Wednesday, July 15, 2020

Damai Dagang AS-China Sudah Mati?

Presiden Donald Trump konferensi pers COVID-19. AP/Alex BrandonPT Equityworld Futures Medan-Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump makin tegas mengatakan bahwa ia tak akan melakukan pembicaraan Fase II damai dagang dengan China. Sebelumnya kedua negara sudah melakukan perjanjian damai, Januari 2020, dan melahirkan Fase I perdamaian.

Dalam wawancara dengan CBS, sebagaimana dikutip Reuters, Trump mengaku enggan melanjutkan damai dagang dengan China. Menurutnya, ia sudah tak tertarik untuk membicarakan hal tersebut.


"Saya tidak tertarik saat ini untuk berbicara dengan China," jawab Trump ketika ditanya dalam sebuah wawancara apakah pembicaraan perdagangan Fase 2 sudah mati, pada Selasa (14/7/2020).

"Kami membuat kesepakatan perdagangan yang hebat (Fase I), tapi begitu kesepakatan selesai, tinta itu bahkan tidak kering, dan mereka menghantam kita dengan wabah," katanya merujuk pada virus corona yang menyebabkan pandemi Covid-19.

"Jadi sekarang, saya tak tertarik berbicara dengan China soal kesepakatan lain," tegasnya.

Ini merupakan kesekian kalinya Trump menegaskan keinginannya. Sebelumnya, dalam perjanjian Fase I damai, pemerintahan Trump setuju menunda kenaikan tarif pada barang China sementara Beijing juga akan meningkatkan pembelian produk AS hingga US$ 200 miliar.

Sementara itu, di hari yang sama, Trump mengaku sudah menandatangani undang-undang (UU) untuk menjatuhkan sanksi pada China, sebagai tanggapan atas keluarga UU Keamanan Hong Kong.


UU Keamanan Hong Kong sebelumnya dituding AS sebagai aturan yang mengikat kebebasan dan otonomi kota pusat keuangan itu. Pasalnya, China dapat menghukum siapapun yang dianggap "makar" dan menganggu stabilitas Hong Kong.

"Hong Kong sekarang akan diperlakukan sama dengan China daratan," kata Trump dalam pidatonya di Gedung Putih, Selasa (14/7/2020) waktu setempat, sebagaimana dikutip dari CNBC International Rabu (15/7/2020).

"Tidak ada hak istimewa khusus, tidak ada perlakuan ekonomi khusus dan tidak ada ekspor teknologi yang sensitif. Selain itu, seperti yang Anda tahu, kami menempatkan tarif besar sekarang dan sebelumnya hingga kini sudah menempatkan tarif besar ke China."

"Hong Kong, menurut saya ... karena tidak akan lagi dapat bersaing di pasar bebas. Banyak orang akan meninggalkan Hong Kong."

Selain mencabut hak istimewa Hong Kong, Trump juga akan memberi sanksi lain pada China. Di mana pejabat yang dianggap terlibat dan mendukung UU Keamanan Hong Kong akan diberi hukuman.

Bukan hanya itu. Bank manapun yang juga melakukan transaksi dengan para pejabat yang disanksi, juga akan mendapat hukuman AS.

AS-China terus berkonflik. Di 2018, keduanya terlibat perang dagang. Saat ini, mereka juga memanas di Laut China Selatan.


Sumber : cnbcindonesia.com

PT Equityworld Medan
Equity world Medan

Lowongan Kerja Terbaru 2020
Loker EWF Medan

0 comments:

Post a Comment