Equityworld Futures Medan : Minyak berfluktuasi setelah kenaikan
terbesarnya dalam lebih dari 2 tahun terakhir seiring Arab Saudi
mengatakan bahwa harga minyak akan rebound atas pertumbuhan ekonomi
global yang diikuti meningkatkan permintaan.
Brent di London berayun antara
keuntungan dan kerugian setelah naik 3,6 % pada 19 Desember, kenaikan
tertingginya sejak Oktober 2012 lalu. Pertumbuhan ekonomi global yang
telah mendorong harga yang lebih rendah diciptakan oleh kurangnya
kerjasama dari produsen luar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak,
menurut menteri Perminyakan Arab Saudi, Ali Al-Naimi. Pasar kelebihan
pasokan sebesar 2 juta barel per hari, kata Mohammed Al Sada, Menteri
Energi Qatar.
Minyak telah anjlok lebih dari 20 %
sejak OPEC memutuskan untuk mempertahankan kuota kolektif pada pertemuan
bulan lalu sementara AS meningkatkan minyak mentah pada tingkat
rekornya. Produsen luar kelompok 12-anggota 'tidak bertanggung jawab'
mengurangi output terkait kelebihan pasokan yang dapat merugikan pasar,
menurut Suhail Al Mazrouei, menteri energi Uni Emirat Arab.
Brent untuk pengiriman bulan Februari
sebesar 19 sen lebih tinggi pada level $ 61,57 pada berbasis di London
ICE Futures Europe exchange pukul 11:00 pagi di Sydney. Harga minyak
merosot sebesar 45 % tahun ini. Minyak mentah acuan Eropa dengan premi
sebesar $ 4,16 dibandingkan West Texas Intermediate (WTI).
WTI untuk pengiriman bulan Februari
berada di level $ 57,42 per barel di New York Mercantile Exchange,
menguat 29 sen. Kontrak bulan Januari yang berakhir pada 19 Desember
lalu setelah naik dari level $ 2,41 ke level $ 56,52. Volume semua
berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 51 % di atas rata-rata
100-hari. Bulan depan harga minyak telah turun 42 % tahun ini. (knc)
Sumber : Bloomberg
0 comments:
Post a Comment