Tuesday, April 14, 2020

Rupiah! Larimu Terlalu Kencang, Awas Terpeleset & Jatuh

Rupiah! Larimu Terlalu Kencang, Awas Terpeleset & JatuhPT Equityworld Futures Medan- Nilai tukar rupiah kembali menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (13/4/2020) setelah pada pekan lalu menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia.

Pada perdagangan kemarin, rupiah sudah berada di zona hijau sejak awal perdagangan hingga akhirnya membukukan penguatan 1,14% di Rp 15.620/US$. Sepanjang pekan lalu, Mata Uang Garuda berhasil mencetak penguatan 3,66%, sehingga total penguatan rupiah menjadi 4,8% dalam 5 hari perdagangan (Jumat pekan lalu libur Hari Jumat Agung).

Sentimen pelaku pasar yang sedang bagus membuat rupiah menguat tajam kemarin. Penyebaran pandemi virus corona (COVID-19) yang mulai melambat memunculkan harapan segera berakhirnya masa karantina di beberapa wilayah/negara. Dengan begitu diharapkan roda perekonomian kembali berputar.


Meski di beberapa wilayah kembali mengalami peningkatan, tetapi secara global berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) penambahan jumlah kasus secara penambahan jumlah kasus COVID-19 sudah satu digit persentase sejak 30 Maret lalu. Terbaru, pada 12 April terjadi penambahan kasus 5,32% sehingga total menjadi 1,696 juta kasus.

Selain itu, investor asing terlihat mulai percaya dengan kemampuan Indonesia menangani COVID-19, dan segera membangkitkan lagi perekonomian, dengan berbagai stimulus moneter dan fiskal yang sudah digelontorkan Bank Indonesia (BI) dan pemerintah.

Meningkatkan kepercayaan investor asing tercermin dari aliran modal asing (hot money) yang masuk ke dalam negeri sejak awal April.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan sejak akhir Maret hingga 7 April lalu, terjadi inflow di pasar obligasi sebesar Rp 920 miliar. Sementara sepanjang Maret lalu, terjadi outflow ratusan triliun yang membuat kurs rupiah jeblok.

Aliran inflow tersebut menjadi salah satu yang menopang penguatan rupiah, dan hari ini pengumuman kebijakan moneter dari BI bisa jadi akan memberikan dampak signifikan. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan BI diprediksi akan memangkas suku bunga acuan (7 Day Reverse Repo Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 4,25%.

Secara teknikal, ruang penguatan rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih terbuka melihat indikator Stochastic yang belum mencapai wilayah jenuh jual (oversold). Tetapi penguatan rupiah yang terlalu cepat dalam beberapa hari terakhir membuat Stochastic nyaris mencapai level oversold (di bawah level 20).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah oversold, maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik naik. Dalam hal ini, USD/IDR berpeluang naik, yang artinya dolar AS berpeluang menguat jika stochastic mencapai oversold.

Oh Rupiah, Larimu Terlalu Kencang, Awas Terpeleset & JatuhGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian

Penguatan tajam rupiah belakangan ini didukung munculnya pola Shooting Star. Rupiah Pada hari Senin (6/4/2020) sempat melemah hingga 0,91%, kemudian berbalik menguat 0,12%. Jika dilihat pada grafik, badan (candle stick) kecil di bagian bawah, sementara ekornya panjang ke atas. Pola tersebut disebut Shooting Star, dan kerap dijadikan sinyal pembalikan arah atau USD/IDR akan bergerak turun, dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.

Pola ini sebelumnya juga sudah muncul 20 Maret lalu, tetapi sayangnya pandemi COVID-19 terus mempengaruhi sentimen pelaku pasar yang membuat rupiah sulit menguat.

Faktor fundamental memang akan lebih mempengaruhi pergerakan rupiah selama pandemi COVID-19 belum bisa dihentikan.

Pola yang sama juga muncul 2 April lalu, dan yang terbaru Rabu (8/4/2020), sehingga total sudah ada 4 pola shooting star yang muncul dalam satu bulan terakhir.

Secara psikologis, pola shooting star menunjukkan aksi jual dolar berusaha mendominasi pasar.

Efeknya sudah terlihat, dan rupiah terus menguat melewati target penguatan pertama Rp 15.650/US$ analisis teknikal Senin kemarin. Untuk hari ini, target penguatan rupiah masih di Rp 15.550/US$. Jika level tersebut dilewati, Mata Uang Garuda berpotensi menguat lebih jauh ke Rp 15.450 sampai 15.400/US$.

Sementara itu, resisten terdekat berada di level Rp 15.700/US$ yang akan menjadi penahan jika rupiah mengalami koreksi. Selama tidak menembus level tersebut, rupiah masih cenderung menguat, tetapi jika dilewati pelemahan rupiah berisiko berlanjut menuju Rp 15.800/US$.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment