Equityworld Futures Medan : Saham-saham di Asia pagi ini bergerak
melemah, dipimpin oleh penurunan di bursa Sydney dan Hong Kong. Dolar
diperdagangkan mendekati level terendah dua bulan di tengah spekulasi
bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk
waktu yang lebih lama.
Index MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang
turun 0,9 persen pada 10:24 pagi di Hong Kong, dimana Indeks Australia S
& P / ASX 200 turun 1,3 persen dan Indeks Hang Seng China
Enterprises turun 1,2 persen. Indeks berjangka Standard & Poor 500
turun 0,1 persen.
Data ekonomi dengan hasil beragam yang
keluar baru-baru ini membuat para ekonom untuk berspekulasi atas
penundaan kenaikan tingkat suku bunga the Fed sejak tahun 2006 lalu.
Bank sentral AS tersebut akan memberikan komentar kebijakan moneter hari
ini waktu setempat, sementara Thailand diperkirakan akan mempertahankan
suku bunganya. Pasar saham Jepang ditutup untuk liburan.
Tujuh puluh tiga (73) persen dari
ekonom mengatakan kenaikan suku bunga AS untuk pertama kali sejak Juni
2006 akan pada bulan September mendatang, menurut survei Bloomberg News
yang dilakukan pada 22-24 April lalu. Angkat tersebut naik dari 37
persen pada survei bulan Maret lalu, ketika mayoritas memprediksi
kenaikan suku bunga AS pada bulan Juni atau Juli.
Saham perbankan menyeret indeks
patokan Sydney, dengan Commonwealth Bank of Australia turun 0,9 persen
dan Westpac Banking Corp bergeser turun 1,4 persen. Dolar Aussie
diperdagangkan mendekati 80 sen AS, menentang upaya Gubernur Reserve
Bank of Australia, Glenn Stevens untuk menurunkan nilai mata uangnya
guna saat mulai terjadi perlambatan sektor pertambangan yang sempat
bersinar.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,4
persen, sedangkan indeks saham China yang ditransaksikan di kota itu
turun untuk hari kedua. Indeks Shanghai Composite turun 1,2 persen.
Nilai ekuitas global naik ke rekor $
72.2 trilyun pada Senin di tengah gelombang pelonggaran bank sentral
global dan surutnya kekhawatiran kenaikan biaya pinjaman the Fed
ditengah perekonomian AS yang masih rapuh.
Sementara para investor masih
mempertimbangkan arah kebijakan pengetatan oleh otoritas moneter AS,
bank sentral dari Eropa hingg Asia malah melakukan pelonggaran untuk
menopang pertumbuhan dan merangsang inflasi. Laba usaha
perusahaan-perusahaan Amerika yang lebih baik dari perkiraan juga telah
membantu indeks Standard & Poor 500 naik 2,3 persen bulan ini. (brc)
Sumber : Bloomberg
0 comments:
Post a Comment