Equityworld Futures Medan : Laju IHSG pada perdagangan akhir pekan, Jumat (15/5), diperkirakan berada pada rentang support 5.189-5.215 dan resisten 5.252-5.267. Secara teknis, pola hanging mansentuh area middlebollinger band (MBB). Moving Average Convergence-Divergence (MACD) kembali coba naik membantuk golden cross dengan histogram negatif yang lebih pendek.
Sementara Relative Strength Index
(RSI), Stochastic, dan William’s %R kembali mencoba melanjutkan
kenaikannya. Laju IHSG mampu melampaui area target resisten
(5.215-5.225) dan mampu bertahan di atas area target support
(5.168-5.188). Pergerakan IHSG masih kami harapkan untuk dapat
melanjutkan penguatannya dan tidak terprofitisasi. Apalagi masih ada
utang gap atas di level 5.403-5.424. Namun demikian, tidak dipungkiri kenaikan cukup tinggi tersebut menimbulkan hasrat untuk profit taking sehingga dapat membalikkan IHSG melemah.
Pelemahan yang terjadi diharapkan
terbatas, agar tren kenaikan yang sedang dibuat IHSG tidak terganggu.
IHSG pun bisa saja terlihat wait and see, antara memilih
untuk menguat terimbas hijaunya bursa saham AS dan Eropa atau menanggapi
negatif kenaikan BBM jenis pertamax dan sejenisnya.Sementara untuk sejumlah saham yang layak dipertimbangkan, antara lain: Saham PT Astra Internasional (ASII) dalam kisaran support-resisten Rp 7.325-7.675. Spinning lewati Middle Bollinger Band (MBB). Stochastic bergerak naik diiringi kenaikan volatility. Tren kenaikan sedang coba bertahan. Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 7.475. Saham PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS)dalam kisaran support-resisten Rp 2.170-2.350. Shooting star lewati upper bollinger band (UBB). Mass index bergerak naik diikuti peningkatan MFI. Target resisten Rp 2.250 terlampaui namun, berbalik turun. Tradingsell jika Rp 2.200 gagal bertahan. Saham PT Bank Mandiri (BMRI) dalam kisaran support-resisten Rp 11.100-11.375. Tweezers bottom di bawah Middle Bollinger Band (MBB). RoC turun dibarengi tertahannya kenaikan william’s %R. Tradingsell jika Rp 11.200 gagal bertahan. Saham Soechi Lines (SOCI)dalam kisaran support-resisten Rp 560-625. Inverted hammer bertahan di atas Middle Bollinger Band (MBB). William’s %R bergerak naik diiringi peningkatan volatility. Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 570.
Berikutnya
saham PT Intiland Development (DILD) dalam kisaran support-resisten Rp
620-685. Inverted hammer sempat lampaui Middle Bollinger Band (MBB).
Volume beli naik diikuti kenaikan Relative Strength Index (RSI).
Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 635. Saham PT Tambang Batu Bara
Bukit Asam (PTBA)dalam kisaran support-resisten Rp 9.900-10.425.
Spinning lewati Middle Bollinger Band (MBB). Moving Average
Convergence-Divergence (MACD) berlanjut naik setelah golden cross.
Relative Strength Index (RSI) bergerak naik. Tradingbuy selama bertahan
di atas Rp 10.500. Saham PT Vale Indonesia (INCO) dalam kisaran
support-resisten Rp 3.295-3.455. White marubozu dekati Upper Bollinger
Band (UBB). Parabollic SAR bergerak naik diiringi peningkatan Relative
Strength Index (RSI). Tradingbuy selama bertahan di atas Rp 3.390.
Pada
perdagangan Rabu (13/5), IHSG ditutup menguat 40,521 poin (0,78%) ke
posisi 5.246,133. Sepanjang perdagangan Rabu, indeks mencapai level
tertingginya 5.254,864 atau menguat 49,252 poin dan mencapai level
terendahnya 5.199,209 atau turun 6,403 poin. Jelang hari libur IHSG
mampu berada di zona hijau melanjutkan penguatan sehari sebelumnya.
Pelaku pasar tampak antusias kembali melanjutkan aksi belinya sehingga
membawa IHSG mengalami kenaikan cukup signifikan.
Pergerakan IHSG pun sejalan dengan
menghijaunya sejumlah laju bursa saham Asia (kecuali Tiongkok). Adanya
keinginan dan harapan akan penurunan suku bunga BI rate serta masih
adanya ekspektasi akan datangnya badai el nino telah
menggerakkan saham-saham berbasiskan properti, aneka industri, dan
perkebunan. Bahkan masih berlanjutnya kenaikan harga minyak mentah dunia
turut mendorong penguatan sejumlah harga komoditas dan berimbas pada
penguatan saham-saham pertambangan. Meski juga diselingi aksi profit
taking dan masih berlanjutnya aksi jual asing namun, sentimen-sentimen
tersebut mampu mengimbanginya dan mempertahankan IHSG di teritori
positifnya.Sebelumnya, pergerakan IHSG cenderung variatif mengikuti volume transaksi dari pelaku pasar. Variatifnya laju volume transaksi membuat tren kenaikan IHSG terganggu sehingga wajar jika tidak dapat inline dengan bursa saham Asia lainnya. Meski kami berharap penguatan dapat berlanjut namun, tetap mewaspadai potensi pembalikan arah melemah (jika ada). Investor asing catatkan nett sell (dari net sell Rp 397,49 miliar menjadi net sell Rp 384,73 miliar). [Sugeng R]
0 comments:
Post a Comment