Wednesday, April 29, 2015

Saham-saham Asia Asia Bergerak Lemah Jelang Rapat The Fed

Equityworld Futures Medan : Saham-saham di Asia pagi ini bergerak melemah, dipimpin oleh penurunan di bursa Sydney dan Hong Kong. Dolar diperdagangkan mendekati level terendah dua bulan di tengah spekulasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk waktu yang lebih lama.
Index MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang turun 0,9 persen pada 10:24 pagi di Hong Kong, dimana Indeks Australia S & P / ASX 200 turun 1,3 persen dan Indeks Hang Seng China Enterprises turun 1,2 persen. Indeks berjangka Standard & Poor 500 turun 0,1 persen.
Data ekonomi dengan hasil beragam yang keluar baru-baru ini membuat para ekonom untuk berspekulasi atas penundaan kenaikan tingkat suku bunga the Fed sejak tahun 2006 lalu. Bank sentral AS tersebut akan memberikan komentar kebijakan moneter hari ini waktu setempat, sementara Thailand diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya. Pasar saham Jepang ditutup untuk liburan.
Tujuh puluh tiga (73) persen dari ekonom mengatakan kenaikan suku bunga AS untuk pertama kali sejak Juni 2006 akan pada bulan September mendatang, menurut survei Bloomberg News yang dilakukan pada 22-24 April lalu. Angkat tersebut naik dari 37 persen pada survei bulan Maret lalu, ketika mayoritas memprediksi kenaikan suku bunga AS pada bulan Juni atau Juli.
Saham perbankan menyeret indeks patokan Sydney, dengan Commonwealth Bank of Australia turun 0,9 persen dan Westpac Banking Corp bergeser turun 1,4 persen. Dolar Aussie diperdagangkan mendekati 80 sen AS, menentang upaya Gubernur Reserve Bank of Australia, Glenn Stevens untuk menurunkan nilai mata uangnya guna saat mulai terjadi perlambatan sektor pertambangan yang sempat bersinar.
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,4 persen, sedangkan indeks saham China yang ditransaksikan di kota itu turun untuk hari kedua. Indeks Shanghai Composite turun 1,2 persen.
Nilai ekuitas global naik ke rekor $ 72.2 trilyun pada Senin di tengah gelombang pelonggaran bank sentral global dan surutnya kekhawatiran kenaikan biaya pinjaman the Fed ditengah perekonomian AS yang masih rapuh.
Sementara para investor masih mempertimbangkan arah kebijakan pengetatan oleh otoritas moneter AS, bank sentral dari Eropa hingg Asia malah melakukan pelonggaran untuk menopang pertumbuhan dan merangsang inflasi. Laba usaha perusahaan-perusahaan Amerika yang lebih baik dari perkiraan juga telah membantu indeks Standard & Poor 500 naik 2,3 persen bulan ini. (brc)
Sumber : Bloomberg

0 comments:

Post a Comment