hang Seng Hong Kong dibuka menguat 0,67%, Nikkei Jepang tumbuh 0,29%, STI Singapura terapresiasi 0,22% dan Shanghai Composite China naik tipis 0,06%.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,68% ke 30.403,97, S&P500 terangkat 0,87% menjadi 3.735,36, dan Nasdaq Composite bertambah 0,74% jadi 12.899,42. Ketiganya menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa.

"Pasar saham terimbas sentimen positif dari pengesahan stimulus fiskal, ini adalah sesuatu yang baik. Anda bisa melihat bahwa kebijakan fiskal dan moneter sama-sama mendukung stabilitas. Di sisi kesehatan, ada harapan dengan kehadiran vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Kondisi secara umum suportif untuk pasar saham," jelas Terry Sandven, Chief Equity Strategist di US Bank Wealth Management yang berbasis di Minneapolis, seperti dikutip dari Reuters.

Hal ini terjadi setelah Presiden AS, menjadi undang-undang, dengan langkah tersebut termasuk pembayaran langsung sebesar US$ 600 kepada sebagian besar orang Amerika.


Padahal sebelumnya, Trump enggan membubuhkan tanda tangannya pada RUU tersebut karena nominalnya yang terlalu kecil.

Kongres menyepakati Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai US$ 600 sementara Trump ingin di US$ 2.000.

Sentimen positif juga datang dari Eropa. Akhir pekan lalu, Benua Biru memulai proses vaksinasi massal untuk melawan virus corona.

"Kita punya 'senjata' baru melawan virus: vaksin. Sekali lagi, kita harus berdiri bersama," sebut Emmanuel Macron, Presiden Prancis, dalam cuitan di Twitter
Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, December 23, 2020

Pupus Dulang Cuan dari Emas, Harga Sulit Tembus US$ 1.900

 Tips Trading Emas - Broker Forex Terbaik 

PT Equityworld Futures Medan-  Harga emas sempat reli belakangan ini menyusul kesepakatan Namun kenaikan dolar AS menjadi pukulan bagi harga emas sehingga belum sempat merasakan level penutupan di US$ 1.900, logam kuning tersebut harus terbanting lagi.
Indeks dolar yang menjadi tolok ukur kekuatan greenback mulai bangkit sejak 18 Desember dari posisi terendahnya di 2,5 tahun terakhir. Emas dan dolar AS memiliki korelasi negatif kuat. Artinya ketika greenback menguat harga emas cenderung tertekan.

Pada perdagangan pagi hari ini Rabu (23/12/2020), harga emas dunia di arena pasar spot mengalami kenaikan 0,33% dari posisi penutupan kemarin. Pada 08.45 WIB harga emas dibanderol di US$ 1.865,71/troy ons. Namun dalam tiga hari perdagangan terakhir, harga emas cenderung terkoreksi.

Pasar keuangan memang sedang goyang beberapa waktu terakhir. Meski ada berita positif terkait stimulus fiskal dari AS, tetapi nilainya dirasa masih terlalu kecil sehingga dampaknya ke perekonomian menjadi tidak signifikan.

Apalagi pasar mulai mencemaskan adanya varian baru virus Corona yang ditemukan di Inggris. Varian tersebut diberi nama B.1.1.7 dan dikaitkan dengan lonjakan kasus yang sangat signifikan di Inggris. Perdana Menteri Borish Johnson bahkan sampai harus mengetatkan lockdown.

Rumor yang beredar Namun penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari studi genomik Inggris masih belum dapat mengambil kesimpulan komprehensif terhadap karakteristik mutan tersebut.

Bahkan STAT News melaporkan bahwa varian baru virus Corona itu juga ditemukan di luar Inggris. Beberapa negara yang teridentifikasi ada varian baru tersebut adalah Belanda, Denmark, Italia, Islandia dan Australia.

Apabila varian baru tersebut terbukti lebih menular dan ditemukan di banyak negara sehingga memicu terjadinya lonjakan kasus besar, maka bisa jadi lockdown akan semakin diperketat dan prospek perekonomian ke depan semakin tak cerah.

Dalam jangka pendek ini akan membuat pasar benar-benar goyang jika skala lockdown akan masif. Orang-orang yang sebelumnya menyimpan asetnya dalam berbagai bentuk akan beralih ke uang tunai atau kas. Emas bisa jadi salah satu aset yang dilego.

Namun untuk jangka panjang risiko tersebut hanya akan berdampak positif bagi emas. Akan ada inflow uang ke emas sehingga bisa mendongkrak harganya.

Lagipula saat ini dengan kebijakan suku bunga mendekati kisaran nol persen di banyak negara maju, injeksi likuiditas besar-besaran yang membuat neraca bank sentral mengalami ekspansi luar biasa dan imbal hasil riil obligasi pemerintah AS yang berada di zona negatif adalah lingkungan sempurna untuk emas naik.

Namun popularitas emas kini mulai tersaingi dengan adanya bitcoin. Pelaku pasar mulai melirik bitcoin sebagai salah satu alternatif aset. Apabila lebih banyak inflow uang ke bitcoin daripada ke emas maka kenaikan emas bisa terbatas.

Kendati sifatnya masih untuk spekulasi, tetapi pelaku pasar sudah mulai memperhitungkan keberadaan bitcoin ini


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, December 22, 2020

Sempat Dibanting, Emas Balik ke US$ 1.900 & Enteng Cuan Nih?

Blog 

 PT Equityworld Futures Medan-Kabar stimulus fiskal jilid II di Amerika Serikat (AS) menjadi angin segar untuk pasar emas. Harga logam kuning yang sudah tertekan sejak Agustus kini punya prospek menguat lagi.
Pada perdagangan Selasa (22/12/2020), harga logam mulia emas di arena pasar spot menguat 0,12% dibanding posisi penutupan perdagangan kemarin. Emas dipatok di US$ 1.878,7/troy ons pada 08.30 WIB.


Pemicu kenaikan harga emas belakangan ini adalah kabar terkait stimulus baik moneter maupun fiskal.Dari sisi moneter, bank sentral paling berpengaruh di dunia yakni Federal Reserves (the Fed) memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di kisaran zero lower bound (ZLB).

Sang ketua the Fed Jerome Powell bahkan menegaskan suku bunga acuan tidak akan diutak-atik setidaknya sampai 2023. Lebih lanjut, pria yang menggantikan Janet Yellen tersebut mengatakan bahwa otoritas moneter masih akan melanjutkan program pembelian asetnya atau yang lebih dikenal dengan quantitative easing (QE).

Baca: Tragis! Emas Naik Tembus US$ 1.900, Tapi Langsung Jeblok 2,6%
Artinya terjadi peningkatan neraca bank sentral AS sebesar hampir US$ 3,4 triliun. Neraca bank sentral kemudian mulai susut seiring dengan normalisasi kebijakan moneter setelahnya menjadi US$ 3,84 triliun pada September tahun lalu.

Namun neraca the Fed kembali naik hingga lebih dari US$ 4,1 triliun pada awal tahun ini. Aset bank sentral Adidaya itu semakin menggembung saat pandemi Covid-19 melanda. Hanya dalam hitungan bulan neraca the Fed tembus US$ 7,36 triliun.

Apabila pada periode sebelumnya butuh waktu 6 tahun untuk meningkatkan neraca bank sentral sebesar lebih dari US$ 3,4 triliun. Sekarang hanya butuh waktu kurang dari 12 bulan.

Kebijakan ini masih akan terus ditempuh the Fed. Implikasinya adalah semakin bengkaknya defisit anggaran dan membuat dolar AS semakin tertekan. Ini memberikan keuntungan bagi emas sebagai aset minim risiko (safe haven).

Apabila melihat periode krisis sebelumnya (krisis keuangan 2008), QE yang dilakukan oleh the Fed membuat neraca bank sentral menggelembung dari US$ 995 miliar pada pertengahan September 2008 menjadi US$ 4,4 triliun pada Maret 2018.

yang di dalamnya mencakup bantuan perorangan senilai US$ 600. Setelah sekian lama menjalani negosiasi yang alot, stimulus yang ditunggu-tunggu akhirnya deal juga. Pasar pun merespons positif terhadap hal tersebut.

Ke depan ekonomi AS diyakini masih bakal bergantung pada stimulus, sehingga penguatan emas masih berpeluang terjadi.

"Dari semua yang saya lihat, saya percaya bahwa ini mungkin bukan paket stimulus terakhir, karena beberapa masalah yang kita hadapi adalah masalah struktural yang pasti akan menghantui kita hingga 2021, dari perspektif ekonomi, "kata Steve Dunn, Kepala exchange-traded product di Aberdeen Standard Investment kepada Kitco News.

Setidaknya, Dunn mengatakan suku bunga tidak akan naik tahun depan, yang akan tetap menjadi dukungan signifikan bagi logam mulia tersebut. Dia menambahkan bahwa bahkan tanpa adanya stimulus lebih lanjut, suku bunga rendah juga akan menekan dolar AS. Ini yang menjadi daya tarik emas

Dunn mengatakan bahwa pasar obligasi mungkin akan menjadi faktor bullish terbesar untuk logam mulia pada tahun 2021. Jumlah hutang yang memiliki imbal hasil negatif di seluruh dunia sekarang bernilai lebih dari US$ 18 triliun.

"Target emas di level US$ 1.925 menjelang Natal masih dalam jangkauan", kata direktur perdagangan global Kitco Metals Peter Hug.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kitco terhadap analis Wall Street maupun responden dari Main Street. Setidaknya ada 75% dari mereka yang berpandangan tren harga emas akan naik pekan ini (bullish)


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, December 21, 2020

Akhir Tahun Bakal Ceria, Harga Emas Antam Dekati Rp 1 Juta

Trading Emas Online Di Pasar Forex: Tata Cara, Kelebihan dan Risikonya -  Cermati.com 

 PT Equityworld Futures Medan- Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, naik pada perdagangan Senin (21/12/2020), setelah melesat pada pekan lalu. Satuan 1 gram, kini kembali mendekati level Rp 1 juta/batang. Kenaikan harga emas Antam berpotensi berlanjut menuju akhir tahun 2020, sebab harga emas dunia sedang menanjak.
Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, emas batangan satuan 1 gram naik 0,62% ke Rp 976.000/batang. Sepanjang pekan lalu, satuan 1 gram sudah melesat 1,7%.


Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan dibanderol Rp 91.812.000/batang atau Rp 918.120/gram, naik 0,66% dibandingkan harga Sabtu pekan lalu.

Sepanjang pekan lalu harga emas dunia melesat 2,26%, dan berlanjut lagi pagi ini menguat 0,8% ke US$ 1.985,74/troy ons. Bahkan sebelumnya sempat nyaris melewati level US$ 1.900/troy ons.

Potensi berlanjutnya kenaikan emas terlihat dari hasil survei terbaru dari Kitco yang mayoritas memberikan pandangan bullish (tren naik) pekan depan.

Survei yang dilakukan terhadap 14 analis di Wall Street menunjukkan 11 orang atau 79% memberikan pandangan bullish, 2 orang atau 14% memberikan pandangan netral, dan hanya 1 orang atau 7% yang melihat emas bearish (tren menurun).


Sementara itu, survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street, dengan 1.048 responden menunjukkan 75% memberikan pandangan bullish, 14% bearish dan 11% netral.

Artinya, sentimen analis dan pelaku pasar sangat bullish untuk pekan depan, sehingga peluang berlanjutnya penguatan terbuka lebar, bahkan tidak menutup kemungkinan kembali mendekati ke level US$ 2.000/troy ons. Sebab, menjelang libur Natal dan Tahun Baru, volume perdagangan akan lebih rendah dari biasanya, dan dapat memicu volatilitas tinggi. Artinya harga emas akan naik atau turun kencang dalam waktu yang singkat.

Apalagi, stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS) sudah akan cair. Stimulus fiskal, serta stimulus moneter merupakan "bahan bakar" bagi emas untuk menguat.

Kongres AS telah mengatasi perbedaan politik mengenai yang memasukkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai US$ 600 per orang.

Paket tersebut juga memasukkan bantuan untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) senilai US$ 300 miliar dan tambahan dana klaim tunjangan pengangguran senilai US$ 300 per pekan, yang saat ini dinikmati 12 juta orang pengangguran.

Proposal stimulus tersebut akan di-voting paling cepat pada Minggu malam waktu AS, artinya Senin pagi waktu Indonesia.

"Kita akan melihat pergerakan liar beberapa pekan ke depan, tetapi fundamental bullish emas masih tetap ada. Faktor yang akan membawa emas menguat lagi di tahun 2021 tidak akan hilang," kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.

Stimulus moneter dan fiskal di AS akan menjadi pemicu penguatan emas di tahun depan. Dengan stimulus tersebut, jumlah mata uang yang beredar akan meningkat, dan memicu inflasi. Emas secara tradisional dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, sehingga permintaannya akan meningkat.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, December 18, 2020

Ini Bedanya Pasar Emas 2013 & 2021, Emas Diramal ke US$ 2.300

 Dollar AS Nyaris Rp 17.000, Harga Emas Capai Rp 900.000 Per Gram -  Kronologi.id 

PT Equityworld Futures Medan- Kinerja suram harga emas dunia pada November lalu membuat beberapa investor mengingat kembali periode 2013 saat terjadi arus keluar besar-besaran dana investor di produk ETF (exchange traded fund), produk investasi sejenis reksa dana dengan underlying emas yang diperdagangkan di bursa.
Saat itu ETF yang berbasis emas mendapat tekanan jual yang tinggi di pasar, menyebabkan harga emas dunia juga mengalami penurunan terbesar dalam 30 tahun terakhir.

Pada November lalu, SPDR Gold Shares, ETF yang tercatat di Bursa New York Stock Exchange (NYSE) alias Wall Street, dengan kode GLD, mengalami tekanan jual lebih dari 60 ton emas dari kepemilikannya di November.


Berkurangnya kepemilikan emas di produk ETF tersebut terjadi karena pasar emas dunia mengalami penurunan harga terburuk dalam 4 tahun terakhir.

Secara global, Dewan Emas Dunia atau World Gold Council mengatakan bahwa lebih dari 100 ton emas mengalir keluar dari pasar ETF, penurunan terbesar kedua dalam catatan lembaga ini.

SPDR Gold Share adalah bagian dari ETF SPDR yang diperdagangkan di bursa NYSE yang dikelola dan dipasarkan oleh State Street Global Advisors.

Situs resminya mencatat, SPDR Gold awalnya terdaftar di NYSE pada November 2004, dan diperdagangkan di NYSE Arca (bagian dari bursa NSYE yang bisa memperdagangkan ETF) sejak 13 Desember 2007.

SPDR Gold Shares adalah ETF dengan kepemilikan secara fisik emas terbesar di dunia. Saham SPDR Gold juga diperdagangkan di Bursa Efek Singapura, Bursa Efek Tokyo, Bursa Efek Hong Kong dan Bursa Efek Meksiko.

Dalam sebuah webinar yang dikutip Kitco, sejumlah analis menilai arus keluar dana investor di ETF tetap menjadi risiko di pasar, namun sentimen dan kondisi pasar saat ini sangat berbeda dari 2013, 7 tahun lalu.

Dalam webinar yang diselenggarakan oleh State Street Global Advisors, George Milling Stanley, Kepala Strategi Emas untuk perusahaan tersebut, mengatakan bahwa harga emas pertama kali bullish, yakni ketika harganya diam-diam menguat dari US$ 250/troy ons menjadi hampir US$ 1.000/troy ons.

Selama krisis keuangan 2008, investor mulai melihat emas sebagai aset safe-haven alias aset aman, ini memicu harganya terus reli reli, dan akhirnya para spekulan menangkap momentum emas tersebut, dan pada akhirnya mendorong harga dari US$ 1.000 per ons pada tahun 2010 ke level tertinggi di atas US$$ 1.900 pada tahun 2011.

"Tren penguatan terakhir, dengan investor mulai spekulatif dan secara taktis masuk ke pasar emas. Reli ke [harga pada periode] 2011 tidak pernah dianggap stabil lagi," katanya, dikutip Kitco, Jumat (18/12/2020).

Dengan terjadinya reli 2020 (sebelum November 2020), yang mendorong harga emas di atas US$ 2.000/troy ons, Milling-Stanley mengatakan bahwa untuk sementara pasar sempat 'menggeliat' di Agustus, kemudian terjadi koreksi yang sehat.

Dia menambahkan bahwa pergerakan emas terlihat jauh lebih stabil dari hampir 10 tahun yang lalu. Ia menambahkan, ada alasan fundamental yang mendukung harga emas di level saat ini.

Adam Perlaky, Manajer Riset Investasi di Dewan Emas Dunia, yang juga berpartisipasi dalam webinar itu, mengatakan bahwa dia juga mengharapkan emas bisa terus mendapatkan keuntungan dari ketidakpastian investor lebih lanjut di tahun depan.
"Kami belum pernah melihat [senetimen] yang seperti pandemi Covid-19, dan kami benar-benar tahu seperti apa dampak ekonomi penuhnya," katanya.

Perlaky mencatat bahwa emas terus menjadi aset safe-haven yang menarik bagi investor karena valuasi pasar ekuitas (saham) diperdagangkan pada level rekor alias kemahalan, dan imbal hasil (yield) obligasi tetap pada posisi terendah dalam sejarah, sehingga kurang menarik.

Dia menambahkan, obligasi tidak memberikan perlindungan kepada investor seperti yang pernah dilakukan instrumen seperti emas.

"Model portofolio 60/40 [membagi porsi investasi 60:40] di investasi tradisional tidak berfungsi, dan saya tidak melihat model itu kembali dalam waktu dekat," katanya.

"Menciptakan portofolio multi-aset global yang mencakup sebagian emas adalah cara yang tepat."

Milling-Stanley mengatakan bahwa penelitian dari State Street menunjukkan bahwa memegang alokasi 10% dalam emas memberikan keuntungan terbesar bagi investor untuk menurunkan risiko dan volatilitas pasar sambil tetap memberikan potensi imbal hasil terbaik.

Mengenai seberapa tinggi harga emas bisa naik pada tahun 2021, Milling-Stanley mengatakan bahwa dia melihat potensi emas mencapai perkiraan US$ 2.300/troy ons.

"Sulit untuk membuat celah di beberapa perkiraan yang melihat emas bisa ke US$ 2.300 per ons," katanya. "Mengingat apa yang telah terjadi dan ke mana arah kebijakan moneter, angka prediksi ini bukanlah prakiraan yang luar biasa.

Menurut Milling-Stanley dan Perlaky, risiko emas terbesar tahun depan tetap dari vaksin virus Covid-19. Sentimen positif investor telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena harapan mulai tumbuh bahwa ekonomi global akan pulih lebih cepat dari yang diharapkan. Ketika ekonomi pulih, biasanya emas bakal ditinggalkan investor yang mencari aset yang lebih agresif.

Namun, kedua analis pasar ini juga mencatat bahwa ketidakpastian tidak akan hilang dalam waktu dekat.

"Saya tidak berpikir sentimen risiko akan menjadi tema yang konsisten di AS atau di seluruh dunia, dan saya pikir investor masih akan melihat emas sebagai aset safe-haven," kata Milling-Stanley

Pada Selasa lalu, harga emas dunia akhirnya kembali melesat setelah menurun dalam berapa hari terakhir. Ekspektasi cairnya stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS) membuat harganya kembali melesat.

Melansir data Refinitiv, harga emas dunia pada Selasa melesat 1,44% ke US$ 1.853,46/troy ons di pasar spot. Sementara pada perdagangan Rabu (16/12/2020) pukul 15:55 WIB, emas menguat 0,43% ke US$ 1.861,51/troy ons


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, December 17, 2020

The Fed Bawa Kabar Gembira, Rupiah Ikut Bahagia

Suasana Kawasan penukaran uang lusuh di Area Gedung Bank Indonesia,  Jakarta,  Kamis (1/2/2018). CNBC Indonesia/Muhammad Sabki PT Equityworld Futures Medan- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Hasil rapat bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) menjadi sentimen positif bagi mata uang Tanah Air.
Pada Kamis (17/12/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.090 kala pembukaan perdagangan pasar spot. Sama persis dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya atau stagnan.

Namun tidak lama kemudian rupiah langsung menguat. Pada pukul 09:04 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.080 di mana rupiah menguat 0,07%.

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot di Rp 14.090, sama persis dengan hari sebelumnya alias stagnan. Ini membuat rupiah gagal menguat selama tiga hari beruntun.

Namun hari ini sulit mengahalangi rupiah untuk melaju dengan nyaman di jalur hijau. Pasalnya, sentimen eksternal maupun domestik sedang suportif bagi penguatn Ibu Pertiwi.

Dari sisi eksternal, dini hari tadi komite pembuat kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) mengumumkan hasil rapat edisi Desember 2020. Seperti yang sudah diduga, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 0-0,25%, terendah dalam sejarah.
Di samping itu, The Fed membawa dua kabar lain. Satu, The Fed merevisi proyeksi sejumlah indikator perekonomian Negeri Paman Sam. Bukan sembarang revisi, tetapi ke arah yang lebih baik.

Misalnya, pertumbuhan ekonomi AS pada 2020 kini diperkirakan -2,4%. Membaik dibandingkan proyeksi edisi September 2020 yang -3,7%. 'Ramalan' angka pengangguran juga membaik menjadi 6,7% dari sebelumnya 7,8%.

Untuk 2021, proyeksi pertumbuhan ekonomi terbaru The Fed berada di 4,2%, lebih baik dibandingkan perkiraan September 2020 yang sebesar 4%. Sementara angka pengangguran tahun depan diperkirakan 5%, turun dari proyeksi sebelumnya yaitu 5,5%.

Angka-angka ini menggambarkan bahwa pemulihan sosial-ekonomi di Negeri Adidaya lebih baik ketimbang perkiraan sebelumnya. Ini tentu kabar yang sangat baik, bukan hanya buat AS tetapi juga seluruh dunia.

Maklum, AS adalah negara konsumen terbesar di dunia. Jika permintaan AS pulih seiring ekonomi yang terus membaik, maka kinerja ekspor negara-negara lain akan ikut terangkat, tidak terkecuali Indonesia.

Dua, memang betul ekonomi AS sudah jauh membaik sejak menyentuh titik nadir pada kuartal II-2020. Akan tetapi pemulihan itu belum stabil, masih sangat rapuh.
"Sebagian sektor ekonomi masih ringkih, seperti jasa yang memang bergantung kepada kontak antar-manusia. Pelemahan sektor ini bukan karena kondisi pasar keuangan, tetapi penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19)," kata Powell dalam konferensi pers usai rapat, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Meski begitu, The Fed tetap berkomitmen untuk memberikan segala daya dan upaya sampai ekonomi AS betul-betul sehat. Hingga itu terjadi, The Fed akan terus menggelontorkan likuiditas ke perekonomian, salah satunya melalui pembelian obligasi. Saat ini The Fed punya program pembelian obligasi pemerintah senilai US$ 120 miliar per bulan.



"Kami tetap melanjutkan program pembelian obligasi hingga terlihat ada perbaikan ekonomi yang substansial ke arah penciptaan lapanga kerja maksimal dan inflasi menuju target 2%," sebut keterangan tertulis FOMC.

Saat The Fed terus memborong obligasi pemerintah, maka pasokan dolar AS bakal membanjir. Ini tentu membuat dolar AS semakin tidak berharga, karena pasokannya melimpah.

Pada pukul 07:43 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,03%. Dalam sebulan terakhir, indeks ini anjlok lebih dari 2%. Dengan tekanan yang terus menghinggapi dolar AS, peluang penguatan rupiah sangat terbuka.

Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar (dan seluruh rakyat Indonesia) sepertinya masih larut dalam euforia akibat pengumuman Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin. Kepala Negara memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk mengamankan anggaran pengadaan vaksin agar bisa dinikmati secara gratis.
"Saya menginstruksikan dan memerintahkan kepada Menteri Keuangan untuk memprioritaskan dan merealokasi dari anggaran lain terkait ketersediaan dan vaksinasi secara gratis ini sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat untuk tidak mendapatkan vaksin. Saya juga ingin tegaskan lagi, nanti saya yang akan menjadi penerima pertama divaksin pertama kali. Hal ini utk memberikan kepercayaan dan keyaknan kepada masyarakat bahwa vaksin yang digunakan aman," jelas Jokowi.

Harapan hidup bisa kembali normal dengan kehadiran vaksin (apalagi gratis) berhasil mendongkrak kepercayaan diri pelaku pasar. Investor yang sempat bermain aman kini berani keluar dari 'sarang' dan berburu aset-aset berisiko di pasar keuangan Indonesia sehingga rupiah nyaman melenggang di jalur hijau


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, December 16, 2020

Ada Stimulus Mega Jumbo dari AS, Bikin Harga Emas Terbang

 Keuntungan Trading Emas Secara Online - MIFTAH FARID | BLOGGER BANJARMASIN 

PT Equityworld Futures Medan- Ada sinyal positif terkait stimulus fiskal jilid II di Amerika Serikat (AS), harga emas langsung melesat. Namun pada perdagangan pagi ini harga emas cenderung tak beranjak dari posisi penutupan perdagangan kemarin.
Di arena pasar spot harga emas dibanderol di US$ 1.853,5/troy ons pada 09.15 WIB. Harga emas kembali tembus level resisten terdekatnya di US$ 1.850/troy ons. Kemarin harga emas melesat 1,4% dalam sehari.


Kini mulai ada titik terang terkait stimulus yang selama ini diskusinya menemui jalan buntu. Proposal bipartisan yang diusulkan senilai US$ 908 miliar itu dipecah menjadi dua rancangan undang-undang (RUU).

RUU yang pertama akan spesifik mencakup bantuan senilai US$ 748 miliar. Bantuan ini rencananya akan dialokasikan untuk tambahan program paycheck protection program (PPP), asuransi pengangguran, sekolah dan alokasi untuk pengembangan dan distribusi vaksin.

Poin-poin tersebut disepakati oleh kedua belah pihak baik Partai Demokrat yang menguasai DPR dan Partai Republik yang menguasai Senat. Sementara itu untuk RUU yang mencakup bantuan senilai US$ 160 miliar yang berisi tentang bantuan sektor usaha dipisah karena poin ini yang memicu perbedaan pendapat.

Adanya kabar positif terkait stimulus ini membuat pasar keuangan sumringah. Pagi tadi tiga indeks acuan Wall Street kompak menguat lebih dari 1%. Sementara bursa saham Asia juga mayoritas bergerak di zona hijau.

Emas yang sangat sensitif terhadap stimulus pun ikut terdongkrak. Stimulus fiskal jilid II yang masif ini berpotensi menekan dolar AS lebih dalam. Emas dan dolar punya korelasi negatif, artinya arah pergerakannya berbanding terbalik.

Saat ini fokus pelaku pasar adalah hasil pertemuan komite pengambil kebijakan Federal Reserves (FOMC). Pasar mungkin melihat sinyal dan arah kebijakan moneter baru pada pertemuan Desember kata ahli strategi TD Securities.

The Fed diperkirakan masih akan memberikan sinyal kebijakan yang sifatnya lebih kualitatif ketimbang kuantitatif. Setidaknya di bulan Desember, the Fed mungkin mengklarifikasi bahwa program QE akan berjalan sampai ada perbaikan di sektor lapangan kerja dan geliat inflasi untuk mencapai sasaran target 2%.

Untuk emas, ini semua adalah kabar baik karena stimulus, imbal hasil yang lebih rendah, dan dolar AS yang lebih lemah kemungkinan akan memicu lebih banyak alokasi dana ke logam mulia.

Tahun 2021 tinggal 2 pekan lagi. Secara fundamental harga emas masih berpeluang naik sampai ke 2021. Banyak analis yang memperkirakan harga emas bisa kembali ke level US$ 1.900 - US$ 2.100 tahun depan.

Bahkan menurut BMO Capital Markets, sampai tahun 2023 harga emas masih akan tetap kokoh di atas US$ 1.800/troy ons. Rata-rata harga emas tahun 2021 diramal berada di US$ 1.915/troy ons


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, December 15, 2020

Terungkap! Ternyata Gegara Ini, Pantas Harga Emas Loyo Terus

Trading Emas Online Di Pasar Forex: Tata Cara, Kelebihan dan Risikonya -  Cermati.com 

 PT Equityworld Futures Medan- Pergerakan harga emas dunia masih menunggu sinyal kebijakan moneter bank sentral paling berpengaruh di dunia yakni Federal Reserves (the Fed) pekan ini.
Otoritas moneter negeri Paman Sam itu diyakini masih tetap memberikan sinyal dovish (kalem) ke pasar sehingga masih menguntungkan untuk emas.

Kurang dari satu hari lagi the Fed akan mengumumkan kebijakan moneternya. Namun mengawali pekan ini harga emas ditutup ambles kemarin. Hari ini Selasa (15/12/2020) pada perdagangan pagi waktu Asia, harga si logam kuning nyaris tak beranjak dari posisi penutupan kemarin.


Di arena pasar spot harga logam kuning dibanderol di US$ 1.827,08/troy ons atau melemah sangat tipis nyaris stagnan dengan koreksi 0,03%. Secara month to date (mtd) emas masih terapresiasi 2,74%.

Namun jika dibandingkan dengan posisi tertingginya bulan ini yang disentuh pada 8 Desember lalu, harga emas sudah ambles 2,36%. Di saat yang sama tren dolar AS juga terus melemah. Hal ini tercermin dari posisi indeks dolar yang terpangkas 1,34% secara mtd.


kemudian sebentar lagi ada AS membuat harga emas tertekan. Di saat yang sama belum ada kepastian soal stimulus fiskal jilid II yang akan digelontorkan oleh pemerintah AS.

Namun kini semua mata tertuju pada pengumuman kebijakan suku bunga acuan, proyeksi ekonomi dan konferensi pers yang akan dihelat the Fed lusa dini hari. Pasar mungkin melihat sinyal dan arah kebijakan moneter baru pada pertemuan Desember kata ahli strategi TD Securities.

The Fed diperkirakan masih akan memberikan sinyal kebijakan yang sifatnya lebih kualitatif ketimbang kuantitatif. Setidaknya di bulan Desember, the Fed mungkin mengklarifikasi bahwa program QE akan berjalan sampai ada perbaikan di sektor lapangan kerja dan geliat inflasi untuk mencapai sasaran target 2%.

Baca: Turun Lagi, Waspada Pergerakan Liar Harga Koin Emas Dinar
Untuk emas, ini semua adalah kabar baik karena stimulus, imbal hasil yang lebih rendah, dan dolar AS yang lebih lemah kemungkinan akan memicu lebih banyak alokasi dana ke logam mulia.

Tahun 2021 tinggal 2 pekan lagi. Secara fundamental harga emas masih berpeluang naik sampai ke 2021. Banyak analis yang memperkirakan harga emas bisa kembali ke level US$ 1.900 - US$ 2.100 tahun depan.

Bahkan menurut BMO Capital Markets, sampai tahun 2023 harga emas masih akan tetap kokoh di atas US$ 1.800/troy ons. Rata-rata harga emas tahun 2021 diramal berada di US$ 1.915/troy ons.

Namun ada satu risiko besar yang bisa menekan harga emas tahun depan. Sentimen risk on di pasar yang semakin marak pada akhirnya bisa membuat emas banyak dilepas oleh investor sebagai salah satu sumber dana. Secara sederhana investor akan pindah ke lain hati. Investor akan mencari aset lain yang memberikan cuan lebih tebal.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, December 14, 2020

Harga Emas Antam Drop Lagi, Waspada Akhir Tahun Makin Liar

Harga emas hari ini di Pegadaian, Sabtu 12 Desember 2020 

 PT Equityworld Futures Medan- Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. turun pada perdagangan Senin (14/12/2020), melanjutkan penurunan sepanjang pekan lalu.
Harga emas dunia yang masih belum mampu kembali melesat naik menjadi pemicu penurunan harga logam mulia di dalam negeri.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan turun 0,22% ke Rp 89.412.000/batang atau Rp 894.120/gram.

Baca: Tak Jadi Balik ke US$ 1.900, Emas PHP Doang Seperti Si Mantan
Harga emas dunia pada pekan lalu berfluktuasi, sempat melesat dan menyentuh level US$ 1.875/troy ons setelahnya malah ambrol 1,7%. Dalam sepekan, emas akhirnya cuma mampu menguat tipis 0,08% di US$ 1.836/troy ons.

Masih belum jelasnya kemana emas dunia akan melangkah terlihat dari hasil survei mingguan yang dilakukan Kitco. Sebanyak 15 analis di Wall Street yang disurvei menunjukkan sebanyak 4 orang atau 40% memprediksi emas akan bearish (tren menurun) di pekan ini. Artinya dalam 3 pekan terakhir, sentimen yang dominan dalam survei tersebut selalu berubah-ubah.

Pada pekan lalu, mayoritas memprediksi bullish (tren naik), sepekan sebelumnya bearish.

Sementara di pekan ini, sebanyak 5 orang atau 33% memberikan outlook bullish, dan sisanya netral.

Survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street, dengan 1.507 partisipan menunjukkan sebanyak 54% memberikan proyeksi bullish, 28% bearish, dan 17% netral.

Belum pastinya kapan stimulus fiskal jilid II di Amerika Serikat (AS) akan cair membuat harga emas "kehabisan bensin" untuk kembali menguat. Stimulus fiskal dan moneter merupakan "bahan bakar" utama emas menguat sepanjang pekan tahun ini.

Di pekan ini, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mengumumkan kebijakan moneter. Ada kemungkinan The Fed akan menambah nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) sebab hingga saat ini stimulus fiskal di AS masih belum cair dan pasar tenaga kerja AS kembali memburuk.

Jika itu terjadi, harga emas berpeluang melesat lagi.

Banyak analis juga memprediksi harga emas berisiko bergerak liar, sebab menjelang libur Natal dan Tahun Baru, volume perdagangan akan menurun, dan bisa memicu volatilitas tinggi. Ketika emas dunia bergerak liar, maka harga emas Antam juga bisa naik atau turun kencang


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, December 11, 2020

Parah! Harga Emas Antam Hari Ini Jeblok Lagi Jadi Rp 896.120

 Inilah Perbedaan Trading Forex, Emas, dan Saham - Kompasiana.com 

PT Equityworld Futures Medan-  Harga emas batangan yang diproduksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. kembali turun pada perdagangan Jumat (11/12/2020), masih terseret penurunan harga emas dunia.
Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan hari ini dibanderol Rp 89.612.000/batang atau Rp 896.120/gram, turun 0,22% dibandingkan harga Kamis kemarin yang merosot 1,1%.
Harga emas dunia yang diprediksi akan menguat di pekan ini justru melemah lagi 0,21% ke US$ 1.835,31/troy ons pada perdagangan Kamis kemarin. Pada perdagangan Rabu bahkan lebih parah ambrol 1,72%.

Kitco pada pekan lalu melakukan survei terhadap para analis di Wall Street, hasilnya kembali memberikan proyeksi bullish (tren naik) untuk emas dunia di pekan ini.

Dari 14 analis di Wall Street yang disurvei, sebanyak 10 orang atau 71% memberikan proyeksi bullish, sementara 3 analis atau 21% memberikan outlook bearish (tren turun) dan 1 orang netral.

Sementara survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street dengan 1.147 partisipan menunjukkan 65% diantaranya bullish, 20% bearish dan 15% netral.

Tetapi emas justru melempem di pekan ini. Sebabnya pembahasan stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS) yang masih belum ada titik terang. Padahal banyak yang berharap stimulus tersebut bisa cair di pekan ini.

Stimulus fiskal serta stimulus moneter merupakan bahan bakar bagi emas untuk menanjak. Sehingga belum pastinya kapan stimulus tersebut akan cair membuat emas merosot.

Meski demikian, Meski demikian, analis dari bank Wells Fargo memprediksi harga emas akan kembali menguat di tahun depan, bahkan mencetak rekor tertinggi baru, sebab pasar finansial disebut sedang "mabuk" likuiditas.

John LaForge, kepala strategi aset riil di Wells Fargo, memprediksi pemulihan ekonomi di tahun 2021 akan cukup kuat dengan adanya vaksin virus corona. Meski demikian, ia melihat suku bunga bunga masih akan rendah dan kebijakan moneter masih longgar, sehingga perekonomian akan banjir likuiditas yang akan mendukung kenaikan harga emas.

"Pasar finansial "mabuk" akan likuiditas dan para investor seharusnya tidak memperkirakan tahun 2021 pasar finansial akan "sadar". Dalam kondisi tersebut, kinerja logam mulia masih akan bagus," kata LaForge, sebagaimana dilansir Kitco.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sebagai pemangku kebijakan moneter, sudah mengatakan tidak akan menaikkan suku bunga < 0,25% hingga tahun 2023, dan ada peluang nilai pembelian aset (quantitative easing/QE) akan ditambah. Alhasil, "mabuk" likuiditas memang masih akan terjadi dalam waktu yang cukup lama.

"Masih banyak uang yang akan dicetak, dan itu bagus untuk emas dan perak," kata LaForge.

Tetapi tidak hanya stimulus moneter yang akan membawa emas kembali menguat, ia juga melihat tahun 2020 sebagai awal siklus bullish emas. LaForge memprediksi di akhir tahun 2021, emas akan menyentuh US$ 2.100 hingga US$ 2.200/troy ons. Kenaikan harga emas dunia tersebut tentunya akan mengerek naik emas Antam.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, December 8, 2020

Dolar 'Dibuang', Harga Emas Bakal ke Level US$ 2.000/Oz

 4 Komponen Teknikal Penting Dalam Trading Emas Online - Artikel Emas 

PT Equityworld Futures Medan- Harga emas berhasil melewati level resisten psikologis US$ 1.850 pada perdagangan kemarin. Hari ini Selasa (8/12/2020), harga emas cenderung flat alias tak menunjukkan pergerakan yang berarti.
Di arena pasar spot harga emas dunia dibanderol di US$ 1.863,6/troy ons (Oz) pada 07.45 WIB. Harga emas terkoreksi sangat tipis sebesar 0,02% dibanding posisi penutupan perdagangan kemarin di US$ 1.863,7/troy ons.

Setelah mengalami jatuh bangun belakangan ini, harga emas diperkirakan bakal menyentuh level tertingginya lagi di US$ 2.000/troy ons pada kuartal pertama tahun depan. Proyeksi tersebut disampaikan langsung oleh Suki Cooper dari Standard Chartered.

Anjloknya harga emas ke bawah level US$ 1.800/troy ons pada November lalu membuat harga logam kuning tersebut menyentuh level jenuh jualnya (oversold). Adanya outflow dari produk investasi berupa exchange traded fund (ETF) berbasis emas secara besar-besaran memicu koreksi tajam harga bullion.

Sampai saat ini kondisi makroekonomi global masih menguntungkan emas terutama karena posisi greenback yang tertekan dan kebijakan moneter longgar bank sentral global.

Lebih lanjut Cooper memperkirakan bahwa potensi koreksi harga emas masih ada dalam waktu dekat. Namun dolar AS yang melemah, suku bunga riil negatif, kekhawatiran seputar inflasi, dan ekspektasi stimulus fiskal lebih lanjut di tengah kebijakan moneter yang akomodatif kemungkinan akan memberi tekanan kepada emas.

Pasar yang diberondong dengan membuat harga emas ambrol lebih dari 5% sepanjang bulan November lalu.

Mengutip CNBC International, FDA atau semacam BPOM AS diperkirakan bakal merestui penggunaan darurat vaksin minggu ini seiring dengan krisis kesehatan yang semakin memburuk di Negeri Paman Sam.

FDA dijadwalkan mengadakan pertemuan Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologis Terkait, yang dikenal sebagai VRBPAC, pada hari Kamis untuk meninjau vaksin Covid-19 Pfizer dengan produsen obat Jerman BioNTech untuk otorisasi penggunaan darurat.

Langkah ini menyusul keputusan Inggris yang merestui penggunaan darurat vaksin Pfizer-BioNTech sebanyak 800 ribu dosis untuk didistribusikan pada kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi Covid-19.

Namun imunisasi masal juga membutuhkan waktu sehingga roda ekonomi tidak bisa langsung berputar dengan kencang setidaknya sampai paruh kedua tahun 2021.

Adanya vaksin akan berdampak pada menggeliatnya aktivitas ekonomi yang ditandai dengan mobilitas dan berangsur pulihnya sektor pariwisata. Standard Chartered memperkirakan PDB global akan pulih 4,8% di tahun depan dari kontraksi 3,8% tahun ini.

Pasar memberi respons positif terhadap kabar vaksin Covid-19. Pelaku pasar optimis bahwa kehidupan normal akan segera kembali. Namun dalam wawancaranya dengan Kitco News, Cooper mengingatkan bahwa likuiditas dan tingkat utang yang membengkak masih mendukung emas.

"Respons kebijakan yang cukup besar pada tahun 2020 juga telah membuat ruang kebijakan menjadi terbatas hingga tahun 2021, hal ini akan membuat pembuat kebijakan memiliki sedikit ruang untuk bermanuver jika terjadi guncangan lagi. Kebijakan moneter jangka panjang yang akomodatif dan stimulus fiskal yang belum pernah terjadi sebelumnya menjadi pertanda baik bagi harga emas," katanya


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, December 7, 2020

Jangan Ketinggalan Kereta, Emas Diramal Melesat Pekan ini

 Harga Emas Sentuh Level Tertinggi Sejak 2013 - Market Bisnis.com 

PT Equityworld Futures Medan- Emas berbalik arah menguat sepanjang minggu lalu. Meski cenderung flat pada perdagangan pagi awal pekan ini Senin (7/12/2020), harga emas diproyeksikan akan lanjut menguat.
Harga emas di arena pasar spot mengalami peningkatan tipis sebesar 0,07% dibanding posisi penutupan pekan lalu ke level US$ 1.838,9/troy ons pada pukul 09.15 WIB.

Pada periode 30 November - 4 Desember 2020 mengalami kenaikan sebesar 3,41%. Dolar AS yang semakin tergelincir ke level terendahnya dalam dua setengah tahun terakhir menyebabkan emas punya momentum untuk rebound.

Sebelumnya emas tertekan hebat di bulan November dengan koreksi sebesar 5,37% akibat
Namun kelanjutan diskusi stimulus jumbo jilid II di AS membuat greenback semakin tertekan. Proposal bipartisan yang diusulkan saat ini sebesar US$ 908 miliar.

Angka tersebut lebih tinggi dari yang diusulkan oleh Partai Republik yang menguasai Senat. Namun jauh lebih rendah dari yang diusulkan oleh Partai Demokrat yang mengusai House (DPR AS) sebesar US$ 2 triliun.

Pada Kamis pekan lalu (3/12/2020) pemimpin Senat mayoritas Mitch McConnell mengatakan harapan untuk stimulus bakal digelontorkan terbuka jika pihak Demokrat mau untuk mendekati nominal stimulus yang diusulkan Republik.

Di saat yang sama urgensi adanya bantuan fiskal lanjutan di AS semakin nyata. Data penciptaan lapangan kerja (non-farm payroll) di bulan November dilaporkan sebesar 245 ribu. Turun dari bulan Oktober sebanyak 610 ribu dan lebih rendah dari perkiraan analis sebanyak 469 ribu.


Menurut ketua DPR Nancy Pelosi, ini menjadi momentum untuk kongres mengambil langkah yang tepat guna menyelamatkan perekonomian Paman Sam yang mengalami resesi parah tahun ini.

Bersama dengan kebijakan moneter ultra longgar yang ditempuh oleh bank sentral AS the Fed lewat quantitative easing, harga emas dan ekuitas pun melesat masing-masing 21,1% dan 14,5% sepanjang 2020.


Sebagai informasi, di bawah kendali Jerome Powell the Fed diperkirakan telah menggelontorkan stimulus moneter sebesar US$ 3 triliun tahun 2020. Ini merupakan stimulus terbesar yang pernah diberikan oleh bank sentral AS sejak tahun berdirinya seabad silam.


Pasar pun merespons positif berita tersebut. Dalam survei yang dilakukan oleh Kitco pada analis Wall Street maupun pelaku pasar di Main Street, mayoritas memandang bullish harga emas pekan ini.

Minggu ini 14 analis berpartisipasi dalam survei. Sebanyak 10 pemilih, atau 71%, menyerukan harga emas bakal naik. Hanya satu analis atau 7% yang memperkirakan harga bakal bergerak lebih rendah. Sisanya, tiga analis atau 21% netral terhadap emas.

Sementara itu dari total 1.147 suara diberikan dalam survei online minggu lalu sebanyak 743 pemilih atau 65%, mengatakan mereka bullish terhadap emas untuk minggu ini. Ada 231 peserta lainnya atau 20% yang memandang bearish. Sisanya 173 responden atau 15% netral.

Stimulus adalah hal yang krusial untuk mendorong harga emas melesat lebih lanjut. Untuk dapat melesat harga emas harus melalui beberapa titik resisten. Titik resisten terdekat emas adalah US$ 1.850. Level psikologis selanjutnya adalah US$ 1.900 dan US$ 1.975.

Harga emas tidak menutup kemungkinan bakal mencapai level US$ 2.000 di akhir tahun apabila stimulus fiskal jilid II yang nilainya jumbo tersebut diloloskan menurut direktur perdagangan global Kitco Metals Peter Hug.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, December 4, 2020

Rawan Ambles! Emas Mulai Goyang Lagi, Bisa ke Bawah US$ 1.800

Harga Emas Hari Ini 5 Agustus 2020 

 PT Equityworld Futures Medan- Harga emas sudah reli dalam tiga hari perdagangan terakhir. Hari ini Jumat

(4/12/2020), harga logam mulia emas tersebut mengalami koreksi tetapi masih berada di atas level US$

1.800/troy ons.
Harga emas dunia di arena pasar spot melemah 0,1% dari posisi penutupan kemarin. Harga emas pun dipatok di

US$ 1.838,5/troy ons. Sepanjang pekan ini harga emas telah menguat 2,9%.

Harga emas seolah bangkit dari kubur di saat dolar AS tertekan hebat. Indeks dolar saat ini berada di level

terendahnya dalam 2,5 tahun terakhir. Secara week to date indeks dolar telah melorot 1,16%.

Emas dan dolar AS punya korelasi negatif yang kuat. Artinya pergerakan harga emas berlawanan dengan dolar

AS. Ketika dolar AS tertekan emas diuntungkan dan punya momentum untuk menguat.

Harga emas sempat longsor di bulan November ketika ada empat pengembang vaksin Covid-19 yang

mengklaim hasil uji klinis tahap akhir kandidat vaksin yang mereka kembangkan memiliki tingkat efektivitas

proteksi mencapai 90% bahkan lebih.

Kabar Inggris yang merestui penggunaan darurat vaksin Pfizer-BioNTech minggu ini tak terlalu membuat harga

emas goyang seperti sebelumnya. Pada akhirnya vaksin memang jadi game changer.

Namun untuk melakukan vaksinasi Covid-19 secara masal tentu saja butuh biaya, proses dan waktu. Pasar yang

forward looking menyambut gembira kabar vaksin dan lebih berani mengambil risiko serta agresif.

Emas sebagai aset safe haven (minim risiko) yang tidak produktif pun dibuang. Investor beralih ke saham,

komoditas bahkan criptocurrency seperti bitcoin untuk mencari cuan yang lebih tebal. Itulah penjelasan dibalik

koreksi harga emas yang signifikan di bulan lalu.

Lantas bagaimana prospek emas di tahun depan mengingat tahun 2020 tinggal menghitung hari (kurang dari 1

bulan)?

Banyak analis yang masih memandang positif emas lantaran narasi dan fundamental bullion belum berubah.

Dalam prospek 2021, analis di perusahaan riset Inggris Metals Focus mengatakan mereka memperkirakan harga

emas akan terdorong ke US$ 2.300/troy ons tahun depan.

"Logam mulia telah berada di bawah tekanan yang signifikan baru-baru ini karena investor meninjau kembali

saham siklus setelah berita vaksin mulai datang," kata Neil Meader, direktur emas dan perak di Metals Focus

dalam laporannya.

"Tapi kami ragu apakah ini akan dipertahankan. Ini akan membutuhkan waktu untuk vaksin untuk digunakan

secara luas. Kami juga tidak berharap akan ada kembali normal sampai setidaknya pertengahan 2021."

Para analis di Metals Focus mengatakan bahwa pasar emas akan terus mendapatkan keuntungan dari langkah-

langkah stimulus lebih lanjut, imbal hasil obligasi yang rendah, dan tekanan inflasi yang meningkat.

"Imbal hasil rendah menguntungkan emas dari biaya peluang minimal untuk memegang logam. Ini juga

membatasi kemampuan pasar obligasi untuk bertindak sebagai lindung nilai terhadap koreksi harga ekuitas,

"kata para analis.

Di saat yang sama, perusahaan juga melihat potensi daya tarik safe-haven emas untuk menarik investor.

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, December 3, 2020

Dolar AS 'Dibuang', Harga Emas Lari Kencang!

Perbedaan Trading Forex vs Emas (Gold) Online - Broker Forex Terbaik 

 PT Equityworld Futures Medan-Harga logam mulia emas pagi hari ini Kamis (3/12/2020) mengalami koreksi usai dua hari beruntun melesat dan membuatnya kembali ke level di atas US$ 1.800/troy ons.
Pada 08.50 WIB, harga logam kuning tersebut di arena pasar spot turun 0,17% ke US$ 1.827,86/troy ons. Pada Selasa dan Rabu, harga emas ditutup dengan apresiasi dan  berhasil menghantarkannya ke level US$ 1.831/troy ons pada penutupan kemarin.




Dolar AS yang kian ambles dan tak berharga menjadi salah satu pemicu utama reli harga emas. Indeks dolar yang mencerminkan posisi greenback terhadap mata uang lainnya telah melorot 3% dalam sebulan terakhir. Indeks dolar kini berada di level terendah dalam 2,5 tahun terakhir.

Dolar dan emas memiliki korelasi negatif kuat. Artinya ketika dolar melemah emas cenderung menguat. Ini yang membuat harga emas rebound pasca longsor karena dipicu oleh sentimen positif perkembangan vaksin Covid-19.

Bulan November memang jadi bulan pesakitan bagi emas. Harga bullion drop 5,37% dalam sebulan setelah prospek yang menjanjikan perkembangan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech, Moderna dan AstraZeneca menjadi berita paling hangat diperbincangkan.

Bahkan Inggris telah merestui penggunaan darurat untuk vaksin Pfizer dan BioNTech. Namun fundamental emas memang belum berubah. Dolar AS yang tertekan, imbal hasil riil yang negatif membuat biaya peluang memegang aset tak produktif seperti emas menjadi rendah.

Di sisi lain kabar stimulus fiskal jilid II AS juga turut menekan greenback.  Kini ada tiga proposal yang sedang dipertimbangkan. Salah satunya adalah paket bantuan bipartisan senilai US$ 908 miliar.

Proposal ini sedang dipertimbangkan dalam hubungannya dengan dua proposal partisan. Salah satunya diajukan oleh McConnell sebagai tawaran Gedung Putih, dan terakhir proposal Demokrat yang didukung oleh Ketua DPR Nancy Pelosi dan Pemimpin Demokrat Senat Chuck Schumer.

Saat ini, baik Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Ketua Fed Jerome Powell mendukung proposal bipartisan. Ketua Powell yang berbicara di sidang komite perbankan Senat berkata, "Saya berharap dapat meninjau bersama Anda keseluruhan paket. Saya pikir lebih banyak respons fiskal diperlukan." ungkapnya melansir Kitco News.

Rebound emas kali ini juga menyisakan tanda tanya. Apakah reli emas akan berlanjut?

"Emas telah menjadi cahaya yang bersinar, dengan harga ditutup di atas EMA 5 hari untuk pertama kalinya sejak 11 November. Pertanyaannya adalah apakah harga dapat ke US$ 1.848 dan breakout rendah sebelumnya? Itulah level yang harus dicapai untuk menilai apakah ini lebih dari sekadar reli short-covering dan oversold, "kata Chris Weston kepala riset Pepperstone kepada Kitco.

TD Securities melihat peluang emas untuk terus naik hingga akhir tahun ke US$ 2.000/troy ons pada tahun 2021 sehubungan dengan ekspektasi inflasi.

"Mengingat suku bunga riil belum berhasil naik lebih jauh, sementara dolar terus mencetak posisi terendah baru dan Fed mengeluarkan nada akomodatif, kami memperkirakan bahwa pemulihan ekonomi yang berkelanjutan akan sekali lagi memicu minat investasi dalam emas sebagai aset lindung nilai inflasi," kata TD Securities.

"Ini bisa menjadi peluang bullish untuk logam kuning saat kita menuju ke FOMC Desember, di mana kami berharap bahwa Fed akan melonggarkan dengan memperpanjang periode jatuh tempo rata-rata tertimbang dari pembelian Treasury-nya." tambah TD Securities

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, December 2, 2020

Kabar Baik! Harga Emas Sudah Balik ke US$ 1.800/Oz Gaes

Hanya Turun 0,2%, Trading Emas Online Diperkirakan Akan Meningkat 

 PT Equityworld Futures Medan-Dolar AS yang terus tertekan pada akhirnya memberikan ruang bagi emas untuk menguat. Setelah kemarin terangkat 2,1% harga emas di perdagangan pagi hari ini Rabu (2/12/2020) mengalami koreksi tipis cenderung flat.
Di arena pasar spot harga emas global dipatok di US$ 1.813,9/troy ons pada 09.10 WIB. Harga emas turun 0,05% dibanding posisi penutupan perdagangan kemarin. Emas berhasil rebound kembali ke atas US$ 1.800/troy ons setelah terus menerus anjlok.


Kasus positif corona di AS sendiri sudah naik menjadi dua kali lipat hanya dalam kurun waktu sebulan dan menyentuh rekor tertingginya di angka 4 juta kasus.

Karena kenaikan kasus positif ini sendiri menyebabkan munculnya rasa urgensi di antara para pengampu kebijakan untuk mempercepat proses negosiasi program paket dana stimulus jumbo yang dianggap sangat diperlukan oleh ekonomi sampai vaksinasi massal dilakukan.

Juru bicara kamar House of Representative AS, Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin dijadwalkan akan bertemu kembali untuk membahas mengenai paket stimulus US$ 908 miliar. Stimulus akan disalurkan ke sektor-sektor yang terdampak pandemi virus corona seperti bisnis-bisnis kecil dan para pengangguran.

Kembali bergulirnya perbincangan terkait stimulus membuat dolar AS tertekan dan harga emas terangkat. Stimulus menjadi faktor kunci yang menggerakkan harga emas.

Di sisi lain harga emas sedikit tertahan oleh kabar positif vaksin yang kembali diterima oleh pasar.

Raksasa di sektor farmasi Pfizer dan Moderna dikabarkan sudah semakin dekat dalam mendapatkan ijin edar dari Uni-Eropa. European Medicine Agency mengatakan siap menyelesaikan hasil penilaian terhadap kedua perusahaan masing-masing pada tanggal 29 Desember 2020 dan 12 Januari 2021.

Seperti yang diketahui bersama, lalu membuat harga emas rontok sampai 5,37% dalam sebulan. Optimisme di pasar membuat aset minim risiko seperti emas menjadi dilego.

Melansir Kitco News, dalam sebuah laporan yang diterbitkan minggu lalu, analis di ANG Traders mengatakan bahwa harga emas berpotensi naik menjadi US$ 1.900/troy ons karena harga telah memantul dari level support kritis sekitar US$ 1.770/troy ons.

Meskipun emas memiliki ruang untuk bergerak lebih tinggi dalam waktu dekat, ANG mengatakan prospek menengah tidak terlihat cerah. "Dalam jangka menengah (6 bulan), emas cenderung melemah, tapi setelah itu, kemungkinan akan memasuki pasar bullish yang panjang," kata analis.

Mereka mencatat bahwa risiko paling signifikan untuk emas tetap pada dolar AS.

Apabila melihat tren musiman emas dalam 24 tahun terakhir harga emas cenderung turun dari Oktober sampai pertengahan Desember.

Harga emas baru naik lagi dari pertengahan Desember sampai akhir Februari. Hal ini tak terlepas dari adanya peningkatan permintaan jelang libur natal dan tahun baru China (imlek). Namun permintaan emas fisik terutama untuk kebutuhan perhiasan masih berpotensi tertekan dengan adanya pandemi Covid-19.

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, December 1, 2020

Emas Ambrol 13%, Sekarang Masih di Bawah US$ 1.800

Saham Menjadi 'Pelabuhan' Investor Saat Emas Terjun Bebas | 

 PT Equityworld Futures Medan-Ada yang berbeda dari gerak harga emas belakangan ini. Meskipun greenback sedang terjungkal, harga logam mulia emas malah ikut terseret dalam gelombang koreksi.
Harga emas sudah longsor ke bawah level support US$ 1.800/troy ons. Apabila dihitung dari level tertingginya sepanjang sejarah yang berhasil ditembus pada Agustus lalu, emas telah ambles 13,7%.

Sehingga secara year to date emas yang tadinya terapresiasi sampai lebih dari 25% kini kenaikannya terpangkas menjadi 17,26% saja. Mengawali bulan terakhir tahun ini (1/12/2020), harga logam kuning ini menguat tipis 0,1% dibanding penutupan kemarin ke US$ 1.780,39/troy ons.

Di saat kilau emas pudar sebenarnya posisi dolar AS juga sedang melemah. Untuk kali ini gerak emas dan dolar AS seirama. Biasanya keduanya saling bertolak belakang alias memiliki korelasi negatif yang kuat.

Koreksi tajam harga bullion tak bisa dipisahkan dari sentimen positif seputar perkembangan vaksin Covid-19. Secara bertubi-tubi tiga pengembang vaksin Covid-19 global yakni Pfizer-BioNTech, Moderna hingga AstraZeneca melaporkan analisa awal hasil uji klinis akhir yang menjanjikan.

Tingkat efektivitas proteksi vaksin diklaim mencapai 90%. Optimisme vaksin membuat pasar sumringah dan investor pun berburu aset-aset yang lebih berisiko seperti saham dan komoditas non-emas.

Emas pun dilego dan membuat harganya tertekan. Namun sebenarnya fundamental emas belum berubah. Bahkan sampai detik ini. Kalaupun sebentar lagi sudah ada vaksin yang diizinkan untuk digunakan tetap saja fundamental emas tidak serta merta berubah.

Sebagai aset yang tidak produktif karena tidak memberikan imbal hasil seperti dividen di saham dan kupon/bunga di instrumen investasi berbasis utang, emas memiliki biaya peluang (opportunity cost).

Orang akan memilih menggenggam emas apabila biaya peluangnya rendah. Saat ini suku bunga acuan yang rendah bahkan mencapai zero lower bound di negara-negara maju serta imbal hasil obligasi pemerintah AS yang berada di teritori negatif membuat biaya peluang memegang aset emas menjadi rendah.

kombinasi Janet Yellen dan Jerome Powell juga dinilai bakal positif untuk perkembangan stimulus. Salah satu tenaga yang mendorong harga emas menguat adalah stimulus.

Banjir stimulus membuat emas berhasil menguat lebih dari 25%. Namun ketika diskusi stimulus jilid II mandeg, harga emas pun mulai kehilangan bensin untuk menguat. Well, so far dengan fundamental emas yang masih kuat seharusnya masih ada peluang emas untuk rebound atau setidaknya tidak jatuh lebih dalam

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan