This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday, March 31, 2021

Gegara Rencana Joe Biden, Harga Emas Dunia Kepeleset!

President Joe Biden signs three documents including an inauguration declaration, cabinet nominations and sub-cabinet nominations in the President's Room at the US Capitol after the inauguration ceremony, Wednesday, Jan. 20, 2021, at the U.S. Capitol in Washington. Vice President Kamala Harris watches at right. (Jim Lo Scalzo/Pool Photo via AP)  PT Equityworld Futures Medan-Harga emas cenderung melemah tipis setelah anjlok signifikan pada perdagangan kemarin. Harga emas di pasar spot jatuh 1,6% dan keluar dari level psikologis US$ 1.700/troy ons. Kini logam mulia tersebut dihargai US$b 1.683,9/troy ons atau terkoreksi 0,05% dibanding kemarin.
Penguatan greenback serta yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun memberikan efek tekanan kombo bagi si logam kuning. Saat emas terjungkal lebih dari 1,5%, indeks dolar naik 0,38% dan yield tembus 1,73%.

Imbal hasil surat utang negara AS terus meningkat dan pada akhirnya juga ikut mengerek kinerja mata uang Paman Sam. Volatilitas yang tajam kedua aset ini membuat harga emas terjebak di rentang US$ 1.600 - US$ 1.900.

Kenaikan yield dalam sepekan terakhir karena pasar mengantisipasi lebih banyak stimulus. Presiden Joe Biden dijadwalkan untuk berbicara di Pittsburgh pada hari Rabu untuk menguraikan rencana ekonominya, termasuk belanja infrastruktur dan kenaikan pajak. Paket ekonomi ini diharapkan nilainya melebihi US$ 3 triliun.

Selain itu sentimen yang juga turut menekan harga emas adalah rencana Biden yang ingin memvaksinasi 90% masyarakat AS untuk kelompok dewasa. Adanya vaksinasi diharapkan mampu membuat perekonomian nomor wahid di muka bumi itu bangkit.

Emas merupakan aset yang tergolong minim risiko. Emas diburu ketika kondisi perekonomian sedang tidak kondusif. Misalnya terjadi resesi seperti tahun lalu atau bahkan karena adanya inflasi yang tinggi.

Namun ketika ekonomi pulih atau bangkit, emas berpeluang besar dilego para pemiliknya. Ketika ekonomi melaju kencang maka risk appetite investor membaik dan mereka lebih agresif dalam memburu aset-aset produktif yang memberi cuan lebih tebal seperti saham.

Di sisi lain potensi kenaikan suku bunga acuan juga akan menyebabkan borrowing cost menjadi lebih mahal. Investor yang meminta yield obligasi lebih tinggi akan membuat opportunity cost memegang emas sebagai aset tak berimbal hasil menjadi lebih mahal.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, March 30, 2021

Ssstt....Ada yang Ramal Harga Emas Tembus US$ 2.200 Lagi!

Harga Emas Terus Naik di Tengah Pelemahan Dolar AS : Okezone Economy 

PT Equityworld Futures Medan- Kenaikan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali menekan harga emas dunia. Kemarin, harga si logam kuning ditutup dengan pelemahan 1%.
Namun pada perdagangan pagi hari ini, Selasa (30/3/2021), harga emas mengalami apresiasi walau tergolong sangat tipis. Harga emas naik 0,06% ke US$ 1.713,62/troy ons pada 08.10 WIB.

Kemarin yield kembali menguat ke level 1,7%. Kenaikan imbal hasil surat utang negara AS masih menjadi momok bagi pasar terutama harga emas.

Emas merupakan salah satu aset yang tidak memberikan imbal hasil. Return dari memegang aset ini sangat bergantung pada kepercayaan investor. Sementara itu kepercayaan investor itu sendiri dibangun oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah biaya peluang.

Kenaikan yield membuat biaya peluang memegang emas menjadi naik pula sehingga menekan harga si logam kuning. Namun di saat yield melemah, dolar AS justru menguat. Inilah yang membuat harga emas tertahan.

Pergerakan emas dan dolar AS cenderung berlawanan arah atau berkorelasi negatif. Ketika dolar AS menguat, maka harga emas cenderung mengalami koreksi. Begitu juga sebaliknya.

Prospek perekonomian yang lebih baik membuat yield terus menguat. Tren kenaikan yield diperkirakan bakal berlanjut. Para ekonom dan analis pasar melihat peluang yield bisa tembus 2,5%.

Apabila hal tersebut terjadi maka ini bukan hal yang baik untuk emas. Kenaikan yield mempengaruhi emas lewat dua hal. Pertama adalah opportunity cost dan kedua adalah naiknya yield memberikan momentum bagi dolar AS untuk terus menguat. Ini bakal menjadi pukulan ganda bagi emas.

Survei yang dilakukan oleh Kitco terhadap 16 analis Wall Street dan 807 investor di Main Street menunjukkan bahwa keduanya memiliki perbedaan pendapat. Mayoritas analis Wall Street (50%) cenderung bearish terhadap emas minggu ini. Sementara itu mayoritas investor di Main Street (47%) cenderung bullish.

Well's Fargo memperkirakan harga emas bisa tembus US$ 2.200 per troy ons tahun ini. Sangat bullish memang mengingat rekor harga emas tahun lalu masih di level US$ 2.000. Pernyataan ini diungkapkan oleh Kepala Strategi Aset Riil bank tersebut John LaForge.

Salah satu pemantiknya adalah suplai emas yang cenderung defisien. Hal ini bisa memicu terjadinya reli harga emas


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, March 26, 2021

Kalau Yield Obligasi AS Tembus 2,5% Emas Bisa Keok Banget

Pasar Cuek Soal Kenaikan Imbal Hasil US Treasury, Harga Emas Naik Lagi -  Market Bisnis.com 

 PT Equityworld Futures Medan- Harga emas masih sulit tembus level psikologis US$ 1.750/troy ons. Dalam dua pekan terakhir harga emas bergerak di rentang US$ 1.720 - US$ 1.745 per troy ons.
Pada perdagangan pagi akhir pekan ini, harga emas dunia di arena pasar spot mengalami kenaikan tipis sebesar 0,07% ke US$ 1.728/troy ons. Imbal hasil obligasi pemerintah AS yang sebelumnya tembus 1,7% sekarang sudah melandai di 1,6%.

Momen ini sebenarnya berpeluang membuat harga emas menguat. Namun di saat yang sama apresiasi dolar AS menahan kenaikan harga emas. Greenback dan emas merupakan dua aset yang cenderung bergerak berlawanan arah atau berkorelasi negatif.




Emas merupakan salah satu aset yang tidak memberikan imbal hasil. Return dari memegang aset ini sangat bergantung pada kepercayaan investor. Sementara itu kepercayaan investor itu sendiri dibangun oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah biaya peluang.

Baca: Alamak! Harga Emas di Pegadaian Ambrol 3 Hari Beruntun
Kenaikan yield membuat biaya peluang memegang emas menjadi naik pula sehingga menekan harga si logam kuning. Namun di saat yield melemah, dolar AS justru menguat. Inilah yang membuat harga emas tertahan.

Pergerakan emas dan dolar AS cenderung berlawanan arah atau berkorelasi negatif. Ketika dolar AS menguat, maka harga emas cenderung mengalami koreksi. Begitu juga sebaliknya.

Faktor pemicu penguatan dolar AS adalah pernyataan ketua bank sentral AS Jerome Powell saat rapat kerja dengan Kongres. Kali ini dengan Komite Perbankan Senat. Dalam kesempatan tersebut Powell mengatakan ekonomi AS akan tumbuh dengan kuat tahun ini.

Prospek perekonomian yang lebih baik membuat yield terus menguat. Tren kenaikan yield diperkirakan bakal berlanjut. Para ekonom dan analis pasar melihat peluang yield bisa tembus 2,5%.

Apabila hal tersebut terjadi maka ini bukan hal yang baik untuk emas. Kenaikan yield mempengaruhi emas lewat dua hal. Pertama adalah opportunity cost dan kedua adalah naiknya yield memberikan momentum bagi dolar AS untuk terus menguat. Ini bakal menjadi pukulan ganda bagi emas.

Harga emas turun sekitar 11% dari level tertinggi yang terlihat di awal tahun. Banyak bank besar mulai merevisi perkiraan harga emas mereka seiring optimisme pemulihan ekonomi yang kuat terus tumbuh.

Credit Suisse adalah bank terbaru yang menurunkan perkiraan emasnya. Bank tersebut sekarang memperkirakan harga emas rata-rata tahun ini sekitar US$ 1.900/troy ons, turun dari perkiraan sebelumnya US$ 2.100.

Mereka juga melihat harga emas yang lebih rendah pada tahun 2022, dengan rata-rata emas sekitar US$ 2.100 tahun depan, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar US$ 2.300.

Meskipun beberapa analis melihat risiko jangka pendek lebih lanjut untuk emas, mereka memperingatkan bahwa aksi jual di pasar obligasi sudah berlebihan.

Dalam wawancara baru-baru ini dengan Kitco News, George Milling-Stanley, kepala strategi emas di State Street Global Advisors, mengatakan bahwa dalam lingkungan di mana Federal Reserve diharapkan untuk mempertahankan suku bunga pada kisaran nol persen di masa mendatang, imbal hasil obligasi pada 2% adalah salah satu bentuk irasionalitas di pasar.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, March 25, 2021

Waduh! AS Segera Eksekusi Aturan Depak China dari Wall Street

Realisasi Kesepakatan Dagang AS-China Butuh Waktu Lebih Panjang? - Kabar24  Bisnis.com 

 PT Equityworld Futures Medan-Regulator sekuritas di Amerika Serikat (AS), Securities and Exchange Commission (SEC), akan segera mengadopsi langkah-langkah untuk mengeluarkan perusahaan asing dari bursa. Mereka yang tidak mematuhi standar audit AS dan mengungkapkan afiliasinya ke pemerintah, bisa "ditendang" dari Wall Street.
Ini merupakan turunan dari The Holding Foreign Companies Accountable Act, yang ditandatangani Donald Trump Desember 2020. Tujuanya untuk menghapus perusahaan China di bursa, jika mereka gagal mematuhi standar audit AS tiga tahun berturut-turut.

Aturan tersebut juga mengharuskan perusahaan membuktikan kepada SEC bahwa mereka tidak dimiliki atau dikendalikan oleh entitas pemerintah asing. Perusahaan juga akan diminta mengungkap anggota dewan direksi, termasuk apakah terkait dengan Partai Komunis China atau tidak.

"Banyak investor mengira AS dan pemerintahan Biden akan lebih ramah terhadap China dan segalanya akan lebih mudah, tetapi berita ini menunjukkan bahwa itu akan sama sulitnya," kata Direktur Pelaksana Wealthy Securities Louis Tse dikutip Reuters, Kamis (25/3/2021).
Ahli strategi DailyFX Margaret Yang mengatakan saham yang terdaftar di China juga berada di bawah tekanan. Karena China sedang mempertimbangkan untuk membuat usaha patungan yang didukung negara dengan perusahaan teknologi domestik untuk mengawasi pengguna.

"Yang terakhir ini mungkin menandai pengetatan lebih lanjut dari kendali pemerintah atas sektor teknologi," katanya.

SEC mempercepat eksekusi aturan karena dalam hukum AS, ini harus dilakukan dalam waktu 90 hari sejak RUU menjadi UU. Saat ini SEC mencari komentar publik tentang proses untuk mengidentifikasi perusahaan yang gagal memenuhi standar.

Aturan baru datang di tengah ketegangan baru antara Amerika Serikat dan China. Minggu lalu di Alaska, kedua negara mengadakan pertemuan tingkat tinggi pertama mereka di bawah pemerintahan Biden namun kedua belah pihak melontarkan teguran tajam terhadap kebijakan satu sama lain.

Hal ini mendorong aksi jual tajam di Bursa Hong Kong, terhadap perusahaan China yang terdaftar di bursa AS. Saham Baidu Inc, yang melantai di bursa Selasa lalu, turun 10,45% pada perdagangan Kamis pagi.

Alibaba Group Holding Ltd juga tergelincir 5,3%. Sementara JD.Com Inc turun 5% dan Netease Inc turun 4,1%.

Belum ada komentar dari Komisi Pengaturan dan Sekuritas China (CSRC)


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, March 24, 2021

Harga Emas Turun Terus, What Should We Do?

 Tak Alami Up And Down, Harga Emas Antam Stagnan di Harga Rp 1.007.000 –  BisnisReview.comPT Equityworld Futures Medan-Sentimen terhadap logam mulia emas cenderung bullish untuk pekan ini. Namun sampai kemarin, Selasa (23/3/2021) harga si logam kuning belum menunjukkan pergerakan yang berarti.

Baik sentimen dan partisipasi dalam survei emas mingguan meningkat di kalangan investor ritel. Minggu lau ada 1698 suara yang berhasil dikumpulkan dalam survei online. Di antara mereka, ada 1.101 atau 65%, mengatakan mereka bullish pada emas minggu ini.
Sebanyak 355 peserta lainnya atau 21%, mengatakan mereka bearish. Sementara itu 242 responden sisanya atau 14% cenderung netral pada logam mulia.

Pada perdagangan kemarin, harga emas di arena pasar spot turun 0,1% ke US$ 1.736,2/troy ons. Sejak akhir bulan Februari harga emas cenderung berada di bawah level psikologis US$ 1.750/troy ons.

Nah, Harga emas pada di awal 2021 ini dilihat sebagai peluang investasi jangka panjang yang menguntungkan oleh beberapa analis.

Penurunan harga emas ini dapat dimanfaatkan bagi investor untuk melakukan pembelian di harga murah.

"Untuk investasi jangka panjang, emas masih prospektif mengingat harga emas bisa sewaktu-waktu menguat kembali karena gejolak atau krisis ekonomi global," kata Ariston Tjendra, Analis Emas dari Monex Investindo dalam risetnya dikutip Rabu (24/3/2021).

Menurutnya, ke depan gejolak atau krisis ekonomi global akan muncul kembali. Negara-negara dunia di masa pandemi ini banyak berhutang untuk menahan penurunan ekonomi dan membantu pemulihan, hal ini dinilai bisa menjadi bom waktu ke depan.

"Di masa konsolidasi ini, pelaku pasar bisa wait and see terlebih dahulu memonitor perkembangan ekonomi global. Atau bisa juga mengakumulasi emas secara periodik dalam jumlah kecil," ujarnya.

Ariston menjelaskan, penurunan harga emas saat ini terkait dengan kenaikan yield atau tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS terutama tenor jangka panjang dan prospek pemulihan ekonomi global.

Analis AXA Rifan Financindo, M Barkah berpendapat secara jangka pendek, harga emas masih berada dalam trend bearish dan berpotensi untuk kembali turun di bawah US$1700 per troy ounce.

"Kondisi ini dapat dimanfaatkan bagi para investor untuk melakukan pembelian di harga murah. Namun jika terlanjur melakukan pembelian, maka tidak perlu khawatir karena prospek emas dalam jangka panjang masih akan naik," kata dia.

Sekretaris Perusahaan Antam Kunto Hendrapawoko sempat mengatakan emas sebagai salah satu instrumen investasi jangka panjang. "Di tengah koreksi harga emas seperti saat ini adalah kesempatan bagi masyarakat untuk membeli. Sifat emas yang safe haven juga menjadi faktor yang menguntungkan untuk investasi jangka panjang," kata Kunto.

Menurut Kunto, saat ini terdapat banyak alternatif investasi emas untuk masyarakat. Antam sendiri memiliki divesifikasi produk Logam Mulia yang bisa dijadikan pilihan investasi.

"Selain emas batangan standar dengan pecahan terkecil 0,5 gram, Antam juga memiliki pilihan produk investasi emas lainnya seperti gift series dan depositori emas yang disebut BRANKAS," paparnya.

Kunto juga menjabarkan tips bagi masyarakat yang ingin mulai melakukan investasi logam mulia. "Pilih produsen yang sudah jelas kualitas produk dan kredibilitasnya. Misalnya ketika membeli produk Antam, lakukan melalui saluran resmi yang disediakan perusahaan. Antam senantiasa menjamin keamanan transaksi, keaslian dan kualitas produk logam mulia yang dilakukan melalui sistem daring dan jaringan butik Logam Mulia yang tersebar di 11 kota besar di Indonesia," jelas Kunto.

"Pastikan bahwa transaksi yang dilakukan terlindungi dan dan jangan mudah tergiur dengan harga murah."


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, March 23, 2021

Ternyata, Investor AS Rajin Cari Cuan di Pasar Obligasi China

Pasar Obligasi China Jadi Bagian Indeks Utama Global 

 PT Equityworld Futures Medan- Meski hubungan diplomatik antara Amerika Serikat (AS) dan China tidak begitu baik, rupanya para investor Negeri Paman Sam masih rajin mencari untung dari Negeri Tirai Bambu, terutama investasi lewat pasar obligasi.

Hal itu dibenarkan oleh Tao Wang, salah satu ekonom di UBS dalam webinar dengan Institute of International Finance pekan lalu.

"Investor Amerika masih terus tertarik untuk berinvestasi di (pasar) China. Terutama dari perspektif pasar obligasi, ada peningkatan struktural pada suku bunga," kata Tao Wang dilansir dari CNBC International, Senin (22/3/2021).

Tao Wang mencatat China menawarkan imbal hasil yang tinggi dan stabil, sementara negara lain masih bersusah payah meningkatkan pertumbuhan yang mengakibatkan imbal hasil negatif untuk banyak obligasi. Itu berarti pembeli obligasi harus membayar penerbit saat obligasi jatuh tempo, daripada mendapatkan uang darinya.

Sebagai informasi, obligasi pemerintah China selama 10 tahun memiliki imbal hasil lebih dari 3,2%. Sebaliknya, kenaikan suku bunga AS terbaru telah mendorong imbal hasil treasury 10 tahun menjadi hanya 1,7%. Selisih yang lebar itu memberi investor obligasi pemerintah China keuntungan yang lebih tinggi secara signifikan.


Reuters melaporkan, meski data spesifik untuk kepemilikan investor AS tidak tersedia, tetapi investor di luar China daratan memegang sekitar 3,5% dari penerbitan obligasi dalam mata uang yuan yang ada pada akhir Februari. Kepemilikan asing atas obligasi pemerintah China secara khusus mencapai sekitar 10,6% dari emisi bulan lalu.

Hanya dalam dua tahun, kepemilikan asing atas obligasi pemerintah China telah meningkat hampir dua kali lipat menjadi lebih dari 2 triliun yuan, menurut data dari Wind Information.

Bunga yang meningkat datang karena obligasi China ditambahkan ke indeks investasi utama yang dilacak oleh investor global, mendorong miliaran dolar pembelian utang China.

Sementara, Jason Pang, manajer portofolio pendapatan tetap di JP Morgan Asset Management, mengatakan pembelian ini telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Meski minat internasional di pasar obligasi China telah tumbuh, Pang mengatakan sebagian besar investasi masih dalam "fase pengalaman". Ini karena investor asing masih perlu mempelajari lebih lanjut tentang pasar China daratan


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, March 22, 2021

Cuan Mak! Harga Emas di Pegadaian Naik Semua Tanpa Kecuali

Harga Emas Pegadaian Hari Ini, 20 Maret 2020 - Market Bisnis.com 

PT Equityworld Futures Medan- Harga emas batangan yang dijual di Pegadaian naik semua pada perdagangan Senin (22/3/2021). Pegadaian menjual 3 jenis emas Antam dan emas UBS berbagai ukuran/satuan, semuanya mengalami kenaikan tanpa kecuali.
Melansir data dari situs resmi Pegadaian, emas Antam jenis standar hari ini menjadi juara, dengan mayoritas mencatat kenaikan lebih dari 1%. Hanya satuan 0,5 gram dan 1 gram yang naik 0,93% ke Rp 536.000/batang dan Rp 966.000/batang. Sementara satuan 2 gram hingga 1.000 gram naik lebih dari 1%.

Emas Antam jenis retro kenaikannya nyaris setengah dari emas Antam standar. Hanya satuan 2 gram yang naik 0,51% ke Rp 1.766.000/batang, sementara satuan lainnya turun di bawah 0,5%.

Emas Antam retro merupakan emas kemasan lama, di mana keping emas dan sertifikatnya terpisah. Emas retro ini terakhir kali diproduksi pada tahun 2018.

Terakhir emas Antam jenis batik, satuan 0,5 gram hari ini naik 0,66% dibandingkan harga Sabtu pekan lalu ke Rp 613.000/batang dan satuan 1 gram naik 0,80% ke Rp 1.132.000/batang.

Emas Antam batik merupakan jenis emas Antam yang paling mahal dibandingkan dengan yang lainnya, tetapi Pegadaian hanya menjual satuan 0,5 dan 1 gram, serta kadang-kadang 8 gram.

Emas UBS hari ini kenaikannya paling rendah dibandingkan semua jenis emas batangan di Pegadaian. Satuan 0,5 gram naik 0,61% dan satuan 1 gram naik 0,43%. Sementara satuan 2 gram hingga 1.000 gram kenaikannya kurang dari 0,4%.

Berikut daftar lengkap harga emas batangan yang dijual Pegadaian.

Satuan    Harga Antam    Harga Antam Retro    Harga Antam Batik    Harga UBS
0.5    Rp541.000    Rp442.000    Rp613.000    Rp494.000
1.0    Rp975.000    Rp883.000    Rp1.132.000    Rp924.000
1.06    Rp0    Rp0    Rp0    Rp0
2.0    Rp1.888.000    Rp1.766.000    Rp0    Rp1.832.000
2.5    Rp0    Rp0    Rp0    Rp0
2.13    Rp0    Rp0    Rp0    Rp0
3.0    Rp2.805.000    Rp2.648.000    Rp0    Rp0
4.0    Rp0    Rp0    Rp0    Rp0
4.25    Rp0    Rp0    Rp0    Rp0
5.0    Rp4.640.000    Rp4.413.000    Rp0    Rp4.526.000
8.0    Rp0    Rp0    Rp8.550.000    Rp0
10.0    Rp9.220.000    Rp8.826.000    Rp0    Rp9.003.000
20.0    Rp0    Rp0    Rp0    Rp0
25.0    Rp22.919.000    Rp22.064.000    Rp0    Rp22.463.000
50.0    Rp45.754.000    Rp44.126.000    Rp0    Rp44.833.000
100.0    Rp91.427.000    Rp88.250.000    Rp0    Rp89.631.000
250.0    Rp228.290.000    Rp0    Rp0    Rp224.008.000
500.0    Rp456.359.000    Rp0    Rp0    Rp447.488.000
1000.0    Rp912.675.000    Rp0    Rp0    Rp894.009.000


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, March 19, 2021

Bunda Buruan Cek! Emas di Pegadaian Ada yang Naik 1%

 5 faktor yang memengaruhi harga emas naik dan turun 

PT Equityworld Futures Medan-Harga emas batangan yang dijual di Pegadaian bervariasi pada perdagangan hari ini, ada yang turun tetapi ada juga yang melesat naik. Emas Antam jenis retro dan emas UBS yang dalam 2 hari terakhir selalu naik hari ini malah turun. Sebaliknya, emas Antam standar dan jenis batik yang stagnan dalam sejak Rabu lalu, hari ini harganya naik, bahkan ada yang nyaris 1%.
Melansir data dari situs resmi Pegadaian, emas Antam standar mulai satuan terkecil (0,5 gram) hingga terbesar (1.000 gram) semuanya mengalami kenaikan.

Satuan 0,5 gram naik 0,74% ke Rp 491.000/batang dan satuan 1 gram dijual Rp 920.000/batang naik 0,83%. Satuan lainnya naik mulai 0,9% hingga terbesar 0,92%.


Emas Antam retro seperti yang disebutkan sebelumnya mengalami penurunan hari ini, bahkan di semua satuan. Meski demikian, penurunannya tidak terlalu besar, di kisaran 0,23% hingga 0,27%.

Emas Antam retro merupakan emas kemasan lama, dimana keping emas dan sertifikatnya terpisah. Emas retro ini terakhir kali diproduksi pada tahun 2018.
Selanjutnya emas Antam jenis batik, satuan 0,5 gram hari ini naik 0,66% dibandingkan harga Kamis kemarin ke Rp 614.000/batang dan satuan 1 gram naik 0,71% ke Rp 1.133.000/batang.

Emas Antam batik merupakan jenis emas Antam yang paling mahal dibandingkan dengan yang lainnya, tetapi Pegadaian hanya menjual satuan 0,5 dan 1 gram, serta kadang-kadang 8 gram.

Terakhir emas UBS, nasibnya sama dengan emas Antam retro, turun di semua satuan di kisaran 0,2% hingga 0,27%.

Berikut daftar lengkap harga emas batangan yang dijual Pegadaian.

Satuan    Harga Antam    Harga Antam Retro    Harga Antam Batik    Harga UBS
0.5    Rp541.000    Rp438.000    Rp614.000    Rp490.000
1.0    Rp976.000    Rp875.000    Rp1.133.000    Rp918.000
1.06    Rp0    Rp0    Rp0    Rp0
2.0    Rp1.890.000    Rp1.748.000    Rp0    Rp1.821.000
2.5    Rp0    Rp0    Rp0    Rp0
2.13    Rp0    Rp0    Rp0    Rp0
3.0    Rp2.808.000    Rp2.621.000    Rp0    Rp0
4.0    Rp0    Rp0    Rp0    Rp0
4.25    Rp0    Rp0    Rp0    Rp0
5.0    Rp4.645.000    Rp4.368.000    Rp0    Rp4.499.000
8.0    Rp0    Rp0    Rp8.558.000    Rp0
10.0    Rp9.231.000    Rp8.736.000    Rp0    Rp8.950.000
20.0    Rp0    Rp0    Rp0    Rp0
25.0    Rp22.945.000    Rp21.836.000    Rp0    Rp22.329.000
50.0    Rp45.807.000    Rp43.672.000    Rp0    Rp44.565.000
100.0    Rp91.531.000    Rp87.342.000    Rp0    Rp89.095.000
250.0    Rp228.551.000    Rp0    Rp0    Rp222.669.000
500.0    Rp456.881.000    Rp0    Rp0    Rp444.815.000
1000.0    Rp913.718.000    Rp0    Rp0    Rp888.667.000


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, March 18, 2021

The Fed Kekeuh Dovish, Pada Borong Emas & Balik ke US$ 1.750

Cara Mudah Beli Emas Batangan Secara Online - Tirto.ID 

 PT Equityworld Futures Medan-PT Equityworld Futures Medan- Harga emas mulai menguat lagi. Pada perdagangan pagi hari ini, Kamis (18/3/2021), harga logam mulia emas naik 0,33% dan tembus ke level psikologis US$ 1.750,26/troy ons.
Dolar AS yang mulai kehilangan momentum untuk menguat memberi ruang untuk emas melesat lagi setelah sekian lama anjlok. Bank sentral AS The Fed memutuskan untuk

Menariknya lagi meskipun The Fed cenderung optimis terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi tahun ini tetapi mereka tak terlihat ingin buru-buru menaikkan suku bunga acuan. Bahkan sampai di tahun 2023.

Stance dovish yang dipertahankan oleh The Fed ini membuat greenback tertekan. Emas pun menjadi diuntungkan.

The Fed memperkirakan ekonomi Paman Sam bakal tumbuh 6,5% tahun ini. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding dengan proyeksi sebelumnya di angka 4,2%. Di tahun 2022, output AS diperkirakan masih bakal ekspansif di angka 3,3% lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 3,2%.

Namun untuk tahun 2023, produk domestik bruto (PDB) AS diramal naik 2,2% atau lebih rendah dari perkiraan terakhir di bulan Desember lalu di angka 2,4%.

Bank sentral AS juga optimistis sektor tenaga kerja akan terus pulih pasca krisis yang terjadi pada 2020 akibat pandemi Covid-19. Untuk tahun 2021, tingkat pengangguran diperkirakan turun menjadi 4,5%. Lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan Desember sebesar 5,0%.

Untuk tahun depan, tingkat pengangguran diharapkan menjadi 3,9% juga lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 4,2%. Pada tahun 2023, tingkat pengangguran diperkirakan turun menjadi 3,5%. Lagi-lagi lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan Desember sebesar 3,7%.

Bank sentral AS juga memperkirakan tekanan inflasi akan meningkat. Proyeksi The Fed menunjukkan bahwa Personal Consumption Expenditures Index (PCE) diperkirakan naik 2,4% pada 2021. Angka tersebut naik dari proyeksi Desember sebesar 1,8%.

Tekanan inflasi diperkirakan akan terus tumbuh pada tahun 2022 dengan PCE naik 2,0%, naik dari perkiraan Desember sebesar 1,9%. Pada 2023, Federal Reserve memperkirakan inflasi akan mencapai 2,1%.

Sementara itu untuk ekspektasi inflasi inti yang tidak menghitung komponen volatile food dan harga energi, diperkirakan akan naik 2,2% tahun ini. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 1,8%.

Tahun depan, inflasi inti diperkirakan naik 2,0%. Naik 0,1 poin persentase dibandingkan dengan perkiraan Desember sebesar 1,9%. Pada tahun 2023, inflasi diperkirakan akan meningkat menjadi 2,1%.

Outlook kenaikan inflasi tersebut membuat emas jadi punya tenaga menguat. Maklum emas adalah salah satu aset yang digunakan untuk lindung nilai ketika terjadi kenaikan inflasi.



Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, March 17, 2021

Dow Futures Tertekan, Aksi Cetak Rekor Baru Bisa Terjegal

Dow Jones futures rise 116 points as investor optimism returns | IG AU 

 PT Equityworld Futures Medan-Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada perdagangan Selasa (16/3/2021), memperkecil peluang indeeks di Wall Street menyentuh level tertinggi baru.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average melemah, mengindikasikan bahwa indeks berisi 30 saham unggulan ini bakal dibuka turun 40 poin. Namun, kontrak serupa indeks S&P 500 cenderung flat sementara kontrak Nasdaq justru naik tipis.

Di tengah kian tingginya indeks bursa AS, pelaku pasar khawatir imbal hasil (yield) obligasi pemerintah (US Treasury) bakal meninggi. Oleh karenanya, mereka menanti kepastian kebijakan moneter dan proyeksi inflasi Federal Reserve (The Fed).


Bank sentral AS tersebut akan menggelar Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Meeting Committee/FOMC) yang dimulai nanti malam, diikuti pidato singkat dari bos bank sentral AS Jerome Powell.

"Pasar akan sangat mudah terpengaruh oleh kata-kata yang ada," tutur Rick Rieder, Direktur Investasi Pasar Surat Utang BlackRock, sebagaimana dikutip CNBC International. "Jika dia tak berkata apa-apa, pasar akan terpengaruh. Jika dia banyak bicara, maka pasar akan tergerak."

Yield obligasi tenor 10 tahun tersebut kemarin bertengger di level 1,6%, sedikit melemah dari posisi penutupan Jumat pekan lalu pada 1,63%--yang merupakan level penutupan perdagangan tertinggi sejak Februari 2020 lalu.

Jika imbal hasil meningkat, maka ekspektasi kupon obligasi di pasar primer pun meningkat yang bakal memicu kenaikan beban pembiayaan bagi emiten obligasi dan menekan kinerja keuangannya. Saham teknologi paling tertekan karena sifat bisnis mereka yang rakus modal.

Pada perdagangan Senin, indeks Dow Jones lompat 174 poin dan mencetak rekor tertinggi ke-14 sepanjang 2021, pada level 32.953,46. Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 0,64% ke 3.968,94 yang merupakan level penutupan tertinggi yang ke-13 kali.

Nasdaq menjadi satu-satunya indeks yang belum mencetak rekor tertinggi baru meski kemarin telah menguat 1,05%.

Hari ini, pelaku pasar bakal memantau rilis penjualan ritel Februari dan data sentimen kontraktor perumahan yang dirilis oleh National Association of Home Builders.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, March 16, 2021

Harga Emas Stagnan, Rupanya Banyak Fund Manager Lepas Barang

Inilah Keunggulan dan Kelemahan Trading Emas Online di Pasar Forex 

 PT Equityworld Futures Medan-Harga logam mulia emas kian membaik belakangan ini. Harga emas sudah kembali ke atas US$ 1.700/troy ons setelah sebelumnya menjadi bulan-bulanan di pasar.
Pada perdagangan kedua minggu ini Selasa (16/3/2021), harga emas di pasar spot cenderung stagnan. Untuk 1 troy ons emas harganya dibanderol di US$ 1.731,88. Harga si logam kuning naik tipis bahkan hampir bisa dibilang stagnan karena apresiasinya hanya 0,02% saja.


Harga emas terus terkoreksi akibat penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil surat utang AS. Emas merupakan salah satu aset yang tak memberikan imbal hasil, sehingga ketika aset safe haven lain seperti obligasi negara terutama Paman Sam memberikan yield yang lebih menarik maka emas cenderung dilego.

Ke depan emas masih menghadapi tantangan yang besar. Prospek ekonomi AS yang membaik dinilai bakal menjadi ancaman terbesar untuk harga emas. Hal ini disampaikan oleh Joe Foster selaku manajer portfolio di VanEck Gold Strategy.

Dalam sebuah laporan Foster menulis bahwa harga emas cenderung mengecewakan sejak bulan November tahun lalu kala berita positif tentang perkembangan vaksin Covid-19 membuat optimisme pelaku pasar membuncah. Investor, trader dan spekulan mulai melihat titik terang bahwa pandemi akan segera bisa ditaklukkan.

Oleh karena itu emas sebagai salah satu aset minim risiko bakal menghadapi masa-masa sulit setidaknya untuk paruh pertama tahun ini.

Di bursa berjangka, emas juga terus dilego oleh para fund managers. Laporan dari Commodity Futures Trading Commission (CFTC) menunjukkan bahwa para pengelola dana mulai menurunkan posisi beli (long) spekulatif mereka di emas berjangka Comex sebesar 10.385 kontrak menjadi 96.223.

Di saat yang sama, posisi jual (short) naik 6.145 kontrak menjadi 66.793. Posisi beli bersih (net long) emas turun menjadi 29.430 kontrak atau anjlok hampir 36% dari minggu sebelumnya. Selama periode tersebut harga emas turun ke level terendah 10 bulan di bawah US$ 1.700/troy ons.

Namun masih ada satu katalis positif yang bisa membuat harga emas menguat lagi. Ekspektasi inflasi yang berlebihan adalah pemicunya. Ketika ekonomi bangkit dan likuiditas melimpah maka ada ancaman inflasi.

Berbeda dengan mata uang fiat yang bisa dicetak kapanpun serta berapapun, emas cenderung memiliki pasokan yang terbatas dan relatif stabil. Hal inilah yang membuat investor menggunakan emas untuk lindung nilai (hedging), salah satunya adalah terhadap inflasi yang tinggi


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, March 15, 2021

Bitcoin Aja Tembus US$ 60 Ribu, Masak Iya Emas Anteng Aja?

Bitcoin, "Emas Baru " Jaman Milenium? | Infobanknews 

 PT Equityworld Futures Medan- Harga logam mulia emas cenderung stagnan di perdagangan awal pekan ini, Senin (15/3/2021). Harga emas diperkirakan bakal lanjut menguat minggu ini setelah naik 1,5% pekan lalu.
Di arena pasar spot harga logam kuning tersebut dibanderol di US$ 1.726,5/troy ons. Emas kembali ke level psikologisnya di US$ 1.700/troy ons pasca anjlok ke US$ 1.681/troy ons minggu lalu.

Dolar AS dan imbal hasil surat utang Paman Sam tenor 10 tahun yang tadinya beringas sudah mulai melandai. Indeks dolar turun begitu juga yield obligasinya. Hal ini mendorong harga emas untuk ikut terkerek naik.

Tidak hanya emas, harga mata uang kripto yaitu Bitcoin juga kembali tembus rekor. Untuk pertama kalinya dalam sejarah harga satu Bitcoin di banderol di US$ 60.000. Emas dan Bitcoin memiliki beberapa kesamaan.

Kesamaan pertama adalah keduanya tidak bisa dicetak oleh bank sentral sebagaimana mata uang fiat yang selama ini digunakan untuk transaksi, unit akunting maupun store of wealth.

Pasokan emas dan Bitcoin pun cenderung stabil. Jumlah cadangan emas di dunia sangat tergantung pada aktivitas eksplorasi para penambang, begitu juga dengan produksinya yang relatif stabil.

Begitu juga dengan Bitcoin. Sejak pertama kali diluncurkan jumlah Bitcoin yang diizinkan untuk beredar hanya 21 juta unit. Sekarang sudah lebih dari 18,5 juta. Kedua karakteristik ini membuat emas dan Bitcoin dinilai cocok untuk digunakan sebagai aset lindung nilai (hedging), apalagi di tengah ekspektasi kenaikan inflasi.

Pelaku pasar mulai mengantisipasi adanya inflasi yang tinggi di masa depan akibat kebijakan makro yang akomodatif. Otoritas fiskal terutama AS masih menggelontorkan stimulus bernilai triliunan dolar AS sementara bank sentral masih menahan suku bunga di kisaran nol persen dan bakal melanjutkan pembelian aset keuangan senilai ratusan miliar dolar per bulan.

Meskipun begitu, kenaikan harga Bitcoin yang fantastis sebenarnya lebih diakibatkan oleh aksi spekulasi para pelaku pasar. Selera terhadap risiko yang pulih membuat investor lebih agresif memburu cuan. Salah satunya lewat Bitcoin sehingga emas cenderung kurang dilirik lagi karena adanya prospek pemulihan ekonomi tahun ini.

Namun sentimen untuk emas pekan ini juga relatif lebih baik. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kitco, baik analis Wall Street maupun responden di Main Street kompak meramal harga emas bakal naik minggu ini.

Pekan ini, 16 analis berpartisipasi dalam survei tersebut. Sebanyak 6 responden atau 38% meramal harga emas naik. Sementara itu, analis yang bearish dan netral jumlahnya sama yaitu lima orang atau 31% dari total responden.

Beralih ke Main Street, ada 1611 responden yang berpartisipasi dalam survei online. Di antara mereka, 1003 orang atau 62%, mengatakan mereka bullish pada emas minggu ini. Sebanyak 364 peserta lainnya atau 23% mengatakan mereka bearish, sementara 244 pemilih atau 15% netral pada logam mulia


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, March 12, 2021

Ada Stimulus Biden Rp 27.000 T, Emas Mulai Diborong Lagi Gaes

Harga Emas Terus Naik di Tengah Pelemahan Dolar AS : Okezone Economy 

 PT Equityworld Futures Medan- Harga emas masih mantap pada level psikologis US$ 1.700/troy ons. Logam kuning tersebut mengalami penguatan pada perdagangan pagi hari ini, Jumat (12/3/2021).
Harga emas di arena pasar spot menyentuh US$ 1.725,51/troy ons atau menguat 0,25% dibanding posisi penutupan perdagangan kemarin. Meskipun indeks dolar AS cenderung turun sejak 9 Maret lalu, tetapi harga emas masih belum mampu tembus ke level US$ 1.750/troy ons.

Ada satu penghalang yang masih mengganjal harga emas untuk naik lebih tinggi. Apalagi kalau bukan yield obligasi pemerintah AS. Imbal hasil surat utang Paman Sam masih solid di 1,5%.

Baik obligasi maupun mata uang Paman Sam adalah musuh utama emas. Kedua aset safe haven tersebut memiliki korelasi negatif dengan emas. Ketika greenback dan yield naik maka emas akan cenderung turun.

Hubungan antara aset-aset safe haven tersebut dibentuk karena sejarah dan kalkulasi ekonominya. Emas merupakan komoditas yang tak memberikan imbal hasil. Tak ubahnya mata uang, emas tidak seperti saham yang membagikan dividen atau obligasi yang memberi kupon.

Sehingga minat investor untuk memegang aset ini sangat ditentukan oleh biaya peluangnya. Saat imbal hasil obligasi naik maka biaya peluang memegang emas jadi naik pula. Akibatnya emas menjadi kurang menarik.

Emas memang seperti mata uang pada umumnya. Namun emas tidak bisa dicetak kapanpun dan dalam jumlah berapapun. Untuk memproduksi emas harus ditambang dulu. Berbeda dengan mata uang yang tinggal dicetak oleh bank sentral. Apalagi sekarang marak sekali uang digital

Pasokan yang cenderung stabil inilah yang membuat emas cocok untuk digunakan sebagai aset lindung nilai saat terjadi kenaikan inflasi yang tinggi.


Pasar juga merespons positif adanya kabar gembira soal pengesahaan stimulus fiskal jumbo di AS minggu ini.

menjadi undang-undang pada ari Kamis, memperingati satu tahun penutupan AS atas pandemi virus corona. Stimulus terbesar sepanjang sejarah AS itu diteken untuk memberikan bantuan kepada orang Amerika dan meningkatkan ekonomi Negeri Paman Sam.

Di saat yang sama The Fed juga tetap mempertahankan stance akomodatifnya. Suku bunga rendah tak akan diutak-atik. Injeksi keuangan lewat quantitative easing melalui pembelian aset keuangan senilai US$ 120 miliar per bulan masih akan dilakukan.

Semakin berlimpah likuiditas dan pasokan dolar AS di sistem keuangan, maka sebenarnya nilai greenback cenderung terdevaluasi terhadap emas. Secara makro emas masih diuntungkan.

Namun karena adanya aksi spekulasi dan risk appetite investor yang sedang menggebu-gebu banyak yang mengalihkan pilihannya ke aset-aset berisiko seperti saham dan cryptocurrency sehingga emas pun ditinggalkan dan membuat harganya drop.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, March 10, 2021

Balik ke US$ 1.700, Ini Dia Pemicu Emas Jadi Berharga Lagi

Inilah Perbedaan Trading Forex, Emas, dan Saham - Kompasiana.com 

 PT Equityworld Futures Medan- Harga emas menguat seiring dengan melandainya imbal hasil nominal obligasi pemerintah AS dan indeks dolar. Harga emas kembali tembus level psikologis US$ 1.700/troy ons kemarin.
Namun pada perdagangan pagi hari ini harga bullion drop 0,25% ke level US$ 1.711,27/troy ons di arena pasar spot. Volatilitas harga emas memang tinggi belakangan ini. Pasar keuangan sedang bergejolak akibat kenaikan yield surat utang AS.


Kenaikan yield di atas 1,5% membuat opportunity cost memegang emas menjadi lebih tinggi. Maklum emas merupakan aset tak berimbal hasil karena tidak memberikan dividen seperti di saham maupun kupon pada obligasi.

Kendati yield naik secara nominal, tetapi secara riil setelah dikurangi inflasi masih sangat rendah. Sehingga sebenarnya secara fundamental emas masih kuat. Sebagai salah satu aset lindung nilai, ekspektasi inflasi yang tinggi di masa depan secara teoritis seharusnya menguntungkan emas.

Injeksi likuiditas masif ke perekonomian oleh bank sentral dan pemerintah AS membuat pasokan uang beredar naik. Apalagi belakangan ini
Hasil pemungutan suara atas paket stimulus itu menunjukkan hasil 50-49. Sebelumnya House of Representative (DPR) juga sudah menyetujui stimulus tersebut. Namun di saat yang sama harga emas juga masih dibayangi oleh duet maut yaitu dolar AS dan yield obligasi.

Adanya stimulus diharapkan bisa meningkatkan perekonomian Paman Sam. Ketika perekonomian bangkit dan ada inflasi, peluang peningkatan suku bunga menjadi terbuka. Ketika hal ini terjadi opportunity cost memegang emas akan menjadi semakin tinggi.

Selain soal suku bunga, The Fed yang selama ini juga sudah mencetak uang senilai triliunan dolar AS bakal menyerap kembali likuiditas di pasar lewat taper tantrum. The Fed akan menukar kembali aset-aset keuangan yang dibelinya dengan dolar AS yang pernah dicetak. Inilah yang dikhawatirkan oleh pelaku pasar.

"Jika pasar mulai percaya The Fed kehilangan kendali terhadap arah pasar obligasi, semua isu mengenai taper tantrum akan kembali muncul," kata Art Cahshin, direktur operasi di UBS, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (26/2/2021).

Taper tantrum pernah terjadi pada periode 2013-2015, saat itu indeks dolar AS melesat tajam. Emas saat itu menjadi salah satu korbannya. Hanya saja jika mengacu pada keterangan bos The Fed Jerome Powell dalam berbagai kesempatan, pengetatan moneter dalam waktu dekat termasuk tindakan yang prematur.

Ke depan harga emas masih akan volatil. Ketika harga emas mengalami koreksi tajam dalam satu waktu, inilah momen yang tepat bagi para trader untuk mengambil posisi beli sehingga berpotensi memperoleh cuan ketika harga emas mengalami kenaikan walau secara temporer


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, March 9, 2021

Alamak! Harga Emas Antam Nyungsep ke Level Terendah 8 Bulan

Harga Emas Dunia Kehilangan Kemilau Gara-gara Hal Ini - Bisnis Liputan6.com 

 PT Equityworld Futures Medan- Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas nyungsep hingga ke level terendah dalam 8 bulan terakhir pada perdagangan Selasa (9/3/2021). Ambrolnya harga emas dunia menjadi pemicu penurunan harga emas Antam.
Emas batangan satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp 915.000/batang, turun Rp 9.000 atau 0,97%, berdasarkan data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 21 Juli 2020 lalu.

Sementara itu satuan 100 gram yang biasa dijadikan acuan merosot 1,05% ke Rp 85.712.000/batang atau Rp 857.120/gram.


Emas Batangan    Harga per Batang    Harga per Gram
0,5 Gram        Rp 507.500    Rp 1.015.000
1 Gram        Rp 915.000    Rp 915.000
2 Gram        Rp 1.770.000    Rp 885.000
3 Gram        Rp 2.630.000    Rp 876.667
5 Gram        Rp 4.350.000    Rp 870.000
10 Gram        Rp 8.645.000    Rp 864.500
25 Gram        Rp 21.478.000    Rp 859.120
50 Gram        Rp 42.895.000    Rp 857.900
100 Gram        Rp 85.712.000    Rp 857.120
250 Gram        Rp 214.015.000    Rp 856.060
500 Gram        Rp 427.820.000    Rp 855.640
1000 Gram    Rp 855.600.000    Rp 855.600
Harga emas dunia awal pekan kemarin merosot 1,15% ke US$ 1.681,24/troy ons, yang merupakan level terendah sejak awal Juni 2020 lalu.

Jebloknya harga emas dunia terbilang menarik, sebab stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS) yang membawa emas mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada tahun lalu, kini tidak kelihatan (atau belum kelihatan) efeknya.

Stimulus fiskal di AS senilai US$ 1,9 triliun akan cair di pekan ini. Nilai stimulus tersebut merupakan yang terbesar kedua sepanjang sejarah, sedikit di bawah rekor tertinggi US$ 2 triliun yang digelontorkan Maret tahun lalu oleh pemerintah AS di bawah Presiden ke-45 Donald Trump.

Stimulus fiskal merupakan salah satu bahan bakar utama yang membawa emas mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada bulan Agustus lalu. Rekor harga emas dunia US$ 2.072.49/troy ons dicapai pada 7 Agustus 2020.

Baca: Ada DP 0%-Diskon PPN, kok Pebisnis Properti Masih Pesimistis?
Namun, stimulus kali ini emas masih sulit untuk merangkak naik, apalagi melesat. Ada "duet maut" dari sisi fundamental yang membuat emas tidak berdaya.

Dengan cairnya stimulus tersebut artinya jumlah uang yang beredar di perekonomian AS akan bertambah, dan secara teori dolar AS akan melemah.

Tetapi nyatanya, indeks dolar AS malah melesat sejak pekan lalu. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut kemarin menguat 0,37% ke 92,313, level tertinggi sejak November 2020 lalu.

Emas dunia yang dibanderol dengan dolar AS akan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya ketika the greenback menguat. Sehingga permintaan berisiko menurun, begitu juga dengan harganya.

Selain itu, dengan cairnya stimulus tersebut maka laju pemulihan ekonomi AS akan terakselerasi, dan inflasi berisiko melesat. Alhasil yield obligasi (Treasury), terus menanjak.

Kemarin, yield Treasury AS tenor 10 tahun naik 4 basis poin ke 1,594%, masih berada di level tertinggi dalam satu tahun terakhir, atau sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi, dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) belum
Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil. Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas. Alhasil, kenaikan yield membuat emas dunia tertekan.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, March 8, 2021

Emas Apes nih! Banyak yang Ramal Harganya Turun Pekan Ini

 Inilah Perbedaan Trading Forex, Emas, dan Saham - Kompasiana.com

PT Equityworld Futures Medan-Harga emas bergerak naik pada perdagangan awal pekan ini, Senin (8/3/2021). Walaupun terapresiasi harga emas masih tertekan dan berpotensi melanjutkan tren bearish-nya.
Harga logam mulia emas di pasar spot naik 0,46% ke US$ 1.708/troy ons pada 08.45 WIB. Minggu lalu harga emas drop 1,88% dan sempat longsor ke bawah level psikologis US$ 1.700/troy ons.

Koreksi harga emas yang terus berlanjut membuat harga komoditas itu jatuh ke posisi terendah dalam sembilan bulan terakhir. Bahkan rata-rata harga emas 50 hari terakhir (simple moving average 50/SMA50) sudah berada di bawah rata-rata harga 100 hari dan 200 hari terakhir.


Pola dead cross yang memicu tekanan jual emas dan menandai adanya tren bearish terbentuk pada pekan kedua bulan lalu. Seperti diketahui dead cross merupakan salah satu indikator teknikal yang menunjukkan garis SMA50 mulai menembus ke bawah garis SMA200.

Secara sederhana rata-rata harga emas dalam 50 hari terakhir sudah di bawah rata-rata harganya dalam 200 hari terakhir.


Pemicu anjloknya harga emas adalah kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan penguatan greenback. Indeks dolar yang mengukur posisi mata uang AS terhadap enam mata uang lain naik 1,21%.

Di saat yang sama, imbal hasil nominal (yield) surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun juga naik signifikan. Yield naik 6,73% di minggu ini.

Kenaikan imbal hasil obligasi membuat opportunity cost memegang logam mulia emas menjadi lebih tinggi sehingga kurang dilirik. Maklum emas merupakan aset yang tak memberikan imbal hasil apapun, berbeda dengan saham yang membagikan dividen dan obligasi yang memberikan kupon.

Baca: 'Hostile Takeover' Partai Demokrat, Ada Ngaruhnya ke IHSG?
Pasar tampaknya mulai melihat adanya potensi kenaikan inflasi sehingga meminta kompensasi lewat kenaikan imbal hasil surat utang pemerintah AS. Kendati secara nominal imbal hasilnya naik, tetapi secara riil yield-nya masih sangat rendah.

Imbal hasil riil obligasi AS tenor 10 tahun masih di kisaran 0,05% mengingat yieldnominalnya di 1,55% dan inflasi berada di 1,5%.

Dalam acara Wall Street Journal Jobs Summit yang diselenggarakan kemarin, bos The Fed Jerome Powell mengaminkan memang ada kemungkinan inflasi mengalami kenaikan.

Namun kenaikan tersebut hanya bersifat temporer bukan persisten. Powell menilai bahwa ekspektasi inflasi untuk jangka panjang masih berada di sasaran target bank sentral sebesar 2%.

Powell tampaknya tak terlalu mengkhawatirkan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor panjang yang terjadi belakangan ini. "Saya akan prihatin dengan kekacauan di pasar keuangan atau pengetatan yang tidak diinginkan. Ini bukan tentang satu harga tertentu," kata Powell.

Bos bank sentral negeri adikuasa tersebut tidak memberikan sinyal lebih lanjut tentang kebijakan moneter yang mendetail. Namun banyak pihak yang menilai sebenarnya The Fed bisa menggunakan operation twist untuk membuat suku bunga jangka panjang menjadi lebih rendah.

Sebagai informasi operation twist adalah ketika The Fed mulai membeli obligasi bertenor panjang sehingga bisa membuat yield curve melandai. Bagaimanapun juga kebijakan makro di AS masih akan tetap akomodatif.

Suku bunga rendah dan likuiditas berlimpah membuat kondisi ini sebenarnya cocok untuk emas. Namun risk appetite dan gejolak yang terjadi di pasar juga turut menekan harga emas. Beberapa analis merekomendasikan ketika harga emas drop, maka ini adalah saat yang tepat untuk membeli.

Hanya saja analis Wall Street dan investor ritel di mainstreet kompak meramal harga emas akan cenderung turun minggu ini.

Survei yang dilakukan Kitco menunjukkan bahwa 57% analis Wall Street memperkirakan harga emas bakal lebih rendah minggu ini. Sementara bagi responden main street sebanyak 44% menganggap harga emas bakal turun.

Apabila harga emas kembali turun ke bawah US$ 1.700 dan gagal mempertahankan posisinya di US$ 1.675 maka peluang emas untuk anjlok semakin dalam kian terbuka lebar


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, March 5, 2021

Mau Pintar Trading, Cek 4 Siklus Pasar Saham di Bursa RI

Stock Trading App Industry Overview: Trading Goes Virtual | SmartBrief 

 PT Equityworld Futures Medan-Kalangan investor milenial di pasar saham semakin tak terbendung. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bahkan memperkirakan single investor identification (SID) di pasar modal akan terus bertambah.

Namun, rasanya tidak adil jika Anda, yang mungkin sebagian investor baru di pasar saham tidak mengetahui siklus di pasar saham Tanah Air. ini akan menjadi bekal Anda, dalam berinvestasi.
Michael Setjoadi, VP PT RHB Sekuritas Indonesia mengemukakan setidaknya ada empat siklus pasar saham yang perlu diketahui para investor pemula. Siklus ini tentu akan membuat Anda lebih mengetahui cara paling tepat mendapatkan 'cuan'.

"Pertama yang paling populer Sell In May [and Go Away], Santa Claus Rally, earning season [musim laporan keuangan] yang terjadi di setiap kuartal, dan January Effect," kata Michael dalam program InvesTime CNBC indonesia, Kamis malam (4/3).

Sell In May and Go Away merupakan salah satu strategi menjual saham di bulan Mei dan akan kembali membeli saham pada November. Tujuannya, untuk menghindari periode Mei - Oktober yang biasanya memiliki tingkat kenaikan harga lebih rendah dari bulan lainnya.

Sementara itu, Santa Claus Rally merupakan fenomena yang terjadi saat kenaikan pembelian saham dalam dua minggu terakhir di akhir tahun. Biasanya, sebagian investor memborong saham untuk mengantisipasi Januari Effect.

Adapun January Effect adalah sebuah pola di pasar modal ketika harga saham cenderung mengalami kenaikan pada dua minggu pertama di awal tahun. Terakhir, adalah fenomena window dressing.

Fenomena ini secara tidak langgung menaikkan harga saham unggulan, karena fund manager akan berusaha meningkatkan nilai saham yang dimilikinya sehingga penutupan tahun kinerja yang dikelola terlihat baik. Aksi ini akan membuat indeks bergerak naik.

Window dressing kerap terjadi pada akhir kuartal saat sejumlah perusahaan merilis laporan keuangan tepatnya pada Maret, Juni, September dan Desember. Namun, efeknya biasanya terjadi pada April, Juli, Oktober, dan Januari.

Lantas, siklus mana yang bisa memberikan cuan lebih?

"Menurut saya tergantung dari masing-masing investor, posisinya pada satu saham," kata Michael.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, March 4, 2021

Ini 3 Musuh Utama Emas: Yield Obligasi, Dolar AS & Dead Cross

 Pergerakan Harga Emas Hari Ini, 3 Maret 2021 - Market Bisnis.com 

PT Equityworld Futures Medan- Harga emas jatuh dan semakin mendekati level psikologis US$ 1.700/troy ons. Kendati menguat 0,21% ke US$ 1.715/troy ons pagi ini, Kamis (4/3/2021), harga si logam kuning sebenarnya masih tertekan hebat.
Sejak awal minggu ini saja harga emas sudah melorot 0,5%. Namun apabila ditarik lebih jauh, harga emas anjlok 3,1% dibanding penutupan Kamis pekan lalu atau tepat satu minggu ke belakang.

Harga emas saat ini juga berada di bawah rata-rata harga 50 dan 200 hariannya. Pada pertengahan Februari lalu rata-rata harga emas untuk periode 50 harian sudah mulai berada di bawah rata-rata harga 200 hariannya. Inilah yang disebut sebagai dead cross.

Secara teknikal, dead cross merupakan suatu sinyal yang buruk bagi suatu harga aset karena biasanya memberi indikasi bahwa tren bearish akan terjadi. Terbukti, setelah pola dead cross muncul, harga emas cenderung terus tertekan.


Harga emas cenderung tertekan oleh kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS dan penguatan greenback. Yield nominal US Treasury bertenor 10 tahun naik dan tembus 1,5% akibat ekspektasi inflasi yang tinggi oleh pelaku ekonomi sehingga para investor meminta kompensasi lebih di pasar obligasi.

Yield obligasi pemerintah AS bahkan hampir menyamai dividend yield S&P 500 yang berada di 1,57%. Bayangkan saja imbal hasil dari obligasi yang cenderung lebih aman hampir menyamai aset berisiko seperti saham.

Faktor inilah yang membuat Wall Street sempat goyah pada minggu lalu. Namun yield berangsur turun ketika  

Inflasi masih jauh di bawah sasaran target 2%. Hanya saja kenaikan harga komoditas seperti minyak membuat banyak pihak mulai mengkhawatirkan reflasi bakal terjadi. Bagaimanapun juga kondisi makroekonomi saat ini masih bisa dibilang supportive untuk logam mulia emas.

Meskipun terjadi kenaikan yield secara nominal tetapi imbal hasil riil obligasi AS masih berada di teritori negatif. Artinya tidak ada perubahan berarti pada opportunity cost memegang emas sebagai aset tak berimbal hasil.

Hanya saja risk appetite yang membaik dan investor yang agresif memburu aset-aset berisiko dengan cuan lebih tebal seperti saham teknologi hingga mata uang kripto seperti Bitcoin membuat emas cenderung dilupakan. Alhasil harganya drop seperti sekarang.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, March 3, 2021

Setelah Obligasi jadi Hantu Bagi Emas, Kini Giliran Dolar AS

 Naik Rp 25.000, Harga Emas Antam 1 Gram Rp1.022.000 

PT Equityworld Futures Medan- Sebelumnya harga emas tertekan karena naiknya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Kini emas harus siap-siap melemah karena dolar AS yang mulai beringas.
Pada perdagangan pagi Selasa (3/2/2021), harga emas terkoreksi 0,19% ke US$ 1.734,31/troy ons. Harga emas jatuh ke bawah US$ 1.800/troy ons ketika yield surat utang pemerintah AS tembus 1,5%.

Saat itu imbal hasil dari obligasi pemerintah yang merupakan aset yang relatif aman ketimbang saham hampir menyamai dividen yield ekuitas AS. Bayangkan saja dividen yield S&P 500 hanya 1,57%.

Kenaikan imbal hasil obligasi ini membuat biaya peluang memegang emas menjadi naik dan logam kuning tersebut menjadi kurang dilirik. Harganya pun semakin tertekan akibat adanya fenomena technical selling saat emas ditransaksikan di bawah rata-rata harga 50 hariannya.


Kini yield sudah semakin melandai. Terakhir yield obligasi pemerintah AS tenor acuan 10 tahun sudah turun ke 1,4%. Namun emas belum punya tenaga untuk bangkit, mengingat indeks dolar masih berada di level tertingginya dalam satu bulan.

membuat ekspektasi inflasi yang tinggi untuk jangka panjang naik. Ketika inflasi meningkat, emas akan menjadi salah satu aset yang diburu karena digunakan sebagai proteksi dan lindung nilai (hedging).

Namun di saat yang sama kabar stimulus juga membuat pergeseran sentimen terjadi. Pelaku pasar juga melihat adanya prospek pemulihan ekonomi yang lebih baik sehingga berpotensi besar membuat dolar AS menguat.

Menurut kepala riset Pepperstone Chris Weston, tren bullish harga emas bakal terjadi ketika tiga prasyaratnya terpenuhi. Apabila inflasi cepat meningkat, investor akan berbondong-bondong memborong emas sebagai untuk lindung nilai.

Jika terjadi guncangan deflasi, emas akan mendapat keuntungan dari penurunan lebih rendah imbal hasil obligasi nominal dan riil. Terakhir, jika The Fed (bank sentral AS) memberi sinyal siap untuk membatasi suku bunga acuan tenor panjang, emas juga naik.

Hanya saja dalam waktu dekat Chris Weston belum melihat tanda-tanda tersebut. Namun, baik investor maupun para ekonom memperkirakan The Fed akan merubah kebijakannya di bulan ini guna meredam gejolak di pasar obligasi.

Ketua The Fed, Jerome Powell, pada rapat kebijakan moneter 16 - 17 Maret waktu setempat diperkirakan akan mengaktifkan kembali Operation Twist yang pernah dilakukan 10 tahun yang lalu, saat terjadi krisis utang di Eropa.

Operation Twist dilakukan dengan menjual obligasi AS tenor pendek dan membeli tenor panjang, sehingga yield obligasi tenor pendek akan naik dan tenor panjang menurun. Hal tersebut dapat membuat kurva yield melandai.

Mark Cabana, ahli strategi suku bunga di Bank of America Global Research, mengatakan Operation Twist merupakan kebijakan yang sempurna untuk meredam gejolak di pasar obligasi.

"Operation Twist, dengan menjual obligasi tenor rendah dan membeli tenor panjang secara simultan adalah kebijakan yang sempurna menurut pandangan kami," kata Cabana, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (1/3/2021).

Cabana menyebut Operation Twist "membunuh tiga burung dengan satu batu". Yang pertama menaikkan yield jangka pendek, kemudian stabilitas yield jangka panjang, serta tidak akan menaikkan balance sheet.

Ke depan emas masih sulit untuk menguat ketika para pelaku pasar cenderung spekulatif dan agresif memburu aset-aset berisiko di tengah kebijakan makro yang dipertahankan tetap akomodatif


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, March 2, 2021

Parah! Harga Emas Sentuh Level Terendah dalam 9 Bulan

Trading Emas Online Di Pasar Forex: Tata Cara, Kelebihan dan Risikonya -  Cermati.com 

 PT Equityworld Futures Medan- Tekanan terhadap harga emas masih berlanjut. Saat ini harga emas berada di posisi terendahnya hampir dalam sembilan bulan terakhir atau tepatnya sejak Juni tahun lalu.
Pada perdagangan pagi, Selasa (2/3/2021), harga emas di pasar spot naik 0,25% dibanding posisi penutupan kemarin. Harga emas dunia dipatok di US$ 1.725,58/troy ons pada 08.10 WIB.

Emas terjun bebas jika dibandingkan dengan minggu lalu ketika harganya masih menyentuh level US$ 1.800/troy ons. Harga logam kuning tersebut kemudian berbalik arah akibat kenaikan imbal hasil nominal obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun yang sampai tembus 1,51%.


Kenaikan tersebut membuat pasar obligasi menjadi semakin kompetitif. Bayangkan saja imbal hasil dari obligasi bisa lebih tinggi dari dividen S&P 500. Kenaikan imbal hasil membuat biaya peluang memegang emas yang tak berimbal hasil menjadi naik dan emas pun kurang dilirik.


Kendati imbal hasil obligasi pemerintah AS sekarang sudah melandai tetapi harga emas malah anjlok. Penguatan dolar AS rupanya masih menjadi batu sandungan untuk harga emas kembali bergerak naik.

Ketika imbal hasil obligasi surat utang pemerintah AS turun, indeks dolar masih berada di rentang tertingginya dalam satu bulan terakhir. Harga emas yang mulai bergerak di bawah rata-rata harga 50 hariannya juga memicu terjadinya fenomena technicall selling di pasar sehingga membuat harga semakin tertekan.

Baca: Emas Antam "Lenyap" di Pegadaian Hari Ini, Ada yang Borong?
Menurut kepala riset Pepperstone Chris Weston, tren bullish harga emas bakal terjadi ketika tiga prasyaratnya terpenuhi. Apabila inflasi cepat meningkat, investor akan berbondong-bondong memborong emas sebagai untuk lindung nilai.

Jika terjadi guncangan deflasi, emas akan mendapat keuntungan dari penurunan lebih rendah imbal hasil obligasi nominal dan riil. Terakhir, jika The Fed (bank sentral AS) memberi sinyal siap untuk membatasi suku bunga acuan tenor panjang, emas juga naik.

Hanya saja dalam waktu dekat Chris Weston belum melihat tanda-tanda tersebut. Namun, baik investor maupun para ekonom memperkirakan The Fed akan merubah kebijakannya di bulan ini guna meredam gejolak di pasar obligasi.

Ketua The Fed, Jerome Powell, pada rapat kebijakan moneter 16 - 17 Maret waktu setempat diperkirakan akan mengaktifkan kembali Operation Twist yang pernah dilakukan 10 tahun yang lalu, saat terjadi krisis utang di Eropa.

Operation Twist dilakukan dengan menjual obligasi AS tenor pendek dan membeli tenor panjang, sehingga yield obligasi tenor pendek akan naik dan tenor panjang menurun. Hal tersebut dapat membuat kurva yield melandai.

The Fed sudah 2 kali menjalankan Operation Twist, pada 2011 dan 1961. CNBC International melaporkan pelaku pasar yang mengetahui perihal operasi tersebut mengatakan jika The Fed sudah menghubungi dealer-dealer utama untuk menjalankan operasi tersebut.

Mark Cabana, ahli strategi suku bunga di Bank of America Global Research, mengatakan Operation Twist merupakan kebijakan yang sempurna untuk meredam gejolak di pasar obligasi.

"Operation Twist, dengan menjual obligasi tenor rendah dan membeli tenor panjang secara simultan adalah kebijakan yang sempurna menurut pandangan kami," kata Cabana, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (1/3/2021).

Cabana menyebut Operation Twist "membunuh tiga burung dengan satu batu". Yang pertama menaikkan yield jangka pendek, kemudian stabilitas yield jangka panjang, serta tidak akan menaikkan balance sheet.

Ke depan emas masih sulit untuk menguat ketika para pelaku pasar cenderung spekulatif dan agresif memburu aset-aset berisiko di tengah kebijakan makro yang dipertahankan tetap akomodatif

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, March 1, 2021

Awas! Cuan Emas Bisa Ludes, Harganya Terjun Bebas

Merosot Rp16.000, Harga Emas Antam Rp961.000 per Gram (24 November 2020) 

 PT Equityworld Futures Medan- Harga emas dunia terjun bebas minggu lalu ketika imbal hasil obligasi pemerintah AS mengalami kenaikan yang tajam. Mengawali perdagangan pekan ini harga emas naik dan yield obligasi AS turun. Namun nasib emas diperkirakan masih akan tertekan.
Pada perdagangan Senin pagi (1/3/2021), harga emas di pasar spot mengalami apresiasi 0,43% ke US$ 1.741,32/troy ons. Maklum imbal hasil obligasi AS sudah melandai. Ketika imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik 13 basis poin (bps) harga emas anjlok lebih dari US$ 60/troy ons.



Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dipicu oleh ekspektasi inflasi yang tinggi akibat kebijakan makro yang akomodatif didukung oleh fiskal ekspansif dan moneter ultra longgar.

Adanya inflasi tinggi diantisipasi oleh investor. Sehingga wajar jika mereka meminta kompensasi berupa kenaikan yield. Banyak pihak yang khawatir bahwa The Fed akan mengubah stance kebijakan moneternya akibat inflasi yang tinggi dalam waktu dekat.

Namun lagi-lagi The Fed kembali menegaskan bahwa inflasi masih lebih rendah dari sasaran target. Ekonnomi masih jauh dari keadaan pulih. Suku bunga akan tetap di tahan di level yang rendah setidaknya untuk dua tahun ke depan dan tapering tidak akan dilakukan.

Akhir pekan lalu DPR AS juga sepakat untuk meloloskan DPR Partai Demokrat berhasil memenangkan suara 219-212 dalam voting. Kini RUU tersebut telah dikirim ke Senat.

Komposisi Senat yang juga diduduki oleh Partai Biru memungkinkan jalannya bantuan fiskal Negeri Adikuasa ini menjadi mulus. Jika RUU ini goal, maka likuiditas di sistem keuangan semakin berlimpah.

Hantu inflasi bisa semakin gentayangan. Emas merupakan salah satu aset yang digunakan sebagai aset untuk lindung nilai, terutama untuk hedging terhadap risiko devaluasi nilai tukar.

Pasokan uang beredar yang tinggi membuat dolar AS menjadi tidak berharga di hadapan berbagai barang, sehingga inflasi berpotensi terjadi. Namun emas bukannya menguat malah tertekan karena imbal hasil obligasi juga naik.

Tidak seperti saham yang memberi dividen dan obligasi yang memberikan kupon, emas merupakan aset tak berimbal hasil. Sehingga ketika yield naik maka opportunity cost memegang emas juga naik. Hal inilah yang membuat emas menjadi semakin kurang menarik apalagi di tengah agresifnya para investor memburu aset berisiko.

Koreksi tajam harga emas minggu lalu selain diakibatkan oleh kenaikan yield juga karena faktor teknikal. Harga emas bergerak di bawah rata-rata 200 hariannya sehingga memicu terjadinya technical selling.

Minggu ini, para analis Wall Street semakin bearish terhadap emas. Dari 13 analis yang disurvei oleh Kitco, 8 orang responden (61,5%) meramal harga emas bakal drop lagi pekan ini. Sebanyak 3 analis bullish dan dua lainnya netral.

Di sisi ritel, 669 responden mengikuti polling Main Street online. Sebanyak 351 responden atau 52,5% mengharapkan emas naik minggu ini. Sebanyak 223 lainnya atau 33,3%, memperkirakan emas akan jatuh. Sementara 95 pemilih lainnya, atau 14,2%, melihat pasar bergerak sideways


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan