This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Thursday, September 30, 2021

Pesan 'Cinta' Elon Musk ke Biden & Xi Jinping Soal Bitcoin

 FILE PHOTO: Tesla Motors CEO Elon Musk talks at the Automotive World News Congress at the Renaissance Center in Detroit, Michigan, U.S., January 13, 2015. REUTERS/Rebecca Cook/File PhotoPT Equityworld Futures Medan- CEO Tesla Elon Musk angkat bicara soal rencana pemerintah Amerika Serikat (AS) yang ingin mengatur cryptocurrency seperti Bitcoin. Ia menyarankan agar pemerintahan Joe Biden tidak meregulasi pasar uang kripto.
Ini merupakan jawaban Elon Musk menanggapi pertanyaan kolumnis New York Times Kara Swisher dalam event Code Conference di Beverly Hills, California seperti dilaporkan CNBC International, Kamis (30/9/2021).

"Menurut saya sangat tidak mungkin menghancurkan uang kripto, tetapi sangat mungkin bagi pemerintah untuk memperlambat pengembangan uang kripto," ungkap Elon Musk. "Saya mengatakan [kepada pemerintah AS], jangan lakukan itu."


Pada Februari 2021, Tesla mengumumkan telah berinvestasi di Bitcoin sebesar US$1,5 miliar. Pada laporan keuangan kuartal II-2021, nilai investasi itu telah naik menjadi US$2,5 miliar karena kenaikan harga Bitcoin.

Xi Jinping Binasakan Bitcoin di China, Panik Enggak?
Bitcoin Disikat China, Ini Cara Aman Main Uang Kripto
Elon Musk memang dikenal sebagai salah satu pendukung uang kripto. Dukungan ini sering disampaikannya melalui akun twitter pribadinya. Menurutnya uang kripto berpotensi mengurangi "kesalahan dan latensi" dalam sistem uang lama. Tetapi dia mengaku uang kripto tidak memiliki semua jawaban untuk penyakit masyarakat.

"Saya tidak akan mengatakan bahwa saya ahli cryptocurrency ulung," kata Musk. "Saya pikir ada beberapa nilai dalam cryptocurrency, tetapi saya tidak akan mengatakan seperti kedatangan Mesias yang kedua."

Musk juga membahas peran China dalam penambangan dan regulasi crypto. Pekan lalu,bank sentral China menjabarkan langkah-langkah yang lebih tegas dalam menindak cryptocurrency yang lebih luas, termasuk sistem yang ditingkatkan untuk memantau transaksi terkait kripto.

Dia mengatakan kemungkinan besar ada hubungannya dengan masalah pembangkit listrik yang signifikan di negara tirai bambu tersebut. Elon Musk mengatakan penambangan kripto kemungkinan berperan pada masalah kekurangan dan naiknya permintaan listrik di China.

"Sebagian mungkin sebenarnya karena kekurangan listrik di banyak bagian China," kata Musk. "Banyak daerah di China Selatan saat ini mengalami pemadaman listrik secara acak, karena permintaan listrik lebih tinggi dari yang diharapkan."

Menurutnya, pada tingkat yang lebih tinggi, sifat mata uang kripto yang terdesentralisasi dapat menghadirkan tantangan bagi pemerintah China.
"Saya kira cryptocurrency pada dasarnya ditujukan untuk mengurangi kekuatan pemerintah terpusat," kata Musk. "Mereka tidak suka itu."


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Bos The Fed "Frustasi" dengan Inflasi, China Bikin Waswas!

 Fumio Kishida, PM baru Jepang. AP/PT Equityworld Futures Medan- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses bangkit dari keterpurukan sejak awal pekan, meski tidak dicapai dengan mudah. Obligasi Amerika Serikat (AS) atau yang disebut Treasury benar-benar memberikan masalah bagi pasar finansial Indonesia. IHSG memang sukses bangkit, tetapi rupiah masih tertekan, begitu juga dengan Surat Berharga Negara (SNB).
Tetapi pada perdagangan hari ini, Kamis (30/9), Treasury "berpihak" ke pasar finansial dalam negeri sehingga berpeluang kompak menguat. Selain Treasury, beberapa faktor yang mempengaruhi pasar hari ini, termasuk Jerome Powell yang "frustasi" melihat inflasi tinggi dan sektor manufaktur China yang bikin waswas pasar akan dibahas pada halaman 3 dan 4.

Kemarin, IHSG sempat merosot nyaris 0,5% di awal perdagangan, tetapi perlahan berhasil bangkit meski sempat bolak balik di zona merah pada sesi I. Memasuki sesi II, IHSG akhirnya nyaman di zona hijau, hingga membukukan penguatan 0,81% ke 6.162,554.

jkse
Sementara itu rupiah lagi-lagi tanpa perlawanan di hadapan dolar AS. Rupiah sempat melemah hingga 0,35% ke Rp 14.320/US$, tanpa pernah mencicipi zona hijau. Di akhir perdagangan pelemahan sukses dipangkas menjadi 0,14% di Rp 14.290/US$.

Terus menanjaknya yield Treasury AS memberikan tenaga bagi dolar AS. Hingga perdagangan Selasa lalu, yield Treasury AS tenor 10 tahun kembali menanjak 5,55 basis poin ke 1.5461%. Dalam 4 hari terakhir total 18,57 basis poin dan saat ini berada di level tertinggi sejak 17 Juni lalu.

Baca: IHSG Susah Tembus 6.200, 2 Faktor Ini Biang Keroknya!
Selain itu, kenaikan yield Treasury tenor 10 tahun tersebut menjadi indikasi pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

"Pasar perlahan tapi pasti melihat realita yield Treasury saat ini jauh lebih rendah dari fundamentalnya. Kebijakan The Fed sedang bergeser, para investor juga merubah posisi mereka, sekaligus, seperti yang cenderung kita lakukan," kata Kathy Jones, kepala strategi aset tetap di Schwab Center for Financial Research, sebagaimana dilansir CNBC International.

Kenaikan yield tersebut membuat harga SBN mayoritas turun. Hanya SBN tenor 3 tahun dan 25 tahun yang menguat, tercermin dari yield yang mengalami penurunan.

idr

Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi. Saat yield turun artinya harga sedang naik, begitu juga sebaliknya.

Yield Treasury masih terus menanjak meski ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell, mengindikasikan tidak akan terburu-buru dalam menaikkan suku bunga.
Powell yang memberikan testimoni kemarin menyatakan perekonomian saat ini masih jauh dari target tenaga kerja maksimum.

"Pada pekan lalu saya mengatakan kami sudah mencapai target untuk memulai tapering. Saya perjelas lagi, dalam pandangan kami, masih jauh untuk mencapai target tenaga kerja maksimum," kata Powell di hadapan Kongres AS.

Artinya, The Fed memang akan melakukan tapering dalam waktu dekat, tetapi untuk menaikkan suku bunga masih menunggu hingga target tenaga kerja maksimum tercapai.
Bursa saham AS (Wall Street) bangkit pada perdagangan Rabu waktu setempat setelah laju penguatan yield Treasury terhenti. Meski demikian, sektor teknologi masih belum mampu lepas dari zona merah.
Indeks Dow Jones menguat 0,26% ke 34390,72, S&P 5000 naik 0,16% ke 4.359,46, sementara Nasdaq melemah 0,24% di 14.512,44.


jkse
Pada Selasa, indeks Nasdaq anjlok 2,8% menjadi 14.546,68 menjadi reli harian terburuk sejak Maret. Adapun S&P 500 terpelanting 2% dan Dow Jones Industrial Average kehilangan 569,4 poin, atau -1,63%. Indeks Dow Jones dan S&P ini terhitung anjlok 3% sepanjang September, sementara Nasdaq yang diisi saham sektor teknologi ambles hingga lebih dari 4,5%.

Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar hari ini berfluktuasi kemarin, tetapi masih di atas level 1,5%. Kenaikan imbal hasil memukul kinerja saham teknologi karena membuat arus kas mereka di masa mendatang menyempit, sehingga menekan dividen.

Selain pergerekan yield Treasury, Investor juga memantau kemajuan penyelesaian pemasukan AS yang sudah tiris, dan harus diizinkan menaikkan batas utang jika tak ingin layanan publik terhenti (shutdown) karena tak ada sumber dana pembayaran gaji mereka.

Menteri Keuangan Janet Yellen mengingatkan tenggat akhir penaikan batas utang pemerintah AS adalah 18 Oktober. Jika tidak dicapai juga, dia mengingatkan bakal ada konsekuensi besar bagi perekonomian. Direktur Utama JPMorgan Chase Jamie Dimon menyebutkan pihaknya menyiapkan kemungkinan bahwa AS akan menyentuh batas utangnya.

Wall Street yang mulai bangkit tentunya memberikan sedikit hawa segar ke pasar Asia pada hari ini, apalagi kemarin IHSG mampu menguat saat bursa saham Asia lainnya merosot.
Meski demikian, pergerakan yield Treasury masih akan menjadi perhatian utama, jika koreksinya berlanjut maka akan berdampak positif ke pasar finansial, termasuk di dalam negeri. Kemarin yield Treasury turun 2,25 basis poin ke 1,5236%, setelah naik 4 hari beruntun dengan total 18,57 basis poin.

Tetapi jika yield tersebut kembali naik, maka patut waspada.


idr

Pergerakan yield Treasury menjadi indikasi proyeksi pasar terhadap suku bunga The Fed. Ketika yield Treasury naik, maka pasar melihat bank sentral AS ini akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Inflasi yang tinggi di Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan membuat The Fed segera menaikkan suku bunga.

Ketua The Fed, Jerome Powell, bahkan mengatakan "frustasi" melihat tingginya inflasi yang disebabkan oleh gangguan pasokan (supply).

"Gangguan rantai pasokan yang tak kunjung membaik membuat frustasi, bahkan faktanya malah sedikit memburuk. Kami melihat hal ini akan berlanjut tahun depan, dan menahan inflasi tinggi lebih lama dari yang kami perkirakan," kata Powell.

Inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) yang dijadikan acuan The Fed saat ini sebesar 3,6%, tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Meski demikian Powell melihat tekanan inflasi akan berkurang ketika gangguan supply perlahan bisa diatasi, dan optimis tahun depan akan ada pertumbuhan ekonomi yang kuat.

Pelaku pasar mulai mencerna kembali peluang kenaikan suku bunga di AS pada tahun depan, meski inflasi tinggi, salah satu indikator lainnya yakni pasar tenaga kerja dikatakan masih belum cukup untuk menaikkan suku bunga.

Dalam Fed dot plot yang dirilis pekan lalu memang suku bunga diproyeksikan naik pada tahun depan.

Setiap akhir kuartal, The Fed akan memberikan proyeksi suku bunganya, terlihat dari dot plot. Setiap titik dalam dot plot tersebut merupakan pandangan setiap anggota The Fed terhadap suku bunga.

idr
Dalam dot plot yang terbaru, sebanyak 9 orang dari 18 anggota Federal Open Market Committee (FOMC) kini melihat suku bunga bisa naik di tahun depan. Jumlah tersebut bertambah 7 orang dibandingkan dot plot edisi Juni. Saat itu mayoritas FOMC melihat suku bunga akan naik di tahun 2023.

Tetapi Powell sang ketua terlihat pro kenaikan suku bunga di 2023 setelah menyatakan perekonomian masih jauh untuk mencapai pasar tenaga kerja maksimum.

Selain itu Selain Powell beberapa elit The Fed juga bersikap dovish di pekan ini. Presiden The Fed wilayah Chicago Charles Evans mengatakan suku bunga baru akan dinaikkan pada akhir 2023.

Ia melihat, inflasi yang tinggi saat ini hanya bersifat sementara, dan baru akan cukup tinggi dan stabil guna menjadi alasan untuk menaikkan suku bunga pada akhir 2023.
"Saya memasukkan proyeksi di waktu yang seharusnya.... Menaikkan suku bunga di 2023," kata Evans merujuk pada Fed dot plot yang dirilis pada Kamis lalu, sebagaimana dikutip Reuters Senin (27/9).

Sementara itu Gubernur The Fed Lael Brainard mempertegas jika tapering tidak ada kaitannya dengan suku bunga. Artinya saat tapering resmi selesai, diperkirakan pada pertengahan tahun depan, bukan berarti suku bunga akan segera dinaikkan.

"Panduan ke depan untuk target tenaga kerja maksimum dan rata-rata inflasi jauh lebih tinggi agar bisa menaikkan suku bunga, ketimbang melakukan tapering. Saya akan menekankan, waktu kenaikan suku bunga tidak bisa dikaitkan dengan pengumuman tapering," kata Brainard.

Dengan banyaknya pejabat The Fed yang dovish, maka laju kenaikan yield Treasury mengendur, dan berdampak positif bagi pasar finansial global, termasuk Indonesia.
Rilis data aktivitas manufaktur China akan menjadi perhatian hari ini. Maklum saja, pada bulan Agustus sektor manufaktur China nyaris mengalami kontraksi.
Aktivitas manufaktur dilihat dari Purchasing Managers' Index (PMI) dengan angka 50 menjadi ambang batas. Di atas 50 artinya ekspansi, sementara di bawahnya berarti kontraksi.

Pada bulan Agustus, PMI manufaktur China dilaporkan sebesar 50,1, sangat tipis dari kontraksi, dan menurun dari bulan sebelumnya 50,4. PMI manufaktur Negeri Tirai Bambu sudah mengalami penurunan dalam 5 bulan beruntun, kali terakhir mencatat kenaikan pada Maret lalu, dengan angka indeks saat itu sebesar 51,9.


Jika tren penurunan berlanjut dan akhirnya menunjukkan kontraksi, maka akan berdampak negatif ke pasar finansial global. Kecemasan akan pelambatan ekonomi China akan kembali muncul.

Sebelumnya, Ekonom dari Goldman Sachs memangkas proyeksi produk domestik bruto (PDB) China di tahun ini menjadi 7,8% dari sebelumnya 8,4%. Pemangkasan tersebut cukup tajam, sebab China dikatakan akan menghadapi tantangan dari pembatasan konsumsi energi.

"Kendala pertumbuhan yang relatif baru berasal dari peningkatan regulasi untuk target konsumsi dan intensitas energi yang ramah lingkungan," kata ekonom Goldman Sachs dalam sebuah laporan yang dikutip CNBC International.

Presiden China, XI Jinping pada September tahun lalu mengumumkan China akan mencapai puncak emisi karbon pada 2030 dan menjadi bebas karbon pada 2060.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
Produksi industri dan penjualan ritel Jepang (pukul 6:50 WIB)
PMI manufaktur China (pukul 8:00 WIB)
PMI manufaktur China versi Caixin (pukul 8:45 WIB)
Transaksi berjalan Inggris (pukul 13:00 WIB)
Pidato Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda (tentative)
Inflasi Jerman (tentative)
Inflasi Prancis (pukul 13:45 WIB)
Inflasi Italia (pukul 16:00 WIB)
PDB Final dan klaim tunjangan pengangguran AS (pukul 19:30 WB)


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, September 29, 2021

Kinerja Bluechip RI Paling Buruk di Kawasan Asia Tenggara

 Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Senin (19/7/2021) (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)PT Equityworld Futures Medan- Kinerja indeks LQ45, yang berisikan 45 saham dengan nilai kapitalisasi pasar (market cap) terbesar alias blue chip, kurang menggembirakan sejak awal tahun ini, di tengah kecenderungan perubahan minat investor ritel ke saham-saham lapis kedua atau di bawahnya.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), secara year to date (ytd) indeks LQ45 ambles 8,02% . Dengan ini, rapor LQ45 terbilang jeblok apabila dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih bisa naik 2,10% sejak awal tahun.

Asal tahu saja, indeks LQ45 adalah indeks pasar saham di BEI yang terdiri dari 45 perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu di antaranya termasuk dalam 60 perusahaan teratas dengan kapitalisasi pasar tertinggi dalam 12 bulan terakhir, nilai transaksi tertinggi di pasar reguler dalam 12 bulan terakhir.


Selain itu, emiten tersebut telah tercatat di BEI selama minimal 3 bulan, memiliki kondisi keuangan, prospek pertumbuhan, dan nilai transaksi yang tinggi, serta mengalami penambahan bobot free float (saham publik) menjadi 100% yang sebelumnya hanya 60% dalam porsi penilaian. Indeks LQ45 dihitung setiap 6 bulan oleh Divisi Riset BEI.


Nah, bagaimana perbandingan kinerja LQ45 dengan indeks saham blue chip lainnya di sejumlah bursa saham di kawasan Asia Tenggara (ASEAN)?

Di bawah ini Tim Riset CNBC Indonesia akan melakukan pembahasan singkat mengenai kinerja indeks saham likuid dan big cap di 6 bursa saham di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Adapun indeks saham yang dimaksud--termasuk LQ45--yakni, pertama, indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI di Bursa Malaysia, yang berisi 30 saham perusahaan raksasa berdasarkan nilai kapitalisasi pasar terbesar. Kemudian, kedua, indeks Philippine Stock Exchange Index (PSEi) di Bursa Saham Filipina, yang berisi 30 saham blue chip.

Ketiga, Straits Times Index (STI) di Bursa Singapura, yang terdiri dari 30 saham big cap di bursa tersebut. Keempat, indeks SET50 di Bursa Thailand, yang berisi 50 saham perusahaan raksasa dengan market cap jumbo. Kelima, indeks VN30 di Bursa Vietnam, yang terdiri dari 30 saham blue chip.



Mengacu pada data di atas, indeks LQ45 ternyata berada di posisi paling buncit atau paling bawah di antara indeks regional lainnya, yakni anjlok 7,87%.

Adapun saham 'penghuni' LQ45 yang paling jeblok adalah saham emiten barang konsumer PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang secara ytd ambles 41,52%. Dengan market cap Rp 145,73 triliun, amblesnya UNVR tentu turut berpengaruh besar bagi indeks LQ45.

Selain UNVR, saham produsen rokok PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) juga menjadi salah satu yang paling merosot, yakni sebesar 29,45% sejak awal tahun. Sama seperti UNVR, market cap HMSP juga terbilang jumbo, yakni Rp 112,25 triliun.

Kinerja fundamental kedua emiten tersebut memang sedang tertekan. Laba bersih UNVR per Juni 2021 tercatat sebesar Rp 3,05 triliun, turun 15,75% dari periode yang sama tahun lalu Rp 3,62 triliun.

Penurunan laba bersih seiring dengan koreksi pendapatan di periode 6 bulan ini. Pendapatan UNVR tercatat Rp 20,18 triliun, turun 7,30% dari Juni 2020 sebesar Rp 21,77 triliun.

Kemudian, HMSP juga mencatat penurunan laba bersih sebesar 15,29% di sepanjang semester I-2021 menjadi senilai Rp 4,13 triliun, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,88 triliun.

Penurunan laba ini terjadi kendati pendapatan perusahaan tumbuh 6,47% YoY (year on year) menjadi Rp 47,62 triliun, bertambah dari posisi akhir Juni 2020 yang sebesar Rp 44,73 triliun.


Baca: Asing 'Kerasukan' Saham Big Cap-Bank Kakap, Sinyal Apa Ini?

Indeks KLCI Malaysia pun terkoreksi cukup dalam, yakni sebesar 5,79% secara ytd. Adapun saham yang paling turun adalah saham perusahaan produsen sarung tangan karet Top Glove Corporation yang ambruk 55,87%. Saham produsen sarung tangan latex Hartalega Holdings menempati posisi kedua dengan ambles 54,45% secara ytd.

Setali tiga uang, indeks PSEi Filipina pun terkoreksi 2,57% ke posisi 6.885,36.

Berbeda dengan ketiga indeks di atas, indeks SET50 Thailand berhasil tumbuh 7,20% sejak ytd. Saham perusahaan produsen papan sirkuit cetak KCE Electronics PCL menjadi jawara indeks dengan melonjak 156,45% sejak awal tahun.

Indeks STI Singapura pun sukses naik 9,02% secara ytd ke 3.084,80. Saham emiten perkapalan dan investasi asal China Yangzijiang Shipbuilding Holdings Ltd menjadi pemuncak indeks STI dengan melesat 46,60%.

Kemudian, sang juara indeks saham blue chip Asia Tenggara jatuh pada indeks VN30 Vietnam yang berhasil melambung tinggi 34,41% sejak awal tahun. Saham perusahaan real estate No Va Land Investment Group Corp berada di posisi pertama di indeks VN30 dengan 'terbang' 112,90%. Bersama saham No Va Land, saham bank Vietnam Prosperity Joint Stock Commercial Bank (VPBank) yang berhasil melejit 106,5%.

Sebenarnya, kinerja indeks saham gabungan Vietnam atau Vietnam Index (VN-Index) juga luar biasa. Sejak awal 2021, indeks Vietnam melesat 20,03%, tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

Melansir Vietnam Investment Review, perkembangan pasar saham Vietnam melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Ambil contoh, jumlah perusahaan Vietnam dengan kapitalisasi pasar lebih dari US$ 1 miliar naik dari 10 pada 2015 menjadi hampir 50 saat ini.

Kemudian, nilai total pasar saham melonjak dari 30 menjadi 90 persen dari PDB Vietnam. Baru-baru ini, lonjakan partisipasi investor ritel semakin mendorong perkembangan pasar. Jumlah rekening saham baru yang dibuka oleh investor ritel meningkat dua kali lipat pada tahun 2020. Lalu, pada paruh pertama tahun 2021, jumlah rekening baru tercatat lebih banyak daripada jumlah rekening baru pada tahun 2019 dan 2020.

Antusiasme investor ritel tersebut pada gilirannya turut membantu Vietnam Index melaju kencang dan mengabaikan dampak pandemi Covid-19 yang masih belum terkendali hingga saat ini.

Sementara, Fortune mencatat, pada 1 Juni lalu Bursa Saham Vietnam atau Bursa Kota Ho Chi Minh (HOSE) terpaksa menghentikan perdagangan untuk seluruh sesi untuk pertama kalinya dalam 21 tahun sejak bursa berdiri.

Ini terjadi lantaran adanya lonjakan pembelian saham yang didorong oleh 'ledakan' investor ritel yang melambungkan nilai perdagangan saham Vietnam ke level tertinggi sepanjang masa, yakn US$ 1 miliar. Pihak bursa, jelas Fortune, Vietnam khawatir akan ada gangguan sistem sehingga harus menangguhkan perdagangan.

"Ini adalah momen yang belum pernah terjadi sebelumnya [dalam hal] kenaikan VN-Index, ledakan volume perdagangan, dan partisipasi kuat dari investor ritel baru," kata Hien Tran Thi Khanh, direktur riset di VNDirect Securities kepada Fortune, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (28/9).

Lebih lanjut, likuiditas pasar juga telah mencapai level tertinggi baru, kata Hoang Viet Phuong, kepala penelitian di SSI Securities. Pada awal Juni, Vietnam menempati peringkat kedua di antara pasar ASEAN, setelah Thailand, dalam hal volume perdagangan harian.

Phuong melanjutkan, kebangkitan investor ritel di Vietnam turut didorong oleh suku bunga rendah. Selain itu, kepercayaan pada pemulihan negara mereka telah muncul sebagai kekuatan beli baru yang menentukan yang telah mengubah dinamika pasar saham domestik.

Menurut catatan Fortune, perdagangan ritel sempat booming dua kali sebelumnya di Vietnam-sekali pada 2001 dan kemudian lagi pada 2007. Pada booming pertama, pasar saham baru berusia satu tahun. Sementara, pada 'ledakan' ritel kedua didorong oleh investasi asing.

Andreas Vogelsanger, CEO Vietnam di Asia Frontier Capital (AFC) menjelaskan kepada Fortune, booming investor pada 2021 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena didorong oleh investor domestik. Secara historis, jelas Fortune, investor Vietnam sering mencoba meniru pergerakan investor asing di pasar.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Sampai Kapan Harga Emas Letoy? Bisa Panjang dan Lama...

FILE PHOTO: Gold bars are seen in this picture illustration taken at the Istanbul Gold Refinery in Istanbul March 12, 2013.  REUTERS/Murad Sezer/File Photo PT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia turun pada perdagangan kemarin. Sepanjang nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) masih dalam tren menguat, sepertinya emas tidak punya kesempatan untuk bangkit.
Kemarin, harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 1.733,91/troy ons. Turun 0,91% dari posisi haru sebelumnya.

Harga emas sedang menjalani tren bearish. Dalam sepekan terakhir, harga sang logam mulia anjlok 2,27% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, koreksinya mencapai 4,21%.


Harga emas sulit menguat karena tertahan apresiasi dolar AS. Pada pukul 04:34 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,37%.

Dalam sepekan terakhir, Dollar Index membukukan kenaikan 0,56% point-to-point. Selama sebulan ke belakang, indeks ini naik 1,13%.

Kurs dolar AS dan harga emas punya hubungan berbanding terbalik. Saat dolar AS perkasa, maka emas pun merana.

Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dengan dolar AS. Kala dolar AS terapresiasi, emas jadi lebih mahal buat investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas turun, harga pun mengikuti.

Penguatan mata uang Negeri Paman Sam ditopang oleh kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Pada pukul 04:37 WIB, yield surat utang pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden untuk tenor 10 tahun naik 6,2 basis poin (bps) menjadi 1,5461%.
Yield obligasi pemerintah AS bergerak naik merespons persepsi pasar terhadap arah kebijakan moneter The Federal Reserve/The Fed. Investor meyakini Ketua Jerome 'Jay' Powell dan sejawat akan mulai mengurangi nominal pembelian aset (quantitative easing) pada November 2021. Setelah quantitative easing dikurangi, kemungkinan suku bunga acuan akan mulai dinaikkan tahun depan.

"Dotplot terbaru memberi sinyal bahwa Federal Funds Rate akan naik lebih cepat dari perkiraan semula yaitu 2023. Ini membuat yield ikut terdorong ke atas dan berdampak negatif terhadap emas," kata Bart Melek, Head of Commodity Strategist di TD Securities, seperti dikutip dari Reuters.

Pasar memperkirakan tren penguatan dolar AS akan berlangsung lama. ING dalam risetnya menilai tren bullish dolar AS bakal semakin kuat mulai kuartal II-2022, saat kenaikan suku bunga acuan sepertinya sudah di depan mata.

"Laju penguatan dolar AS semakin cepat karena respons pasar terhadap rencana pengetatan kebijakan The Fed. Ini yang membuat kami berada di posisi bullish untuk dolar AS, terutama mulai kuartal II tahun depan," sebut riset ING.

Semakin kuat dolar AS, maka emas akan semakin lemah. Kalau tren penguatan dolar AS bakal panjang dan lama, maka sepanjang dan selama itulah harga emas bakal tertekan


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, September 28, 2021

Penerawangan Terbaru Harga Emas: Masih Ngenes...

Pegawai merapikan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Kamis (22/4/2021). Harga emas batangan yang dijual Pegadaian mengalami penurunan nyaris di semua jenis dan ukuran /satuan.  (CNBC Indonesia/Tri Susilo) PT Equityworld Futures Medan- Harga emas dunia naik tipis pada perdagangan pagi ini. Dalam waktu dekat, kira-kira bagaimana 'penerawangan' harga sang logam mulia?
Pada Selasa (28/9/2021) pukul 05:57 WIB, harga emas di pasar spot tercatat US$ 1.751,32/troy ons. Naik 0,08% dari posisi hari sebelumnya.

Harga emas masih menjalani tren bearish. Dalam sepekan terakhir, harga turun 0,72% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, koreksinya mencapai 3,26%.

Mengutip riset Bursa Berjangka Komoditi dan Derivatif (ICDX), harga emas dalam waktu dekat masih akan melanjutkan penurunan dan berada di kisaran US$ 1.750/troy ons. Dinamika soal arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed masih akan membayangi harga komoditas ini.

"Pada pertemuan The Fed, tidak ada perubahan suku bunga. Namun berdasarkan sejumlah pernyataan, terdapat indikasi bahwa kondisi ekonomi saat ini sudah berada dalam kondisi yang cukup kondusif walaupun penyebaran Covid-19 di AS sedikit memberikan perlambatan perbaikan ekonomi.

"Di sejumlah pernyataan berikutnya, pasar mulai menyerap bahwa ada rencana The Fed untuk mulai normalisasi kebijakan (tapering) terutama di sisi kuantitas pembelian aset. Oleh pernyataan tersebut, dolar AS kembali menguat dan memberikan tekanan pada harga emas," papar riset ICDX.

Baca: Dibayangi Dot Plot The Fed, Rupiah Galau Maksimal
Memperhatikan sentimen tersebut, lanjut riset ICDX, titik resistance harga emas diperkirakan berada di US$ 1.760/troy ons. Sedangkan titik support terdekat ada di US$ 1.740/troy ons.

Kemudian resistance terjauh bisa mencapai US$ 1.770. Untuk support terjauh diperkirakan berada di kisaran US$ 1.725-1.700/troy ons.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Jreng! Bursa Asia Dalam Tekanan, Cuma Hang Seng Bertahan

FILE PHOTO: An investor looks at an electronic screen at a brokerage house in Hangzhou, Zhejiang province, January 26, 2016.  REUTERS/China Daily PT Equityworld Futures Medan-Mayoritas bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan Selasa (28/9/2021), di tengah kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Senin (27/9/2021) waktu setempat yang menyebabkan indeks S&P 500 dan Nasdaq di AS kembali terkoreksi.
Hanya indeks Hang Seng Hong Kong yang dibuka di zona hijau pada pagi hari ini, di mana indeks saham acuan Hong Kong tersebut dibuka menguat 0,27%.

Sementara sisanya dibuka di zona merah pada pagi hari ini. Indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,26%, Shanghai Composite China turun 0,19%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,36%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,2%.

Dari kabar emiten, Saham SK Innovation di Korea Selatan melonjak hampir 2% setelah perusahaan mengumumkan rencana dengan Ford Motor untuk menginvestasikan lebih dari US$ 11 miliar di fasilitas baru AS untuk memproduksi kendaraan listrik dan baterai.

Pasar saham Asia sebagian besar cenderung mengikuti pergerakan dua indeks utama di bursa Wall Street (AS), setelah investor merespons negatif dari kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (Treasury) pada perdagangan kemarin.

Indeks S&P 500 melemah 0,28% ke level 4.443,11 dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,52% ke 14.969,97. Namun untuk indeks Dow Jones masih mampu bertahan di zona hijau dengan menguat 0,21% ke posisi 34.869,37.

Kenaikan yield Treasury membuat dua indeks utama bursa Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Senin waktu setempat. Selain itu, perhatian juga kembali tertuju ke kemungkinan terjadinya shutdown atau penghentian layanan pemerintah AS.

Yield Treasury AS bertenor 10 tahun pada kemarin melesat, sempat menyetuh level 1,516%, tertinggi sejak 28 Juni lalu. Di akhir perdagangan, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun yang menjadi acuan ini berada di 1,4906%.

Kenaikan tajam tersebut membuat saham-saham sektor finansial menguat, tetapi yang lainnya mengalami tekanan.

Saham Goldman Sachs dan JPMorgan Chase masing-masing menguat 2%, dan membuat mereka menjadi salah satu yang terbaik di Dow Jones.

Investor juga memantau kemajuan penyelesaian pemasukan AS yang sudah tiris, dan harus diizinkan menaikkan tingkat utang jika tak ingin layanan publik terhenti (shutdown) karena tak ada sumber dana pembayaran gaji mereka.

Ketua DPR AS, Nancy Pelosi pada Minggu (26/9/2021) mengatakan bahwa proposal infrastruktur bipartisan (disponsori kedua partai di AS) senilai US$ 1 triliun bakal disahkan pekan ini. Kongres harus meloloskan anggaran tambahan akhir September untuk menghindari shutdown.

"Washington DC akan mulai menarik lebih banyak perhatian dalam beberapa pekan ke depan, karena perhitungan politik seputar proposal infrastruktur dan debat mengenai batas utang akan cenderung memicu pasar bergerak," tulis Tavis McCourt, perencana saham Raymond James, seperti dikutip CNBC International.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, September 27, 2021

Bitcoin cs Rebound! Harga Ethereum Meroket 10% Lebih

Ilustrasi Ethereum (Photo by Executium on Unsplash) PT Equityworld Futures Medan-Harga mata uang kripto (cryptocurrency) berkapitalisasi pasar terbesar berbalik menguat pada perdagangan Senin (27/9/2021) pagi waktu Indonesia, setelah pada pekan lalu mengalami pelemahan cukup parah akibat sentimen dari Evergrande dan tindakan keras China terhadap industri kripto.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 09:00 WIB, kedelapan kripto berkapitalisasi terbesar non-stablecoin berhasil rebound ke zona hijau pada pagi hari ini.

Bitcoin melesat 4,55% ke level harga US$ 44.215,49/koin atau setara dengan Rp 629.628.578/koin (asumsi kurs hari ini Rp 14.240/US$), ethereum meroket 10,05% ke level US$ 3.157,64/koin atau Rp 44.964.794/koin, cardano menguat 1,08% ke US$ 2,27/koin (Rp 32.325/koin).



Baca: Riset Terbaru: Emiten RI Jadi Target Akuisisi 'Raksasa' Tech
Selanjutnya binance coin bertambah 4,09% ke level US$ 356,8/koin atau Rp 5.080.832/koin, ripple melonjak 5,57% ke US$ 0,9784/koin (Rp 13.932/koin), solana terbang 9,63% ke US$ 142,62/koin (Rp 2.030.909/koin), polkadot terdongkrak 4,15% ke US$ 29,9/koin (Rp 425.776/koin), dan dogecoin terapresiasi 1,54% ke US$ 0,2087/koin (Rp 2.972/koin).

Kripto
Dalam sepekan terakhir, mayoritas kripto big cap masih mencatatkan pelemahan. Hanya cardano yang berhasil menghijau sepekan terakhir, yakni menguat 0,12%.

Sedangkan dari kripto big cap yang masih melemah, binance coin tercatat menjadi yang paling besar pelemahannya sepekan terakhir. Sedangkan pelemahan paling minor dibukukan oleh koin digital ethereum yang merosot 4,75%.

Pada pekan lalu, sentimen yang membuat kripto ikut berjatuhan adalah terkait dengan krisis keuangan Evergrande. Tak hanya di saham, kripto juga mencatatkan kinerja buruknya pada pekan lalu.

Sebelumnya pada pekan lalu, masalah keuangan Evergrande sempat membuat pasar aset berisiko berjatuhan hingga dua hari beruntun.

Namun, sentimen dari Evergrande sebenarnya sempat berkurang di pasar pada Rabu (22/9/2021) pekan lalu, di mana pemerintah berniat untuk menyelesaikan krisis likuiditas Evergrande dengan cara menyuntikan dana hingga ratusan triliun Rupiah.

Di sisi lain injeksi likuiditas bank sentral China (PBoC) sebesar US$ 18,6 miliar juga turut membantu mengangkat pasar.

Selain itu, pemerintah China yang kembali mempertegas sikap kerasnya terhadap pasar kripto pada akhir pekan lalu juga sempat membuat kripto kembali berjatuhan.

Pada Sabtu (25/9/2021), regulator China telah mengintensifkan tindakan kerasnya terhadap industri cryptocurrency dengan cara melarang segala bentuk transaksi dan penambangan kripto.

Langkah regulator China ini telah memukul bitcoin dan koin utama lainnya serta menekan saham-saham yang terkait dengan aset kripto.

Sepuluh lembaga, termasuk bank sentral, lembaga keuangan, sekuritas dan regulator valuta asing, berjanji untuk bekerja sama membasmi aktivitas cryptocurrency "ilegal". Hal ini merupakan pertama kalinya regulator yang berbasis di Beijing bergabung secara eksplisit melarang semua aktivitas terkait cryptocurrency.

Namun, tekanan regulasi bukanlah hal baru bagi pasar kripto. Beberapa Analis terus memantau tindakan keras pemerintah China, yang biasanya terjadi disaat pasar kripto sedang bergejolak.

"Ini bukan pertama kalinya pengumuman seperti itu keluar dari China, karena mereka telah memberlakukan tindakan hukuman serupa pada tahun 2013 dan kemudian lagi pada tahun 2017," kata FundStrat, perusahaan penasihat global, dilansir dari CoinDesk Sabtu (25/9/2021).

Sebelumnya pada Mei lalu, China sudah melarang lembaga keuangan dan perusahaan pembayaran untuk menyediakan layanan dan transaksi menggunakan mata uang kripto. China juga mengeluarkan larangan serupa pada tahun 2013 dan 2017 silam.

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Buka Mata Pasang Telinga, Elit The Fed Hari Ini Buka Suara

Federal Reserve Board Chairman Jerome Powell leaves after his news conference after a Federal Open Market Committee meeting in Washington, U.S., December 19, 2018. REUTERS/Yuri Gripas PT Equityworld Futures Medan-Pasar finansial dalam negeri bervariasi pada pekan lalu, dengan isu utama pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed). Selain itu ada juga kasus raksasa properti China, Evergrande Group.
Di awal pekan ini, Senin (27/9/2021), pasar keuangan masih belum akan kompak, sebab ada beberapa isu yang mempengaruhi salah satunya yakni beberapa pejabat elit The Fed yang akan berbicara mengenai kondisi ekonomi dan kebijakan moneter.

Pernyataan para elit The Fed, khususnya jika ada detail tapering bisa berdampak signifikan ke pasar finansial hingga besok. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pasar hari ini akan dibahas pada halaman 3 dan 4.

Sepanjang pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,19% ke 6.114,815, padahal sebelumnya sempat ambrol hingga ke bawah level psikologis 6.000. Dengan kinerja positif tersebut, IHSG membukukan penguatan 2 pekan beruntun.

Data pasar mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih senilai Rp 2,75 triliun di pasar reguler.

jkse
Rupiah mencatat kinerja sebaliknya, melemah 2 pekan beruntun. Sepanjang pekan lalu Mata Uang Garuda tercatat melemah 0,21% melawan dolar AS ke Rp 14.255/US$.


Obligasi Indonesia juga bernasib sama. Harga Surat Berharga Negara (SBN) nyaris semuanya mengalami pelemahan. Hanya SBN tenor 3 tahun yang menguat, terlihat dari imbal hasilnya yang turun 2,7 basis poin ke 4,587%.

idr
Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi, ketika harga naik yield akan turun, begitu juga sebaliknya.

Kasus Evergrande Group yang berisiko gagal bayar membuat sentimen pelaku pasar memburuk di awal pekan, yang menyulitkan pasar finansial Indonesia untuk menguat. Tetapi, kecemasan akan gagal bayar tersebut mereda setelah bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) menyuntikkan likuiditas yang besar ke pasar.

Sementara itu The Fed yang paling dinanti pelaku pasar. Pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed mengumumkan kebijakan moneter, yang hasilnya masih sesuai ekspektasi pelaku pasar untuk tapering, tetapi ada kejutan terkait proyeksi suku bunga.

Bank sentral pimpinan Jerome Powell ini menyatakan akan segera melakukan tapering, tetapi belum ada waktu resminya kapan. Sementara pasar bereskpektasi The Fed akan mengumumkannya di bulan November dan tapering pertama dilakukan bulan Desember.

Sementara itu untuk proyeksi suku bunga, terlihat dari dot plot. Setiap titik dalam dot plot tersebut merupakan pandangan setiap anggota The Fed terhadap suku bunga.

Dalam dot plot yang terbaru, sebanyak 9 orang dari 18 anggota Federal Open Market Committee (FOMC) kini melihat suku bunga bisa naik di tahun depan. Jumlah tersebut bertambah 7 orang dibandingkan dot plot edisi Juni. Saat itu mayoritas FOMC melihat suku bunga akan naik di tahun 2023.

Artinya, terjadi perubahan proyeksi suku bunga yang signifikan. Kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari sebelumnya lebih berisiko memicu capital outflow dari Indonesia, dan negara emerging market lainnya, sehingga menimbulkan gejolak di pasar finansial global. Apalagi, jika The Fed nantinya agresif dalam menaikkan suku bunga.

Kasus Evergrande dan pengumuman kebijakan moneter The Fed juga sangat berdampak pada pergerakan bursa saham AS (Wall Street) di awal pekan, Wall Street terpuruk, tetapi setelahnya sukses bangkit hingga mencatat penguatan mingguan.
Indeks S&P 500 di dua hari pertama perdagangan merosot nyaris 3% sebelum sukses menguat 3 hari beruntun. Dalam sepekan, S&P 500 mencatat penguatan 0,51% ke 4.455,48, sekaligus menghentikan pelemahan dua pekan beruntun.


idr
Indeks Dow Jones juga sama, setelah membukukan pelemahan 3 minggu beruntun berlanjut ambrol sebelum sukses mencatat penguatan 0,62% ke 34797,99.
Sementara Nasdaq menguat tipis 0,02% ke Rp 14.530,7, setelah sebelumnya jeblok hingga 3,4%.

"Ketika hal buruk terjadi di pasar saham hari Senin, rebound di pertengahan pekan, dan kalem di hari Jumat bukanlan sesuatu hal yang buruk. Tetapi, kecemasan akan Evergrande, pelambatan ekonomi, dan masalah supply chain masih ada di sini," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar di LPL Financial, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (24/9).

Hingga saat ini, investor masih menanti perkembangan kasus Evergrande yang harus membayar bunga obligasi jatuh tempo berdenominasi dolar AS pada Kamis pekan lalu senilai US$ 83 juta. Hingga saat ini pihak Evergrande belum ada berkomentar dan punya waktu 30 hari sebelum secara teknis dikatakan gagal bayar (default).

Sementara itu The Fed yang sesuai ekspektasi belum mengumumkan tapering memicu kebangkitan Wall Street. Selain itu, beberapa pelaku pasar juga menganggap sikap The Fed tersebut dovish.

"Pengumuman tapering kemungkinan akan dilakukan pada November, fakta bahwa mereka tidak melakukan hari ini menunjukkan FOMC masih dovish," kata Peter Boockvarm kepala investasi di Belakley Advisory Group.

Wall Street sepanjang pekan lalu memang sukses mencatat penguatan, tetapi pergerakan pada perdagangan Jumat masih menunjukkan belum bagusnya sentimen pelaku pasar. Risiko gagal bayar Evergrande masih akan menjadi perhatian pelaku pasar di awal pekan ini.
Seperti disebutkan sebelumnya, pada pekan lalu utang obligasi Evergrande sudah jatuh tempo dan belum dibayarkan, dan perusahaan punya 30 hari sebelum secara teknis dinyatakan default. Total utang Evergrande dilaporkan sebesar US$ 305 miliar.

Hingga saat ini belum ada pernyataan yang keluar dari Evergrande, sehingga pelaku pasar menanti kejelasannya.


Evergrande merupakan raksasa pengembang di China, memiliki 1.300 bangunan di 280 kota. Evergrande juga berinvestasi di perusahaan mobil listrik, media, tim sepakbola, dan lain-lainnya.

Reuters yang mengutip Caixin Minggu kemarin melaporkan beberapa pemerintah daerah China telah menyiapkan rekening kustodian khusus untuk proyek perumahan yang dijalankan Evergrande. Rekening tersebut bertujuan untuk memastikan pembayaran yang dilakukan pembeli rumah digunakan untuk proyek perumahan Evergrande, bukan untuk keperluan lain, misalnya pembayaran ke kreditur.

Setidaknya, ada 8 provinsi di China yang sudah melakukan hal tersebut, dimana proyek Evergrande belum rampung.

Perkembangan kasus Evergrande akan mempengaruhi pergerakan bursa saham, termasuk IHSG pada hari ini.

Selain itu, pelaku pasar juga masih mencerna pengumuman kebijakan moneter The Fed yang membuat yield obligasi (Treasury) naik dan dolar AS perkasa. Sepanjang pekan lalu yield Terasury AS tenor 10 tahun naik 8,9 basis poin, ke 1,4526% yang membuat SBN mengalami tekanan jual.

Sementara itu indeks dolar AS juga menguat tetapi tipis saja 0,14% sepanjang pekan lalu, yang berdampak pada sulitnya rupiah menguat.

Tapering The Fed memang masih sesuai ekspektasi, kemungkinan besar dilakukan di bulan Desember, tetapi kemungkinan suku bunga yang naik di tahun depan membuat yield Treasury naik dan dolar AS kuat.

Pada hari ini, ada 3 pejabat elit The Fed yang akan berbicara dan pelaku pasar akan menanti hal tersebut untuk melihat petunjuk lebih jauh mengenai tapering maupun proyeksi suku bunga. Presiden The Fed wilayah Chicago, Charles Evans, akan berbicara mengenai kondisi ekonomi dan kebijakan moneter dalam acara yang diselenggarakan oleh National Association for Business Economics.

Gubernur The Fed Lael Brainard, juga berbicara dalam acara tersebut.

Kemudian ada Presiden The Fed wilayah New York, yang akan berbicara dalam acara yang diselenggarakan Economic Club of New York.

Meski yield Treasury sedang menanjak, dan dolar AS sedang kuat, rupiah juga punya modal menguat sebab pelaku pasar kini mengambil posisi beli (long) rupiah, bahkan menjadi yang terbaik dibandingkan mata uang Asia lainnya.
Hal tersebut tercermin dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters yang menunjukkan pelaku pasar mengambil posisi beli (long) terhadap rupiah, bahkan menjadi yang terbesar diantara 9 mata uang Asia lainnya.

Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.


Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.

IDR
Survei terbaru yang dirilis hari ini, Kamis (23/9/2021) menunjukkan angka untuk rupiah di -0,50, membesar dari 2 pekan lalu -0,44.

Rupiah kini menjadi mata uang dengan posisi long terbesar di Asia, mengalahkan rupee India yang disurvei kali ini turun menjadi -0,45% dari sebelumnya -0,88%.

Survei ini konsisten dengan pergerakan rupiah, ketika pelaku pasar mengambil posisi long, maka rupiah akan cenderung menguat, begitu juga sebaliknya.

Reuters menyebutkan, pelaku pasar mempertahankan posisi long setelah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga di pekan lalu. Maklum saja, dengan posisi inflasi yang rendah, BI punya ruang untuk menurunkan suku bunga.

Fitch Solutions dalam laporan bulanan edisi Agustus dengan judul Delta Variant a Severe Threat to Asia's Growth Recovery, memprediksi di akhir tahun ini suku bunga BI berada di 3,25%, artinya turun 25 basis poin dari level saat ini.

Dengan dipertahankannya suku bunga, imbal hasil menjadi tetap menarik bagi pelaku pasar.

Selain itu, kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) yang sudah terkendali di Indonesia juga membuat sentimen terhadap rupiah membaik.

Kemarin kasus baru dilaporkan bertambah sebanyak 1.760 orang, dengan positivity rate 1,18%. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan ambang batas 5% agar pandemi bisa disebut terkendali. Artinya, Indonesia bisa dikatakan sudah terkendali, sebab positivity rate jauh di bawah batas 5%.

Selain itu untuk wilayah Jawa-Bali sudah tidak ada lagi yang masuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4. Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pada Senin pekan lalu, yang juga memperpanjang PPKM Jawa-Bali hingga 4 Oktober mendatang.

Pemerintah juga melakukan penyesuaian aktivitas masyarakat dalam ketentuan terbaru PPKM yang berlaku hingga dua pekan depan. Salah satunya adalah uji coba pembukaan pusat perbelanjaan/mal bagi anak-anak di bawah 12 tahun.

"Akan dilakukan uji coba pembukaan pusat perbelanjaan mal bagi anak-anak di bawah usia kurang dari usia 12 tahun dengan pengawasan dan pendampingan orang tua," ujar Luhut dalam keterangan pers, Senin (20/9/2021).

Menurut dia, kebijakan itu akan diterapkan di wilayah Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Jika berjalan lancar, pelonggaran yang dilakukan pemerintah tentunya bisa memutar roda bisnis lebih kencang.
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
Pidato presiden ECB, Christine Lagarde (pukul 18:45 WIB)
Pidato Fed Evans (pukul 19:00 WIB)
Data pesanan barang tahan lama AS (pukul 19:30 WIB)
Pidato Fed Williams (pukul 23:00 WIB)
Pidato Fed Brainard (pukul 23:15 WIB)


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, September 24, 2021

Kasus Evergrande, Korban Aturan 'Three Red Lines' Xi Jinping?

Chinese President Xi Jinping arrives ahead of the Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Summit, in Port Moresby, Papua New Guinea, November 15, 2018. REUTERS/David Gray PT Equityworld Futures Medan- Selama hampir tiga dekade, Evergrande Group - seperti puluhan pengembang properti China lainnya - bertaruh besar pada pembangunan infrastruktur China yang sedang booming akibat pesatnya pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai bambu.
Tanpa pikir panjang perusahaan properti mengambil pinjaman yang sering dipaketkan dengan suku bunga dua digit dan bertaruh bahwa penjualan apartemen yang belum dibangun akan cukup tinggi untuk membayar utang yang membengkak.

hanyalah gejala dari masalah yang jauh lebih besar.


Sektor real estat China yang luas, yang menyumbang 29% dari produk domestik bruto negara itu, melakukan pembangunan dan pengembangan properti secara sangat berlebihan.

Hal ini mengancam perannya yang selama ini dipandang sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi China, sebaliknya berpotensi menjadi hambatan ke depannya.

Kelebihan pasokan telah menjadi masalah selama beberapa tahun, sehingga tahun lalu China memutuskan bahwa masalah tersebut telah menjadi sangat kronis sehingga perlu ditangani dengan tegas.

Presiden Xi Jinping juga sepertinya telah kehabisan kesabaran dengan ekses sektor properti yang bermuara pada rumusan 'three red lines' (tiga garis merah) yang dikeluarkan Beijing untuk mengurangi tingkat utang di sektor tersebut.

Evergrande pun terbukti menjadi 'korban' raksasa pertama.

Apa itu three red lines?

Secara singkat, three red lines merupakan pedoman bagi perusahaan properti untuk menentukan batas maksimal pertumbuhan utang tahunan.

Aturan ini terdiri dari tiga prasyarat yang mana jika perusahaan melewati batas yang ditentukan terdapat konsekuensi terkait pertumbuhan utang tahunan maksimal yang harus ditaati.

Three red lines atau tiga kriteria kondisi finansial yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut

Rasio utang terhadap aset (tidak termasuk penerimaan uang muka) kurang dari 70%
Net gearing ratio kurang dari 100% (gearing ratio: membandingkan ekuitas pemilik dengan peminjam)
Rasio kas terhadap hutang jangka pendek lebih dari 1x
China memberlakukan pedoman tersebut kepada beberapa pengembang terpilih setelah pertemuan Agustus 2020 di Beijing yang dilatarbelakangi oleh tingkat utang yang meningkat, kenaikan harga tanah, dan penjualan yang kian bertambah.

UBS dalam laporannya mengatakan sebagai bagian dari skema awal, 12 pengembang percontohan harus menyerahkan laporan terperinci tentang situasi pembiayaan mereka untuk dievaluasi oleh regulator yang dipimpin oleh People's Bank of China, bank sentral China, dan Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan, regulator konstruksi negara.

Dikutip dari laporan UBS, menurut perkiraan S&P hingga awal tahun ini, hanya 6,3% dari pengembang yang di-rating oleh mereka yang dapat sepenuhnya mematuhi ketiga kriteria yang diharapkan.

Akhir Maret lalu China Evergrande juga ikut berjanji untuk memenuhi 'tiga garis merah' Beijing pada tahun 2023 mendatang, tentu dengan asumsi perusahaan selamat dari krisis yang sedang dihadapi.
China Rilis Aturan Pertumbuhan Utang, dok. UBS
China Rilis Aturan Pertumbuhan Utang, dok. UBSFoto: China Rilis Aturan Pertumbuhan Utang, dok. UBS
China Rilis Aturan Pertumbuhan Utang, dok. UBS
Tentu penerapan kebijakan baru ini datang dengan dampak positif maupun negatif baik bagi perusahaan maupun pemerintah China sendiri.

Jika berhasil diterapkan, peraturan ini tentu akan mampu mengontrol harga tanah dan properti di China, karena perusahaan tidak dapat dengan serta merta dengan bebas dan mudahnya memperoleh pinjaman sehingga dapat beradu harga dengan pengembang lain yang pada akhirnya mengganggu harga pasar, baik itu lahan maupun properti.

Pertumbuhan harga rumah hunian yang terjadi selama 15-20 tahun terakhir membuat properti menjadi sangat tidak terjangkau bagi jutaan penduduk China.

Aturan ini juga dapat membatasi kredit yang diserap oleh industri real estate. Pengekangan penyaluran kredit ke sektor real estate ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menyalurkan kredit ke sektor perekonomian lain yang lebih produktif.

Penerapan kontrol yang lebih ketat oleh pemerintah China juga untuk memastikan masa depan yang lebih berkelanjutan. Real estate adalah bagian penting dari ekonomi China karena memiliki hubungan yang erat dan mata rantai ekonomi yang panjang baik dengan berbagai industri hulu maupun hilir.

 Selama hampir tiga dekade, Evergrande Group - seperti puluhan pengembang properti China lainnya - bertaruh besar pada pembangunan infrastruktur China yang sedang booming akibat pesatnya pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai bambu.
Tanpa pikir panjang perusahaan properti mengambil pinjaman yang sering dipaketkan dengan suku bunga dua digit dan bertaruh bahwa penjualan apartemen yang belum dibangun akan cukup tinggi untuk membayar utang yang membengkak.

hanyalah gejala dari masalah yang jauh lebih besar.


Sektor real estat China yang luas, yang menyumbang 29% dari produk domestik bruto negara itu, melakukan pembangunan dan pengembangan properti secara sangat berlebihan.

Hal ini mengancam perannya yang selama ini dipandang sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi China, sebaliknya berpotensi menjadi hambatan ke depannya.

Kelebihan pasokan telah menjadi masalah selama beberapa tahun, sehingga tahun lalu China memutuskan bahwa masalah tersebut telah menjadi sangat kronis sehingga perlu ditangani dengan tegas.

Presiden Xi Jinping juga sepertinya telah kehabisan kesabaran dengan ekses sektor properti yang bermuara pada rumusan 'three red lines' (tiga garis merah) yang dikeluarkan Beijing untuk mengurangi tingkat utang di sektor tersebut.

Evergrande pun terbukti menjadi 'korban' raksasa pertama.

Apa itu three red lines?

Secara singkat, three red lines merupakan pedoman bagi perusahaan properti untuk menentukan batas maksimal pertumbuhan utang tahunan.

Aturan ini terdiri dari tiga prasyarat yang mana jika perusahaan melewati batas yang ditentukan terdapat konsekuensi terkait pertumbuhan utang tahunan maksimal yang harus ditaati.

Three red lines atau tiga kriteria kondisi finansial yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut

Rasio utang terhadap aset (tidak termasuk penerimaan uang muka) kurang dari 70%
Net gearing ratio kurang dari 100% (gearing ratio: membandingkan ekuitas pemilik dengan peminjam)
Rasio kas terhadap hutang jangka pendek lebih dari 1x
China memberlakukan pedoman tersebut kepada beberapa pengembang terpilih setelah pertemuan Agustus 2020 di Beijing yang dilatarbelakangi oleh tingkat utang yang meningkat, kenaikan harga tanah, dan penjualan yang kian bertambah.

UBS dalam laporannya mengatakan sebagai bagian dari skema awal, 12 pengembang percontohan harus menyerahkan laporan terperinci tentang situasi pembiayaan mereka untuk dievaluasi oleh regulator yang dipimpin oleh People's Bank of China, bank sentral China, dan Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan, regulator konstruksi negara.

Dikutip dari laporan UBS, menurut perkiraan S&P hingga awal tahun ini, hanya 6,3% dari pengembang yang di-rating oleh mereka yang dapat sepenuhnya mematuhi ketiga kriteria yang diharapkan.

Akhir Maret lalu China Evergrande juga ikut berjanji untuk memenuhi 'tiga garis merah' Beijing pada tahun 2023 mendatang, tentu dengan asumsi perusahaan selamat dari krisis yang sedang dihadapi.

China Rilis Aturan Pertumbuhan Utang, dok. UBSFoto: China Rilis Aturan Pertumbuhan Utang, dok. UBS
China Rilis Aturan Pertumbuhan Utang, dok. UBS
Tentu penerapan kebijakan baru ini datang dengan dampak positif maupun negatif baik bagi perusahaan maupun pemerintah China sendiri.

Jika berhasil diterapkan, peraturan ini tentu akan mampu mengontrol harga tanah dan properti di China, karena perusahaan tidak dapat dengan serta merta dengan bebas dan mudahnya memperoleh pinjaman sehingga dapat beradu harga dengan pengembang lain yang pada akhirnya mengganggu harga pasar, baik itu lahan maupun properti.

Pertumbuhan harga rumah hunian yang terjadi selama 15-20 tahun terakhir membuat properti menjadi sangat tidak terjangkau bagi jutaan penduduk China.

Aturan ini juga dapat membatasi kredit yang diserap oleh industri real estate. Pengekangan penyaluran kredit ke sektor real estate ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menyalurkan kredit ke sektor perekonomian lain yang lebih produktif.

Penerapan kontrol yang lebih ketat oleh pemerintah China juga untuk memastikan masa depan yang lebih berkelanjutan. Real estate adalah bagian penting dari ekonomi China karena memiliki hubungan yang erat dan mata rantai ekonomi yang panjang baik dengan berbagai industri hulu maupun hilir.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

'Badai' Evergrande Surut, Nikkei Melesat, Hang Seng Naik

A man walks past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, Dec. 11, 2019. (AP Photo/Eugene Hoshiko) PT Equityworld Futures Medan- Mayoritas bursa Asia dibuka menguat pada perdagangan Jumat (24/9/2021), di tengah sikap investor yang terus memantau perkembangan masalah keuangan Evergrande hingga hari ini.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melonjak 1,66%, Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,01%, Straits Times Singapura menguat 0,32%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,27%.

Sementara untuk indeks Shanghai Composite China dibuka melemah 0,15% pada perdagangan pagi hari ini.


The Wall Street Journal melaporkan pada Kamis (23/9/2021) kemarin bahwa otoritas Negeri Tirai Bambu meminta pejabat lokal mempersiapkan diri soal 'kemungkinan badai' jika 'kematian' perusahaan real estate terbesar kedua itu terjadi.

Pemerintahan Xi Jinping juga mengatakan bahwa pejabat lokal hanya boleh turun tangan di saat menit-menit terakhir untuk mencegah efek domino kasus tersebut.

Laporan WSJ menunjukkan kemungkinan terlepas dari implikasi globalnya.

Meskipun sentimen dari Evergrande mulai mereda, namun ketakpastian masih akan ada selama Evergrande masih akan berjanji membayar bunga obligasi yang jatuh tempo pada Kamis kemarin dalam berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS).

Di lain sisi, pergerakan bursa Asia pada hari ini juga mengikuti pergerakan bursa AS, Wall Street yang kembali ditutup cerah bergairah pada penutupan perdagangan Kamis (23/9/2021) waktu AS atau dini hari tadi waktu Indonesia.

Ketiga indeks utama di Wall Street berhasil ditutup melesat lebih dari 1%. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup terbang 1,48% ke level 34.764,82, S&P 500 berakhir melonjak 1,21% ke posisi 4.448,94, dan Nasdaq Composite China melesat 1,04% ke level 15.052,24.

Pasar masih merespons positif dari keputusan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang

Meskipun The Fed cenderung masih dovish, namun program pengurangan pembelian obligasi atau tapering sepertinya tetap dimulai pada November mendatang hingga pertengahan tahun 2022.

The Fed mengatakan jika kemajuan berlanjut "seperti yang diharapkan," maka "moderasi dalam kecepatan pembelian aset akan segera dibenarkan."

"Jika kemajuan terus terjadi seperti yang diharapkan, Komite menilai laju pembelian aset yang moderat mungkin bisa dijalankan," tutur The Fed usai rapat Kamis dini hari waktu Indonesia. Bank sentral terkuat di dunia ini telah membeli aset obligasi dari pasar senilai US$ 120 miliar per bulan.

Sementara itu dari data ketenagakerjaan AS, Departemen Tenaga Kerja AS merilis klaim tunjangan pengangguran awal, yang berujung pada angka 351.000 per pekan lalu, atau lebih buruk dari estimasi pasar sebanyak 320.000. Pekan sebelumnya, angka klaim tunjangan awal berada di level 332.000


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, September 23, 2021

Alhamdulillah... RI Nggak Jadi Ngutang Banyak Tahun ini

 PT Equityworld Futures Medan-Penarikan utang pada 2021 berhasil diturunkan lebih rendah dari yang diperkirakan. Hal ini besar dipengaruhi oleh bantuan dari Bank Indonesia (BI) dan penggunaan Sisa Anggaran Lebih (SAL).
"Pembiayaan anggaran sudah mencapai Rp 528,9 triliun dari total utang, jauh lebih kecil dari target," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis (23/9/2021)

Realisasi pembiayaan hingga Agustus 2021 adalah Rp 550,6 triliun atau 46,8% dari APBN. Khusus dalam penerbitan surat berharga negara (SBN) neto, realisasi penerbitan mencapai Rp 567,4 triliun atau turun 15,5%.


"SBN neto dalam UU APBN SBN Neto target Rp 1.207,3 T sampai Agustus Rp 567,4, kurang dari 50% padahal sudah sampai bulan ke-8," terangnya.

"Adanya penyesuaian SBN neto kita karena kita gunakan SAL lebih tahun lalu dan kontribusi BI," ungkap Sri Mulyani.

Kontribusi BI dalam pembelian SBN hingga 15 September 2021 sebesar Rp 139,8 triliun.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Evergrande Disuntik Rp 271 T, Begini Pengaruh ke Aset Kripto

 PT Equityworld Futures Medan-Krisis likuiditas dari perusahaan properti terbesar kedua di China, Evergrande Group membuat investor khawatir, dan membuat pasar keuangan global berbasis risiko seperti saham pun ambruk.
Tak hanya di pasar saham global, pasar berbasis risiko lainnya seperti kripto juga turut berpengaruh dari krisis likuiditas Evergrande.

Banyak orang yang percaya bahwa penurunan pasar kripto selama sepekan terakhir juga dipengaruhi oleh investor yang ingin melikuidasi dana kripto mereka.


Di tengah masalah likuiditas Evergrande, beberapa raksasa perbankan Negara Barat termasuk HSBC dan Blackrock masuk dan menjadi pembeli saham terbesar dari utang Evergrande.

Krisis likuiditas Evergrande terbukti mahal bagi China dan banyak pakar memperkirakan negara itu akan mencoba segalanya untuk menghentikan krisis Evergrande agar perusahaan properti terbesar kedua di China tersebut tidak bangkrut dan menyebabkan krisis ekonomi global.

Disaat kripto mengalami pelemahan cukup dalam, total kapitalisasi pasar kripto keseluruhan cenderung menurun ke bawah US$ 2 triliun untuk pertama kalinya dalam dua bulan terakhir, di mana mayoritas kapitalisasi pasar kripto berkurang sekitar 20% hingga 30%.

Namun, isu krisis Evergrande sepertinya mulai memudar pada hari ini setelah pemerintah China berusaha menyelesaikan krisis tersebut dengan memberikan bantuan keuangan kepada Evergrande.

Kemarin, bank sentral China mengatakan telah menyuntikkan dana sebesar CNY 120 miliar atau sekitar US$ 19 miliar (Rp 271 triliun, asumsi kurs Rp 14.250/US$) ke dalam sistem perbankan China dengan harapan dapat menyelamatkan Evergrande.

Pemberian bantuan dana tersebut dapat membawa angin segar bagi pasar aset berisiko, termasuk kripto, di mana jika bantuan tersebut berhasil menyelamatkan keuangan Evergrande, maka ada kemungkinan pasar kripto akan kembali ke tren bullish-nya.


Seperti di saham, bulan September merupakan bulan yang penuh volatil di pasar kripto, jika dilihat dari historisnya, apalagi ditambah oleh krisis Evergrande, sehingga hal tersebut dapat menguatkan bahwa bulan September juga 'momok' bagi investor di pasar kripto.

Namun tren pembalikan dari bearish ke bullish dapat terjadi pada awal kuartal keempat atau bulan Oktober mendatang.

Dilihat dari data historisnya, hal tersebut menunjukkan bahwa kuartal terakhir tahun ini telah terbukti membentuk tren bullish di pasar kripto, sehingga awal Oktober dapat membantu pasar bangkit dan bergairah kembali seperti yang terjadi pada Agustus lalu.

Dari pergerakan kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar (big cap), terpantau mayoritas mengalami penguatan di atas 3%, bahkan ada yang sudah melesat hingga lebih dari 14%.

Per pukul 10:21 WIB, bitcoin melesat 3,8% ke level US$ 43.878,22/koin, ethereum melonjak sekitar 8% ke level US$ 3.113,49/koin, dan koin digital 'meme' dogecoin terapresiasi sekitar 9% ke level US$ 0,2254/koin.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Wednesday, September 22, 2021

Bapak Ibu yang Sabar, Harga Emas Tidak Sedang Baik-baik Saja

 FILE PHOTO: Gold bars are seen in this picture illustration taken at the Istanbul Gold Refinery in Istanbul March 12, 2013.  REUTERS/Murad Sezer/File PhotoPT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia bergerak naik pada perdagangan kemarin. Namun bukan berarti semua baik-baik saja, karena ke depan harga sang logam mulia masih mungkin 'tiarap' lagi.
Kemarin, harga emas dunia di pasar spot ditutup US$ 1.774,2/troy ons. Naik 0,59% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sepertinya kenaikan ini lebih disebabkan oleh technical rebound. Maklum, harga emas sedang menjalani tren bearish.


Dalam sepekan terakhir, harga komoditas ini anjlok 1,67% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, koreksinya adalah 1,72%.

Setelah investor puas memborong emas yang harganya sudah 'murah', rasanya godaan untuk menjualnya kembali lumayan tinggi. Ini yang membuat risiko tekanan harga emas cukup besar.

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan harga emas akan menguji titik support US$ 1.744/troy ons. Penembusan ke bawah titik ini akan membawa harga 'longsor' lebih dalam ke kisaran US$ 1.724-1.736/troy ons.emas

Tekanan terbesar terhadap harga emas akan datang dari hasil rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed pada 21-22 September 2021 waktu Washington DC. Pelaku pasar memperkirakan Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega tetap mempertahankan suku bunga ultra-rendah di 0-0,25%.
Namun bukan itu yang dicari oleh investor. Pasar akan mencari petunjuk yang lebih jelas mengenai pengurangan 'dosis' injeksi likuiditas (quantitative easing).

Sejak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) menghantam Negeri Paman Sam, The Fed memberi 'pelumas' ke perekonomian dengan memborong surat berharga senilai US$ 120 miliar setiap bulannya. Kini setelah ekonomi AS mulai pulih, yang ditandai dengan percepatan laju inflasi, pasar memperkirakan The Fed akan mulai serius mempertimbangan pengurangan 'guyuran' likuiditas tersebut. Inilah yang disebut dengan tapering, 'hantu' yang sedang bergentayangan di pasar.

Berdasarkan jajak pendapat yang digelar Reuters yang melibatkan 49 responden ekonom/analis di berbagai negara, 36 di antaranya memperkirakan The Fed akan mengumumkan rencana tapering pada November 2021. The Fed mungkin akan menunggu lebih banyak rilis data untuk lebih nyaman melakukan tapering.

"Jika ternyata virus corona varian delta lebih merusak dari perkiraan sebelumnya, maka pengumuman tapering akan semakin tertunda. Bisa November, Desember, atau bahkan Januari 2021," ujar Philip Marey, Senior US Strategist di Rabobank, seperti dikutip dari Reuters.

Setelah diumumkan November 2021, lebih dari 60% responden memperkirakan tapering akan benar-benar dilakukan sebulan sesudahnya. Tapering akan dimulai dengan mengurangi quantitative easing sebanyak US$ 15 miliar per bulan. Mayoritas responden memperkirakan tapering akan selesai, tuntas, tidak bersisa pada kuartal II-2022.
fed
fedSumber: Reuters
Tapering yang sepertinya sudah di depan mata tersebut membuat dolar AS semakin diminati oleh investor. Sebab nantinya pasokan dolar AS tidak lagi sederas sekarang. Seperti barang, pasokan dolar AS yang berkurang akan membuat 'harga' semakin mahal.

Kurs dolar AS dan harga emas punya hubungan berbanding terbalik. Saat greenback perkasa, maka harga emas akan merana.

Ini karena emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS. Ketika dolar AS terapresiasi, maka emas akan menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan berkurang, harga pun mengikuti.

"Pertanyaan besar di pasar adalah kapan The Fed akan mulai melakukan pengurangan pembelian aset. Semakin cepat tapering dilakukan, maka semakin besar tekanan terhadap harga emas," tegas Michael Hewson, Chief Market Analyst di CMC Markets, sebagaimana diwartakan Reuters.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Geger Evergrande! Indeks Shanghai Ambles, Nikkei Galau

A woman receives aid on the ground next to Du Liang, general manager and legal representative of Evergrande's wealth management division, while people gather to demand repayment of loans and financial products at the Evergrande's headquarters, in Shenzhen, Guangdong province, China September 13, 2021. REUTERS/David Kirton  REFILE- CORRECTING NAME PT Equityworld Futures Medan- Bursa Asia dibuka cenderung melemah pada perdagangan Rabu (22/9/2021), di mana investor memantau pergerakan pasar saham China yang kembali dibuka setelah dua hari ditutup karena libur nasional.
Indeks Nikkei Jepang kembali dibuka melemah 0,37%. Namun selang sekitar 90 menit, Nikkei berhasil menguat tipis 0,07%. Sedangkan Shanghai Composite China dibuka ambles 1,1%, dan Straits Times Singapura dibuka terkoreksi 0,24%

Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong dan KOSPI Korea Selatan tidak dibuka karena sedang libur nasional memperingati Hari Festival Pertengahan Musim Gugur (mid-autumn).

Pasar saham China kembali dibuka pada hari ini setelah libur selama dua hari. Investor akan mengamati reaksi pasar saham China terhadap dampak

Di lain sisi, pasar juga mengamati pengumuman suku bunga acuan bank sentral China dan Jepang pada hari ini.

Konsensus Tradingeconomics memperkirakan Bank sentral China (People Bank of China/PBoC) akan tetap mempertahankan suku bunga acuan pinjamannya pada hari ini, di mana suku bunga pinjaman tenor 1 tahun tetap di level 3,85%, sedangkan suku bunga pinjaman tenor 5 tahun di level 4,65%.

Selain China, bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) juga akan mengumumkan suku bunga acuan terbarunya, di mana Tradingeconomics memperkirakan BoJ juga akan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level -0,1%.

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street ditutup beragam dengan mayoritas melemah pada perdagangan Selasa (21/9/2021) waktu setempat atau dini hari tadi waktu Indonesia, di tengah aksi investor yang mulai membeli saham di saat koreksi terjadi atau buy on weakness.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan S&P 500 gagal menembus kembali level penguatan pada perdagangan kemarin, di mana Dow Jones ditutup melemah 0,15% ke level 33.919,84, dan S&P 500 turun tipis 0,08% ke level 4.354,16.

Sedangkan Nasdaq Composite berhasil rebound ke zona hijau dengan menguat 0,22% ke posisi 14.746,4. Berhasil rebound-nya Nasdaq didorong oleh aksi buy on weakness investor di saham teknologi, terutama di saham Apple.

Sebelum Dow Jones dan S&P 500 gagal rebound, sebenarnya kedua indeks utama di Wall Street tersebut sempat bergairah kembali menyusul aksi buy on weakness oleh investor.

Pelaku pasar mengantisipasi hasil rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan diumumkan dini hari besok waktu Asia, demikian juga dengan proyeksi ekonomi kuartalan mereka yang populer disebut dot plot. Ketua The Fed, Jerome Powell telah mengatakan bahwa tapering (pengurangan suntikan likuiditas ke pasar) bisa dimulai tahun ini.

?Kita akan melihat apakah ada bukti bahwa dot plot The Fed tidak muncul dengan isi yang menakutkan pasar... kita juga harus melihat ada-tidaknya bukti bahwa pemerintah China akan mengambil langkah [terkait Evergrande]," tutur Yung-Yu Ma, Kepala Perencana Investasi BMO Wealth Management, seperti dikutip CNBC International.

Di lain sisi, kekhawatiran terkait dengan risiko penyebaran virus corona (Covid-19) varian delta yang kian meluas juga mulai berkurang, setelah Johnson & Johnson (J&J) melaporkan bahwa suntikan vaksinnya memiliki efektivitas hingga 94%


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Tuesday, September 21, 2021

Panas! Uni Eropa Ngamuk ke AS, Ada Apa?

uni eropa PT Equityworld Futures Medan-Ketegangan terjadi di aliansi negara-negara Barat. Kali ini Uni Eropa (UE) ikut panas dengan langkah Amerika Serikat (AS).
Hal ini terkait dengan pembentukan aliansi AUKUS, antara AS, Inggris dan Australia. Di mana AS membuat kesepakatan pembuatan kapal selam nuklir dengan Canberra, yang membuat janji lama soal kapal serupa Australia dengan Prancis dibatalkan.



Ketua Dewan Eropa, Charles Michel mempertanyakan loyalitas di antara sekutu. Ia menyebut ada ketidaktransparanan yang terjadi.

"Kami mengamati kurangnya transparansi dan loyalitas yang jelas," tegasnya dikutip AFP, Selasa (21/9/2021).

Hal sama juga dikatakan Diplomat Tinggi Eropa Josep Borrell. Ia menegaskan kawasan menyatakan sikap solidaritas dengan Prancis.

"Pengumuman (kerja sama kapal selam nuklir AUKUS) bertentangan dengan seruan untuk kerja sama yang lebih besar dengan UE di Indo Pasifik," tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menyebut AS berkhianat. Ia pun menilai Australia telah 'menikam Prancis dari belakang'.

Masalah ini dikatakan menimbulkan "keseriusan yang luar biasa".

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden berharap bisa berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron melalui telepon. Hal ini ditegaskan seorang pejabat senior AS.

"Kami memahami posisi Prancis," kata pejabat tersebut.

Munculnya AUKUS dan deal kapal selam nuklir AS-Australia juga menyebabkan kericuhan di kawasan Asia Pasifik. Sejumlah negeri mengkhawatirkan meningkatnya 'perlombaan senjata nuklir' di wilayah ini.

Australia diyakini membuat nuklir untuk membendung hegemoni China, agar mampu melawan militer Negeri Panda, termasuk di Laut China Selatan (LCS). China sendiri disebut riset Institut Perdamaian Stockholm memiliki 350 rudal nuklir.

Di Asia, selain China sebenarnya ada tiga negara lain yang memiliki nuklir. Yakni Korea Utara (Korut), India dan Pakistan.

RI sendiri telah menyuarakan kehati-hatian dalam masalah ini. Termasuk meminta Australia mengedepankan jalan damai dan dialog dalam setiap masalah


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Efek Utang Evergrande Rp 4.000 T, Bursa Asia Ambruk Lagi!

FILE PHOTO: People gather to demand repayment of loans and financial products at the lobby of Evergrande's Shenzhen headquarter, Guangdong province, China September 13, 2021. REUTERS/David Kirton/File Photo PT Equityworld Futures Medan-Bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan Selasa (21/9/2021), di tengah sikap investor yang terus memantau perkembangan krisis likuiditas dari perusahaan raksasa properti China, China Evergrande Group.
Indeks Nikkei Jepang langsung dibuka ambles 1,68%, setelah sehari sebelumnya tidak dibuka karena adanya libur nasional. Sedangkan Hang Seng Hong Kong kembali dibuka ambruk 1,31%.

Namun untuk indeks Straits Times Singapura (STI) dibuka naik 0,1% pada perdagangan pagi hari ini. Selang 30 menit setelah dibuka, penguatan STI sedikit terpangkas, yakni naik tipis 0,02%.


Sementara untuk indeks Shanghai Composite China dan KOSPI Korea Selatan tidak dibuka karena masih libur nasional.

dapat terus membebani sentimen investor di Asia, bahkan juga di global, di mana pada perdagangan kemarin, indeks Hang Seng di Hong Kong ditutup ambruk lebih dari 3%.

Meskipun begitu, pemerintah China saat ini sedang berusaha lebih keras untuk mengatasi krisis likuiditas Evergrande agar permasalahan tersebut tidak berimbas lebih besar ke perekonomian China.

Belum lama ini Bloomberg memberitakan, seperti dikutip dari Reuters, otoritas perumahan China telah memberitahukan kepada bank-bank bahwa Evergrande tidak akan mampu membayar bunga pinjaman yang jatuh tempo pada 20 September 2021 karena kesulitan likuiditas.

Harga saham Evergrande anjlok 13% pada perdagangan perdana pekan ini.

Evergrande masih berupaya untuk menempuh jalur perpanjangan tenor pembayaran di sejumlah bank.

Perusahaan ini disebut memiliki kewajiban mencapai US$ 305 miliar atau setara dengan Rp 4.361 triliun (kurs Rp 14.300/US$). Jika tidak ada solusi, maka bisa menjadi risiko sistemik di sektor keuangan China

Di sisi lain, pasar saham Asia juga ikut mengekor bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street yang ditutup berjatuhan pada perdagangan Senin (20/9/2021) waktu setempat, akibat rasa cemas investor terkait prospek pemulihan ekonomi global.

Tiga indeks utama di Wall Street ditutup ambruk lebih dari 1%. Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup ambles 1,78% ke level 33.970,47, sedangkan S&P 500 ambruk 1,7% ke level 4.357,66 dan Nasdaq Composite anjlok 2,19% ke posisi 14.713,9.

Indeks kecemasan pasar, Cboe Volatility index, melompat di atas level 26, menjadi yang tertinggi sejak Mei tahun ini, menandakan bahwa investor semakin cemas.

Pasar juga mengkhawatirkan kegagalan persetujuan untuk memperlonggar batas penarikan utang pemerintah AS, untuk mencegah terhentinya layanan publik karena tak ada pemasukan untuk menggaji para pegawai negeri mereka.

Sementara itu dari perkembangan pandemi virus corona (Covid-19) di AS, sentimen kembali memburuk di mana kasus Kasus Covid-19 akibat penyebaran varian delta kembali menyentuh level pada Januari awal tahun ini saat cuaca dingin mendekat di Amerika Utara.

Sebagian besar investor cenderung berhati-hati sembari memantau rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada periode September yang akan dimulai pada Selasa hari ini waktu setempat. Konferensi pers akan digelar pada Rabu waktu setempat, untuk mengumumkan kebijakan moneter dan diduga akan mulai menyinggung jadwal tapering.

Ketua The Fed, Jerome Powell sebelumnya telah mengatakan bahwa kebijakan pengurangan pembelian obligasi di pasar (tapering) bisa dijalankan tahun ini tetapi investor menunggu komentar Powell terkait dengan rilis data inflasi dan pengangguran terbaru


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Monday, September 20, 2021

Ada The Fed, Hawa-hawanya Rupiah Bisa ke Rp 14.000-an/US$

foto : CNBC Indonesia/Muhammad Sabki PT Equityworld Futures Medan-Rupiah bergerak fluktuatif pada pekan lalu melawan dolar Amerika Serikat (AS), meski pada akhirnya mencatat pelemahan 0,18% ke Rp 14.225/US$ dalam sepekan.
Jika melihat pergerakannya, rupiah sebenarnya cukup perkasa, dan berpeluang mencatat penguatan di pekan ini, bahkan ada kemungkinan ke kisaran Rp 14.000an/US$. Tentunya dengan "syarat dan ketentuan berlaku", yakni pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed). Dilihat dari posisi saat ini, level Rp 14.000an/US$ tidak terlalu jauh, dan kali terakhir dicapai rupiah pada akhir Februari lalu.
idr

idr
Bank sentral pimpinan Jerome Powell ini akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (23/9) dini hari waktu Indonesia. Rupiah bisa berpeluang menguat tajam di pekan ini jika The Fed mengindikasikan bisa menunda tapering jika diperlukan. Hal itu bisa menjadi game changer yang akan membuat dolar AS terpuruk.

Sebab, Powell sebelumnya, mengindikasikan jika tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) akan tepat dilakukan di tahun ini. Beberapa pejabat elit The Fed juga sudah terang-terangan mengatakan ingin melakukan tapering di bulan November.

Sementara sebanyak 60% dari ekonom dalam survei terbaru Reuters mengatakan The Fed akan melakukan tapering pertama pada bulan Desember.


Tetapi rilis data tenaga kerja yang mengecewakan serta inflasi yang melambat membuat The Fed kini diperkirakan membuka banyak pilihan, tetap melakukan tapering jika pasar tenaga kerja kembali membaik, tetapi juga mempertimbangkan menunda tapering jika diperlukan.

Semuanya akan tergantung pada rilis data ekonomi AS di bulan Oktober nanti. Tetapi, The Fed tentunya harus menyampaikan hal tersebut pada pengumuman kebijakan moneter kali ini, dan hal tersebut dikatakan akan tricky.

"Sulit untuk antusias mulai melakukan tapering jika laju pemulihan pasar tenaga kerja memburuk" kata William English, sebagaimana dilansir Reuters.

English merupakan profesor di Yale School of Management, serta mantan pejabat The Fed yang ikut menginisiasi program pembelian aset di tahun saat krisis finansial global melanda di tahun 2007-2009.

"Mereka (The Fed) ingin melihat lebih banyak data. Dan jika mengecewakan lagi, mereka harus kembali menunggu .... Itu akan menjadi pernyataan yang tricky. Mereka ingin membuka ruang, tetapi tidak berkomitmen, itulah misi mereka," kata English

Artinya, jika benar The Fed memberikan indikasi bisa menunda tapering atau tidak akan terburu-buru melakukan pengurangan quantitative easing dan menunggu lebih banyak data lagi, dolar AS akan terpuruk, dan rupiah bisa melaju kencang di pekan ini.

Selain The Fed, Bank Indonesia juga akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis siang. Artinya, setelah The Fed mengumumkan kebijakannya.

Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode September 2021 pada 20-21 September. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate tidak berubah.

Seluruh institusi yang terlibat dalam konsensus sepakat bulat memperkirakan suku bunga acuan bertahan di 3,5%. Aklamasi, tidak ada dissenting opinion. Stabilitas rupiah masih menjadi alasan utama BI tetap mempertahankan suku bunga acuan 3,5%.

Secara teknikal, pola Hammer masih menjadi risiko utama rupiah. Sebelumnya, tekanan koreksi dari indikator stochastic yang oversold sudah meredah.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Kini, Stochastic sudah keluar dari wilayah oversold, tinggal pola Hammer yang menjadi sinyal pembalikan arah.

idr
idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Pola Hammer tersebut masih menjadi mimpi buruk bagi rupiah, pada perdagangan Kamis (9/9) rupiah menutup perdagangan di atas pola tersebut. Artinya, pola Hammer terkonfirmasi sebagai pola pembalikan arah, rupiah patut waspada. Pola Hammer baru batal ketika rupiah melewati tail (ekor) di Rp 14.170/US$.

Meski demikian, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih berada di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100, dan MA 200 sepanjang pekan lalu. Artinya, rupiah bergerak di bawah 3 MA yang bisa memberikan tenaga menguat.

Selain itu, rupiah juga sudah menembus ke bawah bullish trend line (garis warna merah) yang menguntungkan dolar AS.

Support terdekat berada di kisaran Rp 14.200/US$, jika dilewati maka target selanjutnya Rp 14.170/US$. Penembusan di bawah level tersebut akan membawa Rupiah menuju Rp 14.150 hingga Rp 14.120/US$, dan membuka peluang ke Rp 14.000an/US$ jika area tersebut juga dilewati.

Sementara resisten terdekat berada di kisaran Rp 14.230/US$ hingga Rp 14.250/US$. Jika ditembus, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.280/US$ hingga Rp 14.290/US$ yang merupakan MA 200. Penembusan di atas level tersebut akan membuat rupiah merosot di pekan ini ke menuju Rp 14.350/US$.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Solana Rontok 9%, Aset Kripto Berguguran di Awal Pekan

Representation of the Bitcoin virtual currency standing on the PC motherboard is seen in this illustration picture, February 3, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration PT Equityworld Futures Medan-Harga mata uang kripto (cryptocurrency) berkapitalisasi pasar terbesar terpantau berjatuhan pada perdagangan Senin (20/9/2021) pagi waktu Indonesia. Pelemahan kripto dimulai kembali pada Minggu (19/9/2021) kemarin.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 09:00 WIB, kedelapan kripto berkapitalisasi terbesar non-stablecoin bergerak di zona merah pada hari ini.

Bitcoin terkoreksi 1,34% ke level harga US$ 47.277,45/koin atau setara dengan Rp 673.230.888/koin (asumsi kurs hari ini Rp 14.240/US$), ethereum merosot 3,04% ke level US$ 3.316,67/koin atau Rp 47.229.381/koin, cardano ambles 4,5% ke US$ 2,26/koin (Rp 32.182/koin), binance coin melemah 0,91% ke US$ 406,65/koin (Rp 5.790.696/koin).



Berikutnya ripple ambrol 4,68% ke US$ 1,03/koin atau Rp 14.667/koin, solana anjlok 9,04% ke US$ 152,14/koin (Rp 2.166.474/koin), polkadot terdepresiasi 2,65% ke US$ 33,34/koin (Rp 474.762/koin), dan dogecoin terpangkas 4,16% ke US$ 0,2311/koin (Rp 3.291/koin).

Kripto
Dalam sepekan terakhir, kripto big cap secara mayoritas masih mengalami pelemahan. Hanya bitcoin dan binance coin yang berhasil keluar dari zona merah sepekan terakhir, di mana bitcoin melesat 4,65% dan binance coin naik tipis 0,08%.

Sedangkan sisanya masih berada di zona merah sepekan terakhir. Koin digital polkadot dan cardano menjadi yang paling besar pelemahannya dalam sepekan terakhir, yakni masing-masing terkoreksi hingga 9,35% dan 8,45%.

Sementara pelemahan paling minor dibukukan oleh kripto ethereum yang melemah 0,38% selama sepekan terakhir.

Pekan lalu merupakan pekan yang cenderung tenang bagi pasar kripto, karena harga mayoritas kripto sudah berkonsolidasi setelah aksi jual pekan sebelumnya lalu.

Tingkat return juga cenderung beragam, terutama di cryptocurrency alternatif, sepertisolana yang merosot sekitar 19% selama sepekan terakhir karena kegagalan jaringan.


Namun hal ini berbanding terbalik di koin digital alternatif lainnya yakni avalanche yang melesat 34%, didorong oleh putaran pendanaan sebesar US$ 230 juta di jaringan terbarunya.

"Kombinasi antara faktor fundamental yang disajikan on-chain, indikator teknikal bullish dan gambaran makro yang lembut memungkinkan kami untuk mengkonfirmasi pandangan kami tentang pergerakan bullish sepanjang sisa tahun ini," kata FundStrat, perusahaan penasihat global, menulis dalam laporan risetnya Rabu (15/9/2021), dikutip dari CoinDesk.

Regulasi hingga saat ini tetap menjadi faktor pemberat bagi pasar cryptocurrency. Sebelumnya, Pengadilan Akun El Salvador menerima keluhan dari organisasi hak asasi manusia mengenai penanganan pembelian bitcoin dan ATM kripto oleh pemerintah.

"Penentangan terhadap undang-undang bitcoin negara itu telah dilakukan dengan protes di seluruh ibu kota," kata Sebastian Sinclair dari CoinDesk.

Sementara itu pada Kamis (16/9/2021) lalu, Bloomberg melaporkan bahwa Departemen Keuangan AS sedang menyiapkan laporan tentang stablecoin dan potensi risikonya terhadap sistem keuangan


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Friday, September 17, 2021

Ramai Bank Sentral Berusaha Matikan Bitcoin

Harga Bitcoin anjlok PT Equityworld Futures Medan- Demam Bitcoin dan cryptocurrency di kalangan milenial dan gen Z terjadi beberapa tahun terakhir. Namun tidak semua pihak optimistis akan masa depan uang kripto.
Salah satunya Gubernur Bank Sentral Swedia Stefan Ingves. Menurutnya perdagangan Bitcoin seperti berurusan dengan perangko dan menyebut uang kripto itu akan gagal dengan satu atau cara lainnya.

Siap-siap Bitcoin Bakal Dibunuh!
Warga Negara Ini Tolak Uang Kripto, Bakar ATM Bitcoin
"Uang privat biasanya ambruk cepat atau lambat," ujar Stefan Ingves. "Tentu saja Anda bisa menjadi kaya dengan berdagang Bitcoin, tetapi itu setara dengan perdagangan prangko."


Pandangan lainnya datang dari Gubernur Bank Sentral Meksiko Alejandro Diaz. Menurutnya Bitcoin sebagai alat barter alih-alih uang resmi. Alasannya fluktuasi harga yang tinggi dan kemampuan penyimpan nilai (store of value) yang rendah.

Store of value adalah kemampuan uang untuk memiliki nilai dari waktu ke waktu. Uang harus bisa mentransfer daya beli saat ini ke masa depan dan untuk mengumpulkan kekayaan.

"Orang tentu tidak ingin daya beli mereka, gaji mereka naik atau turun 10% dari hari ke hari. Anda tidak ingin volatilitas daya beli itu. Dalam hal ini, Bitcoin dan sejenisnya bukan perlindungan nilai yang baik," ungkapnya seperti dikutip dari Reuters.

    

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Berita Buruk Jelang Weekend: Harga Emas Ambrol 2% Lebih!

 Emas (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)PT Equityworld Futures Medan-Harga emas dunia anjlok pada perdagangan hari ini. Ke depan, bagaimanakah nasib harga sang logam mulia?
Pada Jumat (17/9/2021) pukul 05:51 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1,753,23/troy ons, Ambles 2,2% dibandingkan sehari sebelumnya.

Dalam sepekan terakhir, harga emas sudah turun 2,33% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, koreksinya adalah 1,85%.


Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan masa depan harga emas masih suram. Menurutnya, harga akan jatuh lebih dalam saat menembus titik support US$ 1.782/troy ons.


emasemasSumber: Reuters
Baca: Borong Emas Bulan Ini Bakal Cuan, Tingkat Keyakinan 90%!
"Hanya penembusan di atas US$ 1.807/troy ons yang akan menjadi sinyal tren pelemahan ini akan berbalik. Kalau melihat grafik harian, harga emas bahkan bisa turun hingga ke dekat dengan US$ 1.684/troy ons," tulis Wang dalam risetnya.

emas
Hari ini, tekanan terhadap harga emas datang dari penguatan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Pada pukul 05:59 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) naik 0,34%.
Harga emas dan dolar AS punya hubungan yang berbanding terbalik. Saat dolar AS terapresiasi, harga emas akan terkoreksi.

Ini karena emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS. Kala dolar AS menguat, maka emas jadi mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas turun, harga pun mengikuti.


Keperkasaan dolar AS ditopang oleh data penjualan ritel yang mengejutkan. Pada Agustus 2021, penjualan ritel di Negeri Adidaya tumbuh 0,7% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Jauh membaik ketimbang Juli 2021 yang minus 1,8% mtm. Juga jauh lebih baik dari konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan minus 0,8% mtm.

Pertumbuhan penjualan ritel tersebut memberi gambaran bahwa konsumsi di Negeri Adikuasa tetap kuat. Artinya, tekanan inflasi itu nyata dan stabil.

Tekanan inflasi, yang menunjukkan pemulihan ekonomi yang kuat setelah dihantam pandemi virus corona, membuat pasar kembali meyakini bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) bisa segera melakukan pengetatan kebijakan atau tapering. Ini diawali dengan mengurangi pembelian surat berharga (quantitative easing) yang sekarang bernilai US$ 120 miliar setiap bulannya.

Pengurangan quatitative easing akan membuat pasokan dolar AS tidak lagi berlimpah seperti sekarang. Seperti barang, pasokan yang berkurang akan membuat harga naik.

Penguatan dolar AS tentu akan memakan korban. Bukan hanya mata uang lain, harga emas juga sepertinya bakal tertekan.     

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan


Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

Thursday, September 16, 2021

Jahat Banget Pinjol! Foto Disebar-sebar sampai Dicap Maling

 4 Fakta Pinjol Ilegal Penyebar Foto Vulgar Nasabah Dibekuk 

PT Equityworld Futures Medan- Aplikasi Pinjaman Online (Pinjol) ilegal makin menjamur. Korban pun terus melaporkan aksi-aksi jahat dari debt collector pinjol.

Menurut pengakuan dari Rusti (31) yang menjadi korban dari pinjol ilegal, ia sempat stres hingga kabur ke luar kota guna lepas dari jeratan pinjol.

Ia bercerita, kala itu mendapatkan tawaran pinjaman dari SMS. Ia pun mencoba mengklik dan terarah ke aplikasi di playstore android.

"Kala itu bulan Februari 2021, saya memang butuh sekali karena usaha saya bangkrut pandemi. Akhirnya saya meminjam dana Rp 1 juta," katanya, Kamis (16/9/2021).

Parah! Nafa Urbach Cerita Diteror & Dimaki-maki Pinjol
Rusti mendapatkan dana pencairannya Rp 820.000 dan harus membayarnya dalam jangka waktu 30 hari sebesar Rp 1,4 juta. "Saya foto sendiri, foto bersama KTP dan mengirimkan rekening. 2 jam berikutnya langsung cair tapi ternyata nggak Rp 1 juta, ada potongan," terangnya.

Seiring berjalannya waktu, Rusti sudah mendapatkan warning dari Pinjol tersebut 7 hari sebelum jatuh tempo. Namun, Rusti tak bisa mengembalikan dananya.

"Hari pertama setelah jatuh tempo, langsung makian-makian datang ke WhatsApp saya. Telepon juga," terangnya.

"Pinjol ternyata juga mengakses foto saya dan disebarkan ke orang-orang yang ada di kontak saya."

"Saya dicap maling, tukang ngutang sampai keluarga dan rekan-rekan saya diteror. Cara ini yang menjadikan semua orang rasanya seperti debt collector ke saya," tambah Rusti.

Pinjol ilegal memang meresahkan. Bahkan salah satu aktris Nafa Urbach ternyata mengalami kejadian teror juga.

Nafa menceritakan hal tersebut dalam program Mata Najwa yang ditayangkan di Trans 7.

"5 hari lalu, banyak nomor telepon yang ternyata ketika diangkat menagih utang untuk seseorang yang tidak saya kenal juga," kata Nafa.

Ia mengatakan, teror tersebut juga masuk melalui WhatsApp. Karena memang tidak merasa berutang dan mengenal orang tersebut, Nafa sempat mengabaikannnya.

"Awalnya tidak menanggapi, tapi berkelanjutan terus. Akhirnya saya minta foto, KTP, dan nomor rekeningnya dari orang yang berutang tersebut," tegasnya.

"Sayangnya saya pun tidak mengenal bahkan keluarga juga tidak mengetahui serta pegawai saya," katanya.

Salah seorang korban juga bercerita dalam program tersebut. Di mana, seorang ibu rumah tangga yang meminjam di pinjol mendapat makian dan dipermalukan.

"Awalnya memaki-maki dan menagihnya lewat WA (WhatsApp) dan SMS. Semua akses, kontak hingga foto juga mereka lakukan untuk mengejar saya hingga dipermalukan," kata Ibu tersebut.

Pengakuan lainnya juga datang dari seorang wanita pegawai kantoran yang meminjam di salah satu perusahaan pinjol. Menurutnya, rekan di kantornya juga dihubungi dan dimaki-maki.

Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan